entah kenapa, author selalu tertarik dengan cerita transmigrasi. jadi, pembacanya author jangan bosan ya hehehe....😁😁
kali ini. kisah ini menceritakan seorang Narita yang tiba-tiba saja menjadi seorang ibu dari dua anak lelaki.
hidup tubuh yang di tempati oleh Narita ini, sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari suaminya. ia juga melakukan segala macam cara untuk mendapatkan perhatian suaminya, sampai akhirnya Narita mengambil alih tubuh itu.
lalu bagaimana kah kisah selanjutnya ?. ikuti terus ya guys 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. meminta cerai
Sreng.. sreng.. sreng... suara panci bertemu dengan spatula.
Anastasia memasak nasi goreng layaknya seorang chef yang handal. Anastasya dan mbok Ning sedang sibuk menyiapkan sarapan. mereka belum menyadari bahwa semalam Alexander menginap di kediaman mereka.
Anastasia dan mbok Ning fokus untuk memasak sarapan dan membereskan peralatan dapur lainnya. tiba-tiba Anastasia mendengar suara tangis yang berasal dari kamar putra-putranya.
"oek oek oek..."suara tangis alzio. Anastasia menghentikan aktivitasnya. ia mencuci tangannya terlebih dahulu.
"mbok ana tinggal sebentar ya mbok, aryano dan alzio sepertinya sudah bangun..."ucap Anastasia sambil mencuci kedua tangannya.
"iya neng.." mbok Ning pun hanya menganggukkan kepalanya sedikit.
setelah itu, Anastasia langsung berlari ke kamar putra-putranya itu, saat ia tergesa-gesa berlari ke arah kamar kedua anaknya, ia tidak menyadari bahwa ia melewati Alexander Maranatha suaminya.
Alex pun hanya menatapnya tidak mengerti, ia bingung melihat tindakan Anastasia seperti itu. seolah-olah ia peduli dengan anak-anaknya.
ceklek... suara pintu dibuka..
Anastasia langsung mengarahkan pandangannya kepada ariano yang sedang membujuk adiknya alzio untuk berhenti menangis.
saat Anastasia masuk alzio menjadi panik sendiri, walaupun ia dan ibunya sudah berbaikan namun dalam hati ariano Masih ada ketakutan.
"bunda jangan marahi adik, Ia masih kecil. Kalau bunda mau marah. bunda marah sama Iyan aja.."ucap aryano sambil menyatukan kedua jari telunjuknya. Anastasia tersenyum, ia tahu bahwa Putra sulungnya masih trauma terhadapnya.
"Kenapa begitu sayang, Ian tidak perlu takut bunda tidak akan marah.." ucap Anastasia mengelus kepala buah hatinya itu. setelah itu ia beralih kepada si kecil alzio yang sedang menangis.
"ulu..ulu... anak bunda udah bangun ya, haus ya sayang.." ucap Anastasia sambil menimang-nimang alzio.
"Abang, sebaiknya Abang cuci muka dan gosok gigi ya.. minta tolong sama mbok Ning, bunda mau nyusuin adik dulu, nggak papa ya sayang..??"ucap Anastasia memberi pengertian kepada Putra sulung yaitu. Iyan pun mengganggu tanda mengerti.
"baik bunda, Iyan akan minta tolong sama mbok Ning.." ucapnya.
setelah itu, ia langsung keluar dari kamar tersebut menemui mbok Ning untuk meminta tolong membantunya ke kamar mandi.
Tanpa mereka sadari, di luar pintu itu Alexander berdiri mendengarkan percakapan ibu dan anak itu.
Ia cukup terkejut mendengar dan melihat perlakuan Anastasia kepada kedua buah hatinya. namun sebelum aryano keluar dari kamar Alexander terlebih dahulu sudah pergi dari tempat itu.
***
ariano berjalan ke dapur menemui mbok Ning. sesampainya aryano di sana, ia terkejut melihat ayahnya sedang duduk di meja makan dan melihat menu sarapan itu.
ariano kembali merasa takut, karena ariano sudah sering melihat Alexander dan ibunya bertengkar.
bahkan aryano juga mendengar kata-kata Alexander yang tidak mau mengakui kedua anak-anaknya itu. Ariano tidak menyapanya melainkan langsung berjalan ke arah mbok ning.
saat kedatangan aryano, Alexander mengarahkan pandangannya kepada anaknya.
(ternyata anak ku sudah besar. tapi kenapa dia seperti nya takut melihat ku.) batinnya.
"mbok, bunda bilang ariano harus minta tolong sama mbok untuk memandikan ariano karena bunda sedang menyusui adik."ucap ariano kepada mbok Ning sambil menarik sedikit baju mbok Ning.
mbok Ning pun tersenyum, ia langsung mengangkat tubuh kecil mungil itu untuk segera dimandikan.
"Baiklah tuan muda.."ucap mbok Ning. Mereka pun langsung meninggalkan dapur setelah mbok Ning berpamitan kepada tuan Alexander.
namun, sepeninggalan mereka, Anastasia pun langsung ke dapur bersama dengan si kecil alzio dalam gendongannya.
ia terkejut melihat Alexander berada di meja makan, namun tidak menyentuh apapun. Anastasia mengerutkan keningnya, Ia kembali mengingat sosok tersebut, sosok yang selalu membuat Anastasia asli ini menderita karena tidak menganggapnya sama sekali.
