NovelToon NovelToon
Mama Untuk Papa

Mama Untuk Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Anak Genius
Popularitas:27k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Menikah muda bukan pilihan Arumi karena ia masih ingin menyelesaikan kuliah yang tinggal selangkah lagi. Namun, pertemuannya dengan Adeline anak kecil di mana Arumi bekerja membuat keduanya jatuh hati. Adeline tidak mau perpisah dengan Arumi bahkan minta untuk menjadi ibunya. Menjadi ibu Adeline berarti Arumi harus menikah dengan Davin pemilik perusahaan.

Bagaimana kisah selanjutnya? Kita ikuti yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

"Semua berkas ini harus kamu ketik, setelah selesai kembalikan ke ruangan saya secepatnya" perintah bu Siska. Wanita 35 tahun itu menunjuk tumpukan kertas di atas meja kerjanya.

"Siap Bu"

Arumi mengangkat kertas tersebut sampai kepalanya miring-miring karena ingin melihat jalan pun sulit.

"Tunggu dulu" bu Siska menghentikan langkah Arumi. Tentu saja Arumi menggerutu dalam hati karena harus menoleh dengan susah payah.

"Selesai mengetik, bersihkan ruangan bos" perintahnya ketus lalu duduk bersandar di kursi satu kaki numpang lutut.

"Baik Bu" jawab Arumi, rasanya ingin membantah jika yang memerintah bukan bos. Padahal itu bukan tugas Arumi, ruangan bos sudah ada bagian yang membersihkan. Arumi merasa tenaganya diperas. Untung bukan sapi bisa-bisa keluar susu.

"Huh! Enak sekali jadi bos hanya tinggal nyuruh-nyuruh kaki nangkring di kursi, padahal hanya sekelas menejer, lalu bagaimana dengan pemilik perusahaan ini" Arumi ngomel-ngomel sendiri membayangkan pemilik pabrik akan bertindak lebih kejam lagi. Ia belum tahu pemilik perusahaan karena bekerja di tempat ini baru seminggu.

Bruk!

Mulut Arumi mangap menatap berkas yang berantakan di lantai, betapa dia akan kena semprot jika bu Siska tiba-tiba keluar dari ruangan.

"Hati-hati Ate..." suara anak kecil tiba-tiba sudah di samping Rumi. Rumi berpaling dari buku menatap wajah anak kecil itu seketika berbinar-binar.

"Kamu lucu sekali" Rumi terpesona menatap bocah yang sedang menatapnya pula. Dulu Arumi ingin mempunyai adik tetapi tidak terlaksana, walaupun punya kakak laki-laki satu, tapi jahilnya kelewatan.

"Buku Ate belantakan Adel bantu ya" tangan mungil itu memungut kertas lalu mengumpulkan di lantai.

"Terimakasih..." Rumi tersenyum, anak ini masih sekitar 3 tahun tapi mempunyai solidaritas yang tinggi.

"Nama kamu Adel ya?" Arumi pun berjongkok di depan si bocah.

"Nama aku Adeline, Ate" Jawa Adel hingga menampilkan gigi putih dan rata.

"Adeline, nama kamu susah" Rumi menyentuh hidung bangir itu lantas keduanya tertawa. Rumi menatap tumpukan kertas yang disusun Adel. Ia sampai lupa bahwa kertas ini harus segera dia bereskan sebelum ketahuan bu Siska yang pasti akan berbuntut panjang.

"Kamu kesini sama siapa?" Arumi menatap anak perempuan itu baru sekali ini melihatnya. Lagi pula merasa aneh di perusahaan ada anak balita.

"Adel..." panggil pria yang berjalan ke arahnya diikuti satu pria lagi. Begitu dekat, mengait tangan Adeline agar berdiri, kemudian mengajaknya pergi tanpa melirik sosok Arumi.

Sepatu hitam kelimis menyenggol tumpukan kertas yang tinggal diangkat itu kembali ambyar. Namun, pria postur tinggi itu tidak merasa bersalah justru pergi begitu saja. Sementara pria yang membawa koper kecil di belakangnya menyusul, ketika melewati Rumi yang menampilkan wajah merengut, si pria mengulum senyum.

Arumi sudah mangap ingin protes karena kertas tersebut berantakan lagi, tetapi Adeline menoleh ke belakang sambil beseru. " Sampai jumpa Ate" ia menoleh tangannya melambai.

Arumi tersenyum tidak jadi marah yang hanya akan membuang waktu, pikirnya. Tangannya cepat merapikan kertas kembali.

"Arumiiii...! Suara Siska seperti angsa, bibirnya pun monyong seperti ingin menyosor Rumi.

"Siap kerjakan Bu" Arumi melanjutkan perjalanan ke salah satu kubikel. Semua karyawan sedang sibuk bekerja tidak ada yang ikut campur, fokus dengan pekerjaan masing-masing.

