" Aku menyukai nya maka dia harus jadi milikku" ucap Raisya pada teman-teman nya menatap pria tampan yang sedang meeting di ruang VIP restoran itu .
" Bebz Kakak tampan itu tidak akan mau dengan anak SMA seperti kita ?" ucap Agnes mengelus punggung Raisya seolah iba .
" Kalian yakin dia akan menolakku?" tanya Raisya mengibas rambut panjang sambil berkaca membuat teman-teman nya melongo .
Yuk baca perjuangan Raisya meluluhkan hati pria tampan pujaan hatinya dan bagaimana perasaan Vicenzo yang berwatak keras dan dingin tiba-tiba dicintai secara ugal-ugalan oleh gadis cantik yang entah datang dari mana .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Pacar kecil
" Hehhhh , gadis labil mau Saya perkosa Kamu" ucap Zo yang sudah berbaring itu langsung duduk agar tidak melihat gadis itu melepas kancing baju nya lagi .
" Kalau Kakak berani begitu berarti Kakak nggak Sayang Aku " ucap Raisya memangku kedua tangan nya menatap Zo sebal .
" Kamu sendiri yang mancing-mancing Saya " ucap Zo kembali menatap Raisya yang kembali mengancingkan baju itu .
" Mana ada , Aku cuma mau liatin kalau nggak tepos doang. Enak aja mulut jahat kakak ini ngomong sakit hati Aku dengarnya" omel Raisya dengan spontan menarik bibir Zo setelah duduk bersebelahan.
" Saya bilang mungil bukan tepos " ucap Zo menahan tawa melihat wajah tersinggung gadis itu .
" Sama aja " teriak Raisya mengambil bantal di belakangnya lalu memukuli Zo berkali-kali, karena tak terima dengan ucapan Zo .
" Haiii, Maaf " ucap Zo memegang kedua tangan gadis itu diatas bantal.
" Hummm, Kakak jahat " ucap Raisya langsung tidur memunggungi Zo .
" Hadap sini , sebelum Saya paksa " ucap Zo mengetuk punggung gadis kecil yang kini berbaring memunggungi nya .
Jleppp.
" Akkkkk, Kakak takut " teriakan keras Raisya begitu Zo mematikan lampu kamar .
Zo dengan cepat menyalakan kembali lampu sebelum dipukul gadis yang sudah sensi itu .
" Apa harus Saya matikan lampu dulu biar kamu mau hadap Saya " ucap Zo tersenyum melihat wajah marah gadis itu yang hampir menangis
" Mmmm, Hiks ,,,, mentang-mentang, Aku numpang , kakak jadi jahat" Raisya benar-benar menangis sedih dengan perlakuan Zo .
" Astaga, Bocil maafkan Saya jangan menangis " ucap Zo yang benar-benar kaget saat Raisya menangis sedih sampai wajahnya terlihat sendu.
" Kamu takut gelap?" tanya Zo yang tadinya hanya berniat iseng .
" Iya " ucap Rasiya yang sudah bersembunyi dalam pelukan Zo dengan tubuh bergetar .
" Maaf Saya tidak tau " ucap Zo mengelus punggung Raisya agar tenang .
" Jangan matiin lagi " ucap Raisya melonggarkan pelukannya lalu menatap Zo dengan tatapan sendu .
" Enggak , Maaf Saya tidak tau " ucap Zo menghapus air mata di pipi Raisya dengan rasa bersalah .
Muach .
" Haaaa" Raisya yang sedang menangis itu langsung menunduk malu dengan wajah merona saat Zo mengecup keningnya.
" Astaga " tawa Zo gemas sendiri dengan gadis yang tidak bisa ditebak itu bahkan sedang menangis pun dia langsung malu-malu.
" Tidurlah, sudah malam " ucap Zo mengelus kepala Raisya .
" Iya " kata Raisya dengan patuh berbaring di sebelah Zo sedikit menjauh lalu memejamkan mata .
" Good night Ayang" ucap Raisya membuka mata sebentar lalu menutup lagi .
" night Baby " ucap Zo tersenyum lebar kini berbaring miring menghadap Raisya yang sudah menutup mata .
" Aku Tidak tau apakah gadis itu akan menjadi tempatku mencurahkan cinta atau emosi" batin Zo mengelus kepala Raisya yang sudah tertidur pulas sambil menarik nafas berulang kali .
Raisya nakal dan jahat bahkan bisa dikatakan dia bukanlah tipe wanita yang Zo cari selama ini , tapi entah mengapa walaupun tidak cinta Zo cemburu sekali melihat gadis itu dekat dengan pria lain .
