NovelToon NovelToon
Sang Pemuas

Sang Pemuas

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Seberapa keras pun usaha ku untuk menjadi yang terbaik, aku tetaplah aku yang berasal dari kegelapan malam."

"Aku tidak bisa kembali menjadi suci kecuali jika ada seseorang yang mampu membersihkan dosa-dosa ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

"Ya percaya atau tidak tapi itulah kenyataannya."ucap Azura.

"Tapi kenapa selama ini dirahasiakan dari kami."ucap Rakha.

"Aku pun baru tau kemarin karena dia diam-diam mendaftarkan pernikahan kami."ucap Azura.

"Oh ya Allah."ucap sang bibi.

"Tidak masalah kan bi yang terpenting saat ini Ayu aman dari kejaran pria hidung belang."ucap Ayu yang membuat sang bibi terdiam saat mengingat pria bernama Diego Alexander pun begitu berharap pada keponakannya itu.

"Kamu memiliki anugerah terindah dari tuhan Nak, kamu cantik tapi jangan sampai kamu celaka karena itu."ucap sang bibi.

"Aku sudah celaka bi, tapi Ayu janji akan memperbaiki semuanya dan demi kalian semua Ayu akan berjuang keras agar hidup kita jauh lebih baik lagi."ucap Azura yang membuat sang bibi merasa sedih mendengar hal itu.

Ayudia sudah selesai makan dia pun pergi untuk berganti pakaian, sementara Nathan diajak bi Arum untuk bergabung di ruang keluarga sambil menunggu Azura selesai bersiap.

Nathan pun dengan senang hati bergabung dengan mereka, terutama ada Jodi yang nyaman diajak bicara.

"Bi ada obat tidak rasanya perut aku sakit dan mual."ucap Azura yang menuruni tangga.

"Oh ya ampun kamu begini pasti karena terlambat makan na, tunggu disini bibi ambilkan obat mag dan air hangat."ucap sang bibi.

"Hmm.."lirih Azura yang langsung dihampiri Nathan.

"Sayang kamu tidak makan siang?"tanya Nathan.

"Tadi aku terlalu sibuk, dan handphone ku rusak jadi tidak bisa delivery order."ucap Ayudia bersikap seolah tidak memiliki masalah.

"Ayo kita ke dokter."ajak Nathan.

"Tidak mau, nanti juga sembuh setelah makan obat."tolak Azura.

"Baiklah jika tidak sembuh kamu tidak bisa menolak lagi."ucap Nathan lembut.

"Kalian sudah siap."ucap Azura pada keempat orang yang akan menghuni rumah lamanya itu.

"Hmm... jika kamu sakit tidak usah sekarang Ay."ucap Jodi.

"Tidak separah itu kok."ucap Azura yang tidak sabar ingin menyelesaikan semuanya.

"Nak ini obatnya,"ucap sang bibi yang memberikan obat mag yang sering dia konsumsi belum lama ini.

"Terimakasih bi."ucap Ayudia yang langsung menelan obat yang diberikan oleh sang bibi dengan segelas air putih hangat.

"Ayo berangkat bibi sudah siap buka?"ucap Azura yang kini terlihat terburu-buru.

"Sayang kalian mau pergi kemana?"ucap Nathan.

"Pulang ke rumah lama karena Jodi dan adik-adik akan tinggal di sana."ucap Azura yang kini bergegas untuk pergi.

"Baiklah aku antar."ucap nya.

"Jodi dan bibi juga semua diantar Rakha, aku dan Nathan."ucap Azura.

"Anak-anak yang dua bisa ikut kita sayang karena aku gunakan mobil biasa."ucap Nathan yang menyebut mobil BMW X5 nya sebagai mobil biasa.

"Baiklah agar tidak berdesakan belum lagi boneka itu makan tempat."ucap Azura yang merasa terbantu dengan itu.

Mereka pun pergi menuju rumah keluarga Azura yang telah lama kosong itu meskipun masih sangat terawat.

Mereka seakan larut dalam kebahagiaan sepanjang perjalanan terutama karena mobil mereka beriring-iringan sampai tiba di perumahan elit itu, Azura langsung meminta Nathan untuk berhenti di sebuah rumah mewah nomor 32 itu.