"Saya kasih waktu dua jam harus selesai" Siska melengos lalu pergi.

"Hah? Mengetik segini banyak hanya dikasih waktu dua jam?" Arumi duduk lemas di depan komputer. Namun begitu, ia menggunakan 10 jari untuk mempermudah mengefisiankan waktu mengetik agar pekerjaan lebih cepat selesai. Walaupun tidak akan selesai jika hanya diberi tenggang waktu dua jam mengingat segitu banyaknya pekerjaan.

"Mbak Rumi ya" pria yang membawa koper tadi menghampiri dengan senyum khas.

"Iya Pak, ada apa, ya?" Rumi terpaksa menghentikan tangannya.

"Ruangan bos belum dibersihkan, tolong ya Mbak" ucapnya lalu pergi.

"Mbak-Mbak, gundulMu" Rumi kesal menatap pria yang sudah menjauh. Kerjaan ini baru dia kerjakan separuh tetapi sudah disuruh bersih-bersih.

"Hais, bodoooo... bu Siska mau marah biar marah" Arumi nggremeng seperti kumbang, lalu beranjak ambil perlengkapan sapu, pel, dan ember ke ruangan bos.

"Ateee... kita ketemu lagi..." seru Adel seketika turun dari kursi berlari memeluk perut Rumi.

Wanita yang tengah bekerja mengangkat kepala cepat, ia kaget melihat Adeline bisa seakrab itu kepada Office Girls. Padahal dia yang bekerja sebagai sekretaris selama satu tahun tidak pernah disapa Adeline.

"Adel disini?" Rumi menurunkan barang bawaan.

"Iya, Adel temani Papa kelja" celoteh Adeline.

Arumi mengangkat kepala menatap pria yang sedang sibuk dengan tumpukan berkas. Pri itu tidak terpengaruh dengan obrolan Arumi dengan Adel. "Jadi pria yang nyenggol tumpukan kertas tadi bos besar perusahaan ini. Huh! Pantas saja, bos sama saja dengan bu Siska suka berbuat seenaknya" bantin Arumi kesal.

"Cepat bersihkan ruangan ini, mau sampai kapan kamu menatap saya? Memang kemana OB yang biasa membersihkan ruangan ini? Biasanya pagi-pagi sudah rapi" bos tiba-tiba mbrebet seperti api dituangi bensin, tentu mengejutkan Arumi. Tanpa menjawab Arumi segera membersihkan lantai.

"Papa jangan malahi Ate, kasihan, Ate..." protes Adel cemberut. Arumi ingin tertawa tetapi dia tahan hanya muncul senyum tipis saja. Rupanya bos besar itu takut dengan anaknya sendiri, nyatanya langsung diam.

Rumi minta Adel kembali ke tempat duduknya jika terus diam disini bisa-bisa pekerjaan tidak akan ada yang selesai.

"Adel bantu belsih-belsih" Adel mengangkat sapu tetapi Arumi cepat-cepat menarik tangannya.

"Adel tunggu disini dulu ya, Tante mau ngepel jika Adel jalan takutnya jaaa... tuuuhh..." Arumi memanjangkan akhir kata.

"Sebaiknya kamu ke kamar sayang..." ucap bos. Rupanya pria itu bisa berkata lembut juga sampai menyita perhatian Arumi.

"Iya Pa" Adel berlari-lari ke belakang di mana papanya duduk. Arumi melongok kamar sebelum pintu ditutup Adel. Nampak ranjang mini berjajar beberapa boneka.

"Sebental Ate... nanti kita main lagi ya" bocah itu membuka pintu kembali, rupanya sayang sekali melewatkan waktu bersama Arumi.

Arumi menunjukkan jari tanda oke sambil tersenyum hingga pintu tertutup, kemudian melanjutkan pekerjaan.

Hening ruangan tersebut, Arumi sat set bekerja agar cepat selesai jika tidak, bu Siska akan mengemoh, mengembek, bahkan menggongong.

"Buatkan saya kopi" suara berat entah berbicara kepada siapa, karena pria itu tetap menyoret lembar demi lembar kertas.

"Kamu tidak dengar" ulang bos tetap tidak mengangkat kepala.

"Bapak menyuruh saya?" Tanya Arumi melempar tatapan kepada sekretaris.

"Ya kamulah siapa lagi" ketus nya.

"Saya pikir sekretaris Pak, soalnya kan biasanya..." Arumi tidak melanjutkan bicara karena bos menatapnya tajam.

"Biar saya yang membuat Pak Davin" Sekretaris angkat bicara. Tetapi Davin mengangkat satu tangan tanda tidak setuju.

Arumi membawa peralatan ke luar ruangan, meletakkan di tempatnya, kemudian mencuci tangan di pantri sebelum membuat kopi.

