NovelToon NovelToon
Pembantu Spesial Untuk Om Duda

Pembantu Spesial Untuk Om Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Pembantu
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: ocybasoaci

Novel ini menggunakan POV 1 (Lydia). Apabila ada yang mengatakan arti keluarga adalah motivator terbaik, tempat memberikan ketenangan, tempat bersandar paling nyaman. Nyatanya itu semua tidak di dapatkan oleh Lydia. Ia terpaksa mengambil keputusan bekerja menjadi pembantu. Bukan karena dia kekurangan uang, hanya saja Lydia merasa bahwa rumah masa kecilnya sudah tidak senyaman dulu.

Lydia adalah anak sulung dari tiga bersodara, usianya kini sudah 36tahun, tiga adik perempunya sudah menikah. Hanya ia sendiri yang belum menemukan jodohnya. Gunjingan dari tetangganya terus ia dengar hingga ia tidak kerasa lagi tinggal dikampung halamannya dan juga keluarga. Mirisnya lagi bukan hanya tetangga, tetapi ketiga adiknya pun seolah memusuhi dirinya dengan alasan ia akan merebut suami mereka. Rumah dan lingkungan yang dulu nyaman, kini menjadi tempat yang ingin ia hindari.

Mampukah Lydia mendapatkan arti keluarga yang sesungguhnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ocybasoaci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia Yang Memenangkan

Jempol ku menekan simbol ok, dan dalam hitungan detik foto yang barusan aku unggal sudah terkirim, di mana aku sempat mengabadikan dengan jepretan kamera, suasana malam di desaku dengan caption yang menggambarkan sedikit kegundakanku.

Aku langsung tersentak kaget ketika Aarav langsung melakukan panggilan, Aku bingung bahkan sampai wajahku terasa panas seolah terbakar. Aku tidak menyangka sekali kalau Aarav di tempat yang berbeda langsung merespon uggahan setatusku. Entahlah dia yang memang sedang menunggu kabarku atau dia yang memang tengah kebetulan melihat ponselnya, da setatus yang aku buat hadir begitu saja.

Angkat, tidak, aku justru merasa dalam situasi yang sulit, "Oh Lydia kenapa kamu bodoh sekali, pakai kasih kode-kode. Giliran begini aku kebingungan sendiri." Aku merutuki diriku sendiri yang bodoh ini. Aku berusaha menghirup nafas berkali-kali untuk mengurangi rasa kegugupanku.

Segala doa dan surat pendek juga aku rapalkan. Mau aku hapus kembali unggahan itu juga rasanya tidak mungkin Aarav sudah melihat setatusku, aku benar-benar ceroboh aku pikir dia tidak akan ada waktu untuk melihati setatus, tetapi justru tebakan aku salah dia paling pertama mengecek setatusku.

[Assalamualaikum...] Sapaku dengan suara yang bergetar menggambarkan kegugupanku.

[Walaikumsalam, lagi apa?] tanya calon suamiku dari sebrang telpon, tentunya dengan nada bicara yang santai, berbeda dengan aku yang pasti Aarav tengah menertawakan aku karena nafasku yang terus memburu semakin hebat karena rasa gerogiku.

[E... lagi dudu saja, Mas lagi ngapain?} tanyaku balik, aku berusaha bersikap santai meskipun pasti Aarav tetap bisa mengetahui kalau aku sedang dalam mode gugup.

[Oh, di depan jendela?] tanyanya lagi, justru mengabaikan pertanyaanku yang lain. Aarav tidak mau memberitahu aku sedang apa, aku jadi keki sendiri dengan situasi seperti ini. Benar-benar aku seolah kembali ke jaman ABG yang sangat grogi ketika ditelpon dengan idola. Bukan karena berharap yang lebih, tetapi lebih tempat takut kalau mereka akan tahu menganggap aku wanita tidak benar.

[Iya, lagi lihat bintang aja,] jawabku singkat.

[Yah, kelihatan dari fotonya. Kampungnya kayaknya bagus. Jadi nggak sabar nunggu satu hari lagi. Oh iya kabar yang sedang berjauhan baik-baik saja, jangan berpikir yang tidak-tidak aku nggak macam-macam kok,] ucapnya membuat wajahku dalam seketika panas, seolah ada api yang tengah membakar  wajahku.  Aku hanya diam saja. Aku jadi kehilangan ide untuk memulai obrolan, dan kami pun untuk beberapa saat saling diam dalam keheningan.

