Apa yang diharapkan Oryza pada pernikahan yang berawal dari kesalahan? Kecelakaan malam itu membuatnya terikat dengan Orion sang pebisnis terkenal sekaligus calon tunangan adiknya, bukankah sudah cocok disebut menjadi antagonis?
Ia dibenci keluarganya bahkan suaminya, sesuai kesepakatan dari awal, mereka akan berpisah setelah anak mereka berusia tiga tahun dengan hak asuh anak yang akan jatuh pada Oryza. Tapi 99 hari sebelum cerai, berbagai upaya dilakukan Oryza mendekatkan putranya dengan sang suami juga adiknya yang akan menjadi istri selanjutnya. Surat cerai tertanda tangani lebih cepat dari kesepakatan, karena Oryza tau ia mungkin sudah tiada sebelum hari itu tiba
Jangan lupa like, vote dan komen ya🙏🏼
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mukarromah Isn., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1 bulan
"Aku mendengar apa yang kamu katakan pada ayahmu" Orion membuka percakapan dalam mobil yang sedari tadi hening
"Lalu? Apa kamu berubah pikiran sekarang? Aku mungkin tidak akan mendapat apapun dari mereka, dan kamu tidak punya keuntungan apapun jika tetap bersamaku"
"Oryza! Aku tak suka mendengar kalimat itu, berapa kali akan ku katakan padamu, jangan katakan itu lagi" beruntungnya dalam mobil itu hanya ada mereka berdua, Saga ada dirumah orang tua Orion karena ada acara kecil yang mengundang anak-anak juga. Beruntung Oryza tak punya mertua seperti sinetron yang kejamnya luar biasa
"Aku tak tau jika ayahmu ternyata memperlakukan kalian seperti itu"
"Aku tak butuh rasa kasihanmu" Orion menarik nafasnya panjang, benar apa yang dikatakan ayahnya, Oryza itu keras kepala
"Bisakah kita berhenti di pemakaman sebentar? aku akan mengunjungi seseorang" ucapnya saat mobil mereka menuju arah yang sama dengan tempat itu. Orion tak banyak bertanya, laki-laki itu menuruti kemauan Oryza untuk berhenti disana
"Kamu tunggu saja disini, aku hanya sebentar" walau Oryza mengatakan seperti itu, mana mungkin Orion akan menurut, setelah Oryza keluar ia juga menyusul dengan pelan dari belakang. Ia melihat istrinya berjongkok pada satu gundukan tanah dengan batu nisan bertuliskan Rendra dan tanggalnya yang mulai terlihat kotor akibat tanah, namun masih bisa dilihat cukup jelas, tepatnya sepuluh tahun lalu
"Selamat ulang tahun Rendra" Oryza mengusap matanya yang basah, gadis itu menatap batu nisan dengan tanggal yang sama dengan hari ini, namun tahun yang sudah berlalu
"Kamu tau? Orang yang aku cintai ternyata membalas perasaannya padaku. Dulu, aku pikir saat hari itu tiba, aku akan menjadi orang paling bahagia di dunia, ternyata aku salah. Aku memang bahagia karena apa yang pernah aku mimpikan salah satunya terwujud, tapi aku juga kecewa walau aku tak menampik itu juga sebuah kesalahpahaman"
"Rendra, kamu selalu bilang akan melindungiku dulu, tapi kamu justru pergi"
"Sebentar lagi, mungkin tuhan akan membuat kita bertemu, disana, di alam yang mungkin saja lebih baik untuk manusia terluka seperti kita, pikiran kita sama, kalau manusia adalah sesuatu yang berperan penting merusak manusia lain"
"Tak pernah ada ketenangan Rendra, bahkan orang mati pun selalu didoakan agar ia tenang dalam kesendiriannya. Hanya ketika hisab kita selesai, dan kita akan menemukan tempat yang diimpikan orang jahat sekalipun, surga"
"Kamu tau? Dokter memvonis hidupku tak lama lagi, mungkin sekitar satu bulan dari hari ini. Aku merasakan sedikit takut Rendra, aku takut karena aku bukan orang baik, aku takut kalau ternyata tuhan belum mengampuniku, aku takut Saga akan menangis memanggilku, tapi aku juga tak tahan Rendra. Aku ingin segera pergi, pergi sejauh-jauhnya dari sini, rasanya sakit sekali. Tubuhku juga hatiku sakit sekali"
"Aku tetap seperti bagaimana kita bertemu dulu, aku masih Oryza yang keras kepala dan Oryza yang tak pernah jatuh cinta pada laki-laki lain selain teman masa kecilnya dulu. Bukankah hidupku terlalu monoton dan bodoh? Aku tau jika kamu masih hidup maka kamu pasti akan mengatakan itu untukku"
"Teman, ataukah aku memanggilmu kakak? Bukankah aku menganggapmu saudaraku?" Oryza sedikit terkekeh saat mengatakan itu
"Apa kamu ingat percakapan kita malam itu? Tepat sehari sebelum kamu pergi?"
