Jianying adalah seorang permaisuri dari dinasti Han yang sangat dibenci oleh suaminya sendiri, yaitu Kaisar Han.
Semua itu karena Jianying adalah putri dari kaum kafir, kaum yang dari dulu selalu menentang kedaulatan Kerajaan.
Jianying yang cinta mati pada Kaisar melajukan segala cara untuk menarik perhatian Kaisar sampai harus berbuat hal kejam dengan mencelakai selir kesayangan Kaisar yaitu Limei.
Kaisar yang marah besar lantas menghukum mati Jianying dan seluruh keluarganya.
Tapi bagaimana jika Jianying yang telah di penggal kepalanya oleh Kaisar ternyata di beri kesempatan hidup ke dua?
Apa yang akan dilakukan oleh Jianying untuk merubah nasibnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pencemburu
"Ibu Suri" Jian Ying memberi hormat kepada Ibu mertuanya.
Jian Ying tau kedatangan Ibu Suri menemuinya pasti untuk membahas masalah lembaga wanita yang sempat kisruh kemarin.
"Bagaimana keadaan mu setelah di tarik paksa ke dalam penjara?" Ibu Suri masih terlihat begitu dingin di hadapan Jian Ying.
"Saya baik-baik saja Ibu Suri. Terimakasih untuk perhatiannya"
Ibu Suri malah tersenyum miring mendengar ucapan terimakasih dari Jian Ying.
"Aku tidak mengkhawatirkan keadaan mu Permaisuri, kenapa kau harus berterimakasih? Aku hanya merasa prihatin dengan apa yang menimpa mu dan seluruh keluargamu"
"Tetap saja saya tetap harus berterimakasih Ibu Suri. Walau hanya prihatin, tetap saja itu sebuah rasa dari dalam hati Ibu Suri untuk saya" Balas Jian Ying dengan tenang.
Kedua wanita yang hampir memiliki sikap yang sama itu tampak saling berbalas kata-kata pedas yang di kemas begitu apik dengan suara lembut mereka.
"Terserah apa katamu. Tapi sebelum ini, bukannya aku sudah memperingatkan mu untuk tetap diam dan tidak berenang melawan arus? Kau lihat sendiri hasilnya, baru sebentar saja kau sudah mulai hanyut!"
Entah mengapa Jian Ying merasa kalau sebenarnya Ibu Suri tidak membencinya. Entah apa yang membuat Ibu Suri bersikap ketus dan dingin kepadanya padahal Ibu Suri selalu mengkhawatirkannya.
"Kenapa?" Tanya Jian Ying membuat Ibu Suri mengernyit.
"Kenapa Ibu Suri bersikap seperti ini kepada ku? Aku tau sebenarnya Ibu Suri tidak membenciku kan?"
Ibu Suri justru terkekeh mendengar pertanyaan Jian Ying itu.
"Jangan terlalu percaya diri Permaisuri. Lebih baik kau pikirkan bagaimana menyelamatkan dirimu sendiri sebelum kau benar-benar bertahan di dalam penjara bersama kedua orang tuamu!!"
Setelah itu, Ibu Suri beranjak pergi meninggalkan Jian Ying yang masih bertahan di sisi kolam.
"Apa maksud Permaisuri tadi?" Tanya Shuwan.
"Seperti yang kau lihat. Alih-alih menertawakan ku, Ibu suri justru terlihat begitu mengkhawatirkan keadaan ku. Meski dia tetap bersikap dingin padaku, tapi kau bisa dengar sendiri kan? Dia seperti memintaku untuk berhati-hati dalam tindakan ku"
"Permaisuri benar, tapi apa alasan Ibu Suri melakukan itu?"
"Aku juga tidak tau" Jian Ying mengedikkan bahunya sambil melihat ke arah perginya Ibu Suri.
🌺🌺🌺🌺🌺
Meski Shun Yuan sudah tau jika Li Mei adalah orang yang mendorong Jian Ying tapi dia berusaha untuk tetap diam. Dia tidak ingin gegabah untuk menghakimi Li Mei karena dia ingin tau dulu apa tujuan Li Mei mencelakai Jian Ying.
Apalagi Menteri Wang selaku paman dari Li Mei justru menjadi pelaku penyuapan kepada orang dari Kerajaan Go untuk memberikan pengakuan palsu.
Shun Yuan ingin mencari tau dulu apa mereka saling bekerjasama atau tidak. Shun Yuan juga ingin memancing mereka keluar satu-persatu dengan memanfaatkan keadaan ini.
Shun Yuan juga belum berniat untuk mengeluarkan Keluarga Xiao dari penjara. Dia tidak mau membuat pelakunya langsung menyembunyikan diri karena kejahatannya terbongkar.
Mungkin setelah semuanya selesai, Shun Yuan akan bersujud di hadapan Jian Ying untuk meminta maaf atas segala kesalahannya. Semoga saja Jian Ying masih sudi memaafkannya.
