NovelToon NovelToon
CINTA ZARA

CINTA ZARA

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: farala

Sequel " SEMERBAK WANGI AZALEA"


Zara Aisyah Damazal masih menempuh pendidikan kedokteran ketika dia harus mengakhiri masa lajangnya. Pernikahan karena sebuah janji membuatnya tidak bisa menolak, namun dia tidak tau jika pria yang sudah menjadi suaminya ternyata memiliki wanita lain yang sangat dia cintai.
" Sesuatu yang di takdirkan untukmu tidak akan pernah menjadi milik orang lain, tapi lepaskan jika sesuatu itu sudah membuatmu menderita dan kau tak sanggup lagi untuk bertahan."
Akankah Zara mempertahankan takdirnya yang dia yakini akan membawanya ke surga ataukah melepas surga yang sebenarnya sangat di cintainya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 33 : Pembalasan kecil

Zara menatap langit langit kamar sejak lima menit yang lalu. Di sampingnya, Ezar terlihat sibuk memperhatikan Zara. terkadang ia mengetuk ngetuk bahu Zara menggunakan telunjuknya, sesekali juga mengusap lembut lengannya.

Tidak ada yang saling bicara, hingga Zara jadi kesal sendiri dengan tangan Ezar yang tidak mau diam.

" Mas." Tegurnya.

" Apa."

" Tanganmu."

" Tanganku kenapa?"

" Aku mengantuk mas, tanganmu mengganggu konsentrasi ku." Kesal Zara, tapi sekesal kesalnya tidak berani juga dia memindahkan tangan Ezar.

" Kamu mengantuk?"

Zara mengangguk.

" Tapi aku belum." Katanya lebih mendekatkan tubuhnya ke Zara.

Zara menghembuskan nafasnya kasar. " Jadi kalau belum mengantuk mas mau apa?"

Ezar jadi tersenyum." Pertanyaan mu bagus sekali. Mas mau makan."

" Tadi kan sudah, dua piring lagi. Mas tidak kenyang ya." Sungut Zara.

" Bukan makanan seperti itu."

" Lalu yang bagaimana, jangan minta macam macam ya mas, ini sudah tengah malam!"

" Justru karena ini tengah malam makanya sudah waktunya aku makan."

Zara semakin kesal." Maksud mas apa sih? Mas tau kan makan tengah malam akan merusak kesehatan. Makanan yang mas makan bisa meningkatkan resistensi insulin, dan itu merupakan faktor risiko utama penyakit Diabetes Mellitus. Belum lagi kolesterol yang meningkat dan akan mengganggu kerja jant..."

Cup...

Ezar mencium bibir Zara ketika Zara sibuk menjelaskan dampak makan tengah malam yang di artikan berbeda dan tidak sinkron dengan apa yang Ezar pikirkan.

" Kamu itu cerewet sekali. Begitu ya omelannya seorang calon dokter." Ucap Ezar setelah melepas ciumannya.

Zara jadi salah tingkah, dia lupa jika pria di sampingnya itu jauh lebih paham dan mengerti tentang ilmu kedokteran.

" Sekarang dengarkan aku. ' Makan ' yang aku maksud bukan tentang memasukkan makanan ke dalam mulut lalu menelannya hingga membuatmu kenyang. Yang aku maksud adalah makan dalam artian, kita sama sama menikmati hidangan dan pada akhirnya kamulah yang akan menyimpan cadangan makanan itu untuk kita nikmati bersama setelah sembilan bulan kamu membawanya kemana pun kamu pergi."

Lama Zara mencerna kata kata Ezar hingga akhirnya dia paham maksud perkataan suaminya yang berbelok belok tidak tau ujungnya di mana.

" Ya Allah mas..itu kan namanya coitus. Begitu saja bicaranya sampai berbelit belit, kenapa tidak mengatakannya langsung saja?" Kata Zara sembari menggelengkan kepalanya, dia tidak sadar jika sebenarnya Ezar sedang memancingnya agar ia sendiri yang mengatakan langsung apa yang di ingin kan Ezar, dan ternyata acara memancing Ezar kali ini membuahkan hasil.