Jodi sudah keluar lebih dulu sesampainya di sana dia membuka pintu pagar yang menjulang tinggi tersebut.

"Ini rumah nya sayang?"ucap Nathan merasa heran karena rumah itu jelas bukan rumah sembarangan dan harganya cukup mahal.

"Ya ini rumah masa kecil ku dan disana rumah Jodi dulu, saat keluarganya mengalami kebangkrutan mereka pindah entah kemana, dan aku bertemu dengannya beberapa waktu lalu sebelum Sila dioperasi."ucap Azura.

"Hmm..."lirih Nathan.

"Ay kamu tidak mau masuk."ucap Rakha yang kini sudah membuka pintu dan Jodi masih menggendong adik bungsunya itu.

"Buruan bawa masuk Sila kalian kenapa malah antri disitu seperti yang sedang mengantri untuk sembako."ucap Azura yang sebenarnya merasa berat untuk melangkah masuk.

"Hmm... sayang kamu bicara apa harusnya pemilik rumah yang lebih dulu masuk."ucap Nathan.

"Baiklah-baik tuan Nathan."ucap Azura yang kemudian bergegas pergi menghampiri semua orang yang tengah menunggu nya.

"Mam, Pap, aku datang untuk menitipkan mereka disini."lirih Azura yang akhirnya berlinang air mata.

"Yang sabar nak."ucap sang bibi yang kini merangkul bahu keponakan nya itu.

"Ayu tidak bisa berlama-lama disini."ucap Azura yang lagi-lagi menatap ke sekeliling.

"Wah rumahnya sangat nyaman."ucap Sahila dan Ripa yang kini duduk di sofa empuk itu.

"Kalian akan tinggal disini mulai saat ini."ucap Azura lembut.

Nathan pun menatap ke sekeliling ruangan yang begitu luas itu, dia tidak mengerti kenapa Azura tidak bisa tinggal di sana bahkan sejak masuk istrinya itu terus berderai air mata.

"Bibi sebaiknya bibi juga pindah kesini agar rumah ini bisa lebih ramai."ucap Azura.

"Tidak bibi tidak mungkin meninggalkan mu sendiri di rumah itu nak."ucap sang bibi.

"Tidak apa bi, setidaknya mama pasti akan senang saat bibi ada di sini."ucap Azura.

"Baiklah nak, bagaimana Rakha."ucap Arum.

"Terserah ibu saja, lagipula kita juga sudah diusir oleh ayah."ucap Rakha.

"Kalian masih punya rumah ini jadi jangan sedih."ucap Azura.

Dia menunjukkan kamar-kamar yang bisa mereka huni kecuali milik kedua orang tuanya yang tidak boleh dibuka sembarangan dan miliknya.

Nathan merasa sangat bangga pada kebaikan Azura saat ini, dia tidak salah memilih meskipun saat ini ada masalah dengan keluarganya.

"Sudah malam aku pulang dulu, A kamu pesan makanan saja besok kita belanja untuk kebutuhan dapur."ucap Azura.

"Baiklah kenapa tidak makan malam bersama."ucap Jodi.

"Aku dirumah saja makanya Jo,"ucap Azura yang terlihat sangat tersiksa sejak kedatangannya.

Matanya terus memancarkan kesedihan mungkin itulah kenapa dia tidak bisa tinggal di rumah itu.

"Baiklah terimakasih untuk semuanya Ayudia aku janji setelah aku kerja nanti aku akan membalas semua kebaikan mu."ucap Jodi.

"Kalau kau ingin membalas kebaikan ku, cukup rawat mereka dengan baik karena aku tidak ingin apapun selain melihat kebahagiaan mereka, oh iya satu lagi sebentar lagi bibiku resmi menjanda kalau minat kau bisa menjadikan dia istri agar hidup mu jauh lebih baik."canda Azura yang kini terkekeh pelan.

"Ayu bibi bisa dengar ya."ucap wanita itu.

"Baguslah kalau dengar, Rakha sudah minta ayah baru ia kan A."ucap Azura yang kini melirik kearah Rakha.

"Aku terserah ibu, yang terpenting dia bahagia semua sudah cukup."ucap Rakha.

