Rayan dan rai, sepasang suami-istri, pasangan muda yang sebenarnya tengah di karuniai anak. namun kebahagiaan mereka di rampas paksa oleh seorang wanita yang sialnya ibu kandung rai, Rai terpisah jauh dari suami dan anaknya. ibunya mengatakan kepadanya bahwa suami dan anaknya telah meninggal dunia. Rai histeris, dia kehilangan dua orang yang sangat dia cintai. perjuangan rai untuk bangkit sulit, hingga dia bisa menjadi penyanyi terkenal karena paksaan ibunya dengan alasan agar suami dan anaknya di alam sana bangga kepadanya. hingga di suatu hari, tuhan memberikannya sebuah hadiah, hadiah yang tak pernah dia duga dalam hidupnya dan hadiah itu akan selalu dia jaga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon happypy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sebelas
Setelah bayi itu tertidur dengan nyaman dalam gendongan Rai, ia dengan hati-hati meletakkannya kembali ke dalam ayunan. Rai tersenyum kecil melihat bayi itu terlelap, lalu berbalik dan menuju dapur untuk menemui ibunya. Saat sampai di sana, ia mendapati ibunya sedang memasak bersama seorang wanita yang tampaknya sebaya dengannya. Mereka berdua tampak sibuk, namun tetap tersenyum hangat saat melihat kedatangan Rai. Di salah satu bangku dekat meja dapur, Rai kembali bertemu dengan pemuda yang sebelumnya berbicara dengannya yaitu Brian.
Rai mendekati ibunya dan bertanya dengan suara tenang, "Apa yang bisa aku bantu ma?" Ibunya menoleh dengan senyum penuh kasih dan langsung menyuruhnya memasak soto ayam, karena menurutnya, buatan rai jauh lebih enak. Rai hanya mengangguk patuh dan segera bersiap untuk memulai masak. Namun, sebelum itu, ia mengatupkan kedua telapak tangannya dengan sopan, memberi salam pada wanita yang berada di sebelah ibunya, menunjukkan rasa hormat yang tulus. Wanita itu membalas salam rai dengan senyum ramah, merasa dihargai.
Setelah itu, Rai mulai mempersiapkan bahan-bahan untuk memasak soto ayam, memotong sayur dan meracik bumbu dengan gerakan yang cekatan. Suasana di dapur pun terasa hangat dan akrab, aroma masakan mulai menyebar di udara. Brian sesekali mencuri pandang ke arah rai, terpesona oleh ketenangannya dalam bekerja, namun tetap memilih diam di bangkunya, tak ingin mengganggu suasana yang tenang.
Sambil sibuk meracik bumbu dan memotong sayur, Rai terlihat fokus memasak soto ayam. Di sudut dapur, Davi, ibu Brian, beberapa kali melirik ke arah Rai dengan senyum tipis di wajahnya. Davi merasa senang bisa berada dekat dengan Rai, sosok yang diam-diam disukai oleh putranya. Davi tidak hanya kagum pada kesopanan Rai, tetapi juga yakin bahwa rai adalah sosok yang tepat untuk brian, seseorang yang tulus dan penuh kelembutan. Sesekali, Davi dan brian saling bertukar pandang, seolah memahami perasaan yang tengah mereka rasakan.
Namun, di sisi lain, pikiran rai melayang jauh. Sambil memasak, kenangan bersama rayan, suaminya, memenuhi benaknya. Soto ayam ini adalah makanan favorit Rayan, dan setiap kali ia memasaknya, Rayan selalu berada di dekatnya, sering kali memeluknya dari belakang, memberikan kehangatan yang membuat hatinya tenang. Namun kini, suasana berbeda. Tak ada rayan yang memeluknya, tak ada tawa lembut suaminya yang biasa mengisi ruangan. Walaupun wajah rai tampak tenang di luar, dalam hatinya tersimpan kesedihan mendalam. Rasa rindu pada rayan kian kuat, membuncah saat ia ingat momen-momen manis mereka dulu.
Rai menarik napas panjang, mencoba mengendalikan perasaannya. Meski rayan tak ada di sini secara fisik, Rayan selalu ada di hatinya, menjadi kekuatan dan alasan baginya untuk tetap melangkah maju. Dengan tenang, Rai melanjutkan memasak, meski hati kecilnya tetap tenggelam dalam kenangan yang menyakitkan sekaligus indah.
Sementara Rai, Davi, dan Maharani sibuk memasak, Brian merasa canggung, tak tahu apa yang bisa dia lakukan untuk membantu. Alih-alih bergabung, dia memilih mengeluarkan ponselnya, mencoba membunuh waktu dengan menjelajah sosial media. Saat membuka aplikasi Twitter, matanya langsung tertuju pada salah satu topik yang sedang ramai dibicarakan. idola hatinya, Rai, terlihat dalam sebuah video yang memperlihatkan dirinya tengah berbincang dengan seorang wanita. Brian melihat video itu dengan penuh perhatian, dan ketika adegan perpisahan diakhiri dengan pelukan antara rai dan wanita tersebut, asumsi dari para penggemar mulai bertebaran.
