Seorang wanita yang harus berurusan dengan seorang pria yang selama ini dia benci. Bahkan pria itu menganggu kehidupan hingga dengan beraninya, pria itu berani mendekati dirinya. Dan menjadi hal yang mengkagetkan jika mana pria itu seorang duda. Apakah wanita itu menerima cinta dari seorang duda itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenapa dia selalu menganggu harinya
Siang hari
Lukita dan teman-temannya baru saja keluar dari kelas,mereka langsung ke kantin membeli beberapa makanan yang ada disana.
"Nanti masih ada 1 dosen lagi yang mengajar, jangan cabut kamu." kata Mia pada Lukita.
"Tidaklah." jawab Lukita dengan santai, tiba-tiba didekat meja mereka ada seorang wanita yang menatap mereka dengan tatapan tidak suka.
"Eh kamu lagi." sapa Lukita dengan nada bercandanya.
"Awas saja kamu." ancaman wanita itu, yang langsung pergi.
"Kenapa tuh anak." ucap Lukita yang bingung dengan perkataan wanita tadi.
"Pasti dia marah sama kamu luk dengan kejadian beberapa hari yang lalu itu." jawab Amira yang sedikit cemas jika dia diganggu.
"Kamu tenang saja, aku menghadapinya." jawab Lukita.
"Gimana nanti kamu dikeroyok mereka?" Amira terlihat cemas ada apa-apa dengan Lukita.
"Kamu tenang saja, aku bisa mengatasinya." Lukita pun tak merasa masalah dengan hal itu.
Mereka pun kembali ke kelas mereka lagi mengingat kurang setengah jam lagi mereka akan melanjutkan jadwal mereka.
Akhirnya semua selesai, mereka langsung bersiap-siap untuk pulang.saat diarea pakiran Lukita melihat ada mobil terpakir yang nampak tak begitu asing.
"Sepertinya mobil itu lagi." batin Lukita yang hafal betul jika itu mobil pria itu.
"Gimana, kamu ikut aku tidak. Aku antar kamu pulang." jawab Mia yang ingin mengantarkan Lukita untuk pulang bersamanya.
"Tidak usah, aku bisa naik angkutan umum saja." balas Lukita yang diam-diam tak ingin mereka tahu ada seseorang yang sedang mengawasi dirinya dari dalam mobil.
"Beneran?" tanya lagi Mia.
"Iya, sana kalian pulang duluan." ucap Lukita yang memaksa mereka untuk lebih pulang lebih dulu.
Saat mereka berdua sudah pulang kini hanya ada Lukita ditempat itu, pandangannya tertuju pada mobil diarea pakir itu.
"Kenapa dia datang lagi." batin Lukita yang kesal hidupnya tak lagi aman.
Tiba-tiba saja ada tiga pria mendekati dirinya berserta wanita yang dia temui di kantin itu.
"Oh kamu kunti." sapa Lukita, mendengar namanya dipanggil kunti nampak wanita itu benar-benar marah.
"Itu pekerjaan kalian, kalian bawa wanita ini." ucap wanita itu dengan senyuman sinis.
"Baik boss." jawab pria itu sambil menunjuk senyuman sinis didepan Lukita.
"Kalian mau bawa kemana aku?" tanya Lukita pada mereka bertiga.
"Tak perlu tahu kamu." pria itu menarik tangan Lukita, Lukita sempat kaget kenapa tangannya ditarik. Lukita pun menendang bagian aset pria itu hingga pria kesakitan hingga terjatuh.
"Aduh, maaf tali sepatu lepas jadi tak sengaja memukul." Lukita sengaja melakukan itu.
"Kamu." pria itu nampak terlihat marah hingga dia maju mendekati Lukita. Tapi sayangnya pria itu terjatuh, karena posisi Lukita menundukkan dengan satu kakinya menginjak kaki pria itu.
Sedangkan Lukita menundukkan kepala membenarkan tali sepatunya. "Kamu kenapa bisa jatuh?" tanya Lukita pada pria itu yang sengaja ingin mengajak bermain-main.
Tanpa aba-aba pria satunya maju, tapi Lukita bisa menangkis. "Mau main-main ya." Lukita langsung membanting pria itu, hingga wanita itu kaget dengan apa yang dilakukan oleh Lukita.
"Sepertinya teman wanita kalian juga ingin main-main denganku. Ayo kesini sayang." wanita itu langsung pucat.
"Diam kamu." teriak wanita itu, Lukita maju mendekati wanita itu.
"Lebih baik kamu diam, jika kamu melakukan hal ini lagi tak segan-segan aku melakukan hal yang lebih dari ini sayang." ucap Lukita pada wanita itu.
Wanita itu langsung pergi di ikuti mereka bertiga. "Awas saja kamu." ancaman dari salah satu mereka. Lukita hanya membalas dengan senyuman.
"Dada sayang, aku tunggu tanggal mainnya." teriak Lukita yang begitu senang.
Dari dalam mobil
"Sepertinya nona Lukita tak pernah takut dengan orang-orang yang selalu menganggunya tuan." ucap Milano yang ada didepan.
"Biarkan saja, selama dia bisa menjaga dirinya sendiri." jawab Damian yang melihat langsung bagaimana sifat wanita itu.
Dari kejauhan dia melihat Lukita yang asyik mengobrol dengan teman-temannya. Dengan senyuman tertawa dia tunjukkan pada temannya.
"Manis juga." gumam Damian, didepan Milano hanya tersenyum mendengar perkataan dari tuannya.
"Sepertinya tuan benar-benar cinta dengan nona Lukita." batin Milano tak menyangka jika tuannya benar-benar jatuh cinta dengan seorang gadis bar-bar.
Lukita pun mendekati mobil itu, Milano pun segera keluar dari mobil menyambut kedatangan dari Lukita.
"Kamu lagi susu milo, ada apa kamu kesini?" tanya Lukita yang secara langsung direspon bingung dari ucapan Lukita pada dirinya.
"Susu milo?"
"Iya kamu, kenapa lagi kamu kesini." ucap Lukita dengan nada kesalnya.
"Saya hanya diperintahkan tuan untuk menjemput nona, didalam mobil ada tuan Damian yang sedang menunggu nona." ucap Milano pada Lukita.