Penguasa Culun

“sudah kau diam saja ikuti apa kata Alice!!” perintah Frans yang merupakan salah satu anak orang kaya dari kota Grozz.

Rizki yang mendengar ucapan teman temannya menjadi sedikit terharu dengan kebaikan mereka.

Selama di kota Grozz Rizki hanya di manfaatkan dan selalu dihindari karena penampilannya yang culun.

Namun di Kota Nozel ini Rizki merasa di perhatikan dan mulai mengenal apa itu pertemanan sedikit demi sedikit.

“baiklah aku akan diam saja!” ucap Rizki dengan gugup.

Robin saat ini telah dibantu oleh Frans dan Rendy yang maju menghalangi Tyson dan teman temannya.

“sepertinya kalian tidak bisa diajak kerja sama!” ucap Tyson dengan pelan.

“kami hanya ingin pergi ke kantin tapi kalian menghalangi bahkan memukul teman kami!” ujar Frans kepada Tyson.

“bilang kepada Joe sekalipun dia menyuruh orang terbaik dari keluarganya aku tidak akan pernah kembali padanya!” ujar Dina yang sudah emosi.

“keluarga Brock dan keluarga Steward sepertinya ingin menghadapi keluarga Bradfort, Amarantha, Lyle sekaligus!!” ujar Dina dengan marah.

Teman teman Tyson yang mendengar itu seketika menjadi sedikit takut, karena bagaimanapun tiga keluarga itu adalah keluarga kuat yang ada di Nozel.

Tyson hanya mengerutkan keningnya, tidak menyangka bahwa Rizki akan dilindungi oleh keluarga kuat ini.

“tunggu dulu, apa kalian melupakan keluarga Luke?!” ujar Shawn dengan santai berjalan bersama Joe.

Melihat kedatangan Shawn membuat beberapa teman Tyson menjadi bersemangat kembali.

Jika keluarga Amarantha, Bradfort dan Lyle adalah keluarga atas maka keluarga Luke adalah keluarga elit.

“Joe aku sangat menyesal pernah mengenal mu!” teriak Dina dengan keras.

“kalian lama sekali, itu orangnya cepat bawa dia ke bengkel!!” ujar Joe yang membuat semua teman Rizki menjadi panik.

Mungkin untuk mahasiswa baru, mereka belum mengetahui tentang bengkel di belakang Gedung Olahraga.

Namun untuk mahasiswa yang telah belajar lama di Universitas Nozel.

Pasti mengetahui tentang Bengkel yang sudah lama tidak terpakai itu.

Meskipun bengkel itu sudah tidak terpakai lagi oleh Universitas.

Namun saat ini dipakai oleh anggota dojo karate kai sebagai markas.

Belum sempat bereaksi apa apa, Rizki saat ini sudah di seret oleh teman teman Tyson dengan sangat kasar kearah bengkel.

“kau pikirkan ini Dina, jika kamu ingin pacarmu ini tidak apa apa!" ujar Joe mengancam.

"Kau harus datang sendirian sore ini kesana!” ujar Joe dengan senyum menjijikan.

"kau pria yang sangat menjijikan Joe, aku menyesal pernah mengenal mu!" ujar Dina yang mulai menangis.

"itu benar, kami sebagai sahabat Dina tidak akan diam saja melihat sahabat kami di perlakukan seperti ini!" ucap Dian yang kesal.

"kau tunggu saja balasan kami!" tambah Putri dengan marah.

Teman teman Rizki yang lain termasuk Frans yang baru ingin menolong Rizki.

Langsung mendapat serangan dari anak buah Tyson dab Shawn.

“jangan mencoba hal yang lucu!” ujar Shawn yang langsung berbalik berjalan menjauh.

Setelah Shawn dan yang lainnya menjauh Alice baru bergerak menolong Frans.

“apa kau tidak apa apa?!” tanya Alice dengan khawatir.

“aku tidak apa apa!” ucap Frans yang langsung berdiri.

“sekarang kita harus bagaimana?!” tanya Siska kepada yang lainnya.

Semuanya hanya menunduk dan menggeleng seolah olah tidak ada yang dapat mereka lakukan saat ini selain menunggu keajaiban.

“aku akan pergi dan memohon kepada Joe!” ucap Dina yang membuat teman temannya menolak gagasannya.

“tidak, kau tidak boleh pergi!” ujar Putri yang disetujui oleh semua orang.

“lalu bagaimana nasib Rizki?!” tanya Dina yang mulai menangis.

“ini semua salahku, aku yang sudah menyeret Rizki kedalam masalahku, jadi aku yang harus datang menolongnya!” ucap Dina yang langsung berlari menjauh dari teman temannya.

***

Sementara itu Rizki yang saat ini sudah berada di bengkel hanya berdiam diri menunjukan ekspresi ketakutan.

“Joe apa benar dia pacarnya Dina yang baru?!” tanya Shawn menepuk pundak Rizki.

“aku sebenarnya tidak percaya, namun yang aku tahu. Aku harus memukuli dia!!” jawab Joe yang emosi.

“apa kau tahu kesalahanmu?!” tanya Shawn kepada Rizki.

“aku tidak tahu!” ujar Rizki dengan pelan dan menunduk.

“Helix coba kau bantu dia agar dapat mengingatnya!” perintah Shawn kepada salah seorang teman Tyson.

“sialan sepertinya aku tidak akan lolos dengan mudah kali ini!” gumam Rizki dalam hati.

Salah seorang teman Tyson yang bernama Helix pun maju dan melayangkan tinju kearah kepala Rizki.

Pukulan itu terlihat sangat pelan sehingga Rizki dapat menghindar dan berpura pura tidak sadarkan diri.

Karena sakit yang dirasakan dikepalanya saat Helix selesai melakukan satu pukulan.

“ternyata kau memang sangat lemah dasar culun!” ujar Joe yang tertawa melihat itu semua.

“benar bagaimana bisa hanya satu kali pukulan langsung jatuh dan tidak sadarkan diri!” tambah Shawn yang tertawa bersama Joe.

Namun berbeda dengan Joe dan Shawn, Tyson yang menyipitkan matanya seolah olah dia menyadari semua yang dilakukan oleh Rizki.

Tapi Tyson pun merasa kurang yakin dengan intuisi dan pandangannya.

Seolah olah dia merasa tidak mungkin orang seperti Rizki bisa mengerti beladiri.

“sepertinya mata ku sedikit bermasalah!” gumam Tyson dalam hatinya.