"Saat aku mendengar pernyataan perasaanmu yang kesekian kalinya"
Malam itu gemerlap bintang terlihat jelas, dua remaja itu berada di tengah pedesaan yang cukup jauh dari kota. Alasan singkatnya, mereka hanya ingin melihat bintang. Banyaknya cahaya dari gedung bertingkat dimana mereka tinggal membatasi jarak pandang hingga langit terlihat begitu gelap, polusi cahaya terjadi. Akhirnya dua manusia sedikit gila itu memilih menempuh jarak puluhan kilo untuk melihat bagaimana indahnya kuasa sang pencipta diatas sana
"Katanya salah satu negara yang langitnya paling bagus buat liat bintang adalah Italia" Oryza mengawali percakapan diantara mereka. Ia sedikit menggigil padahal sudah menggunakan celana panjang dan hodie yang kebesaran ditubuhnya
"Oh ya? Apa kamu mau ke Italia?"
"Apa kamu akan mengajakku kesana?" Oryza menatap penuh binar pada Rendra
"Mungkin kalau kamu mau jadi kekasihku" Oryza mencebik dan kembali fokus pada bintang diatasnya
"Kamu pasti melihat Orion" tebak Rendra yang tak melenceng sama sekali
"Bagaimana lagi, dia yang paling mudah ditemukan"
"Padahal ada Ursa Major, Centaurus, Crux dan banyak rasi lainnya yang mudah ditemukan, tapi kamu hanya mengingat nama kolot itu saja" Oryza tak tersinggung karena gadis itu sudah mendengar sindiran itu beberapa kali
"Aku suka melihatnya"
"Karena dia teman masa kecilmu?"
"Apa yang sebenarnya kamu bicarakan? Maksudku rasi bintang itu, bukan manusia" Oryza menatapnya jengkel
"Siapa suruh dia punya nama yang sama? Andai namaku Langit kamu pasti tak akan pernah mau mendongak keatas"
"Jangan menyimpulkan sendiri, lagipula mustahil ada orang yang tak mengagumi langit"
"Benarkah? Kalau namaku Langit kamu mau jadi pacarku?" Oryza menarik nafasnya panjang kemudian memegang kedua bahu Rendra, agar badan laki-laki itu menghadapnya dengan benar
"Aku tak menyukainya karena nama, aku bahkan tak tau apa ini cinta monyet seperti kebanyakan sinetron lainnya. Aku menyukainya saat mendengar nada penasaran yang keluar dari mulutnya, aku menyukainya saat ia tertarik sembuh ketika aku menjanjikannya untuk melihat bintang bersama. Menurutmu, apa janji itu yang membuatku berat melepaskannya?"
"Aku rasa kamu memang jatuh cinta padanya. Tapi kamu terlalu bodoh untuk mengerti dan tak mau berjuang sama sekali"
"Kamu lupa jika dia menyukai Alice, matilah aku kalau mencari masalah dengannya"
"Setidaknya dia perlu tau kalau kalian pernah bertemu dulu"
"Bagaimana kalau dia lupa? Lebih parah lagi apa yang akan aku jelaskan?"
"Lalu sampai kapan kamu menunggunya?"
"Aku mungkin akan memberitahunya saat aku sudah punya teleskop seperti janjiku dan membawanya melihat langit sebentar"
"Setelah itu?" Oryza mengernyitkan alis tak paham
"Setelah itu maka selesai dan tak ada apa-apa lagi"
"Bodoh" Rendra menoyor kepala Oryza yang lagi-lagi membuat gadis itu merengut menatapnya
"Kamu pikir dia akan melepaskanmu begitu saja?"
"Memangnya apa yang akan dia lakukan?"
"Bodoh" Rendra kembali menoyor kepala gadis itu
"Rendra!" Oryza mulai kesal dan menjambak rambut laki-laki itu
"Dasar galak! Pantas saja laki-laki itu tidak menyukaimu balik"
"Dia tidak menyukaiku, mungkin karena aku kurang cantik?"
"Berarti dia buta"
"Dia memang pernah buta"
"Nahkan, aku yakin sisa kotoran operasinya masih tertinggal. Jadi lebih baik kamu memilihku yang normal saja"
"Berhentilah membahas hal yang sama. Aku sudah menganggapmu saudara, kamu tau? Jika sepasang kekasih bertengkar maka setelah mereka putus kebanyakan hubungan mereka akan retak. Tapi ketika saudara bertengkar, mereka tak akan pernah lupa satu sama lain"
"Ternyata kamu punya sejuta alasan untuk menolakku"
"Kamu saja yang menyimpulkan seperti itu"
"Tapi Oryza, firasatku mengatakan jika dia tau kamu anak itu, maka laki-laki itu akan mencintaimu bahkan lebih besar dari kamu mencintainya"
.
Maaf Typo...🙏🏼
Maaf author lama up, ada sedikit masalah di kehidupan nyata 😭😌🙏🏼
Oryza 😭😭😭😭😭🤧
begitulah versi cerita ni... semua feeling jg ada d situ d uli sebati ole author. huhhh sedih bnget ya
karena Allah lebih tahu bahwasanya kita tidak boleh terlalu terlena & memuja yg ada di dunia ini tanpa mengingat penciptanya... Allah mengambilnya supaya kita selalu mengingat & berdoa kepada sang pencipta