Genre : Fantasy, Action, Adventure, System, Over Power, Romance.
Chen Lin, mahasiswa terbaik di Universitas Huaxia. Terkenal karena kepintarannya dalam pemrograman dan tentu juga dengan ketampanannya.
Disaat berumur 21 tahun Chen Lin mendirikan perusahaan Game berbasis VRMMOPG dan masuk dalam jajaran orang terkaya dunia. Namun sayang, saat ia dalam perjalan pulang dari kantor ia terbunuh oleh wakilnya sendiri.
Tanpa diduga jiwanya menyebrang ke dunia Cultivator, dimana yang kuat berkuasa.
Chen Lin menempati tubuh Tuan Muda keluarga Lin yang cacat.
Namun ternyata A.I buatannya juga mengikutinya ke dunia Cultivator sebagai System untuk membantu dirinya.
Tahapan :
Fana :
Pembentukan Tubuh (1-9)
Pembentukan Inti (1-9)
Penyempurnaan Qi (1-9)
Penyempurnaan Roh (1-9)
Jalan Surgawi (1-9)
Raja Surgawi (1-9)
Kaisar Surgawi (1-9)
Nirwana (1-9)
Mahayana (1-9)
Half Saint (Rendah-Sedang-Puncak)
Immortal :
Saint (1-9)
Holy Saint (1-9)
Dao (1-9)
Holy Dao (1-9)
Monarch (1-9)
Holy Monarch (1-9)
Venerable (1-9)
Holy Venerable (1-9)
Immortal (1-9)
Half God (Rendah-Sedang-Puncak)
God :
•Prajurit Dewa
Dewa Putih (1-9)
Dewa Kuning (1-9)
Dewa Ungu (1-9)
Dewa Merah (1-9)
Dewa Hitam (1-9)
•Jendral Dewa
Dewa Besi (1-9)
Dewa Perunggu (1-9)
Dewa Perak (1-9)
Dewa Emas (1-9)
Dewa Giok (1-9)
•Raja Dewa
Dewa Air (1-9)
Dewa Bumi (1-9)
Dewa Angin (1-9)
Dewa Api (1-9)
Dewa Petir (1-9)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch-09. Bekerjasama
Bekerjasama
***
Lin Chen berlari menuju pusat suara dengan cepat, tanpa memperdulikan Yan Xue yang berada dibelakang memanggilnya sedari tadi. Bagi Lin Chen, saat ini tidak ada yang lebih penting daripada membunuh Banteng Penjaga Hutan.
"Kau... Kau... Tunggu aku!" Teriak Yan Xue yang berada jauh di belakangnya.
Sejenak Lin Chen berpikir dan berhenti, Ia berbalik melihat ke arah Yan Xue dengan senyum jijiknya.
Yan Xue yang melihat senyuman Lin Chen merasakan firasat buruk yang akan menghampirinya. Tanpa pikir panjang Yan Xue berbalik hendak pergi, namun sayang belum sempat melangkah pergi Ia sudah tangkap oleh Lin Chen.
"Cantik, kau hendak ke mana? Dan namaku adalah Lin Chen" Tanya Lin Chen pelan disebelah telinga Yan Xue.
"Ka- Kau... Apa yang kau lakukan?" Tanya Yan Xue terbata-bata yang menjauh sambil menutup telinganya yang memerah.
Melihat kelakuan Yan Xue, Lin Chen hanya terkekeh kecil dan mulai mendekat kembali. "Aku perlu bantuan mu untuk membunuh Banteng Penjaga" Ucap Lin Chen tegas.
"Apa kau gila? Membunuh Binatang tingkat Kaisar adalah hal yang mustahil!" Balas Yan Xue dengan nada yang sedikit berteriak.
"Kau hanya perlu mengalihkan perhatiannya sebentar. Oke?" Ujar Lin Chen yang sedikit memohon.
"Kenapa kau sangat ingin membunuhnya?" Tanya Yan Xue yang sedikit kesal.
"Anu... I- Itu... Aaa... Da- Daging... Ya daging, ku dengar daging Banteng yang memiliki kultivasi rasanya sangat enak" Jawab Lin Chen yang mengalihkan tatapannya.
"Apa kau idiot?"
