Warren Frendata Rafaeyza, seorang CEO dari perusahaan Desainer frough yang berpengaruh di kota Jakarta,
Dia menjadi mualaf karna wasiat sang ayah yg mengatakan bahwa sebenarnya ayahnya adalah gus yg telah ingkar masuk ke agama lain dan ingin anak dan istrinya masuk islam. Diusianya yang sudah matang Warren belum menikah karena masih terjebak dengan cinta pertamanya saat remaja. Dia Citra Bayu Antriza, Wanita cantik yang berhasil memporak porandakan hatinya. Suatu ketika Tuhan menjawab keinginannya untuk memiliki hati Citra sepenuhnya. "7 tahun bukan waktu yg mudah aku lalui ya Alloh, untuk menemukannya, sekarang aku sudah menemukannya! izinkan aku memilikinya, dia yg selalu aku sebut di sepertiga malamku" "Aku, Warren memang bukan yang pertama, tapi aku akan menjadi yg kedua untuk yg terakhir"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaIsw31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berdebat berujung diterima
"Sa-saya orang biasa! tidak akan bisa menyamai tuan! "Citra.
" saya kaya, saya bisa membuatmu berkelas seperti orang kaya jika itu ketakutanmu"Warren santai.
"saya tidak mau menikah, saya mencintai almarhum suami saya! ".
" bohong! lantas apa arti dari tatapanmu Citra! kamu mencintaiku juga" Warren.
"itu hanya perasaan anda! ".
" itu nyata, bahkan suami kamu sudah menyetujuiku untuk menjagamu lewat mimpiku".
"k-kamu, dasar ahh" Citra berjalan untuk duduk di kursi dengan setia diikuti Warren.
"saya tidak berbohong Citra" Warren dengan kejujurannya.
"saya kasar, judes jadi jauhi saya! saya janda murahan! " Citra.
"jangan kamu merendahkan diri kamu sendiri Citra, kamu wanita hebat dan soleha. jika masalah judes itu malah yang membuat saya jatuh hati padamu Citra, kamu perempuan yang tak tergoda dengan pesona saya saat remaja" Warren.
Citra semakin kehabisan kata kata agar bisa menolak Warren.
"menikahlah dengaku Citra" Warren kembali melamar Citra.
Citra yang mendengarnya bukannya senang tapi merinding takut, takut kata kata itu terlontar lagi dan dia tak bisa menjawab.
"tolong! mari kita berjalan masing masing dijalan kita, anda di jalan anda dan saya di jalan saya! " Citra.
"apa lagi yang membuatmu ragu Citra apa kamu takut saya hanya obsesi bukan tulus? ".
Citra hanya diam.
" Kamu bilang karna iman, sekarang kita seiman, kamu bilang berbagai alasan lainnya saya bisa belajar dan mengubah itu!".
"saya belum siap menikah! ".
" saya tunggu! ".
" berhentilah jangan menyia nyiakan hari hari anda untuk mengejar saya! "Citra.
Warren menghela nafas, dia beristighfar lalu berdzikir, dia berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Citra yang tengah duduk.
" beri saya kesempatan Citra, saya meminta maaf atas perasaan saya, atas kejadian kemarin dan atas saya yang ternyata tak bisa mundur".
"saya hanya ingin Fokus kepada Chayna".
" tak masalah, mari kita besarkan dia bersama" Warren.
"saya sudah bilang saya tidak mau menikah" Citra.
"mari Bertunangan denganku Citra".
Citra menghela nafas, pria didepannya sangat gigih namun dia tak kalah gigih.
" saya tidak mau ada perselisihan lagi antara menantu dan mertua! ".
" saya bisa beli rumah untuk kita saja, kta akan pisah rumah jadi hal seperti itu tak akan terjadi".
"Ya allah" Citra kesal sekali"saya takut menikah lagi, saya takut punya anak lagi" alasan Citra makin menjadi.
"makanya saya menawarkan bertunangan dulu Citra, kamu bisa KB saat kita menikah dengan sata nanti, saya tak akan menuntut keturunan" Warren dengan yakin.
"emang siapa yang akan menikah dengan tuan! " kesal Citra.
"kamu! ".
" ya allah, anda bisa cari wanita lain jangan saya! ".
" hanya nama kamu yang saya minta di setiap sujudku! ".
" itu tidak mungkin! ".
" itu mungkin! seberapa tidak siap kamu kalau allah berkata kamu jodohku maka kamu bisa apa? ".
Citra terdiam dia tak tau harus beralasan apalagi, menolak secara gamblang pria di depannya tak mundur, membuat berbagai alasan agar Warren ilfil malah semakin gentar ada saja jawaban yang masuk akal dan menenangkan hati.
