NovelToon NovelToon
Terpaksa Menjadi Ibu Sambung

Terpaksa Menjadi Ibu Sambung

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Ibu Pengganti / Anak Yatim Piatu / Menikah Karena Anak
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Ina Ambarini (Mrs.IA)

Saphira Aluna, gadis berusia 18 tahun yang belum lama ini telah menyelesaikan pendidikannya di bangku sekolah menengah atas.
Luna harus menelan pil pahit, ketika detik-detik kelulusannya Ia mendapat kabar duka. Kedua orang tua Luna mendapat musibah kecelakaan tunggal, keduanya pun di kabarkan tewas di tempat.

Luna begitu terpuruk, terlebih Ia harus mengubur mimpinya untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.
Luna kini menjadi tulang punggung, Ia harus menghidupi adik satu-satunya yang masih mengenyam pendidikan di bangku sekolah menengah pertama.
Hidup yang pas-pasan membuat Luna mau tak mau harus memutar otak agar bisa terus mencukupi kebutuhannya, Luna kini tengah bekerja di sebuah Yayasan Pelita Kasih dimana Ia menjadi seorang baby sitter.

Luna kira hidup pahitnya akan segera berakhir, namun masalah demi masalah datang menghampirinya. Hingga pada waktu Ia mendapatkan anak asuh, Luna malah terjebak dalam sebuah kejadian yang membuatnya terpaksa menikah dengan majikannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ina Ambarini (Mrs.IA), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan Luna

Beberapa hari berlalu, setelah mengetahui wasiat Selina, Luna lebih banyak diam. Ia seperti menahan untuk berurusan dengan Khafi, bahkan selalu menghindar ketika hendak berpapasan. Luna masih memikirkan keputusan apa yang akan Dia ambil, hingga pada suatu malam ketika Ica tengah demam tinggi.

Luna semalaman menemani Ica yang tak bisa tidur nyenyak karena demamnya, Ica sering kali mengigau dan memanggil-manggil Selina.

"Mi... Ica kangen sama Mami..." Ica meracau.

Luna menatap Ica dengan perasaan simpati, Luna merasakan bagaimana perasaan Ica saat itu.

"Ica. Disini ada Kak Luna, Kak Luna akan nemenin Ica tidur. Ia sembuh, ya!" Bisik Luna pada telinga Ica.

Perlahan Ica membuka matanya, tangannya terangkat dan meraih tangan Luna.

"Kak Luna. Temenin Ica, jangan tinggalin Ica. Ica gak mau sendirian," ucap Ica setengah sadar.

Ketika tengah menemani Ica, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar dan Luna segera membukanya.

"Bu Windi, Bu Nuri," ucap Luna.

Keduanya masuk ke kamar, dan berniat untuk melihat kondisi cucu Mereka.

"Demam Ica masih tinggi?" Tanya Bu Windi pada Luna.

"Iya, Bu. Apa Kita bawa Ica ke rumah sakit aja?" Tanya Luna.

Bu Nuri menatap cucu keduanya itu, Ica kembali mengigau dan kini yang Ia panggil adalah Luna.

Luna segera menghampiri dan duduk di samping Ica, sesekali Luna juga membasahu ulang kain yang di gunakan untuk mengkompres Ica.

"Lun. Lihat, Ica! Dia begitu merindukan sosok Ibunya, apa Kamu gak kasihan? Kalau Ica tahu Kamu bersedia jadi Ibu sambungnya, Ica pasti seneng banget." Bu Nuri masih berusaha untuk membujuk.

Luna terdiam, Ia menatap wajah Ica yang terlihat pucat.

"Benar, Lun. Brian juga akhir-akhir ini sering murung, bahkan yang biasanya Dia bermain sama Nuka, sekarang lebih sering sendiri di kamarnya." Bu Windi menambahkan.

Luna menghela nafasnya, Ia meraih tangan Ica.

"Besok pagi, Luna akan kasih keputusan." Luna menuturkan.

Bu Nuri dan Bu Windi tampak tersenyum, Mereka mengiyakan penuturan Luna.

"Ya sudah, sekarang Kamu istirahat juga. Besok Kita bicarakan lagi soal ini," ujar Bu Windi.

Luna menganggukkan kepalanya, dan Bu Windi juga Bu Nuri keluar dari kamar Ica.

"Apapun keputusanku nanti, semoga itu keputusan yang terbaik untuk semuanya." Luna bergumam.

