Kaina Syarifah Agatha. Gadis cantik yang cerdas. Mengetahui dirinya dijodohkan dengan pria pujaannya. Sam.
Samhadi Duardja Pratama. Pria yang diidolai Kai, begitu nama panggilan gadis itu. Sejak ia masih berusia sepuluh tahun.
Sayang. Begitu menikah. Berkali-kali gadis itu mendapat penghinaan dari Sam. Tapi, tak membuat gadis itu gentar mengejar cintanya.
Sam mengaku telah menikahi Trisya secara sirri. Walau gadis itu tak percaya sama sekali. Karena Trisya adalah model papan atas. Tidak mungkin memiliki affair dengan laki-laki yang telah beristri.
Kai menangis sejadi-jadinya. Hingga ia terkejut dan mendapati kenyataan, bahwa ia mendapat kesempatan kedua.
Gadis itu kembali pada masa ia baru mengenal Sam selama dua minggu, sebagai pria yang dijodohkan dengannya.
Untuk tidak lagi mengalami hal yang menyakiti dirinya. Gadis itu mulai berubah.
Bagaimana kisahnya? Apakah Kai mampu merubah takdirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KENYATAAN
"Aku Raihan, manager restoran kamu!" Kai kaget setengah mati mendengar perkataan itu.
Gadis itu baru sadar, jika mereka mendatangi restoran miliknya sendiri. Kai melirik para pebisnis muda yang tampan-tampan itu. Mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri.
'Syukur pada nggak tau ini resto gue. Kalo tau bisa gawat pada minta gratisan ntar, bangkrut gue!' runtuknya dalam hati.
"Kai, kamu ngisi musik yang kosong dong!" Pinta Raihan.
"Dih, gue kerja ini, bukan lagi nongkrong," jelas Kai sewot sama manager restonya itu.
"Apa bisa dia main musik?" Tanya Permadi serius.
"Dia bisa main empat alat musik, Tuan!" Ujar Raihan memberi info.
Kai langsung melotot tajam pada Raihan, yang ditanggapi santai oleh pria itu.
Sam sangat terkejut. Ia sama sekali tidak tahu keahlian gadis itu. Karena Trisya hanya memberi info jika gadis yang dijodohkan dengannya itu anak manja dan sangat susah diatur. Makanya Sam tidak menyukai gadis yang seminggu lalu berubah perangainya. Bahkan sedari tadi Sam tidak menyukai tingkah Kai yang jelalatan melihat teman-teman bisnisnya dengan mata berbinar.
"kalau begitu, cobalah. Soal hasil diskusi kami, nanti akan kukirimkan via WhatsApp. Eh, aku belum punya nomor ponselmu. Boleh kuminta?" Pinta Permadi.
Tidak hanya Permadi tapi, semua pria tampan yang kini duduk satu meja dengannya juga meminta nomor ponselnya.
"Tidak perlu! Kalian bisa mengirimnya via email kantor!" Tiba-tiba Sam melarang Kai memberi nomor ponsel gadis itu.
'Ck ... nggak bisa liat orang seneng aja,' protes Kai dalam hati.
Namun Kai malah dengan tenangnya memberi kartu nama pribadi pada semua pria pebisnis itu. Yang ditanggapi senang oleh semuanya kecuali Sam.
'Hanya wanita bodoh yang menolak pesona pria-pria ganteng kek mereka,' ejek Kai pada Sam dalam hati.
"Hurry up, show your skills. I want to see!" Ujar Richard memaksa Kai dengan mendorong bahu gadis itu.
Kai mau tak mau akhirnya menurut. Matanya tetap menatap tajam Raihan yang hanya mengangkat bahu. Acuh.
Kai duduk di kursi depan piano klasik. Satu tuas tust piano disentuhnya. Lalu bermainlah jemarinya dengan lincah satu lagu klasik milik Beethoven. Piano Sonata no 14.
Sam membeliakkan matanya melihat permainan lincah Kai. Gadis itu seperti tidak kesulitan memainkan tust piano dengan nada-nada tanpa melihat partitur. Seolah-olah not-not itu sudah menempel di kepala Kai.
Semua pengunjung yang hadir untuk menikmati makan siang, sangat terkesan dengan permainan Kai.
Permainan usai. Riuh tepuk tangan pengunjuk sontak terdengar. Lontaran pujian pun tak luput diberikan untuk Kaina.
"Nyanyi Kai!" Titah Raihan.
Kai melotot lagi. Raihan hanya terkekeh.
"Lagi!" Teriak salah satu pengunjung.
"Yes, more please!" Kini Richard yang berteriak.
Mau tak mau, Kai memainkan satu lagu lagi.