" saya seperti ini bukanya tidak ada alasan Citra, saya sudah yakin kamu jodoh saya" ucapnya, dilanjut di hati "beberapa hari ini mimpi itu terus terulang, dimana seorang pria mencoba menyatukan kita, allah menjawab doaku kali ini aku bisa memilikimu, dan yang menyatukan kita itu almarhum suamimu".
" apa yang Tuan liat dari saya? saya tidak pandai mengurus anak! ".
" saya melihat kebaikan, ketulusan, kegigihan, kesedihan, ketenangan dan keteduhan di dirimu. jangan berbohong Citra! lantas kenapa Chayna bisa tumbuh dengan baik? ".
" itu karna di bantu ibuku! "Citra.
" segitunya kamu mau menolakku, kamu berbohong! kamu pintar merawat anak Citra,namanya baru punya anak di manapun sama orang tua ya dibantu, kamu tenang saja nanti saat menikah dengan ku aku yang akan mengurus anak kita" Warren.
seketika wajah mereka berdua memerah namun Citra langsung kembali bersuara "saya banyak kekurangan! lupakan saya".
" maka saya akan menjadi kelebihanmu Citra, bagaimna aku melupakanmu jika hatiku saja kau bawa dan kau miliki" Warren.
Citra hanya menghela nafas dia merasa bimbang dihadapkan pilihan ini dia berdiri dari duduknya agar Warren tidak terus ber lutut didepannya, apa lagi dia bermimpi Suaminya mencoba menyatukan dirinya dengan seorang pria entah siapa di dalam mimpinya setelah solat tahajud tadi, membuat dirinya di rimbung rasa bersalah, dia menganggap mimpi itu sebuah teguran dari allah dan bentuk kekecewaan suaminya.
"kamu tau Citra? saya akhir akhir ini diberikan Mimpi setelah solat tahajud" Warren menunduk disaat Citra memperhatikan wajahnya "mimpi dimana kamu menolak disaat suami kamu menyatukan tangan kita namun akhirnya tangan kita bersatu".
deghh.
Citra tersentak kaget mendengar itu, bagaimana mimpinya sama dengan dirinya? namun apa kata pria didepannya tadi? Suaminya, dirinya dan Warren yang ada disana? jadi pria yang coba suaminya satukan bersamanya adalah pria didepannya?.
Citra sungguh tak percaya "anda tidak tau wajah suami saya, bagaimana anda bilang dia suami saya? ".
" saya tau, mudah bagus aya mencari tau biodata seseorang sekarang"Warren.
Citra masih terdiam dan tak lama ponselnya berbunyi,
"angkatlah dahulu saya akan menjauh" Warren bergegas pergi kearah lain agar Citra dengan leluasa mengangkat telfon.
Citra mengambil ponsel yang ada diatas kecilnya dan melihat nama sang ibu yang ada disana.
"asalamualaikum nak, "
"Waalaikumsalam ma, Maaf ya ma semalam Citra ada undangan makan malam dari salah satu pelanggan yang katanya mau pesan dalam jumlah banyak jadi gak angkat telfon mama" Jawab Citra jujur karna Chayna akan meminta paket oleh oleh untuk para santri untuk pesantren mertuanya.
"gapapa Citra, alhamdulillah kalo kaya gitu semoga usaha kamu lancar terus disana".
" iya ma, kenapa? tumben pagi pagi telfon".
"Mmm" ucap penuh ragu ibu Citra.
"mama mau nyampein apa? gak ada yang sakit kan? apa ada yang lamar Citra lagi di kampung? " Citra, bukan tak ada alasan Citra tanya begitu karna 2 minggu yang lalu ibunya menyampaikan ada yang meminangnya lagi, dan jelas Citra tolak.
Terdengar helaan nafas berat dari sang ibu "iya kak, kamu benar! ada yang melamar kamu lagi, tolong coba kamu pikirkan nak, carilah pria yang kamu cintai agar kami tidak terus menolak niat baik banyak pria".
" ya allah, Citra belum siap menikah lagi ma! "Citra.
" maafkan mama ya nak, dulu mama main Terima pinangan almarhum suamimu dan meninggalkan luka di hatimu karna kamu menjadi janda muda ditinggal meninggal".
"semua sudah belalu ma, semua sudah takdir. Jika Citra menikah dengan pilihan Citra juga kalau takdir berkata Citra jadi janda mau gimana lagi ma" Citra.
"jalani hidup kamu dengan nyaman Citra, tapi coba pikirkan lagi Chayna pasti perlu sosok ayah. bahkan ayah dan ibu mertuamu menyuruhmu menikah lagi karna berat membesarkan anak sendirian Citra, mereka ingin kamu menikah agar kamu bahagia dan Chayna mendapat Figur ayah".
