Bianka Chrispeter gadis cerdas yang memiliki kemampuan bela diri yang tinggi, dia ahli dalam bidang teknologi bahkan kimia, Bianka juga salah satu siswa terbaik di Inggris.
Keluarga Chrispeter meminta Bianka kembali untuk menjalankan tugas, bersama girls Chrispeter yang juga memiliki kemampuan tidak kalah hebat dengan Bianka.
Seorang pria muda pemimpin mafia terkuat yang mempunyai kekuasaan, kekayaan, pengikut, dan kekejaman yang tidak kalah dengan keluarga Chrispeter.
Pengkhianatan dan kehilangan cinta membuat seorang pria muda berubah menjadi bringas dan kejam.
Pertemuan Bianka dan sang mafia yang sama mempunyai kekuasaan, dan pasukan yang seimbang.
Terjadi pernikahan antara Bianka dan Bara karena tujuan masing-masing, Bara yang ingin menghancurkan saudara tirinya yang mencintai Bianka, sedangkan Bianka membutuhkan sesuatu hasil penelitian Bara yang sudah lama menjadi incaran banyak orang. Pernikahan tanpa cinta, tapi menumbuhkan rasa sayang dan saling membutuhkan.
Bagaimana pernikahan keduanya? Kita ikuti bersama-sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vhia azaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KOMA KEMBALI
Bara mondar-mandir di depan kamar Bianka, hari sudah larut malam. Bara juga sudah merasakan lelah, juga tubuhnya yang masih lemah.
"Bara! kenapa belum masak?" Bunga dan Haikal menatap Bara yang kebingungan.
"Bunda, lantai dua lumayan tinggi. Tidak lucu kalau Bara dilempar oleh Bianka ke luar kamar, nyawa Bara hanya satu. Kemarin saja hampir melayang, untuk bisa balik lagi."
"Sudah tidak usah melucu, sana masuk!" Haikal meninggalkan Bara sambil merangkul Bunga, dia juga merindukan istrinya setelah satu minggu libur.
Bara menghela nafas, melangkah masuk perlahan. Melihat Bianka yang sudah tidur dengan nafas teratur, Bara naik ke atas ranjang, menatap sebentar wajah Bi dan mencium keningnya.
"Lama banget tidak memeluk tubuh kamu Bi, selama ini aku sulit tidur. Sekali tidur sekarat!"
Tangan Bara menggakat kepala Bianka agar satu bantal dengannya, tangan Bara juga memeluk tubuh Bi. Perlahan Bara sudah mulai masuk ke alam mimpi, nafasnya juga sudah tenang.
Bianka membuka matanya, bukannya Bi tidak tahu kedatangan Bara, Bi juga tahu Bara yang di depan kamarnya. Bianka sangat mengkhawatirkan keadaan Bara, dan sekarang bisa bernafas lega melihat Bara tidur di sampingnya.
Mata Bianka perlahan mulai terpejam, tidur dalam pelukan Bara tempat ternyaman. Bi sangat merindukan Bara, kesal dan marah tidak bisa mengalahkan rasa khawatirnya.
***
Matahari bersinar, Bara sudah bangun tapi masih menikmati matahari pagi dihadapannya. Bianka perlahan membuka matanya dan melihat Bara yang tersenyum.
"Good morning Bi," Bara mendaratkan ciuman ke bibir Bi.
Bianka ingin membalikkan tubuhnya, tapi langsung ditahan Bara dengan tatapan tajam. Bi akhirnya diam sambil masih melihat mata Bara.
"Jangan pernah menolak Bianka, kamu lupa kesalahan besar yang kamu lakukan. Dan jangan lupa juga soal peringatan aku, jika kamu melakukan Kesalahan besar. Serahkan diri kamu baik-baik tanpa harus aku memaksa."
Bianka kembali ke posisi semula, kepalanya berada di dada Bara, tangannya juga memeluk tubuh Bara.
"Cium Bi!" Bara memerintahkan, Bianka mencium sekilas pipi Bara.
"Tidak mau di pipi!" Bianka menurut mencium kening Bara.
"Jangan di jidat Bi."
Bianka mencium bibir Bara sekilas, Bara meminta lebih lama. Bianka melakukan keinginan Bara untuk lebih lama, sekilas menjadi lama dan berubah menjadi lumutan kasar. Bi mulai tidak bisa mengendalikan diri dengan permainan Bara, tangannya mencengkram baju Bara.
Tangan Bara mulai bergerak membuka baju Bi, tangan Bara ditahan, Bianka langsung berdiri dari ranjang. Dia menatap barat kesal menggigat rekaman Bara bersama Sonia di hotel.
"Kenapa?" Bara duduk di ranjang menarik tangan Biq duduk didekatnya.
"Untuk sekarang tenaga aku lebih kuat dari kamu Bara."
"Tapi aku bisa membuat kamu lemas, mau dibuktikan." Bara menarik Bi kembali berbaring, tubuh Bara sudah ada di atas.
"Apa yang kamu lakukan dengan Sonia di dalam hotel." Bianka membuang tatapannya, tidak ingin melihat wajah Bara.
"Tidak ada!" Bara menyingkirkan rambut Bi dari leher dan melihat jejaknya sudah menghilang.
"Sonia cantik dan seksi."
"Bi, jangan cemburu sama orang yang sudah mati." Senyuman Bara terukir menatap wanita cantik, di dalamnya peluknya.
