Vika Amalia, seorang gadis ceria, giat, tangguh dan juga paling menomor satukan uang di atas segalanya. Keadaan yang membuatnya menjadikan dia matre karena pengalaman buruk keluarganya, Namun, hidup Vika berubah setelah kejadian fatal menimpanya kesalahan yang bukan sengaja terjadi malah jadi cerita baru di hidupnya. Arya Mahesa, adalah seorang Chef terkenal dengan keahlian memasak ala dirinya yang selalu cool terlebih lagi selalu menemukan resep baru di setiap sentuhan masaknya. membuat Arya begitu digemari oleh kaum hawa. dia mencintai Chika (kekasihnya) tapi terjebak dalam kesalahan pada Vika..
cerita menarik untuk mengisi waktu luang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auzora samudra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
antra Arya dan Rita
"benarkah?. setelah kamu mencapai titik kesuksesanmu, apakah kamu siap untuk menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak juga suami?" ucap nek Rita dengan juteknya pada Chika
"Nenek!! kenapa bicara begitu, kita bisa membicarakannya nanti tapi jangan di tempat terbuka seperti ini" Arya bukan hanya mengkhawatirkan kesehatan Rita, tapi dia juga menghawatirkan Chika. kalau ada orang yang mengabadikan momen perdebatannya, maka karir mereka akan tidak baik-baik saja
"No problem baby, ini semua memang kesalahanku. tapi aku berjanji dalam tiga bulan ini akan menerima lamarannya" Chika sudah mantap dengan pilihannya karena dia juga sangat mencintai Arya dan takut kehilangannya. apalagi setelah melihat keseriusan Rita yang terlihat nyata sangat membencinya, ini menjadikan gadis itu berada di titik tidak aman, apalagi sikapnya pada vika sangatlah berlebihan
"Serius baby" Arya terkejut bukan main, dia langsung memeluk Chika dan berputar-putar karena bahagianya mendengar kata itu yang baginya adalah kata berharga
Nek rita yang melihat Arya sebahagia itu pun luluh, namun dia tetap berusaha untuk menjadikan Vika menantunya. Walaupun mungkin Arya akan menikah dengan Chika, namun sebelum janur kuning melengkung masih banyak jalan untuk menjodohkannya
di sana bukan hanya Arya atau pun Chika, namun juga Vika tentunya ikut bahagia atas apa yang dikatakan gadis itu, akhirnya curhatan hati bos yang sangat rapuh di saat mabuk, kini terpecahkan
tapi tidak dengan Rara dan juga neneknya. mereka berdua saling pandang dengan mata yang begitu sinis, tidak suka dengan pernyataan Chika
seusai pertarungan antara cucu dan nenek itu terjadi. Nek Rita langsung mengajak Rara dan Vika pergi berbelanja. dia tidak perlu izin terlebih dahulu pada Arya karena pasti akan menambah perdebatan yang lainnya. di perjalanan mereka begitu bahagia karena bisa terlepas dari pekerjaan tanpa takut ada yang memarahi
"Ra, yakin nih kita nggak akan dimarahin sama pak Arya?" Vika khawatir
"kamu tenang aja. bos kita memang kak Arya, tapi bosnya kak Arya adalah nenek"
"tapi nanti gaji kita akan dipotong dong"
"gak akan lah" jawabnya santai
Disela pembicaraan keduanya yang duduk di bangku belakang. ternyata dari tadi Nek Rita memandangi kedua gadis tersebut dari kaca spion yang terlihat jelas dari bangku bagian depan. Dia sangat menyukai karakter Vika yang terlihat apa adanya, dipikirannya gadis itu memang lebih cocok jadi cucu menantunya di bandingkan Chika
***
Hari ini kedua gadis itu dibawa jalan-jalan keliling ibukota, dan juga mampir ke sebuah mall. Nek Rita sangat care pada Vika, dia benar-benar menganggap kalau gadis itu seperti kembaran Rara. Apapun yang Rara beli, bahkan dia juga mendapatkan barang yang sama. Bukan hanya bentuk namun dari warna pun serupa pula. Vika benar-benar sangat menikmati hari ini, dimana yang kesehariannya harus bekerja dan berhemat, kini bisa belanja tanpa menguras dompetnya