" Tidur Zo, kalau lama-lama menatapnya bisa-bisa terjamah oleh tangan mu " batin Zo menasehati dirinya sendiri lalu ikutan tidur dan berlabuh kealam mimpi bersaman Raisya .
...........
Pagi harinya.
" Hoamm" Zo yang baru membuka mata itu menguap lalu menatap jam di dinding.
" sudah Jam 5,,,, Ehhh kemana gadis itu " panik Zo begitu menoleh ke samping nya tapi tidak ada Raisya lagi .
" Rai,,,," begitu Zo akan duduk dan membuka selimut ternyata gadis itu masih tidur di melintang di atas perut Zo yang tertutup oleh selimut .
" Astaga , tubuh Aku yang terlalu kuat sehingga tidak merasakan beban atau memang dia yang terlalu ringan " ucap Zo memperbaiki posisi tidur Raisya agar kembali kebantal di sampingnya.
" Kamu ngapain tidur disana untung tidak kena adik Saya " ucap Zo menoel pipi Raisya yang masih tertidur pulas tanpa terbangun sekalipun Zo sudah memindahkan kepalanya yang sebelumnya berada di atas perut Zo.
" Ehhhh, Bangun sudah pagi " ucap Zo membangunkan Raisya dengan sedikit menggoyang tubuhnya.
" Haaa, nanti , masih ngantuk " ucap Raisya menarik selimut.
" ini sudah pagi " ucap Zo yang menyingkap selimut Raisya .
" Mmmm, baru juga jam 5 "ucap Raisya merengek setelah menatap Jam di dinding yang masih menunjukkan kurang jam 5 pagi .
" Jadi kamu bangun jam berapa ?" tanya Zo heran .
" Jam 7 kan nggak sekolah " jawab Raisya tanpa membuka matanya.
" Mmmh, ya sudah tidurlah tapi Saya jam setengah 7 sudah berangkat kerja jadi jangan menangis kalau ditinggal sendirian " ucap Zo rada mengancam yang membuat Raisya langsung duduk dan meronta-ronta diatas ranjang.
" Kakak itu bos apa bawahan sih bisa-bisa berangkat sepagi itu " cemberut Raisya yang tidak bisa tidur lagi kalau sudah begitu , karena dia harus ikut kemanapun Zo pergi dari pada di bunuh musuh Papa nya.
" Bos atau bawahan , disiplin tetap prioritas utama" ucap Zo berjalan masuk ke kamar mandi .
" Dihhhh, sok disiplin banget " ucap Raisya rada meledek, mencibir pada Zo yang akan masuk ke kamar mandi itu .
" Mau Saya potong bibir kamu?" ucap Zo yang akan masuk kamar mandi itu walaupun semakin dia bilang semakin meruncing bibir gadis itu .
10 menit kemudian.
" Bangun , malah tidur lagi " ucap Zo melempar wajah Raisya dengan handuk basah bekas dia mengeringkan rambut.
" Mmmh" Raisya melempar kembali handuk basah itu kearah Zo lalu langsung berkedip centil hilang sudah kantuknya melihat perut sixpack Zo yang lagi-lagi tidak tertutup apapun .
" Ehhhh, awas kamu foto lagi Saya pecahkan ponsel kamu itu " ucap Zo langsung berlari masuk keruang ganti saat gadis itu masih saja mengambil foto nya .
" Gadis gila, mandi cepat " teriak Zo dari dalam ruang ganti saat masih mendengar Raisya tertawa cekikikan.
Brakkk .
Raisya menendang pintu ruang ganti tiba-tiba membuat Zo yang sedang memakai baju itu kaget .
" Kenapa di tendang?" tanya Zo dengan suara rendah menatap Raisya yang berdiri di depan pintu itu .
" Aku kan gadis gila " ucap Raisya dengan cemberut berdiri di dekat pintu memangku tangan nya.
" Baby Sayang , mandilah " ucap Zo tersenyum menghampiri Raisya sambil membawakan handuk .
" Enggak mau mandi , cuci muka aja" ucap Raisya mengambil dengan kasar handuk itu dari tangan Zo .
" Aaakkk" pekik Raisya saat handuk yang ditariknya dengan kasar malah ditarik juga oleh Zo dengan tenaga full sehingga Raisya masuk kedalam pelukan nya.
" Mandi atau Saya cium " ucap Zo berbisik kedekat telinga Raisya .
" Ehhh, dasar gatel ya ." teriak Raisya menginjak kaki Zo berulang kali .
" Cepat mandi sebelum Saya paksa" ucap Zo mengulang ucapan lagi .
" Paksa apa?" tanya Raisya dengan polos .
" paksa masuk "