NovelToon NovelToon
Selepas Cinta Pertama Pergi

Selepas Cinta Pertama Pergi

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:429.5k
Nilai: 5
Nama Author: Bunaya

Baru satu minggu Khalisa kehilangan pria yang menjadi cinta pertamanya, 'AYAH'. Kini dia harus menyaksikan Devan, sang tunangan selingkuh dengan Viola, kakak kandung Khalisa.

Belum juga selesai masalahnya dengan Devan dan Viola. Khalisa dibuat pusing dengan permintaan Sonia, kakak sepupu yang selalu ada untuk Khalisa, setiap gadis itu membutuhkannya. Sonia meminta Khalisa menggantikannya menikah dengan Narendra, pria yang sudah selama tiga tahun ini menjadi kekasih kakak sepupunya itu.

Sedangkan hati Khalisa mulai jatuh pada sosok Abian, dosen pembimbingnya yang sering memberikan perhatian lebih.

Bagaimana Khalisa menghadapi kerumitan hidupnya setelah di tinggal pergi sang ayah?

Apakah Khalisa menyetujui permintaan Sonia?

Yuk simak ceritanya di 'Selepas Cinta Pertama Pergi'

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26. Surat Perjanjian

"Kamu dari mana? Kenapa baru datang jam segini?" tanya tante Karlina begitu melihat putra pertamanya yang baru saja tiba di Karlina Agency.

Devan tidak menjawab, pria itu terus berjalan meninggalkan kedua orang tuanya. Bukan bermaksud tidak menghormati, Devan, hanya masih kesal dengan wanita yang sudah melahirkannya itu. Menurut Devan, tante Karlina melepaskan Khalisa dengan mudahnya. Bukan membantu Devan untuk mempertahankan Khalisa berada disampingnya.

"Mama tadi bertemu Ica di butik tante Intan." ucap tante Karlina, membuat Devan menghentikan langkahnya.

"Kamu sudah tahu kalau Ica akan menikah dengan Narendra?" tanya tante Karlina, begitu Devan menoleh padanya.

"Tahu." jawab Devan.

"Kenapa tidak memberitahu Mama?" tanya tante Karlina lagi.

"Untuk apa? Apa Mama bisa mengembalikan Khalisa lagi menjadi tunangan aku?" tanya Devan.

"Bukan begitu maksud Mama, Devan. Khalisa sudah memilih kehidupan yang baru. Mama harap kamu juga memulai hidup yang baru yang lebih baik lagi. Berhentilah jadi pria breng sek yang kelak akan menghancurkan hidup kamu sendiri." jawab tante Karlina mencoba menasehati putranya itu.

"Aku akan kembali baik kalau Mama bisa mengembalikan Ica padaku." jawab Devan sambil kembali berjalan meninggalkan tante Karlina dan om Ridwan.

"Selamanya kamu tidak akan bisa mendapatkan Khalisa, Nak." ucap om Ridwan.

"Cobalah dengarkan kata hati kamu dan pikirkan apa yang mama kamu ucapkan. Lihat dia, bagaimana dia berjuang membesarkan kamu dengan pria breng sek disampingnya. Apa kamu juga ingin Khalisa atau gadis lain yang ada disamping kamu menjalani hidup yang sama seperti mama kamu?" ucap om Ridwan, lalu mengajak tante Karlina pergi meninggalkan Devan seorang diri. Membiarkan anak sambungnya itu memikirkan ucapannya.

***

Disebuah apartement studio, Sonia sedang bersiap-siap untuk pergi. Bukan pergi ketempat yang jadi tujuannya untuk mengasingkan diri. Tapi pergi ke suatu tempat yang mungkin akan terkejut dengan kehadirannya.

Ingatan Sonia kembali ke satu jam sebelumnya. Dia baru saja bangun dari tidurnya begitu bel apartement berbunyi. Cukup terkejut, ada tamu yang datang pagi-pagi begini. Apalagi mengingat tidak ada satu orang pun yang tahu tempat persembunyiannya ini.

"Papa?" ucap Sonia, begitu wajah paman Kamal yang dia temukan begitu membuka pintu apartement.

"Boleh Papa masuk?" tanya paman Kamal.

"Dari mana Papa tahu tempat ini?" tanya Sonia penasaran. Paman Kamal hanya menjawab lewat senyuman.

Sonia tidak tahu jika dia selalu diawasi oleh orang-orang Narendra. Bukan karena pria itu masih memiliki rasa pada Sonia. Tapi Narendra tidak ingin Sonia kembali melakukan hal yang bisa mencelakai Khalisa, seperti kemarin malam.

Bukan hal sulit bagi Narendra untuk mengetahui tempat tinggal Sonia. Dan saat paman Kamal bertanya pada Narendra dimana Sonia berada, tentu saja Narendra akan membagi informasinya. Apa lagi dia tahu, hal penting apa yang ingin pria paruh baya itu bicarakan dengan Sonia.