" Jadi kamu setuju kita melakukannya?" Tanya Ezar sumringah.

" Ha..." Zara melongo.

" Iya, melakukan seperti apa yang kamu katakan tadi."

" Tapi mas, ku pikir itu hanya....akhhhhhhh...mas membodohi ku kan?" Protesnya lalu melayangkan pukulan di lengan Ezar.

" Aduh.." Ezar mengusap lengannya. Meski mengeluh, tapi keluhan itu di sertai tawa yang sangat renyah.

Wajah Zara tertekuk. Dia kesal dengan Ezar yang mempermainkan dirinya. Bayangkan, dia harus memecahkan teka teki yang Ezar berikan, tapi ujung ujungnya itu hanyalah sebuah hal yang berbau vulgar dan tidak terlalu penting untuk di pikirkan sampai harus memeras otak.

" Bagaimana? Kamu siap?"

" Tidak.." Jawab Zara sekenanya.

" Kenapa?" Kening Ezar mengernyit." Dosa tau kalau menolak permintaan suami."

" Aku tau, hanya memang untuk sekarang tidak bisa mas."

" Tunggu..jangan bilang kalau kamu.." Ezar mencoba menebak.

Zara mengangguk.

" Oh Tuhan..Cobaan apa lagi ini." Ujarnya putus asa.

Melihat raut wajah Ezar yang di tekuk, Zara pun tertawa.

" Eh,, tapi kan siang tadi kamu ke mesjid, kamu tidak bohong kan?" Selidiknya.

" Iya, bahkan maghrib tadi aku masih shalat."

" Berarti tamunya baru datang?"

Zara kembali mengangguk.

" Jadi aku harus menunggu tujuh hari lagi?" Ezar seperti memastikan, padahal dia sudah tahu jawabannya.

" Ya, kira kira begitulah."

Ezar menghela napas kasar. " Sabar ya Zar." Katanya sembari mengusap bagian bawahnya yang harus dia tenangkan terlebih dahulu." Satu minggu lagi. Kita masih punya banyak kesempatan untuk menambah kekuatan tempur kita. Ok?" Ujar Ezar sudah seperti orang gila berbicara dengan dirinya sendiri.

Dan Zara hanya mampu menggelengkan kepalanya dengan tingkah Ezar.

*

*

Pagi harinya, Ezar dan Zara berangkat bersama ke rumah sakit. Kebetulan, Ezar ada jadwal operasi pagi.

" Aku turunnya di sini saja mas." Kata Zara ketika mobil mewah itu mau berbelok dan masuk ke pelataran parkir Brawijaya Hospital .

" Rumah sakit masih jauh, nanti kakimu pegal." Ujar Ezar santai tanpa menghentikan kendaraannya.

" Tapi aku takut di liat orang orang mas?"

Kening Ezar mengernyit." Kamu punya utang?"

" Bukan begitu, tapi nanti orang beranggapan lain kalau melihat kita keluar dari mobil yang sama."

" Biarkan saja. Tidak usah di pedulikan." Lanjut Ezar cuek dan memarkir mobilnya di tempat khusus staf rumah sakit.

" Ayo." Ajak Ezar.

Ajakan Ezar untuk turun dari mobil tidak di indahkan Zara, Netranya justru sibuk memindai sekitar, dia mulai waspada. Tapi konsentrasinya buyar ketika Ezar membuka pintu mobil untuknya.

" Ayo turun."

Perlahan, Zara keluar dari mobil Ezar. Matanya masih saja berkeliling .

Ezar menghela nafas." Kamu tenang saja, ini baru jam setengah tujuh, selain petugas kebersihan, kamu tidak akan melihat dan bertemu siapapun."

Zara pun memberanikan diri berjalan memasuki rumah sakit.

" Kamu duluan saja mas."