Lin Chen menggaruk pipinya pelan saat di beri pertanyaan seperti itu, apalagi dengan tatapan seperti menatap aneh pada orang gila.
"Hahhh... Baiklah. Akan ku bantu, dengan apa aku mengalihkan perhatiannya?" Ujar Yan Xue yang menghela napas panjang.
"Jeng~ Jeng~ Jeng~. Tentu saja menggunakan ini" Jawab Lin Chen mengeluarkan barang yang baru saja Ia beli dengan senyuman puas.
"Dengan ini? Apa yang bisa dilakukan dengan barang ini?" Tanya Yan Xue keheranan.
"Nona muda... Kau harus lebih banyak membaca buku, semua Banteng tertarik dengan kain berwarna merah"Jawab Lin Chen tegas sambil mengacungkan jempolnya.
'Apa iya? Di perpustakaan keluarga Yan tidak ada buku pengetahuan tentang hal ini' Batin Yan Xue.
"Kalau begitu ayo kita berangkat" Ujar Lin Chen berbalik menuju ke dalam hutan diiringi Yan Xue tepat di belakangnya.
"Sebenarnya aku bisa saja membunuh Banteng Penjaga dengan usaha sedikit lebih besar, tapi bukankah akan membosankan" Gumam Lin Chen.
"Kau berbicara apa?" Tanya Yan Xue yang melihat Lin Chen berbicara sendiri.
"Tidak ada. Hanya saja aku mengagumi rambut indahmu yang bagaikan mentari" Balas Lin Chen mengedipkan mata kirinya.
Yan Xue yang mendengar pujian tentang dirinya hanya tertunduk malu. Wajahnya memerah bagaikan tomat rebus.
Lin Chen yang melihat reaksi Yan Xue hanya tersenyum kecil.
Mereka terus melanjutkan perjalanan menuju ke pusat suara dengan kecepatan standar. Butuh waktu 10 menit sampai mereka berdua tiba di sebuah tanah lapang dengan pepohonan yang sudah tercabut dari akarnya. Di tengah-tengah lapangan terdapat Banteng yang setinggi rumah normal.
"Woahhh... Besar" Ucap Lin Chen kagum.
Yan Xue yang melihat ekspresi Lin Chen menggelengkan kepalanya. 'Kebanyakan orang akan berlari ketika bertemu dengan hewan buas. Namun pria satu ini malah bersemangat, ah otaknya tidak bisa ditolong' Batin Yan Xue.
"Kau Banteng jelek, serahkan daging segar mu" ucap Lin Chen yang berjalan mendekati Banteng.
Moouu!
"Manusia. Kau memasuki daerah kekuasaan ku, dan bahkan mengutukku untuk mati!" Teriak Banteng sambil menyerang Lin Chen menggunakan tanduknya dengan kuat.
Boom!
"Huh... Manusia lemah"
Lin Chen melesat bagaikan peluru yang ditembakkan dari senapan menghantam dinding tebing dengan keras membuat lubang yang cukup dalam di tebing.
Yan Xue yang melihat Lin Chen terkena serangan dari Banteng langsung berlari ke arah Lin Chen dengan perasaan cemas.
Ia memangkat Lin Chen pelan yang terlihat kesakitan.
"Lin Chen... Lin Chen" Ucap Yan Xue menggoyangkan tubuh Lin Chen dengan pelan.
"Uhuukkk.... Uhuukkk..."
"Kau tak apa?" Tanya Yan Xue yang khawatir.
"Aku... Tidak apa-ap- uhuukkk.... Urghhh..." Balas Lin Chen yang memuntahkan cairan merah segar.
"Urghhh sial. Pedas sekali" Gumam Lin Chen pelan.
"Apanya yang tak apa. Kau berdarah bodoh" Ucap Yan Xue mengeluarkan kain lap.
"Dan lagi, apa yang pedas?" Tanya Yan Xue sambil mengelap bibir Lin Chen.
"Ah... Te- Tentu saja serangan banteng itu" Jawab Lin Chen menyembunyikan tangannya ke belakang.
Lin Chen berdiri secara berlahan bertumpu dengan satu kakinya, Ia menatap Banteng besar di depannya, "Kalau begitu, mari kita lanjutkan. Seperti rencana awal" Ucap Lin Chen dengan bibirnya yang tebal.