"Kaisar, ada Panglima Weisheng di luar"
"Hemm, suruh dia masuk" Shun Yuan semakin di buat kesal karena Kasim Bao menyebut nama orang yang tadi menyentuh istrinya dengan lancang.
"Baik Kaisar"
Shun Yuan langsung menatap tajam ke arah pintu, di mana sahabatnya itu masuk ke dalam kamarnya.
"Mau apa kau menemui ku?" Sinis Shun Yuan.
"Memangnya kenapa? Kau tak mau aku datang kemari?"
"Cih" Shun Yuan membuang wajahnya enggan menatap Weisheng.
"Sebenarnya ada apa denganmu?" Weisheng duduk di hadapan Shun Yuan.
"Ck, apa tujuanmu datang menemui ku? Cepat katakan, aku tidak punya waktu lagi!" Desak Shun Yuan dengan wajah kesalnya.
"Kenapa kau buru-buru sekali. Aku hanya ingin melaporkan jumlah prajurit saja. Mereka yang sudah tewas di medan perang juga sudah di urus dengan baik"
"Hemm" Sahut Shun Yuan dengan ketus.
"Tapi ngomong-ngomong. Apa kau tidak akan menjadikan Putri dari Kerajaan Fang sebagai selirmu agar kau bisa memperluas kekuasaanmu?"
Shun Yuan langsung menatap tajam pada Weishen. Meski dia sudah memenangkan peperangan atas Kerajaan Fang, tapi Shun Yuan tidak berniat untuk mengambil Putri dari Kerajaan itu untuk menjadi Selirnya. Selain karena tidak tertarik, Shun Yuan juga tidak ingin membuat Jian Ying semakin jauh darinya.
Sekarang saja hubungan keduanya bisa dikatakan jauh dari kata baik, apalagi kalau Shun Yuan menikah lagi. Bisa-bisa Jian Ying benar-benar meninggalkannya.
Entah kenapa saat mengambil keputusan itu yang dipikirkan Shun Yuan hanyalah Jian Ying dan Jian Ying. Bukanlah Li Mei atau Kerajaannya.
"Tidak akan!!"
"Kenapa? Bukannya Permaisuri sudah tidak mau denganmu? Kau sepertinya membutuhkan wanita lagi di sisimu selain Selir Li Mei"
"Tutup mulutmu b****sek!!" Shun Yuan menunjuk wajah Weisheng.
"A-apa yang kau lakukan? Aku hanya bercanda Shun Yuan. Kenapa harus semarah ini?" Weisheng bergerak mundur dengan mengangkat kedua tangannya.
"Memangnya kenapa kalau Permaisuri sudah tidak mau denganku? Kau ingin merebutnya dariku?" Sungut Shun Yuan.
"Tenang dulu Shun Yuan. Mana berani aku merebut Permaisuri darimu. Tapi, mungkin setelah kau melepaskannya, bisa ku pertimbangkan. Siapa juga yang tidak mau memperistri wanita secantik Permaisuri. Meski terkenal sombong dan seenaknya sendiri, tapi tidak ada yang menapik kalau Permaisuri memang pandai menarik hati dengan wajah cantik tanpa polesan itu. Apa kau tidak mau mengakuinya?"
"Diam kau kalau masih mau selamat saat keluar dari sini Weisheng!!" Kemarahan sudah begitu tergambar jelas di wajah Shun Yuan.
Weisheng sendiri sampai bergidik melihat kilat amarah di mata Shun Yuan.
"Berani-beraninya kau menginginkan istriku Weisheng!!"
"M-maafkan aku Shun Yuan, aku tidak bermaksud seperti itu" Weisheng mulai ketakutan.
"Asal kau tau Weisheng, sampai kapan pun aku tidak akan pernah melepaskan Jian Ying dari sisiku!! Sampai kapan pun dia akan tetap menjadi milikku!! Sampai kapan pun!! Ingat itu!!" Sumpah Shun Yuan dengan suaranya yang begitu rendah.
"I-iya aku mengerti Shun Yuan. Maafkan aku"
"Keluar sana!!" Shun Yuan berbalik untuk mengendalikan dirinya. Dia juga heran kenapa dia bisa lepas kendali seperti itu hanya karena Weisheng menginginkan Jian Ying.
"Baiklah aku pergi, tapi sikapmu itu sungguh terlihat seperti pria pencemburu"
Shun Yuan berbalik dan langsung memukul mejanya dengan keras.
Braakkk!!
"Aku keluar, aku keluar sekarang juga!!" Weisheng langsung berlari keluar karena tak berani memghadapi singa jantan yang sedang mengamuk itu.
"Cemburu? Aku pria pencemburu?" Gumam Shun Yuan memegang dadanya yang terasa berdebar-debar karena mengingat wajah istrinya yang begitu cantik.
terimakasih atas karya nya kak, terimakasih jg sdh buat aq tertarik baca kisah seperti ini karena jujur ini pertama kali nya aq baca novel dgn alur cerita kerajaan 🥰🥰🥰
ganteng bgtttt. lebih cocok d gombalin sih ini thorrr🤣🤣🤣😅😅😅
a Ying biadab