"Boleh Papa masuk? Ada hal penting yang harus kita bicarakan dan harus kamu ketahui." ucap paman Kamal lagi mengabaikan pertanyaan Sonia tentang dirinya yang bisa tahu tempat tinggal Sonia saat ini.

Sonia membuka lebar pintu apartemennya. Paman Kamal tersenyum sambil melangkah masuk, membuat Sonia sedikit tenang. Tidak ada amarah yang ditunjukkan oleh sang papa, padahal dia sudah pergi dari rumah tanpa pamit.

Paman Kamal memperhatikan apartement yang Sonia sewa. Tidak terlalu besar karena ini ukuran studio, tapi cukup lengkap dan terbilang cukup berkelas untuk seorang Sonia yang sudah menjadi model terkenal.

Paman Kamal berjalan kearah jendela. Dibukanya jendela itu lebar-lebar, sehingga bisa menghirup udara perkotaan yang belum terlalu tercemar karena masih pagi hari. Sementara Sonia hanya diam dan memperhatikan saja apa yang paman Kamal lakukan. Sampai beberapa detik kemudian, paman Kamal kembali membuka suara.

"Bagaimana kabar kamu? Kandungan kamu? Apa semua baik-baik saja?" tanya paman Kamal. Sonia terharu, papanya masih sangat perhatian padanya. padahal dia sudah membuat kesalahan dan membuat malu pria itu.

"Ba... baik Pa." jawab Sonia terbata.

Paman Kamal berbalik menatap Sonia. Lagi, pria itu tersenyum untuk memberikan kekuatan pada dirinya sendiri. Ditatapnya lekat wajah Sonia. Bayi yang tak berdaya dua puluh lima tahun yang lalu itu menjelma jadi wanita yang sangat cantik. Sama persis seperti ibunya yang merenggang nyawa setelah melahirkan Sonia.

Paman Kamal dan ayah Arsyad mencari tahu siapa orang tua Sonia, tak lama setelah paman Kamal dan bibi Amanda menemukan bayi tak berdosa itu. Sesuatu yang tak mereka sangka, bayi itu ternyata putri dari teman sekolah mereka. Gadis yang sempat menjadi kekasih paman Kamal.

Salah satu alasan paman Kamal, mengapa dia mau merawat Sonia. Apa lagi setelah dia tahu bagaimana menderitanya mantan kekasihnya itu setelah menikah dengan pria lain. Wanita itu terpaksa melahirkan seorang diri, setelah dia diusir oleh ibu mertuanya saat sedang hamil. Pernikahan tak direstui, seperti itulah yang dijalani ibu kandung Sonia.

Atas saran dari ayah Arsyad, paman Kamal merahasiakan siapa orang tua kandung Sonia dari bibi Amanda. Bukan tidak ingin jujur, mereka hanya ingin bibi Amanda menyayangi Sonia dengan tulus. Agar tidak ada rasa cemburu karena tahu Sonia putri dari mantan kekasih paman Kamal. Karena bagi paman Kamal, ibu Sonia adalah masa lalunya.

Bibi Amanda saat itu sangat senang dengan kehadiran Sonia. Sudah dua tahun dia menikah dengan paman Kamal tapi belum juga dikarunia seorang anak. Kehadiran Sonia membuat keluarga itu menjadi sempurna. Bibi Amanda pun menyayangi Sonia seperti putrinya sendiri.

"Papa harap semuanya baik-baik saja." ucap paman Kamal, lalu duduk dibangku yang ada di dekat jendela besar itu.

"Apa rencana kamu kedepanya? Tidak ingin menikah dengan ayah bayi yang kamu kandung? Apa dia tidak mau bertanggung jawab?" tanya paman Kamal beruntun. Sonia menggeleng.

"Dia akan bertanggung jawab. Tapi Nia tidak ingin menikah dengannya." jawab Sonia.

"Kenapa? Apa kamu masih berharap bisa bersama Narendra?" tanya paman Kamal. Sonia tidak mau menjawab pertanyaan paman Kamal yang tepat sasaran itu.

"Kamu tahu itu tidak mungkin lagi, kan?" ucap paman Kamal lagi, mengingatkan Sonia.

"Nia, Papa ingin cerita sesuatu. Kamu sudah dewasa, bahkan akan menjadi seorang ibu sebentar lagi. Sudah waktunya kamu tahu kebenaran ini." ucap paman Kamal setelah mereka hening sesaat.

Paman Kamal kembali melihat keluar jendela. Menarik napas panjang lalu mengeluarkannya berlahan. Paman Kamal mulai bercerita tentang bayi yang dia dan bibi Amanda temukan dua puluh lima tahun yang lalu. Pelan dan sangat hati-hati agar Sonia bisa mencerna apa yang dia sampaikan.