" Ya sudah, ini kunci mobil. Kamu pegang saja. Siang nanti belikan aku makanan, operasi hari ini lumayan banyak, dan aku tidak akan sempat keluar dari kamar operasi hingga sore."

" Baiklah."

Mereka berpisah. Ezar berjalan terlebih dahulu dan berbelok di ujung koridor menuju kamar operasi, sementara Zara menaiki lift ke lantai dua tempat bangsal anak berada.

Jam delapan, Ghina sudah menampakkan batang hidungnya. Wangi parfum yang semerbak membuat seisi ruangan menoleh padanya. Rambutnya tergerai indah, di tengarai jika Ghina baru saja merubah model rambutnya dengan potongan butterfly haircut. Belum lagi rok mini sebatas lutut yang semakin membuatnya terlihat mempesona.

Mungkin inilah yang membuat suaminya tergoda dan sempat menjalin kasih selama tujuh tahun dengan dokter anak konsulennya itu.

" Pasien ku berapa?" Tanyanya sedikit terdengar arogan.

" Dua belas dok." Kata salah seorang residen..

" Ayo kita liat."

Ghina berjalan paling depan diikuti dua residen pediatric dan beberapa koas termasuk Zara.

Beberapa pasien sudah di lihat dan semua terpantau aman, sampailah mereka di ruangan isolasi pasien dengan varicella( cacar air).

Di sini, Ghina mulai lagi dengan kebenciannya pada Zara.

" Kamu." Tunjuknya pada Zara yang berdiri paling belakang.

" Iya dok." Zara maju ke depan, berdiri di samping kedua residen pediatric yang wajahnya sudah terlihat tegang karena sedari tadi mereka harus menjelaskan semua keadaan pasien yang di periksa Ghina.

" Ini pasien apa?" Tanya Ghina sembari melipat kedua tangannya di dada.

" Pasien dengan diagnosa varicella dok. Umur empat belas tahun dan baru masuk rumah sakit tadi malam."

" Apa tatalaksana yang paling tepat untuk pasien yang aku rawat ini?"

Kedua residen di samping Zara sudah was was. Mereka susah tau temperamen Ghina seperti apa, jadi keduanya takut jika Zara salah menjawab dan akhirnya akan berimbas pada mereka juga.

" Berikan Asiklovir 5x800 mg selama 5 hari."

Kedua residen tadi terlihat mengulas senyum. Karena mereka jarang menemukan koas yang bisa menjawab pertanyaan konsulen apalagi jika koas tersebut masih baru.

Tangan Ghina mengepal. Niat hati ingin mempermalukan Zara, ujungnya berakhir dengan kegagalan.

Zara sebenarnya sangat kesal melihat wajah Ghina, bukan karena dia mantan kekasih Ezar, tapi lebih ke perlakuan Ghina pada bi Surti.

Mereka sudah kembali dan kini duduk di nurse station.

Di sinilah dia mengambil kesempatan. Mumpung Ghina duduk tepat di depannya dengan posisi membelakangi Zara dan sibuk menjelaskan berbagai diagnosa pada dua residen nya, di tambah teman Zara yang terlihat fokus dengan Ghina , Zara pun beraksi, dia memasukkan sedikit rambut Ghina yang panjang ke dalam tasnya yang menggunakan zip lalu menutupnya dengan rapat.

Alhasil Ghina mengerang kesakitan saat berdiri dan hendak meninggalkan bangsal. Bagaimana tidak, puluhan helai rambutnya tercabut bersamaan dan tertinggal di tas Zara.

" Aduh..." Semua terkejut dengan teriakan Ghina.

Melihat rambut indahnya tercabut, Ghina pun berteriak dan memarahi Zara.

" Matamu di mana!! Kamu tidak melihat ya!!"

" Maaf kan saya dok, saya tidak sengaja." Ujar Zara tersenyum dalam hati.

" Sial, kamu tidak tau kalau aku baru saja dari salon. Atau kamu sengaja melakukannya,,hah!!"

" Bagaimana mungkin saya berani dok." Ucapnya tertunduk sembari menarik sudut bibirnya dan tersenyum tipis.

