Kitty adalah gadis sederhana yang bekerja di toko keluarganya, menjual angsa bakar. Hidupnya berubah saat Calvin Hernandez, pria kaya dan dingin, mengajukan permintaan mengejutkan, "Jadi pacarku!" Meski hatinya sudah terpaut pada pria lain, Kitty menolak tanpa ragu.
Namun, Calvin tidak menyerah. Dengan segala pesona dan kekayaannya, ia mencoba memasuki dunia Kitty, menunjukkan sisi lembut yang tak terduga. Kitty berada di persimpangan sulit: setia pada cinta lamanya atau membuka hati untuk Calvin yang ternyata memiliki perasaan mendalam padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
Dengan wajah merah menahan malu, Kitty berkata, "Lebih baik Papa diam dan makan."
Namun, Robin tidak memperhatikan peringatan tersebut dan melanjutkan,"Papa hanya mengatakan yang sebenarnya, kamu belum rugi karena dia hanya melihatmu telanjang. Yang penting dia belum pernah merasakan dan menerawang tubuhmu!" Ucapannya yang ceplas-ceplos membuat Kitty semakin kesal. Dengan cepat, ia menendang kaki ayahnya di bawah meja, menyebabkan suara keras terdengar, "Bruk."
Robin meringis kesakitan sambil berteriak, "Aahh!" Semua orang di ruangan itu terkejut mendengar jeritan tersebut, termasuk Calvin, yang sejak tadi fokus makan.
Calvin mengangkat wajahnya, terlihat bingung, "Paman, ada apa?"
Dengan cepat, Robin berusaha menutupi insiden tersebut. "Ti-tidak apa-apa! Kakiku baru disengat lebah betina," jawabnya, sambil melirik tajam ke arah Kitty.
"Paman, Bibi, mengenai pesta aku akan mengaturnya. Jadi Paman dan Bibi tenang saja!"
Namun, suasana semakin memanas ketika Kitty dengan tegas berkata, "Aku belum mau menikah, terlalu cepat bagiku."
Calvin terlihat kaget, tetapi ia tetap tenang dan bertanya, "Berapa lama yang kamu butuhkan?"
Kitty menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Setidaknya satu atau dua tahun, untuk meyakinkan perasaan masing-masing. Selain itu, kita harus tahu apakah kita cocok atau tidak. Aku tidak ingin setelah menikah baru sadar ketidakcocokan kita."
Perkataan Kitty membuat Calvin terdiam sejenak. Dengan hati-hati, ia bertanya, "Apa kamu tidak percaya padaku?"
Kitty menghela napas lagi, kali ini dengan nada yang lebih lembut, "Aku tidak percaya pada semua orang, termasuk diriku sendiri. Orang tuamu bahkan belum menerimaku. Bagaimana kita bisa menikah kalau orang tuamu tidak suka padaku. Aku tidak mau dianggap rendahan karena bersamamu."
Calvin meraih tangan Kitty dan menatapnya dengan serius. "Baiklah," ucapnya dengan lembut, namun tegas.
Kitty terdiam, terlihat bingung dengan reaksi Calvin. Pria itu kemudian melanjutkan, "Kalau itu yang kamu inginkan, aku juga tidak ingin memaksamu. Kamu butuh waktu untuk memahamiku. Aku akan turuti keinginanmu. Tapi janji padaku, selama hidupmu hanya bisa menikah denganku!"
Kitty menatap Calvin dengan mata yang lebar, tak percaya dengan permintaannya. "Apakah benar, kamu setuju dengan pendapatku?" tanyanya, mencoba memastikan.
Calvin tersenyum lembut, mencoba menenangkan hatinya yang resah. "Aku tahu kamu masih ragu, aku akan memberimu waktu," jawabnya dengan senyum yang menenangkan, menunjukkan bahwa ia siap menunggu dan menghargai perasaan Kitty.
Di malam itu, Calvin berdiri di balkon mansion-nya, memandang jauh ke luar dengan perasaan gelisah. Hawa dingin malam itu tak mampu menyejukkan kegelisahan di hatinya. Penolakan Kitty untuk segera menikah masih menghantui pikirannya.
"Bukankah kita baik-baik saja, kenapa harus menunggu setahun atau dua tahun?" gumamnya, memikirkan alasan di balik keputusan Kitty. "Apakah karena dia sama sekali tidak bisa melupakan bajingan itu?" Wajahnya mengeras, matanya menyipit penuh kecemburuan.
"Angsa kecilku, jangan coba-coba menyimpan pria lain di hatimu. Kalau tidak, aku akan bertindak lebih jauh," ucapnya, suara rendahnya penuh ancaman.
Group H.N.Z.
Keesokan harinya, suasana di kantor Calvin berbeda. Kitty duduk di ruangan kantor Calvin, dikelilingi oleh berbagai majalah perhiasan, tas, sepatu, pakaian, dan kosmetik yang ditunjukkan oleh asisten Calvin, Bowie.
Kitty tampak bosan, meskipun Bowie berusaha membuatnya tertarik dengan produk-produk terbaru. Sementara itu, Calvin duduk di mejanya, fokus meneliti tumpukan file yang ada di depannya, sesekali melirik ke arah Kitty dengan tatapan penuh pemikiran.
"Pagi-pagi atasanmu membawa aku kemari hanya untuk melihat majalah? Membosankan sekali," gerutu Kitty dengan nada kesal.
Bowie tersenyum sabar, mencoba menghibur."Nona, semua yang ada di majalah ini adalah produk keluaran baru tahun ini. Anda bisa pilih yang mana saja Anda suka!" kata Bowie dengan ramah, berharap bisa menarik perhatian Kitty.
"Tidak mau! Aku tidak suka!" jawab Kitty tegas, sambil memeluk tasnya dengan erat, menolak semua pilihan yang ditawarkan.
Calvin, yang sejak tadi diam memperhatikan, akhirnya beralih pandangan ke arah Kitty. Ia mengamati gadis itu dengan tatapan penuh tanda tanya.
Bowie, yang merasa situasi semakin canggung, bertanya dengan nada hati-hati, "Lalu, apakah ada yang Nona suka?"
Kitty mendengus kecil, lalu menjawab dengan nada menantang, "Ada satu! Tapi kalian tidak menawarkan padaku!" Jawabannya membuat Bowie kebingungan.
"Beritahu saja, apa yang Nona suka, kami pasti akan membelinya," ucap Bowie, masih berusaha bersikap ramah dan profesional.
Kitty mengangkat alis, menatap Bowie, kemudian menunjuk ke arah Calvin. "Aku mau atasanmu menemaniku pergi dan membantu aku pilih," ucapnya tegas, menantang Calvin untuk ikut serta.
Calvin mengerutkan dahi, sedikit terkejut dengan permintaan Kitty. "Kamu bisa pilih apa saja, tidak perlu aku yang membantumu," jawab Calvin.
Kitty menatapnya dengan tatapan tajam. "Bukankah tujuanmu membawaku ke sini adalah untuk memilih sesuatu yang aku suka? Jadi kamu harus membawa aku ke sana!" jawab Kitty.
Bowie merasa cemas mendengar permintaan gadis itu, Selama ini Calvin yang sedang fokus pada pekerjaannya tidak suka diganggu atau meninggalkan kantornya.
Calvin menatap diam dan serius ke arah gadis itu.
ngehaluin mereka berdua bikin guemesss plus ngakak dengan kekonyolannya 😅😅😅
Pacaran ada batasan. Setelah menikah ya menikah bukan pacaran setelah menikah. Pacaran kan bisa putus kapan aja...beda dg menikah.... hmm.ya gitulah