"Ya ampun... capeknya... ternyata kerja itu begini" Gumam Arumi sambil mengaduk kopi dalam cangkir. Bekerja selama seminggu saja rasanya satu tahun.

...~Bersambung~...

Terimakasih yang sudah mau membaca karya Buna yang ke 15 😁 semoga betah dan retensi aman.

1
neng ade
dengerin dulu Rum .. Davin lagi interogasi Yanti yg semalam disuruh bikin kopi tapi sm si Lika dikasih obat perangsang.. untung Davin bisa menahan nya hingga dia bisa lolos dari jebakan si Lika itu
neng ade
Pasti dikasih obat perangsang nih sm si Lika.. semoga aja ga diminum .. dasar licik !
@alfaton🤴
jangan salahkan Yanti Vin. itu salahnya Lika yang penuh lika liku obsesi cintanya ke kamu.......cinta ditolak obat pun ditabur ke kopi....ayo jujur katakan Yanti.....itu Malika masih kuliah atau udah udah selesai ko betah tinggal disitu
Buna Seta: Nanti saya tanya, hai Malika? Loe kuliah kagak???
total 1 replies
Dewi kunti
yaaaaaaa kirain mau belah semangka hhhhh gagal dech
Dewi kunti: hhhhhh nggak seru lah
Buna Seta: Heemm... belah sendiri bae 🤣
total 2 replies
R-Mr.Ne
iri dengan anak kecil. sebahagia itu dia
R-Mr.Ne
Delman ini suka ngeles juga
R-Mr.Ne
dah gue duga, ada buntutnya nih pak Delman
R-Mr.Ne
salah kenal juga pak Derman, saya Hartawan, panggil saja saya konglomerat
R-Mr.Ne
beternaklah itik, dan angsa Rum, anggaplah angsa-angsa itu teman kantormu. Dan beri nama sesuai nama mereka
R-Mr.Ne
membayangkan hahaha
Rina
Semoga Davin bisa menahannya jangan sampe jtuh ke jebakan Malika ya , mending kamu unboxing Arumi aja deh Davin 🫢🫢🫢🫢
Buna Seta: Semoga ya
total 1 replies
@alfaton🤴
mau njebak Davin atau mau mengkhianati Arumi kamu Lika .....kalau mau njebak Davin biar enaenu sama kamu.....ya ga mungkin orang Davin udah punya pawangnya.....kalau kamu mau khianati Arumi biar Arumi kena semprot Davin ya ga mungkin juga...Davin udah tau kalo Rumi tidur....yang pasti siap siap angkat kaki saja dari kehidupan Davin kamu Lika 😂😂😂
Buna Seta: 🤣🤣🤣❤❤❤
total 1 replies
Lovely_88
si Racun keong itu udah keterlaluan deh harusnya davin lbh tegas donk ke tuh perempuan buat sikap'y kearumi biar kapok apalg ini mau ngejebak kek gt udah lbh dr keterlaluan lah perlu diusir dr rmh'y Davin sdr apaan kek gt sepupu Dajjal g ada akhlak itu.
Buna Seta: Omelin tuh Dia
total 1 replies
Rohmi Yatun
up nya cuma sekali sehari.. lama banget Thor nunggunya 😂😂.. double up napa Thor 🥰
Rohmi Yatun: hehehe iya dech Thor.. tetep kunanti update nya ya 🥰
Buna Seta: Sambil kerja say, kalau nulis saja dapur saya nggak ngebul 🤣
total 2 replies
Dini Anggraini
q heran ya malika kan masih sepupu dekat Davin kok bisa2 nya ingin di nikahi Davin bila yang dapat malika berarti bila arumi minta cerai janda ting2 dong yang rugi juga Davin sudah adelina tantrum terus dan arumi balik kampung jadi guru seperti maunya ortunya arumi.
Dini Anggraini: ya bunda
Buna Seta: Janda ting2 🤣
total 2 replies
Eka ELissa
dsr keong racun ni lika
Eka ELissa
ksian kau Joni udh cumn di ajak icip doang/Facepalm//Joyful/
Buna Seta: Di php 🤣
total 1 replies
Eka ELissa
istri Mak bukn suami.../Facepalm/
Buna Seta: Typo, terimakasih sudah diingatkan, siap revisi.
total 1 replies
Dewi kunti
klo itu obat perangsang berarti nnt unboxing sama istri baru,bukan ulat bulu,dan ulat bulu nya makin rontok bulunya😂😂😂😂
Dewi kunti: hiliiiih kan rontok tanpa disentuh itu jd gak diintip dah klihatan
Buna Seta: Ternyata kau suka intip2 bulu 🤣
total 2 replies
Dewi kunti
Arumi wanita yg gak mudah ditindas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!