Pria Dingin & Angsa
Siang hari cuaca cerah.
Seorang gadis sedang mengayuh sepeda dengan cepat, melintasi jalan yang rusak dan becek. Gadis itu berambut panjang, berwajah bulat dengan mata besar yang indah. Hidungnya mancung serta bibirnya tipis. Senyuman manis terlukis di wajah cantiknya.
Di sepedanya, dia membawa sesuatu yang tergantung di stang. "Sudah terlambat, aku harus cepat. Kalau tidak, mama pasti mengamuk lagi," gumam gadis itu sambil melihat jam tangannya yang berwarna pink muda dan bermotif Hello Kitty. Ia juga mengenakan jaket Hello Kitty, membuat penampilannya sangat menggemaskan dan manis.
Tiba-tiba, sebuah mobil mewah melaju dengan kencang di jalan itu. Ban mobil tersebut langsung melewati lubang besar, menyebabkan air kotor menciprat ke pakaian gadis itu dan juga makanan yang digantung di stang sepedanya.
"Ahhh...!" teriaknya dengan wajah panik, mencoba membersihkan pakaian dan periksa makanannya.
Tidak puas, gadis itu mulai mengejar mobil mewah tersebut, mengayuh sepedanya dengan lebih cepat. Hatinya berdebar keras, bukan hanya karena kemarahan, tetapi juga karena ketakutan akan kemarahan ibunya jika angsa bakar yang dibawanya benar-benar rusak.
Sementara itu, di dalam mobil, seorang pria muda terlihat fokus pada handphonenya. Dia mengenakan kemeja biru, dasi hitam bermotif polkadot, serta jas hitam. Wajahnya tampak serius, matanya tidak lepas dari layar handphone yang memancarkan cahaya biru.
"Tuan, waktu rapat sisa 20 menit, kita akan tiba pada waktu yang tepat," kata supir pria itu dengan tenang, matanya tetap fokus pada jalan di depan.
Pria muda itu mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari handphonenya. "Pastikan kita tidak terlambat," jawabnya singkat, suaranya terdengar tenang namun penuh otoritas.
Mobil terus melaju, tanpa menyadari gadis yang sedang mengejar mereka di belakang.
Setelah tiba di tempat tujuan, supirnya keluar dan membukakan pintu untuk atasannya itu. Pria berwajah tampan dan sikap dingin melangkah masuk menuju ke pintu besar itu dengan langkah pasti dan penuh percaya diri.
"Sebentar!" teriak gadis itu yang menghentikan sepedanya dan langsung mengejar langkah dua pria itu. Nafasnya tersengal-sengal, namun tekadnya tidak goyah.
"Tuan, tunggu aku!" seru gadis itu berlari menghampiri mereka. Jaket Hello Kitty-nya terlihat kotor akibat terkena air dari jalan becek itu, namun dia tidak peduli. Amarahnya membara, mengalahkan rasa malunya.
"Nona, ada apa?" tanya supir pria itu dengan nada terkejut, menghentikan langkahnya dan memandang gadis tersebut. Sementara bosnya menatap dingin pada gadis Hello Kitty tersebut, matanya seakan menilai dari ujung kepala hingga kaki.
"Pakaianku dan makananku jadi kotor karena ulahmu. Kenapa kamu bisa membawa mobil begitu laju di jalan yang rusak?" jawab gadis itu dengan nada marah, memperlihatkan angsa bakarnya yang kotor.
"Nona, sepertinya aku tidak melihatmu tadi," ujar supirnya dengan nada tenang, mencoba meredakan situasi.
"Apakah aku sekecil bebek sehingga kalian tidak melihatku?" tanya gadis itu mulai kesal, suaranya semakin meninggi.
"Lalu, apa yang harus aku lakukan?" tanya supirnya dengan sabar, meski sedikit bingung.
"Bayar ganti rugi, makananku jadi rusak karena terkena air kotor dari mobilmu," jawab gadis itu tegas, menunjukkan lagi makanan itu kepada mereka.
Pria dingin itu menatap gadis tersebut dengan tatapan meremehkan. "Hanya ingin uang, tidak perlu menggunakan cara seperti itu!" sindirnya dengan nada tajam.
"Tuan, melihat dari penampilanmu, sepertinya kamu adalah seorang bos besar. Apa salahnya kalau kamu ganti rugi ketika merusakkan makanan orang?" ujar gadis itu dengan kesal, menatap langsung ke mata pria itu.
Pria dingin itu mengeluarkan dompet dan mengambil beberapa lembar uang. Ia melepaskan begitu saja uangnya sehingga jatuh berserakan di tanah.
"Bukankah uang yang kau minta? Ambil saja. Semua uang ini cukup untukmu," jawabnya dengan dingin, kemudian melangkah masuk ke dalam gedung tinggi itu tanpa menoleh lagi.
