Sepasang suami istri yang terlihat memiliki hidup bahagia namun tersimpan banyak teka-teki pada setiap hubungan mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sia Masya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
Brian teringat kembali bagaimana akhirnya dia berhubungan dengan Inez. Brian sendiri tahu kalau Inez suka padanya dan sering sekali cari muka dengannya. Saat itu pernah ada satu kejadian, Brian mabuk akibat ulah bosnya yang memaksa dirinya untuk minum. Dan karena mabuk berat, Brian sempat tak sadarkan diri. Saat ia sadar, dirinya berada di samping Inez dengan posisi tubuh yang telanjang. Inez menangis di sampingnya meminta pertanggungjawaban. Ia menuduh Brian melecehkan nya bahkan mengancam akan melaporkan nya jika tidak bertanggung jawab. Brian tidak terima, ia menyalahkan Inez karena telah menjebaknya. Inez tidak mau mengalah. Dia takut tidak bisa menjebak Brian dan setelah itu tidak mendapatkan keuntungan apapun darinya, apalagi selama ini ia menyukai Brian. Akhirnya Inez menawarkan diri untuk menjadi pasangan seksnya secara diam-diam dengan dalih tidak akan membeberkan rahasia mereka pada istrinya. Apalagi dia menyimpan beberapa bukti.
"Setelah aku lihat-lihat, sepertinya kamu sangat mendambakan hubungan seks seperti ini. Apa mungkin istrimu itu tidak bisa melayani mu?"
Brian terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab apa.
"Aku bisa menggantikan nya, jika istrimu tidak bisa melayani mu. Anggap saja ini sebagai tawaran tutup mulutku. Dan aku tidak akan mengatakan hal ini padanya. Dan bukti ini takan kuserahkan padanya." Kata Inez sambil menggoyangkan handphonenya yang seperti punya beberapa foto tentang mereka berdua.
Brian akhirnya setuju, karena ia tidak ingin Aletta meninggalkan dirinya.
"Akkh, Brian lepaskan! Pipiku sakit. Kamu bisa membunuh ku."
"Setiap kali melakukan nya dengan mu yang terbayang olehku cuman wajah istriku. Kamu ingat terakhir kali aku sudah peringatkan kamu untuk menjauhiku. Saat istriku pulang ke rumah orangtuanya. Kamu menjebak ku lagi dengan memasukan sesuatu ke dalam minuman ku. Bahkan dengan berani kamu melakukannya lagi di rumahku malam itu. Kamu seharusnya bersyukur karena aku masih memberimu kesempatan untuk hidup. Dan aku tidak peduli lagi dengan bukti yang kamu pegang itu. Karena bukti tentang kamu dengan pria-pria di kantor juga sangat banyak di tanganku. Kamu kira aku ini bodoh dan diam saja selama ini. Hah, kamu salah besar."
Brian melepaskan cengkraman nya pada Inez.
Saat akan keluar dari gudang itu, Inez sekali lagi menahannya.
"Bukankah istrimu sudah tahu, kenapa dia tidak bercerai dengan mu. Apa akhirnya dia memaafkan kamu?"
"Itu bukan urusanmu."
Brian melepaskan tangan Inez dan akhirnya keluar dari sana. Inez mengatur kembali pakaian nya yang sedikit berantakan.
"Laki-laki sialan, awas saja. Aku akan membalasmu. Aku tidak akan pernah melepaskan mu. Bukti itu, aku tidak masalah kamu ingin membeberkan nya. Palingan istri-istri mereka akan marah pada mereka. Bukan padaku."
Brian mengepal kedua tangannya.
Sampai kapanpun aku tidak akan membiarkan Aletta tahu hal ini. Aku harus melakukan sesuatu.
Brian mengeluarkan sesuatu. Ia memegang botol obat yang sama persis dengan punya Aletta. Bahkan kapsul yang ada di dalamnya juga sama. Selama ini dirinya diam-diam menukar obat yang merusak ingatan sang istri. Obat yang ia dapat dari seseorang.