I'm jealous of the rain
That falls upon your skin
It's closer than my hands have been
I'm jealous of the rain
I'm jealous of the wind
That ripples through your clothes
It's closer than your shadow
Oh, I'm jealous of the wind, cause
I wished you the best of
All this world could give
And I told you when you left me
There's nothing to forgive
But I always thought you'd come back, tell me all you found was
Heartbreak and misery
It's hard for me to say, I'm jealous of the way
You're happy without me
I'm jealous of the nights
That I don't spend with you
I'm wondering who you lay next to
Oh, I'm jealous of the nights
I'm jealous of the love
Love that was in here
Gone for someone else to share
Oh, I'm jealous of the love, cause
I wished you the best of
All this world could…
Heart break and miserry
Is hard to me to say i'm jealous of the way you're happy without me ...
(Jealous. Labirinth).
Suara indah itu benar-benar meresapi lagu, penuh penghayatan. Tak sedikit pengunjung ikut terhanyut dengan suasana. Bahkan ada yang sampai menitikkan air mata dengan pikiran melayang entah kemana.
Lagu usai. Semua pengunjung berdiri memberi tepuk tangan yang sangat meriah. Kai berdiri dari kursinya lalu membungkuk hormat pada semua pengunjung.
Musik dari sebuah player berbunyi. Semua kembali menikmati makan siang mereka dan bercengkrama.
Kai duduk kembali di sisi Sam. Semua pria di sana menatapnya penuh minat. Sam sangat tidak menyukai suasana itu. Terlebih pada tatapan teman-teman bisnisnya pada Kai. Pria itu mengepalkan tangannya erat hingga memutih. Mengeraskan rahangnya. Hatinya benar-benar tidak menerima, jika gadis itu kini tidak lagi menatapnya penuh pemujaan.
"Aku sepertinya menyukaimu, Nona Agatha!" aku Davidson mengungkap perasaannya.
Wajah Kai langsung merona. Dengan tanpa malu, gadis itu menangkup pipinya yang memanas mendengar ungkapan salah satu pria tampan di sana.
"Sayangnya. Kai sudah dijodohkan. Jadi dia tidak bisa menerimamu, Tuan David!" Sela Sam.
Kai langsung melotot tajam ke arah Sam. Tak terima akan informasi yang baru saja dilontarkan oleh pria itu. Mendengar itu, David sedikit kecewa. Dia bukanlah pria perusak hubungan orang lain. Kecuali.
"Or do you want to have an affair with me? after all, you just got married. Not married yet,"Or do you want to have an affair with me? after all, you just got engaged Not married yet," (Atau kamu mau pacaran sama aku? Lagipula, kamu baru saja bertunangan). Belum menikah?) ujar David lagi memberi pertimbangan.
Kai tersenyum senang. Tapi ....
"Yes, if he can convince his father to commit the affair!" (Ya, jika dia bisa meyakinkan ayahnya untuk melakukan perselingkuhan!) jelas Sam lagi.
'Hah ... nggak aci pake bawa-bawa ayah segala!' runtuk Kai dalam hati.
Ayah Kai sangat anti dengan namanya perselingkuhan. Pria itu sangat menjunjung tinggi kesetiaan. Makanya, walau bagaimanapun wanita lain menggodanya. Pria itu tidak akan pernah tergoda. Malah, ia akan menceramahi wanita yang menggodanya dengan berbagai macam hadist dan ayat-ayat Al-Qur'an.
Melihat Kai merengut sebal padanya, membuat Sam tersenyum miring.
'Kau tak akan melewati batasmu, Nona. Selama ada aku di sini!' ujarnya bermonolog dalam hati.
Makan siang serta meet and great usai. Kini Kai berada dalam satu mobil dengan atasannya. Gadis itu duduk di sebelah kemudi di mana Sam yang duduk di sana.
"Ternyata kau genit juga ya!" Ledek Sam setengah menghina.
Kai hanya menatapnya aneh. Lalu kembali fokus pada jalan di depannya. Melihat, gadis itu acuh. Sam sangat kesal. Pria itu mencengkram stir mobil dengan kuat, seakan-akan ingin mematahkannya.
Mood Sam benar-benar marah. Ia akan menghajar siapa saja yang ingin bersinggungan dengannya saat ini. Beruntung saja. Hingga jam kantor usai. Semua karyawan melakukan pekerjaannya dengan baik dan benar. Tidak ada satu kesalahan kecil pun.
Hal itu membuat Sam menjadi sangat marah. Bahkan ia menolak berkali-kali telepon Trisya, kekasihnya.
Kai pamit, setelah jam kerja usai. Sebenarnya Sam ingin sekali membuat sekretarisnya itu lembur hingga malam bahkan kalau perlu tidak pulang.
Sayang. Lagi-lagi kerjaan Kai sudah selesai bahkan laporan untuk satu Minggu tak ada cacat sama sekali.