"Bayi itu Nia, Pa?" tanya Sonia setelah paman Kamal selesai menceritakan bayi tidak berdosa itu.

Paman Kamal mengangguk. Detik itu juga Sonia menangisi nasib dirinya. Dia sudah melukai hati orang-orang yang tulus menyayanginya.

"Maafkan Papa dan mama, sudah menyembunyikan kebenaran ini dari kamu. Kami hanya tidak ingin kamu pergi dari hidup kami, Sonia." ucap paman Kamal setelah Sonia cukup tenang.

"Kenapa Papa memberitahu Nia sekarang?" tanya Sonia.

"Karena sudah waktunya kamu tahu." jawab paman Kamal.

"Papa memang akan memberitahu kamu, saat kamu akan menikah nanti. Karena Papa tidak bisa jadi wali kamu, sementara ayah kandung kamu masih ada." jawab paman Kamal.

"Papa tahu siapa ayah kandung Nia?" tanya Sonia. Paman Kamal mengangguk.

"Siapa?" tanya Sonia.

"Bisa kamu berjanji memenuhi permintaan Papa, sebelum Papa memberitahu siapa ayah kandung kamu?" tanya paman kamal. Sonia mengangguk.

"Nia berjanji, akan memenuhi permintaan Papa." jawab Sonia yakin.

Paman Kamal tersenyum, lalu mengeluarkan selembar kertas yang berisi perjanjian. Pria paruh baya itu meminta Sonia menandatangani surat perjanjian tersebut. Semua dia lakukan agar Sonia biasa mempertanggung jawabkan janjinya secara hukum.

"Apa perlu sampai seperti ini?" tanya Sonia. Paman Kamal mengangguk.

"Hitam diatas putih Sonia. Ini bukan hanya janji yang bisa kamu ucapkan melalui lisan saja. Semua demi kebaikan kamu dan juga Ica." jawab paman Kamal.

"Ica?" beo Sonia.

"Baca dan tanda tangani jika kamu setuju. Jika tidak, papa tidak akan memberitahu siapa ayah kamu. Dan kamu tidak bisa mencari tahunya lewat orang lain. Karena tidak ada yang tahu siapa orang tua kamu sebenarnya. Termasuk mama kamu." ucap paman Kamal menjelaskan.

Sonia membaca isi surat perjanjian yang diberikan paman Kamal. Disana tertulis poin penting. Sonia tidak boleh lagi mengusik kehidupan Khalisa dengan Narendra. Apa lagi mencoba untuk merusak rumah tangga mereka.

Demi tahu siapa orang tuanya, Sonia menandatangani surat perjanjian itu. Paman Kamal tersenyum. Dengan begini, paman Kamal berhasil melindungi Khalisa dari niat buruk Sonia. Jika Sonia melanggar, hukum yang akan bicara. Karena Sonia sudah berjanji bukan hanya dengan lisan, tapi berjanji diatas hitam dan putih.

"Sekarang katakan siapa ayah kandung Nia, Pa?" ucap Sonia setelah dia menandatangani surat perjanjian itu.

"Dion, ayah sambung Viola dan Khalisa."

...◇◇◇...

1
Jetva
pantas Sonia licik..tak ada rasa sayang yg tulus...tak menyadari kesalahanx malah menyusun rencana licik...padahal Ica sangat sayang padax...
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Luchi Chipoedanz Sihite
Luar biasa
Jetva
sdh tau km slh..msh lanjut berhubungan intim dgn sultan ..namax sultan tp perilaku nol..
Jetva
bagus Khalisa..entar juga lu tau klo ada ular beludak di dlm keluarga lu..
Liana Simon
ceritanya ringan tapi menarik
Kadek Bella: lanjut thoor party nya,,, anaknya ica
total 1 replies
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
makin seruu nihh
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
Hhhhh
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
bawa ke ustad biar di ruqiyah om
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
Karlina jahat bgtt... baik di depan hanya topeng
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
Hhhhh astogee CEO lhoooo 😆😆😆😆
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
dion ternyata tulus sama diana. ku pikir akan langsung meninggalkan diana
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
Sonia masih ada berfikir yg jahat.. astaga harus di wasoadaiiii
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
tobat woiii soniaaa
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
ternyata tante kalina jahat juga astaga
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
segitu nya Narendra ☺😄😄😄😄
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
alhamdulillah past kembar 👭👭
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
Sonia harusnya bersyukur dapat Sultan. awas jgn ganggu rendravdannica
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
hamil ternyata siii ica 😇😇
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
Sonia kan artis jadi waharbklo jago akting... kasian banget Sultan mencintai wanita yang salah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!