Shanum mendapat kabar bahwa ayahnya sakit. Demi menuruti permintaan sang ayah, ia pun harus rela menjalani perjodohan dengan seorang pria.
Siapa sangka pria yang dijodohkan dengan dirinya adalah Arga, mantan kekasih Shanum yang pernah menggores luka mendalam di masa silam. Membuat Shanum trauma untuk menjalin cinta lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ririn Puspitasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Bercerai!
"Arga ... suruh dia pulang sekarang juga dan segera ceraikan istrinya!"
Bak disambar petir di siang bolong mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Pak Dendy. Bu Risa tak mengerti, apa yang menyebabkan suaminya itu sangat marah sampai ingin menyuruh anaknya untuk berpisah.
"Ada apa, Pa? Kenapa papa berkata seperti itu?" tanya Bu Risa.
"Kamu lihat! Ini ulah mereka yang mempermainkan pernikahan. Ternyata pernikahan ini hanya sekedar permainan saja. Mereka telah meneken perjanjian hitam di atas putih sebelumnya," ujar Pak Dendy mendekat pada istrinya itu. Ia memperlihatkan kertas yang ada di tangannya.
Bu Risa mengambil kertas tersebut, ia menutup mulutnya tak percaya saat membaca kertas dengan berjudul perjanjian pranikah. Yang pastinya isi dari perjanjian itu adalah semua tentang hal kedua belah pihak sebelum saling menerima satu sama lain.
"Pa, ini kan ...." Bu Risa memegang kertas tersebut dengan tangan yang bergetar.
"Ini tidak mungkin, Pa. Arga ... bagaimana bisa mereka berbuat seperti ini," lanjut Bu Risa.
Dadanya terasa sesak saat mengetahui fakta bahwa anaknya itu menikah hanya sebatas perjanjian saja. Suatu saat keduanya pasti akan berpisah seperti yang tertulis di kertas tersebut.
"Kenapa Arga melakukan hal ini," racau Bu Risa yang seakan benar-benar tak percaya dengan tingkah putranya itu.
"Mereka tidak bisa dibiarkan. Aku juga tidak suka jika Arga seperti ini. Kalau memang si Shanum tidak mau menikah dengan Arga, banyak wanita lain yang lebih dari dia ingin menikah dengan anak kita!" tukas Pak Dendy.
"Tunggu sebentar, aku ingin memastikan sesuatu," ucap Bu Risa yang langsung pergi dari hadapan suaminya.
Pak Dendy mengekor dari belakang, melihat istrinya menuju ke kamar sang anak. Ia masuk ke dalam kamar Arga, dan membuka lemari pakaian Arga yang ternyata di sana tidak ada pakaian milik Shanum.
Bu Risa pergi lagi dari sana, ia pun menuju ke kamar sebelahnya. Ia mencoba membuka lemari pakaian yang ada di sana, dan benar saja. Semua pakaian Shanum berada di tempat tersebut.
"Berarti mereka memang tidak pernah sekamar," gumam Bu Risa dengan raut wajah kekecewaan.
"Terbukti kan sekarang? Apa yang kita harapkan? Seorang cucu dari pasangan yang tak pernah bersentuhan sama sekali? Semuanya mustahil! Lebih baik suruh saja mereka berdua berpisah!" tegas Pak Dendy.
Ia pun kembali merogoh ponsel yang ada di sakunya, mencoba menghubungi Arga lagi. Namun, ponsel Arga tak kunjung aktif, membuat Pak Dendy menggeram kesal.
Setelah mengetahui nomor ponsel Arga tak aktif, kini Pak Dendy beralih menelepon menantunya. Namun, Shanum juga tak bisa dihubungi saat itu juga yang membuat Pak Dendy semakin tersulut emosi.
"Ini tidak bisa dibiarkan, Ma. Kita harus menemui orang tua Shanum. Biar mereka tahu dengan perjanjian ini. Bahwa kedua orang itu tak bisa diharapkan lagi," ujar Pak Dendy.
Keduanya pun kembali ke dalam mobil. Mereka segera menuju ke kediaman Pak Bayu, dan membicarakan tentang perjanjian pranikah antara Arga dan Shanum.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, keduanya pun tiba di kediaman Pak Bayu. Bu Risa dan Pak Dendy langsung di sambut hangat oleh besan mereka, akan tetapi Pak Dendy memperlihatkan wajah tidak sukanya.
"Silakan masuk dulu, Pak Dendy, Bu Risa," ucap Bu Lina.