"insya allah Citra pikirkan" Citra dengan tatapan mata menatap Warren yang tenang membantu seorang anak mengambil bola yang tersangkut di pohon.
ibu Citra hanya mengangguk mendengar jawaban putrinya di sebrang telfon,anaknya semenjak menjadi janda banyak yang mengincar ada yang tulus dan ada yang mesum dia hanya takut anaknya jatuh di pilihan yang salah dan dia sudah tidak ada. karna yang namanya umur tidak ada yang tau. "nak, kamu kayaknya dalam waktu dekat bakal dapat lamaran lagi, mama mimpi ada ayam jantan mendekati mama, tapi dia datang dari jauh nak. Dia datang masuk kerumah kita ayam jantannya bagus bangat nak, berkilau, tinggi warna bulunya kuning, hijau merah, bagus bangat nak ayam jantan unggulan Tinggi besar" Mama Citra dengan antusias.
Citra yang mendengar tersentak kok bisa mimpi mamanya seperti menggambarkan Warren pria yang tadi melamarnya.
"Citra? kok diem".
" hehe maaf mah, itu cuma bunga tidur ma jangan di masukin hati".
"kamu gak tau aja kalo orang tua mimpi didekatin ayam jantan dari arah mana tuh anak perempuannya pasti bakal dilamar orang dari arah tersebut dan itu nyata itu sudah berkali kali setiap kamu mau dilamar. dan mimpi mama selalu sama namun berbeda karna ayam jantan itu selalu melihat ayam jantan yang lain mendekati mama baru malam tadi ayam Jantan itu masuk rumah kita nak, mungkin dia sudah lama memantau kamu".
Citra tertegun dia hanya denial saja memang benar adanya Warren gigih mendekatinya baru pasti hari ini.
"coba pikirkan anak kamu ya sayang, di juga butuh sosok ayah, jika ada pria yang membuat hatimu tertarik terimalah. tak ada yang memberatkanmu yang terpenting dia menyayangi Chayna tulus seperti anaknya, Kamu ingat pesan suami kamu nak sebelum dia pergi kamu harus mencari kebahagiaan mu,yang bisa melindungi kamu dan anak kalian, mama gak tau apa maksudnya katna setiap kata pasti suamimu menyuruhmu menjemput kebahagiaan.".
" iya ma"Citra menjadi sedih dia tau betul maksud suaminya gar menjalani hidup dengan orang yang dicintainya, yang mebuat hatinya berdebar.namun tak mau membuat mamanya khawatir dia berkata "modal bismillah nanti ya ma" Citra dengan kekehannya dibalas dengan kekehan lain dari seberang telfon dan tak lama mereka mengakhiri telfon.
Dia menatap Warren yang sedang mengangkat telfon "apa memang dia ya allah?" gumamnya dia memejamkan mata lalu mengucap bismillah.
"manut dalanmu gusti, atur seapike kulo manut. " ucap Citra.
Citra berjalan mendekat ke arah Warren yang sudah selesai dengan ponselnya.
"kamu sudah selesai? " tanya Warren yang diangguki Citra .
"ayo kita pulang, dan maaf Citra jika saya terkesan memaksa saya akan berusaha mundur tapi butuh waktu, saya sudah membuat kamu tak nyaman" kali ini Warren bisa berpikir jernih tak menggebu gebu seperti tadi.
Citra menatap Warren yang kembali menjaga tatapannya "tatap saya sekali lagi tuan".
Warren yang mendengar itu mengerjap lalu menatap Citra,Netra matanya dan Citra saling terkunci dan sekian detiknya Citra berkata " bismillah, saya Terima lamaran tuan".
Warren refleks mundur tak percaya, mendadak telinganya seperti tuli dan lututnya lemas seolah olah beban di pundaknya sudah tak ada,tubuhnya terasa ringan dan airmatanya mendadak menetes. 5 kata 1 kalimat dari Citra membuatnya limbung.
"A-pa kamu bilang? ".
" saya menerima lamaran anda, " ucap Citra lembut tak laku dengan panggilan anda atau tuan dan semacamnya hanya ada aku dan kamu.
"alhamdulillah ya alllah, Terima kasih Citra Terima kasih " ucap Warren dengan air mata haru Kali ini dia diterima, diberi kesempatan. entah dengan perasaan Citra tapi dia berjanji akan berusaha untuk membuat Citra membalas Cintanya.
Citra mendadak ikut menangis entah kenapa melihat raut wajah bahagia Warren membuat hatinya menghangat, dia sudah dewasa dia harus mantap mengambil keputusan, tak ada lagi penghalang Kasta atau semacamnya mereka berhak mengambil keputusan untuk kebahagiaan diri masing masing.
"kabarilah orang tuamu Citra hari minggu saya dan ibu saya akan datang melamar kamu agar mereka tidak terkejut" Warren.
CItra mengangguk, ingin sekali Warren memeluk Citra dengan harunya tapi dia harus sadar diri jangan berbuat zina lagi! sudah cukup semalam dia memanfaatkan kebaikan Citra akibat pengaruh obat biadab.