Namira Syahra kembali dipertemukan dengan anak yang 6 tahun lalu dia serahkan pada pria yang sudah membayarnya untuk memberikan nya seorang keturunan karena istrinya dinyatakan mandul.
Karena keterbatasan ekonomi dan dililit begitu banyak hutang,akhirnya Namira pun menerima tawaran dari seorang pengusaha sukses bernama Abraham Adhijaya untuk mengandung anaknya.
Dan setelah 6 tahun berlalu,Namira kembali bertemu dengan Darren.Putra yang 6 tahun lalu dia lahirkan lalu dia serahkan kepada ayah kandungnya.
Namira kembali dipertemukan dengan putranya dalam keadaan yang tidak baik baik saja.Darren mengalami siksaan secara verbal dan non verbal oleh wanita yang selama ini dianggap ibu oleh anak itu.
Akankah Namira diam saja dan membiarkan putranya menerima semua siksaan dari ibu sambung nya??
Atau,akankah Namira kembali memperjuangkan agar anaknya kembali kedalam pelukkan nya??
Yukkk simak kisahnya disini...
🌸.Jadwal up :
🌸.Selasa
🌸.Kamis
🌸.Sabtu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12.Pesona Sang Atasan
Sesampainya didalam lift dan saat pintu lift itu tertutup,Namira langsung memegangi dadanya yang berdetak lebih cepat setelah berpapasan dengan atasan dan juga yang berstatus suami rahasianya itu.
Tidak bisa dipungkiri jika pria itu memiliki kharisma dan juga pesona yang bisa menghipnotis siapa saja wanita yang melihatnya.
Dan sebagai wanita normal Namira juga tentu termasuk didalam nya.Namun Namira cukup tahu diri dan tidak ingin hanyut dalam angan kosong semata.
Mana mungkin pria sekaya dan setampan Abra akan meliriknya,oh ya ampun yang benar saja.Halu mu ketinggian Nami.
Itulah yang selalu Nami tanam kan didalam dirinya.Dan hanya menjadikan sosok Abra sebagai bagian dari idol yang Nami sukai.
Namira pun mulai menjalankan segala tugas yang selalu diberikan oleh atasan nya di per OGan.
Bu Mira adalah atasan Namira di bagian OG.Wanita yang kini sudah menginjak kepala 3 namun masih betah sendiri itu termasuk atasan yang lumayna cerewet dalam hal pekerjaan namun cukup baik hati saat diluar dari tugas nya.
Bahkan Bu Miralah yang berinisiatif memberikan Namira cuti selama 3 hari saat sebuah musibah menimpa Namira beberapa hari yang lalu.
Dan ini adalah hari pertama Namira kembali bekerja setelah 3 hari cuti dari sana.Seperti biasa setibanya diantai 5.Terlebih duu Namira akan meambangi ruang ganti untuk mengganti baju nya dengan seragam yang disediakan oleh perusahaan untuk para OG dan OB nya.
Setelah menggunakan pakai dinas nya terlebih dahulu Namira menemui menemui Bu Mira untuk menanyakan prihal jadwal kerja yang harus dia kerjakan setelah 3 hari absen dari sana.
"Memang nya Ibumu sudah bisa ditinggal Mi?kok sudah masuk?"tanya Bu Mira saat Namira datang keruangan kerja nya untuk bertanya prihal lantai mana yang harus dia bersihkan.
"Selama saya kerja,IBu saya titip ke suster jaga Bu.Kebetulan mereka tidak keberatan untuk mengawasi Ibu.Meski agar berat meninggalkan IBu dirumah sakit tapi saya juga tidak bisa abai akam tugas saya disini kan Bu?"
"Kamu benar,kita sebagai orang bawah kadang tidak diberi kesempatan untuk memilih dan akhirnya lebih mengutamakan orang lain karena terdesak oleh kebutuhan.Kamu yang sabar ya,semoga ibumu lekas pulih dan bisa pulang kembali kerumah."
"Aamiin Bu,terima kasih.Lalu,untuk tugas saya minggu ini,dilantai berapa ya Bu?"
"Oh kebetulan karena kemari saat cuti kamu digantikan oleh Sinta jadi sekarang kamu gantian menggantikan dia dilantai 8 ya."
Deg...
Jantung Namira yang sudah mulai santai kini kembali dibuat berdetak kencang saat dirinya harus membersihkan lantai 8 dimana dilantai itu ruangan kerja Abra berada.
Namun Namura pun tidak bisa menolak karena Sinta sudah berbaik hati menggantikan tugasnya selama dirinya dirumah sakit dan tidak bisa masuk kerja.
Dan dengan berat hati ,Namira pun akhirnya melakukan pekerjaan nya disana.Beruntung,selama melakukan tugasnya tidak sekali pun Namira bertemu dengan Abra atau asisten nya itu.
Dan usut punya usut,ternyata keduanya tengah tidak ada ditempat dan tengah melakukan pertemuan diluar kantor.
Namira pun cukup merasa lega dan bisa melakukan tugasnya dengan baik hingga tanpa terasa hari pun sudah mulai menggelap dan waktu nya pulang pun sudah tiba.
Setelah mengganti pakaian nya kembali Namira berjalan menuju ke lantai bawah untuk keluar dari bangunan tinggi itu dan rencana nya dia akan menginap dirumah sakit.
Namun rencana tinggalah renacana saat tiba dilantai bawah,sebuah mobil mewah sudah menunggunya untuk pulang bersama.
"Ayo nona,tuan sudah menunggu,"ucap Marsel yang menghadang Namira dipintu masuk gedung itu.
Sejenak Namira melirik ke kiri dan ke kanan untuk memastikan jika tidak ada yang akan melihatnya memasuki mobil orang nomor satu dikantornya itu.
"Tenang saja,sudah aman kok,"ucap Marsel saat melihat pergerakan dari Namira.
Mendengar itu,Namira pun hanya tersenyum kaku lalu beranjak mengikuti langkah Marsel menuju ke mobil Abra.
Namira pun masuk setelah Marsel membukakan pintu mobil itu untuknya.Jantung Namira kembali berdetak kencang saat duduk berdampingan dengan Abra dimobil bagian belakang.
Dengan mata yang tertutup dan kedua lengan baju yang sudah dilipat hingga siku,belum lagi dengan dasi yang sudah melonggar semakin membuat Pria itu terlihat begitu lelah.
Namun Namira hanya berani melirik tanpa berani bertanya atau pun mengeluarkan suaranya.Sepanjang perjalanan menuju ke apartemen Abra rupanya benar benar tertidur mungkin karena terlalu lelah bekerja seharian ini.
Namira yang melihat itu membatu menyelimutkan jas yang tergeletak disamping nya agar Abra tidak merasa kedinginan.Dan hal itu tidak luput dari penglihatan Marsel yang tanpa sengaja melirik ke arah belakang lewat spion dalam mobil itu.
Marsel tersenyum tipis saat melihat betapa perhatian nya Namira pada Abra yang saat ini tengah kelelahan bekerja.
"Maaf tuan,kita sudah sampai,"ucap Namira mengguncangkan bahu Abra setelah mereka sampai dibaseman apartemen setengah jam yang lalu namun Abra tidak kunjung bangun dari tidurnya hingga Namira pun memberanikan diri membangunkan pria itu.