Mereka masuk ke dalam. Pak Dendy pun mulai mengeluarkan kertas perjanjian pranikah tersebut di depan orang tua Shanum.
"Apakah Pak Bayu dan Bu Lina tahu jika anak kita tengah mempermainkan kita semua? Mereka menikah dengan sebuah perjanjian," ucap Pak Dendy.
Pak Bayu dan juga Bi Risa tak memperlihatkan ekspresi keterkejutan mereka karena memang kedua orang itu sudah mengetahui lebih awal.
"Untuk masalah ini ... biarkan anak kita yang menyelesaikannya nanti," ujar Pak Bayu.
"Apa?!" Pak Dendy langsung mendengkus saat mendengar ucapan Pak Bayu.
"Aku bisa melihat jika kalian tidak berekspresi sama sekali. Berarti kalian sudah mengetahui hal ini sebelumnya. Aku benar-benar tak percaya hal ini," tukas Pak Dendy sembari membanting kertas tersebut di atas meja.
"Pokoknya saya tidak mau tahu. Mereka harus bercerai. Bagaimana pun juga, mereka telah mempermainkan pernikahan ini. Tidak bisa diharapkan lagi untuk kedepannya. Saya harap Pak Bayu juga mengambil tindakan yang tegas kali ini. Aku bisa menikahkan Arga dengan wanita lain jika dia memang tidak mau bersama Shanum. Jadi, mereka tidak perlu membuang-buang waktunya," ucap Pak Dendy lagi panjang lebar.
Pak Bayu menghela napasnya cukup panjang. Ia sudah menyerah dengan hal ini. Ia juga tak ingin memikirkannya lebih jauh karena masalah ini bisa saja berpengaruh pada kesehatannya.
"Baiklah, jika memang begitu. Setelah pulang dari Bali, aku akan menyuruh Shanum kembali ke rumah ini. Dan setelah itu, segera mengurus surat perceraian," ujar Pak Bayu yang tampaknya masih sedikit keberatan.
Di lain tempat, Arga dan Shanum baru saja bangun dari tidurnya. Mereka saling memeluk satu sama lain, menikmati sisa-sisa waktu berada di Bali.
Shanum mencoba menjauh dari Arga, hendak menghidupkan ponselnya. Namun, Arga langsung mencegahnya dengan cara menarik Shanum kembali ke dalam pelukannya.
"Ga!"
"Sha, bisakah hari ini kita berfokus pada kita berdua saja? Aku ingin menghabiskan sisa waktu di sini hanya denganmu. Tanpa terganggu dengan telepon-telepon yang membahas seputar pekerjaan," pinta Arga.
"Tapi Ga ...."
Arga pun langsung membungkam bibir Shanum dengan sebuah kecupan lembut. Pria itu diam-diam mengambil ponsel Shanum dari tangan istrinya itu dan kembali meletakkannya di atas meja.
"Ku mohon," ucap Arga dengan ekspresi memelas.
Shanum pun tak kuasa membantah ucapan suaminya. Ia pun mengangguk dan membiarkan Arga meletakkan kembali ponselnya itu.
Arga kembali melanjutkan aktivitas panasnya, menarik selimut dan memainkan beberapa ronde yang tersisa selagi dirinya masih memiliki tenaga.
Maafkan aku ya gengs, karena membuat kalian menunggu sampai bertahun-tahun 😅 Terima kasih banyak buat kalian yang sudah membaca karyaku sampai selesai. Berkat dukungan dari kalian, aku bisa menamatkan kisah Arga dan Shanum. Berat sih, sangat berat namatinnya karena aku dilanda mager bgt, ngga cuma itu aja aku juga males mikir. Astaga🤦....
Sebenarnya kisah Shanum dan Arga ini diambil sedikit dari kisahku, dimana aku yang sampai saat ini masih menjadi pejuang garis dua. Semoga saja ya, Allah mempercepat karena umurku hampir kepala 3😅
Intinya aku berterima kasih sebanyak-banyaknya sama kalian, tanpa kalian aku hanyalah remahan rengginang yang berada di kaleng Khong Guan. Udah dulu ceramahnya, semoga kita berjumpa lagi di karya aku yang lainnya. Biar ngga bosen nunggu, baca aja yg tamat wkwkwk. Itu pun kalau kalian berkenan hahaha ....
Udah ya, udah sangat panjang. Ngetiknya di kolom komentar biar nanti jadi top komen wkwkwkw. Sekian dan terima kasih. Ketjup manjahhh dari othor termager ini 💋💋💋💋💋♥️♥️♥️