Farrel adalah seorang playboy kelas kakap, sudah banyak wanita yang dia kencani dari berbagai macam profesi. Baginya wanita hanya mainan saja, yang akan dia tinggalkan setelah merasa bosan. Tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta.
Dia adalah seorang pria dengan sejuta pesona. Siapapun wanita yang melihatnya akan terpesona dengan ketampanannya, apalagi dia adalah seorang pengusaha yang kaya raya.
Namun, malam itu dia salah masuk ke dalam kamar hotel membuat dia melakukan kesalahan fatal dengan seorang wanita yang tidak dia kenali. Wanita itu meletakkan sebuah cek senilai seratus juta di atas meja, agar Farrel tutup mulut.
Farrel sangat terkejut ketika mengetahui kenyataan bahwa wanita itu ternyata adalah istri dari saudara sepupunya. Apakah dia harus bertanggung jawab karena telah merenggut kesuciannya ataukah mencari wanita lain sebagai tambatan hati? Padahal ada banyak wanita yang mengharapkan cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
"Mengapa dia harus menjerit seperti itu? Bukannya dia sering tidur dengan para pelanggannya?" hati Farrel bertanya-tanya ketika dia baru memasukkan senjatanya ke milik Renata, wanita itu menjerit seakan merasakan kesakitan.
Namun, karena saat ini Farrel merasakan begitu bergairah, obat perangsang itu sangat menyiksa dirinya, sehingga Farrel tidak mempedulikan akan hal itu, yang dia cari saat ini adalah kenikmatannya sendiri. Apalagi ini adalah pertama kali untuknya, sehingga dia belum bisa membedakan bagaimana rasanya bercinta dengan seorang gadis perawan ataupun mantan perawan.
Farrel menghentakkan benda pusakanya sekali lagi, sehingga kini benda pusakanya telah tenggelam di dalam milik Renata, himpitan di dalam sungguh terasa sangat nikmat, membuat Farrel menganga, kepalanya menengadah menatap langit-langit kamar berwarna putih itu.
"Oh shittt!" Pria itu mengumpat, rupanya seperti ini rasanya bercinta, rasanya sungguh tak pernah terbayangkan olehnya. Sungguh nikmat! Sebuah kenikmatan yang belum pernah Farrel rasakan sebelumnya.
Sedangkan Renata, wanita itu menjerit kembali, kedua matanya sudah terpenjam, tapi dirinya masih dalam keadaan setengah sadar, sehingga dapat merasakan betapa sakitnya dibawah sana terkoyak dengan sempurna oleh sebuah benda yang berukuran jumbo itu.
Farrel mulai memaju mundurkan tubuhnya, yang awalnya pelan, kini menjadi brutal. Melihat Renata yang sedang membusungkan dadanya, dia melahap buah melon tersebut, menghisap area puncaknya dengan sangat kencang dan kuat.
Sedangkan dibawah sana sangat mendominasi. Mungkin karena Renata sedang mabuk dan mengira bahwa pria yang sedang bercinta dengannya adalah Edho, sehingga dia tidak malu untuk mendes-ah sesuka hatinya, membuat Farrel semakin bernafsu kepada wanita itu. Sepertinya malam ini Farrel akan bergadang, ingin menikmati tubuh wanita itu sepuasnya.
"Ahhh....ahhh..." Renata meracau tidak jelas akibat hujaman Farrel. Dia memeluk punggung pria yang sedang memom-pa tubuhnya itu, membuat wajahnya tenggelam di dada bidangnya Farrel.
Bukan hanya Farrel, Renata pun juga sangat menikmatinya. Ranjang yang sebelumnya rapi, kini terlihat berantakan akibat pergulatan panas keduanya.
Farrel terus menerus menghujani milik Renata tanpa ampun di dalam sana, menusuk lebih dalam lagi untuk mencari kenikmatan yang dia butuhkan.
Farrel kembali melahap buah dada yang ranum dan sangat menggoda itu, semakin mempercepat gerakan pinggulnya memom-pa tubuh Renata.
Lagi dan lagi des-ahan Renata kembali terdengar, dia menekan kepala Farrel yang sedang menikmati buah dadanya, jilatan lidah Farrel dan cara Farrel mengu-lum pu-ti-ngnya, membuat Renata merasakan geli dan nikmat. Apalagi gerakan senjata Farrel di bawah perutnya, rasanya jauh lebih dari nikmat.
Farrel merasakan dirinya akan segera menuju pelepasan, sementara Renata telah dibuat basah berkali-kali sebelumnya. Farrel mempercepat gerakannya, menghujam lebih dalam lagi.
Sampai akhirnya Farrel dan Renata sama-sama melenguh panjang, ketika sama-sama merasakan pelepasan.
"Ahhh... ahhh... ahhhh..."
Tubuh Farrel ambruk menindih tubuh Renata dengan nafas tersengal-sengal, dia menenggelamkan kepalanya di ceruk leher wanita cantik itu. Tubuh Renata sangat wangi sekali, membuatnya sangat nyaman.
Butuh beristirahat sebentar saja, setelah itu Farrel mulai menggarap tubuh Renata kembali, walaupun Renata sudah mulai tertidur, Farrel tidak peduli. Yang penting malam ini dia bisa bercinta sepuasnya dengan wanita cantik itu.
"Nona, Bagaimana kalau aku menjadi pelanggan satu-satunya kamu saja? Aku akan membayar kamu berapa yang kamu mau. Asalkan setiap aku ingin melakukannya, kamu harus selalu siap dan jangan pernah menerima pelanggan yang lain, sejujurnya aku tidak suka barang bekas dan tidak suka berbagi..."
Farrel tidak meneruskan perkataannya ketika menyadari bahwa Renata sudah tertidur.
Farrel pun tersenyum smrik, "Padahal aku sudah menyuruh si Andra untuk membayarnya dengan bayaran cukup tinggi. Tapi mengapa seolah aku yang memuaskannya?" gumamnya dengan pelan.
Rasanya percuma saja Farrel berbicara panjang lebar, Renata tidak akan mendengarnya, wanita itu sudah tertidur. Farrel mempercepat gerakan pinggulnya, sambil memandangi wajah cantiknya Renata. Kemudian dia mencium bibir wanita cantik itu. Tubuh wanita cantik itu benar-benar membuatnya sangat candu.