Komentar demi komentar memenuhi linimasa, sebagian besar bertanya-tanya siapa wanita itu. Ada yang berpikir positif, menduga mungkin itu teman lama rai atau keluarga dekatnya, tapi tak sedikit juga yang menyebarkan spekulasi negatif. Desas-desus semakin memanas saat beberapa netizen mengklaim bahwa mereka melihat rai menangis dalam video tersebut.
Brian memutar ulang video itu, kali ini lebih lama menatap layar ponselnya, mencoba mencari petunjuk. "Siapa wanita ini?" batinnya, sambil sesekali melirik Rai yang masih sibuk memasak. Pikiran brian semakin penuh dengan rasa penasaran, terlebih setelah dia membaca komentar lain yang mengatakan bahwa momen tersebut tampak emosional. Apa yang sebenarnya terjadi? Dan kenapa rai menangis?
Tanpa sadar, Brian kembali terpaku pada layar ponselnya, terus mencari jawaban, menggali setiap komentar dan analisis yang dibuat oleh para penggemar, berharap bisa menemukan petunjuk tentang siapa wanita itu dan apa yang sebenarnya terjadi pada rai. Perasaan penasaran semakin membuncah, tapi dia ragu untuk bertanya langsung pada rai. Akhirnya, Brian hanya bisa memendam rasa ingin tahunya, terus menggulir layar ponselnya dalam keheningan.
Tak hanya brian saja, Di kamar rumah sakit, suasana awalnya tenang hingga tiba-tiba rani dan sania, yang sedang menggulir sosial media di ponsel mereka, dibuat penasaran oleh sebuah video yang menampilkan idola mereka, Rai. Mereka berdua adalah penggemar berat penyanyi terkenal itu, tanpa mengetahui bahwa rai sebenarnya adalah ibu zeline dan istri rayan. Melihat video tersebut, Rani dan Sania langsung berkomentar positif, berusaha menutupi banjir spekulasi negatif dari para netizen. Mereka tidak tahan melihat idola mereka dirundung oleh rumor yang tidak jelas.
" Kak rai sedang bicara sama siapa ya ?" kata rani tiba-tiba, suaranya membuat suasana hening di kamar itu buyar. Rayan, Rahma, dan Tio langsung menoleh ke arah Rani, tatapan mereka penuh tanya. Rahma, yang sejak tadi terdiam, melirik rayan sekilas. Dia tahu persis tentang video yang dimaksud, dan dalam hatinya sudah yakin bahwa itu pasti video saat dirinya dan rai berpelukan pagi tadi di minimarket.
Sania menambahkan dengan suara khawatir "Iya, dan katanya kak rai nangis juga. Kak rai kenapa ya? Semoga dia baik-baik saja." Kalimat itu menggantung di udara, menyebarkan rasa gelisah di antara mereka.
Rayan yang mendengar hal tersebut, seketika merasa khawatir. Hatinya berdebar tidak tenang, terutama setelah mendengar sania menyebut bahwa rai menangis. Matanya mengarah ke rahma, yang hanya bisa menghembuskan napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Pikirannya melayang ke pagi tadi, pertemuannya dengan rai yang penuh emosional, dan dia tahu cepat atau lambat, Rayan pasti akan mengetahui semuanya. Tapi, untuk sekarang, Rahma memilih diam, membiarkan suasana yang penuh pertanyaan itu tetap menggantung, tanpa jawaban pasti.
Sementara di luar sana semua orang yang sedang sibuk bertanya-tanya tentang video viral yang menunjukkan rai berbicara dengan seorang wanita misterius, Dina sudah lebih dulu mengetahui jawabannya. Saat berada di unit apartemen rai, Rai sempat bercerita bahwa dia bertemu dengan bidan yang mengurusnya selama masa kehamilan. Dina juga sudah mengetahui siapa nama wanita yang sedang dipertanyakan oleh publik tersebut. Namun, ada satu hal yang masih membuat dina ragu.
Sambil menonton video singkat yang ramai dibicarakan itu, Dina berpikir keras. "Apakah semua ini ada kaitannya dengan bidan itu? Dia yang mengurus Rai saat hamil, pasti dia tahu lebih banyak tentang kisah Rai. Mungkin, dia juga tahu kebenaran yang belum terungkap." Dina terdiam sejenak, pikirannya melayang jauh.
"Tapi bagaimana caranya aku bisa bicara dengannya? Kemana aku harus mencarinya?" gumamnya lagi, frustrasi. Wajah wanita dalam video itu tidak begitu jelas, membuat dina semakin sulit untuk melacaknya.
Sambil menyantap makanannya, Dina mencoba merumuskan rencana di kepalanya. Ada banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan kepada bidan tersebut, terutama mengenai masa lalu rai yang mungkin tersimpan rahasia besar. Dina berharap, pada suatu saat, ia bisa bertemu dengan wanita itu secara langsung dan mendapatkan jawaban yang selama ini mengganggu pikirannya.