Anastasia pun mendengus kasar. iya berpikir dalam hatinya mungkin saja Alexander tidak akan pernah datang ke sini lagi, nyatanya apa ia melihat sosok yang ia benci itu duduk manis di meja makan.
sesaat tatapan mereka bertemu, Alexander memberikan tatapan tajam kepadanya. sementara Anastasia memandang Alexander dengan tatapan acuh tak acuh.
"apa yang kamu rencanakan lagi, karena kamu tidak berhasil mengikatku dengan keberadaan anak-anak kamu? sekarang menyusun taktik kembali dengan menyayangi anak-anak agar aku bisa luluh begitu?" tuduh Alexander kepada Anastasia. tentu saja Anastasia tidak terima dituduh seperti itu.
"eh.. kalau ngomong itu di filter ya, jangan karena dulu aku tergila-gila padamu !!! kamu seenaknya menyimpulkan bahwa aku memberikan perhatian, kepada kedua anakku karena aku menginginkan perhatianmu. hello !!!kamu itu sudah saya kubur dalam-dalam ke lubang Jepang, Dalam hatiku sudah tidak ada kamu lagi hanya ada anak-anakku saja, jadi mulai sekarang kamu sudah bebas!! aku juga meminta padamu untuk segera mengurus surat perceraian kita. Aku tidak akan meminta apapun kecuali kedua anakku..!!"ucap Anastasia dengan tegas.
sontak pengakuan itu membuat Alexander seperti terbakar dalam hati, ia mengeraskan rahang dan mengepalkan kedua tangannya hingga tangan itu menjadi putih.
"hehehe.. Kamu pikir, aku akan terpancing dengan taktik mu ini ?? tidak..!!! karena kamu meminta cerai !! maka akan segera aku urus !aku juga tidak bersedia memberikan kamu harta apapun, kamu juga menginginkan hak asuh kedua anak itu ! silahkan ambil..!! karena aku tidak memperdulikan mereka sama sekali, aku menganggap mereka adalah hasil dari perbuatanmu dan kecuranganmu dan aku tidak akan Sudi mengakui mereka."ucap Alexander dengan lantang.
Anastasia kembali tersenyum miris mendengar pengakuan Alexander itu, yang ia tidak habis pikir adalah sedikitpun rasa cinta untuk kedua anaknya itu tidak ada dalam hatinya, bahkan Alexander tidak pernah menaruh minat apapun kepada mereka.
"baguslah kalau begitu, segeralah urus. lebih cepat lebih baik.." ucapnya lagi dengan ketus.
sebenarnya dalam hati, Alexander merasa tidak enak mengatakan hal itu, Iya juga merasa menjadi seorang ayah yang jahat kepada kedua anaknya.
ia tidak pernah memperhatikan mereka, padahal mereka sendiri adalah darah dagingnya sendiri. namun keegoisan telah menguasai hatinya, dan tentu saja Anastasia juga tidak peduli.
setelah perdebatan kecil itu, Alexander pun langsung meninggalkan tempat tersebut, namun Anastasia tidak meninggalkan tempat itu. tentu saja ia harus memenuhi nutrisi anak-anaknya. tak lama mbok Ning dan ariano pun datang bergabung.
"bunda Iyan sudah mandi. sudah bersih, sudah wangi.."ucap ariano kepada bundanya.
Anastasia yang melihat semangat anaknya itu menjadi senang. ia membelai kepala ariano karena di pangkuannya masih ada alzio.
"wah hebat sekali anak bunda, gantengnya tambah 10 kali lipat.."puji Anastasia. "karena abang Iyan sudah selesai mandi, sudah bersih sudah wangi sekarang waktunya untuk sarapan pagipagi."ucap Anastasia sambil mengambilkan nasi goreng dan menaruhnya di piring ariano. setelah itu Anastasia kembali menatap kepada mbok Ning.
"mbok makanlah bersama kami, nasi gorengnya terlalu banyak sayang kalau tidak dihabiskan. panggil juga Pak Nino untuk sarapan bersama kita."ucap Anastasia tanpa beban.
mbok Ning jadi gelagapan sendiri tidak mungkin ia makan bersama dengan majikannya apalagi di rumah ini masih ada tuan Alexander Maranatha.
"tidak usah neng, nanti mbok sama bapak akan makan setelah neng dan para tuan muda ini selesai makan.." ucap mbok Ning dengan penuh kelembutan. Anastasia tersenyum.
"nggak papa mbok, gabung aja bersama kami. lagi pula, Alex tidak akan datang makan bersama kami. jadi mbok tidak perlu sungkan mari mbok makan bersama kami."ucap Anastasia. tapi tiba-tiba terdengar bariton datar dari jauh.
"kata siapa aku tidak akan makan bersama kalian..??"ucap Alexander.
Anastasia dan mbok Ning menjadi bungkam. sementara Alexander berjalan mendekat ke arah mereka.
sontak ariano yang menyendok makanan ke mulutnya itu menghentikan aktivitasnya dan melihat ke arah ibunya.
dari sorot matanya, ada rasa khawatir dan takut. Ia takut melihat ayahnya sendiri, karena kehadiran mereka pun tidak bisa membuat kedua orang tuanya menjadi harmonis.
Anastasia menyadari tatapan ariano sementara Alexander sudah mendudukkan pantatnya di salah satu kursi yang ada di sana.
***bersambung***
𝐞𝐡 𝐭𝐩 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐠𝐤 𝐚𝐝𝐚 😁😁
𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐦𝐮 𝐭𝐡𝐨𝐫
𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚.... 💃💃💃💃💃
𝐂𝐄𝐎 𝐤𝐨𝐤 𝐩𝐞'𝐚