Alena Ricardo sangat mencintai seorang Abian Atmajaya, tidak peduli bahwa pria itu kekasih saudara kembarnya sendiri. Hingga rela memberikan kehormatannya hanya demi memiliki pria itu.
Setelah semua dia lepaskan bahkan dibuang oleh keluarga besarnya, Alena justru harus menghadapi kemarahan Abian. kehidupan rumah tangganya bagaikan di neraka, karena pria itu sangat membencinya.
Akankah Alena menemukan kebahagiaannya? Dan akankah Abian menyesali apa yang selama ini diperbuatnya, setelah mengetahui rahasia yang selama ini Alena simpan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
Sore harinya saat Alena sedang membuat minuman susu, ia dikejutkan dengan keberadaan Abian yang tiba-tiba saja berdiri di depannya. Rambut pria itu terlihat acak-acakan, wajahnya kusut sama seperti kemeja yang dikenakannya, dengan dua kancing atas yang terbuka. Dia terkejut karena tidak biasanya Abian pulang sore hari, bahkan berdiri dihadapannya dengan jarak yang begitu dekat.
"Minuman apa itu?" tanya Abian.
"Ini.. ini susu coklat," jawab Alena dengan gugup, menatap wajah tampan Abian dengan jantung yang berdetak dengan cepat.
"Kemarikan!" Abian hendak mengambil cangkir yang ada ditangan Alena.
"Ini milikku, kalau kau ingin buat saja sendiri!" Alena menarik cangkirnya menjauh dari Abian. Entah mengapa dia tidak rela susu yang sudah dibuatnya diminum oleh pria itu, padahal dulu dia sangat ingin Abian memakan dan meminum apapun buatannya.
"Kemarikan!" Abian menarik paksa cangkir yang dipegang Alena, hingga terjadilah tarik-menarik diantara keduanya, sampai air susu yang ada di dalamnya tumpah mengenai pakaiannya. "Lihat apa yang kau lakukan?" sentak Abian dengan kesal sembari mengibas kemejanya yang basah. "Cepat buatkan lagi! Dan jangan pergi kemana-mana sebelum aku kembali!" Abian berlalu dari tempat tersebut, meninggalkan Alena yang berdiri dengan wajah yang bingung.
"Dia itu kenapa sih?" Alena menggerutu melihat cangkir nya yang kosong karena seluruh isinya tumpah, padahal ia ingin meminum air susu tersebut untuk kesehatan janin yang ada di dalam perutnya. Walaupun minuman susu itu bukan susu khusus ibu hamil, karena Alena tidak bisa membeli susu tersebut karena takut Abian mengetahui kehamilannya. Tapi setidaknya susu itu bisa menjadi alternatif pengganti, sebelum dia pergi dari rumah Abian.
"Ini minumannya," Alena memberikan cangkir yang berisi susu buatannya pada Abian. Pada pria yang sudah berganti pakaian dengan pakaian santai, yang saat ini duduk di kursi makan.
"Aku belum menyuruhmu pergi!" ucap Abian saat melihat Alena hendak berlalu dari tempat tersebut. "Tetap berdiri disini sampai minuman ini habis!" perintahnya tanpa menatap pada Alena.
"Tapi—"
"Jangan membantah!" sentak Abian.
Membuat Alena mau tidak mau diam, menuruti perintah suaminya itu meski dengan terpaksa. Lama Alena berdiri sampai kedua kakinya terasa sangat lelah, namun tidak ada tanda-tanda Abian akan selesai. Pria itu justru terlihat duduk dengan santai, menikmati minuman tersebut sedikit demi sedikit.
"Kenapa lama sekali?" gerutu Alena dalam hati. "Bi apakah masih lama? Kakiku sudah sangat lelah!" Alena memberanikan diri untuk bertanya, karena sudah hampir dua puluh menit berdiri di samping Abian.
"Kau tidak lihat? Minumannya belum habis, jadi diam dan jangan banyak bicara!" ucap Abian dengan tegas dan tak terbantahkan
"Oh ya ampun Abian, bagaimana minuman itu akan habis jika kau meminumnya seperti itu!" timpal Alena tanpa sadar, karena sangat kesal melihat bagaimana Abian yang lebih banyak diam dari pada menghabiskan minumannya.
"Sudah aku katakan jangan banyak bicara! Kau tuli ya?" Abian menggebrak meja makan dengan keras. "Asal kau tahu, aku sengaja menghabiskan minuman itu dengan lama karena ingin menyiksamu," ucap Abian dengan berbohong. Padahal dia sengaja melakukan hal tersebut, untuk bisa berada di dekat Alena. Karena entah mengapa rasa pusing dan mual yang dirasakannya, hilang begitu saja saat berada didekat wanita itu dan mencium aroma tubuh Alena.
Bahkan yang lebih membuatnya bingung, dia bisa meminum susu buatan Alena tanpa memuntahkannya, sama seperti saat pagi tadi ketika memakan nasi goreng buatan wanita itu. Karena saat di kantor tadi Abian tidak bisa memakan apapun, bahkan langsung memuntahkan apa pun yang masuk ke dalam mulutnya
ni othronya yg terlalu mengada". cinta aja dia gak tau.🙃
gak konsisten amat..kalau cinta langsung bilang gak usah pake mikir.🤦♀️🥱😪
kalau mereka tulis, seharusnya rasa itu mulai ada sejak alena masoh bersama mereka.