Boqin Changing, Pendekar No 1 yang berhasil kembali ke masa lalunya dengan bantuan sebuah bola ajaib.
Ada banyak peristiwa buruk masa lalunya yang ingin dia ubah. Apakah Boqin Changing berhasil menjalankan misinya? Ataukah suratan takdir adalah sesuatu yang tidak bisa dia ubah sampai kapanpun.
Simak petualangan Sang Pendekar Dewa saat kembali ke masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boqin Changing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali ke Masa Lalu
Gelap. Hanya kegelapan yang terlihat saat ini di mata Boqin Changing saat melintasi perpindahan waktu. Kekuatannya kemudian makin tergerus dan pada suatu titik dia merasakan kesakitan yang hebat di kepalanya sehingga akhirnya dia pingsan.
Entah berapa lama Boqin Changing pingsan sampai akhirnya dia membuka kedua matanya. Saat ini terlihat hamparan ladang dengan pemandangan bukit yang indah di sebelahnya. Udara di sini sangat segar dengan suhu yang lumayan dingin. Boqin Changing tentu merasakannya, ini adalah desa kelahirannya. Di sini awal mula dia menjalani hidup bersama keluarganya.
Boqin Changing kemudian duduk dan melihat tubuhnya. Dia melihat tubuhnya mengecil seperti layaknya anak-anak pada umumnya.
"Ah ternyata bola itu berhasil membuatku muda kembali. Tapi apakah aku benar benar kembali ke masa lalu?"
Boqin Changing kemudian melihat-lihat ke sekitarnya. Ladang yang siap dipanen dan jalanan ke arah sana mengingatkannya pada masa lalunya. Namun yang membuatnya yakin bahwa dia telah kembali ke masa lalu adalah tempat yang dia duduki sekarang. Sebuah gubuk kecil sederhana yang terletak di ladang kecil ini.
Gubuk ini adalah tempat dulu dia dan keluarganya beristirahat saat berada di ladang. Saat masih kecil, Boqin Changing yang menemani orang tuanya ke ladang akan duduk menunggu di sana.
Hanya saja dia masih bingung dia kembali ke masa lalu di usia berapa? Bola masa lalu tidak menjelaskan secara spesifik di usia berapa dia akan kembali.
Ada ketakutan sebelumnya bahwa dia akan kembali ke masa dimana banyak penyesalan tidak bisa dia selesaikan. Namun setelah melihat ladang dan gubuk milik orang tuanya ini dia yakin dia kembali saat usianya belum genap enam belas tahun.
Bagaimanapun juga ladang ini beserta kediamannya hancur ketika dia berusia enam belas tahun. Jika ladang dan gubuk ini masih ada maka logikanya mengatakan dia kembali lebih awal dari masa pembunuhan itu
"Chang'er kau sudah bangun?"
Sesosok perempuan cantik menyapanya yang sedang duduk. Namun bukannya membalasnya, Boqin Changing justru terdiam dan tidak lama kemudian keluar air mata dari kedua matanya.
Jika pada masa puncaknya, orang-orang melihatnya menangis seperti ini, maka hal ini sangat memalukan bagi seorang yang menyandang gelar pendekar terkuat. Namun saat ini Boqin Changing tidak peduli, dia terus menangis sesenggukan.
Perempuan itu terkejut melihat anaknya yang menangis sesenggukan. Dia berlari dan kemudian memeluknya. Butuh waktu yang lama hingga isak tangis Boqin Changing berhenti.
"Bagaimana sudah baikan?"
"Ya ibu." Hanya kata kata singkat yang bisa diucapkan oleh Boqin Changing.
Seratus tahun lebih dia tidak melihat ibunya dan hari ini dia tidak hanya melihat ibunya tapi juga mendengar suaranya. Walaupun di kehidupan pertamanya usianya mencapai ratusan tahun namun di depan ibunya, hatinya langsung goyah.
Perempuan itu adalah ibu dari Boqin Changing yang bernama Ehuang Baiye. Sesosok perempuan cantik yang merawatnya sejak kecil. Dia juga yang mengajarkan berbagai keterampilan hidup dan berbagai pengetahuan kepada Boqin Changing sedari kecil.
Kadangkala ketika Boqin Changing malas atau melakukan kesalahan maka ibunya yang akan segera menghukum dan memarahinya. Namun dibalik itu semua, Boqin Changing tahu ibunya sangat sayang kepadanya.
"Ibu, dimana ayah?"
"Ayahmu masih di ladang nak. Sepertinya tadi ayah ke arah sana."
Tangan Ehuang Baiye bergerak menunjuk arah timur yang masih merupakan ladang milik mereka.
"Kamu kenapa Chang'er? Mengapa tiba tiba kamu menangis?"
"Ah....itu karena...."
Boqin Changing sadar tingkah lakunya barusan terlalu aneh untuk ibunya. Bagaimana mungkin tiba tiba dia menangis saat berada di gubuk ini.
Padahal menurut ibunya apa yang dilakukan Boqin Changing tidaklah aneh. Dia justru khawatir terhadap anaknya. Bisa jadi ada hewan liar yang mengganggu atau menggigit anaknya. Bagaimanapun seorang ibu akan khawatir jika melihat anaknya menangis tiba tiba.
"Ammm. Itu bu.. Chang barusan mimpi buruk."
Akhirnya alasan itulah yang keluar dari mulut Boqin Changing. Tidak mungkin dia akan bilang bahwa dia menangis karena dia bisa kembali ke masa lalu dan bertemu orang tuanya.
Seandainya dia mengatakan sesungguhnya, bisa jadi orang tuanya mengira dia kesurupan, gila, atau sedang berhalusinasi. Belum lagi jika orang tuanya pun mau mendengarkan, maka akan panjang penjelasannya dan belum tentu mereka akan percaya. Untuk itu Boqin Changing mengambil keputusan merahasiakan kehidupan keduanya ini.
"Oh hanya mimpi buruk ternyata nak. Syukurlah jika hanya itu. Ibu takut ada hewan liar yang mengganggumu?"
"Tidak bu hanya mimpi buruk saja kok."
Boqin Changing kemudian melepaskan pelukan ibunya dan kembali memandang ladang milik orang tuanya ini.
"Ibu ini tahun berapa ya?"
"Apa maksud pertanyaanmu Chang'er?"
Glekk.. Boqin Changing menelan ludahnya. Dia sadar menanyakan pertanyaan yang salah pada ibunya.