Ghina pun pergi dengn penuh amarah dan mengomel sepanjang jalan. Tapi itu justru menjadi pemandangan indah bagi Zara.

" Andai umi tau apa yang aku lakukan, matilah aku. Maafkan aku ya Allah, maafkan Zara umi." Batinnya sembari menggigit bibir bawahnya.

...****************...

1
Sandisalbiah
kamu sudah mengakhirinya Ezra.. tp apa Ghina akan Terima begitu aja keputusan itu..? tdk... mengingat sifatnya dia bakal minta naik banding... alias cari kesempatan buat bertahan..
Sandisalbiah
lagian pacar spek benalu dan lintah penhhisap gitu kok bisa dipertahankan sampe 7 thn lagi... Zra.. kamu itu hilaf atau kesurupan
Yunita Asep
trimksih banyk.. y Authorr, ceritanya,. Baaaguuusss bangeett, nambah ilmu. sehat dn suxes slalu...I LOVE YOU...
Sandisalbiah
songong gitu harusnya gak jd dokter tp jd kang palak aja..
Sandisalbiah
pengen getok kepala dokter egois itu.. cemburu istri di dekati pria lain tp dia sendiri gak menjaga marwahnya sebagai suami dgn di tempelin cewek lain yg berstatus pacar lagi... dasar gak waras..
Sandisalbiah
pada slah kapra ini., lagian si Ghina ini baru aja lihat Zara tp udah negatif thinking aja padahal kenal juga engga, nampak banget sifatnya gak bagus lalu apa yg jd penilaian Ezra terhadapnya.. bodynya yg bohai itu kah.. 🤔🙄
Sandisalbiah
anda salah strategi dokter Ezra.. harusnya anda selesaikan dulu urusan anda dgn Ghina krn Zara itu istri anda dan dia gak bakal melakukan hal yg aneh² krn dia gak agresif seperti pacar anda itu
Sandisalbiah
ingin mengenal istri sendiri lebih dalam tp masih mengenggam Ghina di sisi lainya.. waras kamu dok..? 🤔🤔
Sandisalbiah
udah dewasa tp sifat masih labil.. Ezra kalau kau gak bisa mengambil sikap dgn hatimu siapa yg akan kau pilih yg ada kau hanya akan menyakiti hati mereka, Zara dan Ghina
Sandisalbiah
masalahnya Ezra belum tentu cinta kekamu Zar.. mungkin hanya nafsu..
Sandisalbiah
jgn terlalu jual mahal Ezra.. entar istrimu di godok org baru rasa kamu
Sandisalbiah
Ezra.. calon rival kamu udah muncul nih..
Sandisalbiah
Ezar suka barang pajangan.. seperti Ghina yg suka pakaian terbuka.. bukankah barang pajangan itu selalu terbuka tp pembeli yg cerdas tetap akan memilih yg masih dlm kemasan rapi.. gak tau dgn otak Ezra ini..
Sandisalbiah
jgn jd manusia munafik, Ezra.. membandingkan Zahra dgn Ghina.. emang kualitas apa yg Ghina miliki..?
Sandisalbiah
heleh.. sekarang kUau bisa ketus pd Zahra lihat aja entar... dasar suami durhaka yg ehois
Sandisalbiah
apa kelebihan Ghina sehingga Ezar jd BOLOK ke dia
Sandisalbiah
jgn jd manusia yg kufur nikmat, Ezar.. istri nyaris sempurna, sifat, fisik, prilaku dan otaknya yg cerdas tp kamu masih merasa kurang... tp emang kalau dasarnya udah gak suka mau sesempurna apa pun tetap nol dlm pandangannya... bukti kalau manusia itu gak ada yg sempurna, otak cerdas kadang gak berfungsi kalau nalarnya gak bekerja krn bulol...
Yunita Asep
udah buruan.. aku mau liat resepsi pernikhn.. EzaZara... authorr
Yunita Asep
lanjuut...
Yunita Asep
kasiann...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!