"Hore dapet restu, gimana gimana hem..."goda Azura pada Jodi.

"Dasar... lihat nanti saja."balas Jodi.

"Yes."

...🧸🧸🧸🧸🧸...

Azura dan Nathan pun pergi, tapi tidak langsung pulang melainkan pergi menuju sebuah restaurant mewah dan mereka pun makan malam berdua di sana.

"Bagaimana kalau istriku ikut pulang bersama ku."ucap Nathan ragu-ragu karena takut Azura menolak nya.

"Mungkin lain kali Nat, aku sendiri masih merasa tidak percaya dengan ini."ucap Azura.

"Ah baiklah sayang, tapi jika kamu sudah putuskan kita akan pergi berbulan madu terlebih dahulu."ucap Nathan lembut.

"Hmm..."lirih Azura yang terlihat malu.

"Sayang kenapa kamu tidak tinggal di rumah mu selama ini hmm?"ucap Nathan yang akhirnya bertanya secara langsung.

"Aku tidak kuat jika harus berada di sana dengan semua kenangan yang pernah ada, terutama saat aku mengetahui bahwa mereka meninggal karena bunuh diri."ucap Azura.

"Maaf jika aku mengingatkan mu tentang itu sayang."ucap Nathan yang memang sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaan nya itu.

Mereka pun lanjut makan, sampai kenyang dan setelah itu Nathan membawa Azura menuju sebuah showroom mobil dimana disana terdapat banyak mobil mewah dan beberapa jenis mobil sport.

"Sayang pilihlah mobil mana yang kamu inginkan."ucap Nathan lembut.

"Tidak aku masih ada mobil nat, meskipun sedang dalam perbaikan."ucap Azura menolak.

"Tapi ini nafkah dari suamimu."ucap Nathan.

"Hmm... baiklah aku pilih Honda jazz saja."ucap Azura.

"Sayang kamu kira suamimu tidak bisa belikan mobil yang jauh lebih baik dari itu."ucap Nathan.

"Sebaiknya uang itu ditabung untuk pegangan masa depan Nat perusahan juga butuh jaminan, karena tidak selamanya berada dalam kejayaan meskipun aku tau kamu mampu mempertahankan itu."ucap Azura yang sudah berpengalaman dalam hal itu hingga membuat dia kehilangan kedua orang tuanya.

"Tapi sayang aku punya tabungan yang cukup, jika kamu ingin Bugatti pun aku masih bisa belikan."ucap Nathan.

"Tidak Nat, buat apa beli mahal-mahal toh fungsi nya tetap sama kan untuk berkendara, aku beli Honda jazz saja jika kamu menolak tidak apa-apa karena aku juga tidak terlalu butuh itu."ucap Azura yang kini membuat Nathan dalam dilema.

"Sayang masih ada mobil lainnya BMW misalnya, atau yang ini ini lebih baik."tunjuk Nathan pada deretan mobil mewah itu, tapi Azura tetap dengan pilihan Honda jazz yang sudah dimodifikasi dan tampak jauh lebih nyaman itu tetap menjadi pilihannya.

Akhirnya Nathan pun mengalah meskipun dia sebenarnya merasa seperti seorang suami yang pelit karena hanya bisa membelikan mobil yang kini tengah di tes Drive tersebut.

"Wah ini keren terimakasih suamiku aku sangat suka."ucap Azura yang kini turun dari mobil yang baru saja ia pilih itu.

"Hmm..."lirih Nathan yang sebenarnya sedikit kecewa dengan itu.

"Terimakasih semoga rejeki mu semakin lancar dan uang itu cepat terganti."ucap Azura dengan lembut.

"Terimakasih sayang, cari handphone."ucap Nathan.

"Tidak aku masih ada uang untuk itu, biar lain kali saja aku beli Nat, aku belum ingin pegang handphone lagi."ucap Azura.

"Sayang aku tidak bisa menghubungi mu jika kamu tidak punya handphone please."ucap Nathan.

"Baiklah tapi aku yang bayar."ucap Azura.

"Sayang kamu ini kenapa? Kenapa seperti orang yang takut ditagih hutang sih, aku suamimu."ucap Nathan menekankan.