Gadis itu merasa kesal dan emosi yang hampir meledak. "Kau anggap aku sebagai apa, sehingga membayar uangnya dengan cara seperti ini," gumamnya, terlihat wajahnya memerah dan sangat mengemaskan.
"Lihat saja, apa yang akan aku lakukan," batin gadis itu, menatap uang yang berserakan di tanah dengan tatapan penuh dendam.
Beberapa saat kemudian, gadis itu kembali ke tempat tinggalnya yang juga merupakan tempat mereka berjualan Angsa Bakar.
Terlihat angsa bakar yang digantung di sana, mengeluarkan aroma lezat yang menggoda. Seorang wanita gemuk sedang memotong angsa sesuai pesanan pelanggan, tangannya cekatan dan terampil.
"Cepat katakan, kenapa pesanan pelanggan tidak sampai ke alamatnya, dan kau juga pulang dengan tangan kosong?" tanya wanita itu, yang ternyata adalah ibu gadis tersebut. Nadanya terdengar tegas dan tidak sabar.
"Angsa sudah dilecehkan, dan tidak layak dimakan lagi. Jadi aku pulang untuk ambil yang baru," jawab gadis itu dengan menunduk, merasa bersalah.
"Kitty, kenapa kau selalu saja memberi alasan yang tidak masuk akal? Sebelumnya kau mengatakan kalau angsa bakar yang akan kau kirim hilang karena melarikan diri. Sekarang malah dilecehkan. Sebenarnya kemana angsa bakar itu?" tanya pria paruh baya yang adalah ayahnya, dengan nada curiga.
"Papa, angsanya kotor karena kena becek. Mobil itu sangat laju sehingga mengotoriku dan angsanya," jawabnya sambil menggigit bibir.
Brak!Hentakan pisau terdengar ketika ibunya menghentakkan pisau ke papan pemotong, membuat Kitty tersentak.
"Kenapa aku bisa memiliki seorang putri yang begitu bodoh? Makanan itu ada di dalam box yang sudah dikemas dengan baik. Dan kenapa kau bisa melewati jalan yang rusak?" suara ibunya terdengar lantang, penuh kemarahan.
"Mama, waktuku hanya sisa setengah jam, oleh karena itu aku menggunakan jalan pintas," jawab Kitty dengan nada rendah, mencoba menjelaskan.
"Lalu, di mana angsa itu sekarang?" tanya ibunya lagi, suaranya lebih tenang namun tetap penuh otoritas.
"Sudah ku berikan kepada pelakunya. Lagi pula aku mengambil uang sesuai harganya, jadi kita tidak rugi," jawab Kitty sambil memberikan uang itu kepada ibunya, berharap itu akan meredakan amarahnya.
"Walau kita tidak rugi, tapi kita kehilangan pelanggan," kata ibunya, menghela napas panjang.
"Mama, hilang satu pelanggan tidak akan membuat kita bangkrut. Atau kita berikan saja gratis satu yang masih hidup," jawab Kitty, mencoba menenangkan ibunya dengan senyum kecil.
"Tidak tahu kenapa aku bisa memiliki putri sepertimu, bodoh sekali," gerutu ayahnya, menggelengkan kepala.
"Kebodohanku datang darimu," balas Kitty dengan nada pelan namun tetap terdengar.
"Masih melawan," ucap ayahnya dengan nada kesal.
Di sisi lain, pria dingin itu baru keluar dari gedung setelah menjalani rapat selama dua jam. Wajahnya masih menampilkan ekspresi dingin dan tak terbaca. Supirnya terbelalak kaget melihat kondisi mobilnya, begitu juga dengan atasannya yang diam menatap kesal kondisi mobilnya yang berserakan dengan angsa bakar.
"Ke-kenapa angsa bakarnya ada di sini?" tanya supir itu dengan nada terkejut, tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Angsa bakar yang telah kotor, kini berantakan menempel ke mobil mewah itu. Kepalanya berada di atap mobil, kedua kakinya berada di depan dan belakang mobil, sedangkan bagian daging lainnya menempel di kaca-kaca mobil, sehingga mobil itu terlihat sangat kotor dan menjijikkan.
Pria dingin itu menatap angsa bakar yang berserakan dengan ekspresi marah. "Jangan sampai aku melihat gadis itu lagi, kalau tidak, dia yang akan menjadi Angsa bakar."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
🍁Naura❣️💋👻ᴸᴷ
haha gak kebayang mobil mewah nya seperti apa di tempel angsa bakar
2024-07-27
0
🍒⃞⃟🦅 🎀PISCES🆁🅰🅹🅰❀∂я
ahhhh aku kangen si biang eror siapa lagi itu lupa namanya 🤭🤭🤣🤣
2024-07-23
0
🤩😘wiexelsvan😘🤩
mampir absen lg ya thorrr 😉😉
seneng banget q ma sifat dan sikap kitty yg polos,pinter,dan brani ma siapapun 😍😍
jd mengingatkan q dengan carreles ma lavender thorrr 😘😘😘
2024-07-04
3