***

Keesokan harinya, selesai dengan pekerjaannya, Luna bergegas untuk membersihkan tubuhnya sejenak. Setelah itu, Luna berniat untuk memberi sarapan untuk Rena.

Ketika Ia keluar dari kamar, Luna melihat semua orang tengah berkumpul di ruang tamu dan Ia melihat Khafi tengah menyuapi Rena.

"Loh, kok Rena udah sama Pak Khafi padahal Aku baru aja mau ke kamar Rena." Luna segera berjalan menuju ruang tamu, dan semua orang kini menatap kearahnya.

"Udah selesai, Lun?" Tanya Bu Windi.

Luna mengangguk sungkan, "udah, Bu. Maaf Luna telat, ya. Sampai Rena udah sarapan," ujar Luna.

"Oh, gak apa-apa. Saya tadi yang bikin sarapan buat Rena, sini duduk Lun!" Pinta Bu Windi.

Luna menurut, Ia duduk di samping Bu Windi.

"Jadi gimana, Kamu udah punya keputusan?" Tanya Bu Windi.

Luna mengedarkan pandangannya, Ia melihat Khafi dan Pak Seno sampai tak berangkat bekerja hanya untuk mendengar keputusannya.

"Sudah, Bu." Luna menjawab.

"Jadi apa keputusan Kamu, Lun?" Timpal Bu Nuri.

Luna sempat terdiam beberapa detik, lalu Ia menghela nafasnya dan bersiap untuk memberitahukan keputusan yang di ambil olehnya.

"Emm. Bismillah, keputusan Aku... Aku mau melaksanakan wasiat dari Bu Selina." Luna menuturkan.

Bu Nuri dan Bu Windi tampak senang, begitu juga Pak Seno yang menanggapi keputusan Luna dengan senyuman. Berbeda dengan Khafi, Ia tak menampakan reaksi apapun setelah Luna memberitahukan keputusannya.

"Alhamdulillah, terima kasih. Artinya Kamu dan Khafi sudah sama-sama setuju, tinggal Kita atur langkah kedepannya. Mungkin Kita harus rencanakan tanggal pernikahan Kalian?" Usul Bu Windi.

"Tentu. Kita harus cari tanggal untuk acara pernikahan Khafi dan Luna, nanti Papah akan bantu." Timpal Pak Seno pada istrinya.

"Khafi, emm gimana tanggapan Kamu tentang keputusan Luna?" Tanya Bu Nuri.

Khafi tampak memasang wajah datar, Ia bahkan tak melihat Luna sedikitpun.

"Aku ikut aja." Khafi menjawab seadanya.

"Ya sudah kalau gitu. Saya serahkan semuanya pada Pak Seno saja," ujar Bu Nuri pada besannya.

"Iya. Secepatnya Saya akan cari tanggal," sahut Pak Seno.

Luna terdiam, Ia menatap Khafi diam-diam. Luna tahu sebenarnya Khafi pun enggan untuk menikah dengannya, semua ini Mereka lakukan hanya demi anak-anak.

1
Paijo Silos
Luar biasa
Tri Utari Agustina
Ceritanya bagus banget thor semoga novel yang sebagus ini juga semangat
Ari Suci Ekawati
Luar biasa
Rusmini Rusmini
menurutku ya oprasi nyelametin bayinya jg ngeluarin kistanya jg jd tdk dua x krj ok
Rusmini Rusmini
selama bulan madu gass poll ya Fi /Grin//Grin/
Sulistiyowati Hari Astuti
gampang banget hamilnya bulan madu lgsg jadi...
Rusmini Rusmini
bener katamu Lun tdk bisa menjadi istri yg baik setidaknya hrs jd ibu yg baik utk anak sambungnya /Kiss//Kiss//Kiss/
Rusmini Rusmini
syirik aja yuke /Smug//Smug/
Sulistiyowati Hari Astuti
kok Yuke bebas keluar masuk kantornya Kahfi ya..masuk rumahnya juga bebas gitu asal selonong
Anonymous
k
Nur Ainun Mardiyah
Luar biasa
Tri Yuana
manggilnya papi apa papa sih kok Gonta ganti
Nandaa
/Angry/
Te Mus
Lumayan
Dewa Rana
kapsul kali thorn yg bisa dibuka isinya
Dewa Rana
ceritanya beda dari yg lain thor....
Supar Tinah
semangat bu lina 🫰
Araaa
egegeg
Rusi
Tanggung jwb gaa ni ingus ku leleh gegara baca ini😭
Rita Syahrudin
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!