Ia teringat pertama kali bertemu dengan Aletta. Gadis yang memiliki kecantikan luar biasa bahkan ia menganggap Aletta sangat sempurna. Namun setelah menikah ia mengetahui kalau Aletta memiliki kesehatan mental, meskipun tidak terlalu parah. Ayah mertua menceritakan kenapa Aletta bisa mengalami trauma berkepanjangan seperti itu. Terkadang ia bisa demam dan mengalami mimpi buruk setiap malam. Kehilangan ingatan muncul setelah mereka menikah. Hari itu, tanpa sengaja sang istri melihatnya berselingkuh, lebih tepatnya Inez menjebaknya. Istrinya mengancam akan menceraikannya, namun Brian tidak mau. Dia sangat mencintai sang istri, dia menjelaskan bahwa dirinya diancam oleh Inez, tidak ada niat akan menduakan Aletta, tapi Aletta tidak mempercayai nya. Untungnya saat itu mereka hanya pisah rumah dan ayah serta adiknya Aletta belum diberitahu. Mereka pisah selama tiga hari. Saat itu juga ia meminta teman prianya membantunya mengirim obat yang bisa mempengaruhi ingatan dan kebetulan temannya itu mempunyai hobi membuat obat-obatan terlarang dan dijual secara ilegal. Dan Brian teringat cerita temannya itu pernah memiliki pembeli yang menyuruhnya membuatkan obat seperti itu. Orang kaya biasanya menggunakan obat seperti itu untuk menghilangkan stress mereka. Atau mungkin untuk melakukan kejahatan lain.
Brian beralasan bahwa dia ingin menghilangkan stress nya jadi temannya itu percaya. Brian mengajak Aletta untuk bertemu dengan dalih akan menandatangani surat cerai namun saat pertemuan mereka di apartemen baru milik Aletta, Brian menyuntikkan obatnya. Aletta tak bisa melawan karena pengaruh obat yang sangat kuat. Karena dosis pertama, Aletta pingsan selama tiga hari. Brian kira tidak berhasil, namun pada hari keempat Aletta benar-benar kehilangan ingatannya. Namun ingatan tentang Brian justru hilang.
Brian membawa Aletta ke rumah sakit setelah itu menelpon ayahnya. Ia menceritakan kebohongan bahwa Aletta baru pingsan dan tiba-tiba saja kehilangan ingatan nya. Syukurnya para dokter tidak memeriksa secara detail karena kebetulan Aletta sadar. Ia membuat kepalsuan, mengatakan pada dokter bahwa malam itu Aletta tiba-tiba saja mengamuk lagi.
"Dia mengamuk lagi dokter, istri saya kambuh lagi penyakitnya. Saya mohon bantu dia dokter, dia bahkan melupakan suaminya sendiri."
"Kambuh? Apa pasien punya penyakit lain?"
"Ia dokter, dia punya penyakit mental. Dokter Gita yang selalu membantunya dari dulu."
"Dokter Gita? Berarti saya harus menanyakan hal ini sama dokter Gita."
"Iya dokter, mohon bantuan untuk kesembuhan istri saya."
Pak Juan dan Galang bergegas ke rumah sakit kota setelah mendengar kabar dari Brian kalau Aletta masuk rumah sakit.
"Nak Brian, Aletta kenapa?" Tanya pak Juan setelah tiba di ruangan putrinya. Brian mulai menceritakan kebohongan nya itu.
"Aletta tiba-tiba saja mengamuk lagi pa, dan tadi dia pingsan. Saat sadar dia bahkan tidak mengingatku."
"Bagaimana hal itu terjadi?"
"Saya juga kurang tahu ayah. Dokter sementara memeriksa."
Seorang dokter bersama dokter Gita keluar dari dalam. Dokter Gita menarik nafas panjang dan menjelaskan tentang apa yang dialami Aletta.
"Sepertinya penyakit Aletta mulai parah. Kerusakan otak serta rasa traumanya membuat nya terkena amnestic syndrome(Amnesia). Sepertinya ini hal yang baru, pemicunya bisa karena rasa takut, stress yang semakin besar. Sebaiknya dia dirawat dulu beberapa hari, setelah tubuhnya agak fit baru bisa pulang."
"Baiklah pak dokter dan dokter Gita. Terima kasih karena telah menolong istri saya."
"Untuk sementara jangan memaksanya untuk mengingat apapun. Saya akan mencoba membantunya secara bertahap. Sekarang dia belum sadar. Setelah sadar nanti saya akan mencoba menanyakan padanya secara perlahan." Lanjut dokter Gita.
Brian tersenyum, kata temannya obat itu akan cepat berbaur dengan tubuh dan gejalanya akan sulit dilacak. Tiga hari setelah nya baru Aletta benar-benar sadar. Hanya saja ia masih diam dan tidak ingin bicara sama sekali.