[Bagaimana kabar keluarga?] tanyanya lagi, kembali menco membuka obrolan.

[Kabar keluarga baik-baik saja. Mas, maaf tadi unggahan setatusku hanya iseng, bukan bermaksud mau bikin Mas...]

[Udah nggak apa-apa, aku suka kok, tulisanya bagus ngena dihati, dan bikin aku ingin belajar,] balas Aarav langsung memotong ucapanku, sontak aku mengernyitkan dahi.

[Belajar? Belajar apa?] tanyaku semakin kepo.

[Belajar jadi imam yang baik,] jawabnya, yang lagi-lagi membuat aku merasa diperjuangkan. Kami pun terus mengobrol hingga tanpa terasa Bapak mengetuk pintuku.

"Mbak, kenapa belum tidur? Tidur,ini sudah malam, besok ada pengajian di pagi hari!" ucap Bapak dari balik pintu dengan suara yang cukup kencang. Aku pun jadi tidak enak pada Aarav karena dia pasti dengar ucapan Bapak.

"Baik Pa, Lydia secepatnya tidur," jawabku dengan suara yang aku pelankan dan telpon aku tutup agar tidak mendengar ucapanku, entahlah tidak mendengar atau justru hanya pura-pura tidak mendengar.

[Siapa?] tanya calon suamiku ketika aku melanjutkan obrolan yang tertunda, memang aku lihat jarum jam sudah hampir pukul sebelas malam. Pantes Bapak ngetuk pintu ternyata sudah hampir larut malam," batinku.

[Bapak, bilang aku suruh tidur,] jawabku dengan jujur.

[Perhatian banget yang calon mertua,] kelakar Aarav dari sebrang telepon.

[Iya, soalnya besok sudah mulai acara, pengajian dan malamnya acra midodareni,] jawabku dengan suara kecil, aku merasa tidak percaya diri untuk melakukan kerangkaian acara ini. Itu semua karena aku mengingat lagi dimana umur aku bukalah yang masih muda.

[Ok kalau gitu selamat istirahat yah, dan jangan lupa mimpi yang indah. Sama satu lagi...] Aarav seolah tengah meledek aku.

[Satu lagi apa?] tanyaku mengikuti permainan Aarav.

[Kamu jangan terlalu berpikir yang tidak-tidak, semuanya akan baik-baik saja,] ucapnya dari sebrang telepon dengan nada yang lembut dan teduh.

Setelah itu aku pun memutuskan sambungan telepon. Hatiku menjadi lebih tenang dan aku pun kini bisa tidur dengan nyenyak. Semoga yang dilain tempat juga malam ini bisa tidur dengan nyenyak," gumamku dalam hati.

Aku memegang dadaku yang semakin berdetak lebih kencang. Apa ini yang namanya cinta? kenapa hatinya sangat damai ketika sudah mendapatkan telpon dari Aarav. Namun, kembali aku mengingatkan pada diriku sendiri, kalau pernikahan ini masih dalam tahap yang sangat jauh dari kata cinta mencintai. Niat awal pernikahan kami yang belum terlibat saling cinta membuat aku sadar bahwa pernikahan ini adalah masih tahap perkenalan.

Pagi hari menyapa, meskipun adzan Subuh baru berkumandang tetapi bunyi alat dapur sudah saling bersahutan. Para tetangga sudah banyak yang datang untuk mulai mengolah makanan apalagi hari ini sudah mulai ada serangkaian acara adat yang akan Bapak gelar. Yah, aku katakan Bapak sebab Bapak yang mengatur semua ini. Bukan atas kemauan aku.

Waktu terus bergulir hingga acara pun semakin padat aku yang dari pagi sudah mulai bersiap untuk acara pengajian dan serangkaian adat untuk persiapan menuju hari bahagia. Aku tidak pernah menyangka kini aku merasakan juga serangkaian persiapan untuk menyambut hari pernikahanku. Bahkan acara yang aku sangka hanya sederhana nyatanya Bapak lagi-lagi mengundang ulama besar. Hari penikahan aku dan Aarav masih esok hari, tetapi kemeriahan sudah sangat terasa. Bahkan tamu udangan sudah banyak yang datang. Bukan hanya tamu undangan yang berbondong-bondong datang, tetapi warga dari luar kampung pun ikut datang untuk menyaksikan ceramah ulama besar.