Selepas pulang jalan-jalan, tubuh mereka bertiga memang sangat terasa lelah, Nek Rita tidak mengembalikan Vika ke kostan melainkan langsung membawanya pulang ke kediaman mahesa. Dia juga meminta untuk gadis itu bermalam di sana. awalnya vika tidak setuju, apalagi seketika melintas wajah Arya, mungkin di restoran dia bisa profesional, namun kalau di rumah pasti akan ada sedikit kecanggungan dan itu membuatnya sangat sulit. tapi Rara terus-menerus mengiba dan akhirnya dia menyetujui setelah berpikir kalau Arya tidak akan pulang sehabis berdebat dengan neneknya
Makan malam di kediaman Mahesa
Seumur hidup mungkin, baru kali ini Vika merasakan bagaimana keharmonisan keluarga seutuhnya. Dia sangat bahagia dengan adanya makan malam bersama dalam sebuah keluarga. Inilah keinginannya, harapannya, juga mimpi yang memang tidak pernah jadi kenyataan, apalagi setelah keluarganya sudah tak terbentuk lagi. Namun bukan hanya Rita atau Rara saja yang baik pada Vika, bahkan Nadia pun menganggap gadis itu seperti putrinya sendiri
Di sela-sela kebahagiaan itu, tiba-tiba berubah menjadi tegang. Arya datang dengan gandengan tangan putih mulus yang terus menggelayuti nya, siapa lagi kalau bukan Chika
"Nenek!!. aku selalu menghormati semua keputusan yang nenek buat, tapi tolong harus profesional untuk tidak membawa karyawan ku pergi begitu saja" Tanpa basa-basi lagi Arya langsung menegur neneknya
"sebagai atasan, kau juga harus memperhatikan karyawan-karyawan mu, jangan sampai membuat pegawai jatuh sakit demi seseorang yang tidak pernah tahu pengorbanan dan tanda terima kasih" Dengan ketus Nek Rita berdiri menentangnya
"kenapa nenek seperti ini?" bahkan Arya berani meninggikan sedikit nada suaranya hanya karena tidak enak pada Chika "cukup sudah, ini tidak perlu kita dibahas lagi,"
"Kenapa!, dan apa salahnya kalau nenek membawa mereka pergi? sehari pun bahkan kau tidak memberikan cuti untuknya
"Aku tidak melarang nenek bawa siapapun dari restoran, tapi kenapa tidak di waktu mereka senggang" Arya merasa kerepotan karena tadi di restoran memang benar-benar sedang banyak pengunjung dan ditambah lagi dua karyawannya yang menghilang tanpa izin, membuat dia sangat kerepotan
"Apakah matamu sudah buram? oh iya tentu saja, bahkan kau tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang salah. Baiklah nenek harus jelaskan. dari bangun tidur, kuliah, setelah itu ke restoran sampai malam. Lalu, katakan di mana waktu senggang itu?"
"Aku bukan penjahat yang menjajah karyawan untuk terus bekerja tanpa ada istirahat, mereka selalu diliburkan pada hari minggu, bukankah itu lebih dari cukup!. jadi nenek bisa mengajaknya seharian kalau perlu, dan aku tidak akan merasa keberatan" Arya masih terus bersikeras menentang neneknya
"Kenapa kau menjadi searogan ini hah?, selama ini bahkan kau adalah cucu yang paling aku sayang di bandingkan dengan Rara, tapi kenapa sekarang demi wanita yang tidak pernah bisa menghargai mu, kau berani mengatakan itu pada nenek mu sendiri!!" Nek Rita sedikit kecewa dengan sikap Arya yang tidak terkontrol setiap kali dia bersama dengan Chika. Entah pengaruh buruk apa yang wanita itu berikan sampai-sampai Arya hanya bisa lembut pada dirinya saja
Bagi Rara dan ibunya pertengkaran ini memang sudah terbiasa terjadi. Namun, tidak untuk Vika. Dia merasa tidak enak hati apalagi, perhatian Nek Rita padanya memang sangatlah berlebihan dibandingkan dengan Chika, yang sudah jelas adalah calon cucu menantunya
"Kenapa sikap nenek belakangan ini tidak seperti nenekku yang kemarin-kemarin, bukan aku yang berlebihan pada Chika, tapi nenek yang mendapat pengaruh tidak baik dari orang asing" Arya dengan jelas langsung melirik pada Vika.
***
Sebelumnya di perjalanan pulang ke rumah. Chika memang sudah terlebih dahulu menghasut Arya, dengan mengatakan kalau Vika ada maksud terselubung pada keluarganya. Dan Chika juga mengatakan kepedulian Nek Rita pada gadis itu sangatlah tidak wajar. Apalagi, malam ini tepat Arya melihat Vika yang juga ikut serta makan di meja makan. Dan ini menambah keyakinannya kalau yang dikatakan Chika itu benar