Badai besar dalam keluarga Cokro terjadi karena Pramudya yang merupakan putra pertama dari keluarga Cokro Tidak sengaja menodai kekasih adiknya sendiri, yaitu Larasati.
Larasati yang sadar bahwa dirinya sudah tidak suci lagi kalut dan berusaha bunuh diri, namun di tengah usahanya untuk bunuh diri, ia di kejutkan dengan kenyataan bahwa dirinya sedang hamil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuning dianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sikap lembut
Bu Yati sudah menyediakan kursi roda untuk Laras,
Namun Pram dengan sigap menggendong Laras,
Begitupun Laras, tampak tenang saat tubuhnya di bopong oleh Pram,
" Apa terasa sakit?" tanya Pram,
" tidak mas.." jawab Laras sembari mengalungkan tangannya ke bahu Pram.
Pram mengulas senyum, lalu melangkah masuk ke teras.
Melihat pemandangan baik yang di miliki tuan dan nyonya nya, para pembantu rumah tangga dirumah itu tentu saja tersenyum senang.
Namun tidak dengan dua orang yang sedari tadi sudah menunggu Pram dan Laras di depan pintu.
Yah..
Cokro yang rupanya mendapat kabar dari orang lain bahwa Laras sudah melahirkan dan akan pulang dari rumah sakit hati ini berdiri di depan pintu rumah Pram dengan raut yang terlihat tidak senang.
Apalagi melihat adegan mesra antara Pram dan Laras.
Begitu juga mama tiri Pram,
Bohong jika ia tidak melihat perasaan yang terpancar jelas diantara laras dan Pram.
keduanya menatap dengan begitu hangat dan saling tersenyum lembut.
Mama tiri Pram yang awalnya begitu percaya diri bahwa Laras akan kembali ke elang, kini terlihat shock dengan apa yang ia lihat.
Pram yang melihat kedua orang tuanya itu tetap berjalan masuk ke dalam rumah dengan tenang.
ia berjalan melewati kedua orang tuanya, bukannya ia tidak tau wajah kedua orang tuanya terlihat tidak menyambutnya dengan baik, namun Pram mengabaikannya.
Pram terus berjalan sembari menggendong istrinya masuk ke dalam kamar.
" apa tidak apa apa?" tanya Laras setengah berbisik saat Pram sudah mendudukkannya di atas tempat tidur.
" memangnya kenapa?" tanya Pram lembut,
Laras melirik ke arah pintu kamarnya, disana ada Cokro dan istrinya yang rupanya mengikuti.
" Wajah papamu menakutkan," bisik Laras,
Membuat Pram mengulas senyum, kemudian membelai kepala Laras dengan penuh perasaan.
" Serahkan semuanya kepadaku.." jawab Pram dengan raut tenang, tak ada yang tau apa yang sesungguhnya di rasakan oleh Pram, namun Pram terlihat begitu tenang, seakan beban seberat apapun mampu ia tanggung sendirian.
" Kenapa tidak memberi mama kabar ras?" tanya mama tiri Pram berjalan mendekat dan duduk disamping tempat tidur.
Pram mundur sedikit menjauh, memberi ruang untuk mama tirinya itu.
" saya tidak ingin semua orang khawatir, baru nanti sore saya akan mengabari papa dan mama, rupanya papa dan mama sudah tau.." sahut Pram.
Dari arah luar dua orang perawat berjalan mendekat, mereka mendorong dua stroller,
" permisi.." suara satu perawat sopan, dan meminta ijin untuk masuk.
" bawa mereka kemari sus.." panggil Pram,
Dan di bawalah kedua stroller berisi bayi itu mendekat ke arah tempat tidur.
" silahkan cek kamar masing masing, nanti akan saya panggil."
mendengar perintah Pram, kedua perawat yang sengaja di cari Pram dalam waktu dua hari itu mengangguk patuh dan segera pergi dari kamar Laras.
Wajah Cokro yang awalnya begitu menahan amarah, tiba tiba berubah melihat kedua cucunya yang baru lahir itu.
" Cucu kita pa?!" suara riang mama tiri Pram, entah tulus atau tidak Pram tidak mau ambil pusing.
Cokro kemudian tersenyum, tangannya terulur ke dalam stroller, menyentuh dua bayi itu bergantian.
Mama tiri Pram tidak mau kalah,
Dia bermaksud ingin menggendong satu bayi.
" sebaiknya biarkan mereka tidur dulu ma, selama di mobil mereka rewel." ujar Pram membuat mama tirinya mengurungkan niatnya.
Cokro terlihat kagum dengan kedua bayi di hadapannya itu,
Keduanya mengingatkan nya pada Pram semasa bayi,
Benar benar mirip.
" Tidak seharusnya kau merahasiakan kelahiran mereka pada kami Pram.
bagaimanapun kami ini adalah kakek dan neneknya." Cokro kembali menatap Pram,
" maafkan saya pa, bahkan om suryo pun tidak saya kabari." jawab Pram tenang.
melihat sikap tenang Pram, Cokro dan istrinya saling menatap sejenak,
Lalu menjatuhkan pandangannya pada Laras yang sedari tadi terduduk diam.
" apa benar itu ras? orang tuamu juga tidak di beri tahu?" tanya Cokro,
" benar.." jawab Laras tanpa menatap Cokro dan istrinya.
Laras terlihat sedikit gelisah,
mertua laki lakinya itu terlihat begitu mendominasi,
Bahkan tatapannya sangat tidak bersahabat pada suaminya.
Di saat seperti ini, barulah Laras bisa menilai,
Matanya seperti terbuka lebar,
Selama ini ia tidak begitu menggubris saat orang mengatakan Cokro bersikap kurang adil terhadap Pram dan selalu memaksa Pram untuk mengikuti kemauannya.
Laras tertunduk,
Ternyata apa yang di katakan orang orang selama ini benar,
Suaminya di perlakukan berbeda dari Elang, bahkan lebih keras,
Tidak seperti Elang yang selalu mendapatkan apresiasi yang baik dari papanya, meskipun kadang hal yang Elang lakukan kurang bertanggung jawab.
langsung main todong aja si bapak nih
apalagi bininya pake acara yg terencana hanya demi anak keduanya si Elang
heran sama modelan orang tua gini