Sanak sodara sudah pada datang juga, hatiku kini tidak segundah kemarin, aku bisa menikmati acara dengan pikiran yang tenang. Hal itu tentunya karena telpon calaon suamiku tadi malam.

Ibu menghampiri aku yang sedang duduk ikut menyaksikan ceraham dari sang ulama.

"Mbak, baru kali ini Ibu lihat kamu dangat bahagia," ucap Ibu dengan suara yang sedikit dikencangkan karena memang suasana sedang ramai.

Aku langsung memalingkan wajah menatap wanita yang telah melahirkaku. "Masa sih Bu, perasaan Lydia biasa saja," ucapku sembari menutupi rasa maluku.

"Calon suami kamu baik yah Mbak," balas Ibu lagi, yang aku sendiri tidak tahu.

"InsyaAllah Bu semoga memang kami berjodoh dunia akhirat. Tapi kenapa Ibu tahu kalau Mas Aarav baik?' tanyaku kepo apalagi setahu aku Aarav dengan aku saja jarang berkomunikasi apalagi dengan orangtuaku pasti juga sama.

"Amin, iya kan yang kasih modal ini semua dari calon suami kamu. Dia kasih Bapak uang satu milliar untuk mengadakan pesta ini," jawab Ibu setengah berbisik.

Jeduerrr... aku terkejut luar biasa. Yah, bagaimana tidak, acara yang aku pikir Bapak yang menginginkan dan memodalinya nyatanya malah dari calon suamiku.

Aku jadi penasaran pekerjaan Aarav itu apa. Selama aku tinggal dengan dirinya, hidupnya terlalu nyaman semua terima beres. Bahkan untuk urusan rumah tangga tinggal kirim pesan Mbak Suli akan datang tidak pakai lama, belum urusan yang lain dia juga sangat royal. Yah, aku memang mau tanya Mbak Latri lupa terus, sedangkan mau tanya langsung dengan calon suami, takutnya nanti dikira kepo.

Aneh yah udah mau nikah tapi belum tahu pekerjaan calon suami apa. Yah itulah aku. Aku terkekeh mengingat hal itu, tapi tidak apalah tidak tahu pekerjaan suami asalkan halal.

1
Arfan
Untuk cewe2 add Tele aku dong sayang: @OrgB16
Anonymous
bgsss bgtt
Luh Nanik
bikin baper balik dooong 😁😁😁
Chris Antono
Luar biasa
Chris Antono
Lumayan
Miranti Herman
Luar biasa
Sintia Dewi
wah brarti siska udh digool sm yg laen
Sintia Dewi
aarav km cuman modus aja kan ke lidya/Chuckle/
Nofi Ani
msih ada kelanjutannya apa tdk?
Bucinnya Baekhyun🐶
mau kaya Aarav nih haha
Tua Jemima
certanya membosankn
Aghitsna Agis
ini udah tamat apa blm
Ci_Osyih Aenta: Udah kak, ini bonusnya baru dapt 1 Episode.
total 1 replies
ahyuun.e
huhu nambah dedek lgi ya om duda wkwwk
Ela Jutek
uwahhh cantik nya😄
Ela Jutek: iyahhh akak otor emang cantikkk kok, masa ganteng😆✌✌
Ci_Osyih Aenta: terimakasih, Othor emang cantik 🤣
total 2 replies
Ginasih Nengah
💪💪💪💪
Endang Werdiningsih
semangat amat mau nambah anak lg,min...
Nar Sih
ahir nya kakak kqsih exra part juga buat kk author dan kebahagiaan
Ci_Osyih Aenta: Amin, sama2 kaka, doa yang terbaik juga buat kakak🙏🏻
total 1 replies
Endang Werdiningsih
bonchap'a mana othor
Endang Werdiningsih: ditunggu othor,,
Ci_Osyih Aenta: bulan kok bukan😔
total 3 replies
Qilla
nahkan intinya derita dan ketidak adilan lydia selama ini hanya ababb dan angin lalu udah berws dgan bgitu saja ,ayolah yang bener dong
Qilla
blibet
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!