Akhirnya, Sam merelakan Kai pulang. Bahkan gadis itu acuh melihat wajah stress pria itu.
'Apa Kai sudah tidak memiliki perasaan lagi padaku?' gumam Sam bertanya dalam hati.
Pria itu menatap gadis yang berjalan melalui kamera pengintai di setiap koridor ruangan. Hingga gadis itu menaiki motor trailnya dan melesat meninggalkan halaman parkir.
Sam terkejut melihat Kai naik motor. Satu lagi fakta baru yang pria itu ketahui.
"Berapa banyak lagi fakta yang kau sembunyikan, bocah manja?"
"Ck ... Aku merindukan dirimu yang menempel padaku seperti dulu," lanjutnya.
Sungguh ia merindukan bau harum bunga Lily yang menguar dari tubuh gadis itu. Bahkan pria itu sering merasakan gundukan kenyal yang menempel di dadanya.
"Ck ... sial!" runtuk pria itu menahan laju birahinya yang datang mendadak.
Tiba-tiba melintas dipikirannya tentang bibir pink yang melantunkan lagu Jealous milik Labirinth tadi. Lagi-lagi membuat tubuh pria itu meremang dan bergetar menahan gejolak yang datang.
Pria itu langsung mengambil kunci mobil. Ia harus segera sampai rumah dan berendam, untuk mendinginkan tubuhnya yang mulai terbakar.
Sampai rumah pribadinya. Sam langsung turun dari mobil. Menyerahkan kunci pada satpam untuk memarkir mobilnya ke garasi. Tubuhnya sudah lelah. Baru masuk ternyata, Trisya sudah ada di sana dan memberondongnya dengan banyak pertanyaan.
"Cukup, Trisya. Aku lelah!" Teriak Sam.
Trisya sangat terkejut. Baru kali ini, kekasihnya itu meneriakinya seperti itu. Sam merasa bersalah. Pria itu hendak minta maaf, berharap gadis yang dicintainya mengerti.
Sayang. Trisya pergi dengan berurai air mata, tanpa mau mengerti Sam.
"Aku kecewa denganmu!" Teriak Trisya tak terima.
"Trisya ... tolong, mengerti lah ...." Belum selesai Sam bicara. Trisya berlari menuju mobilnya.
Pria itu baru menyadari jika ada mobil lain, terparkir di halamannya yang luas. Sam, enggan mengejar dan memberi penjelasan pada gadis itu. Pria itu sudah cukup lelah.
Lelah menahan birahinya yang tadi sempat terbakar. Dan lelah menghadapi drama yang baru saja ditunjukkan Trisya.
Sam menuju kamarnya. Tanpa mengganti baju. Pria itu melempar tubuhnya ke ranjang berukuran king size. Dalam sekejap, pria itu langsung tertidur lelap.
Hari sudah larut, seorang gadis tengah menonton sebuah video yang baru saja viral. Sosok gadis yang terlihat hanya punggungnya saja. Tengah memainkan piano dengan sangat mahir. Gadis itu sangat kesal dengan perempuan yang bermain piano di video tersebut. Karena wajah Sam terlihat jelas di sana sangat terpukau akan keahlian gadis yang bermain piano.
"Ck ... dasar wanita penggoda!" Runtuknya kesal setengah mati.
Gadis itu mencoba menerka siapa gerangan perempuan yang sedang memainkan piano. Tapi, semakin ia berpikir. Semakin ia sakit kepala.
Gadis itu menyudahi tontonannya. Ia makin benci ketika video tersebut menayangkan suara indah perempuan pemain piano tersebut.
"Gara-gara dia. Sam jadi bentak aku!" Teriaknya kesal.
Ia menggenggam erat ponsel di tangannya. Seakan-akan ingin menghancurkan benda pipih itu. Sayang. Sekuat apa pun. Trisya tak bisa menghancurkan ponsel pintarnya.
"Ih ... sebel!" Teriaknya lagi.
Tiba-tiba ponsel yang hendak dihancurkannya itu berdering. Dengan malas, ia mengangkat dan menerima panggilan itu.
"Halo."
"Sayang ... aku kangen. Boleh aku ke apartemenmu?" Sebuah suara serak di ujung sana.
"Ah ... baiklah. Kebetulan aku butuh pelampiasan," jawab Trisya kemudian tersenyum semringah.
Sambungan ponsel tertutup. Tidak butuh waktu lama. Bel pintu apartemennya berbunyi.
Masih dengan langkah malas. Trisya membuka pintu. Ketika terbuka. Sosok yang tadi berada di luar langsung masuk dan ******* bibir gadis itu kasar.
Bersambung.
Ih ... Siapa tuh? Sam kah?