Yan Xue hanya mengangguk kecil kemudian berlari ke arah berlawanan dari Lin Chen sambil mengibaskan kain merah yang sudah disiapkan sebelumnya.
"Banteng jelek sini"
Banteng Penjaga yang mendengar provokasi dari Yan Xue bersiap menyerang kembali menggunakan kekuatan penuhnya. Aura mengelilingi tubuh Banteng Penjaga, siluet Banteng setinggi 20 meter bisa terlihat di atas langit dengan gagahnya.
Banteng mulai berlari ke arah Yan Xue dengan cepat, dengan siluet di atas langit membuat auranya makin kuat. Tanah mulai bergetar hebat, binatang buas yang berada di sekitar tempat kejadian mulai berlari menjauh. Ketika serangan Banteng 10 meter hampir mengenai Yan Xue.
Slash!
Zrash!
Suara pedang bisa terdengar di belakang Banteng memotong ekornya dengan rapi dan membuat semburan darah segar yang mengalir dengan derasnya membasahi tanah, Banteng berteriak kesakitan saat merasakan rasa sakit diekornya, dan kehilangan fokus.
Melihat musuh di depannya kelihangan fokus, Yan Xue langsung menusuk kedua bola mata Banteng Penjaga.
"Aaarrghh... Manusia ********. Akan ku bunuh kalian!" Teriak marah Banteng sambil menggunakan racun untuk menyerang.
Yan Xue yang terkejut dengan serangan mendadak dari Banteng hanya bisa terdiam. Yan Xue merasakan kakinya gemetar lemas tak berdaya. Tinggal beberapa inchi sebelum racun menyentuhnya, dengan sigap Lin Chen meraih Yan Xue yang membeku ketakutan.
"Kau tak apa-apa?" Tanya Lin Chen.
Yan Xue mengangguk kecil untuk jawaban dari pertanyaan Lin Chen.
"Banteng jelek, sekarang giliran ku" Ucap Lin Chen mengangkat kedua tangannya ke atas langit.
"Pedang Penghancur, Gerakan Ketujuh. Pedang Penghakiman" Teriak Lin Chen ke atas langit.
Lingkaran emas terbentang diatas langit dengan lebar diameter 50 meter, di bawah lingkaran emas terdapat 1 pedang besar dengan tinggi yang mencapai 30 meter. Lin Chen dengan santai melambaikan tangannya.
Banteng yang merasa hidupnya terancam mencoba untuk kabur, namun Ia tak bisa menggerakkan tubuhnya akibat tekanan yang dihasilkan oleh pedang besar diatasnya.
Wush!
Jleb!
Banteng terbelah menjadi dua bagian yang terpotong dengan rapi.
[Ding~ Membunuh Hewan Buas tahap Kaisar Surgawi *2 mendapatkan 1 juta Point Pengalaman dan 100 ribu Point System]
Yan Xue yang melihat pemandangan didepannya terkejut dengan bibir terbuka lebar. Ia mencoba mencubit pipi Lin Chen, memastikan apakah Ia sedang bermimpi atau tidak.
"Aaarrghh.... Apa yang sedang kau lakukan?!" Tanya Lin Chen kesal.
"Tak ada. Bisakah kau lepaskan tanganmu" Ucap Yan Xue menunduk malu.
"Ah. Maaf, aku tak sengaja memelukmu" Ucap Lin Chen melepas Yan Xue dari dekapannya.
Tuk...
Bunyi benda terjatuh dari saku Lin Chen terdengar. Yan Xue mengambil benda yang terjatuh berbentuk panjang transparan yang dilapisi kertas dengan tulisan berwarna putih.
Yan Xue menatap tulisan dan membacanya.
"Saos cabai asli. 100% pedasnya" Baca Yan Xue kemudian memandang Lin Chen, atau lebih tepatnya bibir Lin Chen yang memerah tebal.
Lin Chen hanya terkekeh kecil sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Plak!
"Ughhh... Kenapa aku ditampar lagi" Ucap Lin Chen mengelus pipinya yang memerah.
"Kau pikir sendiri!" Jawab Yan Xue kesal berjalan pergi dari Lin Chen
"Ugh.... Hei Yan Xue tunggu aku"
...
***
*Bersambung...