🥉 Juara 3 YAAWS 8
Eklusif hanya di Noveltoon dan pemilik akun Less22, jika ada di tempat lain tau pemilik akun berbeda berarti plagiat! LAPORKAN!
Seorang pria bernama Chasyn, ia hanya anak orang miskin, tinggal bersama ayahnya yang hanya seorang petani di ladang orang, 2 bulan kemudian ayahnya meninggal karena sakit jantung, sedangkan ia tak punya uang untuk berobat dan hanya melihat sang ayah meninggal di pangkuannya.
Hari ini ia bersekolah seperti biasa di sekolah SMAN 4, ia di buli habis-habisan oleh teman sekelasnya, hari itu di malah di suruh terjun dari lantai 4 dan tanpa sengaja, salah satu teman sekelasnya ini mendorongnya dan ia pun jatuh ke bawah.
Seketika ia mati, namun saat di bawa ke rumah sakit, ia mendapatkan system' teknologi canggih yang membantunya untuk berkembang, akhirnya ia pun menjadi penguasa.
Follow Ig, Erna Less22
FB Erna Liasman
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
Kepala sekolah itu terdiam mendengar penjelasan Chasyn.
"Dan juga semua teman-teman ketakutan memendamkan pendapat mereka, ini adalah negara demokrasi semua orang berhak berpendapat dengan berani, sayangnya hati mereka terlanjur di tekan sehingga mereka tak berani untuk bersuara," ucap Chasyn.
Tiba-tiba kepala sekolah itu bertepuk tangan dan tersenyum lalu mendekati Chasyn.
"Kamu sangat berani Nak. Saya rasa ibu Susi memang sedikit berlebihan dalam mengajar, mereka juga harus mengikuti pelajaran yang lain, jika di paksakan dengan pelajaran ibu sehingga mereka tidak bersemangat lagi untuk pelajaran yang lain, saya rasa cara pengajaran ibu memang harus di rubah agar para murid bisa santai belajarnya," ucap kepala sekolah tersebut.
Ibu Susi itu terdiam, entah apa yang ia pikirkan namun ia sama sekali tidak bersuara.
"Ya sudah kamu kembali ke kelas," ucap kepala sekolah itu sambil menepuk pundak Chasyn.
"Baik pak," ucap Chasyn keluar dari kantor tersebut.
"Hey kalian sedang apa di sini?" tanya Chasyn terkejut saat melihat teman sekelasnya yang sudah berada di depan kantor dengan membawa tulisan.
"Tapi ingin demo," ucap Iyan.
"Apaan kalian, udah selesai ayo kembali ke kelas," ajak Chasyn.
"Kami tadi deg-degan kalo kamu bahkan di marah habis-habisan oleh buk Susi lho," ucap Ema.
"Justru dia di beri arahan oleh kepala sekolah, jadi mulai sekarang kalian nggak boleh takut, namun kalian tetap menghormati guru, kalo nggak ilmunya nggak masuk ke kepala," pesan Chasyn.
"Pantas saja apa yang di ajarkan ibu Susi itu nggak masuk di kepalaku, apa karena aku dendam banget ya sama dia," ucap Arlan menggaruk-garuk kepalanya.
Mereka semua pun tidak jadi demo dan kembali masuk ke dalam kelasnya.
"Sepertinya buk Susi nggak masuk, apa jamkos ya," ucap Dendi.
"Enak saja kalian bilang jam kosong, karena buk Susi nggak masuk jadi sebagai gantinya jam pelajaran kedua di ganti jadi yang pertama," tiba-tiba saja buk Meli masuk.
"Yahhh…" keluh mereka bersamaan.
"Kenapa? Kalian tak terima? Ayo cepat buka buku halaman 27," ucap buk Meli.
"Baik Bu," jawab yang lain.
"Dan untuk Chasyn, kamu cukup berani, kamu hanya boleh melakukan hal yang benar saja ya, jangan lakukan pada guru yang lainnya ya," ucap buk Meli.
"Iya buk," angguk Chasyn.
Pelajaran pun berlangsung dengan khidmad.
xxxx
Saatnya pulang sekolah.
"Kamu pulang sama siapa?" tanya Chasyn kepada Iyan.
"Biasa sendiri, kenapa? Ingin mengantar aku pulang ya?" tebak Iyan menaik turun alisnya.
"Iya," jawab Chasyn.
"Oke aku pulang denganmu," jawab Iyan menyandang tasnya.
Mereka pun masuk ke dalam mobil dan melaju di jalanan.
"Emak ku bilang dia suka jika ku berteman denganmu, bukan karena kamu punya mobil, tapi karena kamu sopan, kalo teman-teman ku yang lain itu kalo pergi ya pergi aja," ucap Iyan.
"Oh ya, aku tidak pernah lagi melihat kamu bersama teman-teman mu itu?" tanya Chasyn.
"Iya, mereka beberapa hari ini sibuk, dan herannya mereka tidak membawaku, biasanya mereka ke mana-mana pasti membawaku juga," ucap Iyan.
Chasyn mengangguk. "Kamu nggak penasaran kah apa yang mereka lakukan?" tanya Chasyn.
"Sebenarnya iya sih tapi mereka tidak membawaku tak mungkin aku yang tiba-tiba datang dan nanti kalo mereka marah bagaimana," ucap Iyan murung.
Bersambung
jangan lupa like vote komen dan hadiah
Terima kasih