"Aku sudah terlalu banyak menggunakan uang suamiku please jangan buat aku merasa bersalah dengan itu."ucap Azura.

"Baiklah aku transfer uang nya besok janji beli handphone."ucap Nathan.

"Tidak jangan lakukan itu, aku masih ada uang yang waktu itu kamu beri pun belum terpakai semua."ucap Azura.

"Tapi besok kamu akan belanja sayang jadi butuh uang banyak untuk memenuhi kebutuhan mereka."ucap Nathan.

"Itu lebih dari cukup Nat percayalah, atau begini saja besok kalau tidak cukup aku akan minta sama kamu bagaimana?"ujar Azura untuk menghentikan niat Nathan.

Azura merasa bersalah terhadap pria baik hati itu, jika ternyata Diego benar-benar tidak bisa melepaskan dirinya meskipun Nathan pernah bilang bahwa keputusan ada di tangan Azura.

Setelah Nathan mengantar pulang Azura dengan mobil barunya meskipun tidak berada di dalam satu mobil setidaknya pria itu merasa lega karena dia bisa memastikan istrinya itu tiba dengan selamat di rumah sederhana nya itu.

Azura masih berada di dalam garasi mobil setelah Nathan berpamitan tadi, dia menatap nafkah seorang suami yang saat ini semakin membuat Azura semakin merasa bersalah terhadap pria itu.

Sampai saat dia melangkah masuk kedalam rumah, dan bergegas menuju kamarnya karena sudah sangat lelah.

Sesampainya di sana dia langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk itu.

Keesokan paginya tepat di weekend day Azura yang bangun tidur langsung bergegas cuci muka dan gosok gigi pun langsung bergegas menuju ruang fitness mini yang ada di samping balkon kamarnya dengan sinar mentari pagi dia berada di atas treadmill hingga tubuhnya dipenuhi dengan keringat, setelah sebelumnya melakukan pemanasan kemudian dia melakukan serangkaian olahraga lainnya untuk mengencangkan otot tubuhnya.

Tidak lama kemudian ia pun menyelesaikan olahraga paginya itu dan bergegas membersihkan diri setelah tidak bercucuran keringat lagi.

Dia berendam di dalam bathtub-e dengan aroma terapi yang kini membuat otot tubuhnya terasa sangat rileks

Sampai lima belas menit kemudian dia baru membersihkan tubuhnya dari busa sabun tersebut.

Azura pun menggunakan outfit santai nya seperti biasanya saat ini dia menggunakan hotpants dari bahan jeans berwarna abu-abu dan t-shirt longgar berwarna hitam dengan topi yang senada dengan t-shirt yang ia kenakan.

Azura yang kini menggunakan sneakers berwarna putih itu pun bergegas meraih tas selempang dan dompet nya.

Kunci mobil terus dia mainkan ditangannya, hingga saat ia teringat akan bibinya yang tidak membawa baju.

Namun saat Azura hendak keluar, mobil Rakha sudah datang. Terlihat bi Arum turun dan menghampiri Azura.

"Sudah siap, bibi ambil barang-barang bibi dulu."ucap nya diikuti oleh Rakha.

"Baiklah bi, aku juga panaskan mobil ku dulu."ucap Azura yang membuat mereka terdiam.

"Mobil? Bukankah mobil itu berada di bengkel."ucap Rakha.

Dibalas anggukan sang bibi yang sama-sama heran."Nathan semalam belikan aku mobil, dan aku pilih mobil paling murah untuk harian, meskipun dia sempat ngambek karena aku tidak milih yang jauh lebih mahal dari ini."ucap Azura yang kini membuka garasi mobil tersebut, dan memperlihatkan mobil Honda jazz miliknya.

"Wow ini sih keren sudah dimodifikasi pula."ucap Rakha.

"Ya tapi dia tidak suka aku pilih ini, maunya BMW atau yang lainnya."ucap Azura.

"What?!"

1
Mas Luhah
sangat bagus,,,,,,,


tapi kenapa episod yang k 24 dan smpai seterusnya lama sangat yng nak keluar,,,apa lagi cerita nya bikin penasaran /Grimace/
Roli Yanti
lanjut ceritanya seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!