"Tapi enakan, bisa peluk pinggang terus lihat dia tidak menggunakan baju." Mata Bianka melotot kearah Bara yang cengengesan.
"Emmhhh, tidak juga karena tidak bisa dicium, diremas, apalagi keluar masuk."
Bianka mendorong tubuh Bara, tapi ditahan. Ingin sekali Bi memukuli Bara, tapi masih terlihat lemah karena virus yang menggerogoti tubuhnya.
"Wanita seperti mereka tidak bisa menggoda aku Bi, tubuh kamu jauh lebih seksi. Aku bisa tidur nyenyak bersama kamu, dan cepat atau lambat kamu harus melayani aku, sebagai mana suami dan istri." Bara turun dari tubuh dan berbaring di sampingnya, memegang dadanya yang terasa sesak.
Wajah Bara berubah pucat, Bianka sangat panik dan binggung harus melakukan apa. Dia ingin keluar kamar tapi tangannya digenggam kuat, mata Bara terpejam dan meringis.
"Apa yang harus aku lakukan, di mana yang sakit?" Bianka mengelus dada Bara, yang perlahan tenang.
"Sakit Bi!"
"Tunggu ya, aku ambil obat." Tangan Bianka masih digenggam, dia tidak bisa pergi karena Bara masih menahannya.
"Tetap di sini Bi, tadi hanya efek samping dari obat yang aku minum." Bara menarik tubuh Bianka berbaring di sisinya.
"Masih sakit! Bi panggil ayah ya." Air mata Bi keluar, melihat Bara yang menggeluarkan keringat dingin, dan ekspresi wajahnya yang menahan sakit.
Bara tersenyum, dihapusnya air mata Bianka dan mencium sekilas bibir Bi. Bara kembali menutup matanya, Bi mencari ponselnya mencari nomor ayahnya. Bianka sangat kesal panggilannya tidak direspon, mau keluar tapi tangannya ditahan Bara.
"Kenapa jejak dileher kamu dihapus?"
"Masih sempat kamu mikirin hal seperti itu!" kesal Bianka, bukannya memikirkan keadaannya tapi hanya tahu soal gigitan.
"Jawab Bi! Kenapa dihapus?" nada Bara meninggi, Bara berpikir Bianka tidak menyukai karyanya.
"Ya ampun Bara, ini menghilang sendiri aku tidak pernah menghilangkannya." Bibir Bianka manyun, melihat pertengkaran mereka hanya karena gigitan.
"Oh! sini aku buat lagi, lebih banyak boleh." Senyuman Bara kembali, wajah menahan sakit sudah menghilang.
"Kita temui ayah dulu, atau Papi. Cek keadaan kamu Bara, nanti terserah mau berapa gigitan." Bianka berdiri dengan tangannya masih digenggam.
"Tidak suka penolakan Bianka, aku baik-baik saja." Tubuh Bi di dudukan dipangkuan Bara.
Bara membuat dua jejak yang terlihat di leher Bianka, kedua tangan Bara langsung memegang kepalanya, dan terbaring tidak sadarkan diri. Bi berusaha membangunkan Bara, tapi tidak ada hasilnya. Bi berlari keluar, mengedor kamar ayah bunda, Mami Papi, dan turun ke lantai bawah mengedor kamar Mommy daddy, dan Bi melihat Mama dan papa yang sudah lebih dulu bangun, mereka langsung menghentikan Bianka yang kebinggungan.
"Bianka, tenang dulu nak." Akbar menahan Bi yang terlihat ketakutan.
"Bara Pa, dia pingsan."
"Ma minta yang lainnya segera ke kamar Bi, ini efek samping obat yang dikonsumsi Bara.
Akbar dan Bi masuk ke kamar, Papa Akbar mengecek suhu Bara yang berubah seperti es. Bianka gadis jenius berubah menjadi wanita polos yang panik membuat Papa Akbar mengelus kepalanya.
Ayah Haikal masuk dengan hanya menggunakan bokser, rambut kacau dan matanya masuk setengah terpejam. Papi Rian juga berlari masuk menabrak Haikal, Iler juga masih berada di pipinya.
Daddy Roy masuk perlahan sambil mengucek matanya, Bunda berlari menabrak Roy yang mental, ditambah lagi Dara dan Kei, Roy sekarang sudah berada di lantai.
Rindu masuk bersama Mami Riani, mereka melihat Bara yang sudah berubah pucat. Tubuhnya mirip es, infus yang dipasang Papa Akbar dan obat yang dimasukan tidak memberikan reaksi apapun.
"Ayah! Bunda! mengapa ayah mirip Ngembel?! lakukan sesuatu." Bianka berteriak, Reva yang datang dari ruangan penelitian Bianka membawa suntikan yang Bi ciptakan, dan disempurnakan oleh Reva semalaman.
Mereka semua berharap, penawar yang Bi buat menjadi penawar terakhir dari hasil penelitian Bara. Tapi jika gagal, tidak punya pilihan Bara harus kembali masuk ke dalam Lab, kemungkinan besar Bara akan koma kembali.
***
Jangan lupa like coment dan vote juga masuk FAVORIT.
***
kangen kekonyolan bara saat Bianca mau lahiran,pokoknya kangen anak² Haikal n the gank lah🤭🤭🤭