Pembantu Spesial Untuk Om Duda

Pembantu Spesial Untuk Om Duda

Keputusan Lydia

Novel ini menggunakan sudut pandang POV 1 (Lydia) sehingga semua cerita diambil dari sudut pandang Lydia. Yah, bisa dibilang di sini Lydia yang sedang bercerita dengan lingkungan sekitar mereka.

Sore ini disisa senja yang keemasan, aku memutuskan menemui Bapak, untuk mengutarakan apa yang selama ini aku rencanakan. Aku juga pasti akan mengatakan alasannya kenapa mengambil keputusan ini. Karena aku tahu Bapak tidak akan mudah menyetujui dengan ideku. Yang aku akui memang akan membuat malu keluargaku.

Aku adalah Lydia, anak pertama dari empat bersaudara. Aku terlahir dari keluarga yang berkecukupan, bapaku seorang kepala desa yang disegani oleh warga. Umurku saat ini 36 tahun, tapi aku belum menikah, tiga adikku sudah menikah semua, bahkan mereka sudah memiliki anak. Inilah awal mula aku merasa rumah dan lingkungan tempat tinggal sudah membuatku tidak nyaman.

Dari gunjingan, dan perlakuan adik-adikku, aku memutuskan untuk ikut tetanggaku Bi Lastri untuk kerja di kota besar, menjadi pembantu.

"Kamu yakin Lydia  mau ikut tetangga kerja di Jakarta? Jadi pembantu loh," tanya Bapak dengan wajah yang terlihat kecewa. Bapak sendiri adalah seorang kepala desa yang di segani, sehingga sangat disayangkan sekali ketika aku justru mau kerja dengan tetangga yang hanya menjadi seorang pembantu. Sedangkan Bapak juga sangat mampu untuk membiayai hidupku.

"Aku yakin Pak, Lydia sudah memikirkan hal ini dengan matang dan yakin. Lydia ingin kerja ke kota bareng Bi Lastri," jawabku dengan tegas.

Selain Bapak menjabat sebagai lurah yang sudah dua periode, Bapak juga memiliki beberapa usaha penggilingan padi dibeberapa kampung di desa kami. Belum sawah yang Bapak miliki terbentang luas. Mungkin alasan itu yang membuat Bapak kecewa ketika anak sulungnya memilih menjadi pembantu di kota besar, dari pada tinggal di kampung halaman kami, dengan jaminan kebutuhanku juga tercukupi.

Terlebih Aku juga bekerja membantu Bapak mengurus keuangan desa, tanpa aku Bapak pasti akan kesusahan mencari orang kepercayaan lagi. Aku yang memang lulusan adminitrasi selalu bisa diandalkan untuk mengurus keuangan desa.

Aku menunduk, selama ini aku sendiri sudah berusaha menahan diri agar tidak ke luar dari rumah atau lingkungan keluargaku. Namun, rasanya itu tidak ada perubahanya semakin hari dan semakin tahun gunjingan akan diriku tidak pernah surut. Justru aku semakin tidak kerasan tinggal di rumah orang tuaku.

Kampung halaman dan keluarga yang seharusnya menjadi tempat ternyaman, justru menjadi tempat yang membuat aku tertekan. Itu semua karena warga yang seolah senang sekali memperolokku. Belum ketiga adikku juga seperti memusuhiku hanya karena aku belum menikah.

"Perawan tua, tumben ke luar rumah."

"Kasihan yah padahal cantik, tapi nggak laku."

"Gimana yah calon suaminya nikah sama adiknya sendiri."

"Itu karena kualat, pernah nolak lamaran dari calon suami."

"Itu karena guna-guna, kasihan. Pasti ada laki-laki yang sakit hati jadi dia diguna-guna, jodohnya ditutup."

Itu adalah sedikit gunjingan yang aku dengar kemarin, ketika aku mengikuti kegiatan ibu-ibu untuk melakukan sosialisasi program desa yang Bapak adakan. Sebagai seorang anak yang memiliki orang tua terlibat dalam pembangunan daerah, tentu aku mau tidak mau harus sering terlibat kegiatan semacam ini. Apalagi aku adalah anak pertama.

Tidak jarang juga ada yang menuduh aku dijadikan tumbal pesugihan oleh orang tuaku, yang telah menikahkan aku dengan bangsa jin untuk mendapatkan kekayaan bapakku. Di daerah kami memang masih ada keyakinan semacam itu, tetapi aku yakin bahkan jodohku sudah tertulis di Lauhul Mahfudz sebelum aku lahir. Jadi aku tetap percaya akan takdir Allah, dan menyingkirkan dugaan yang tidak berdasar.

Sejak kejadian tiga tahun silam aku yang gagal nikah dengan calon suamiku, ternyata dia sudah menghamili adikku. Aku pun memutuskan untuk mengurung diri di rumah, tetapi bukan aku tidak ada kegiatan, justru aku selalu disibukan dengan laporan-laporan keuangan, pekerjaan Bapak.

Perihal menolak lamaran, siapa yang mau di lamar oleh laki-laki untuk dijadikan istri ketiga? Aku mending jadi prawan tua dari pada harus menikah dengan laki-laki beristri. Itu adalah prinsip yang aku anut, lebih baik jomblo, dari pada jadi duri dalam pernikahan orang lain.

"Lydia sudah sepakat dengan Bi Lastri kalau kita bilang akan kerja di kantoran," jawabku dengan wajah yang masih menunduk. Aku memang selama ini tidak berani untuk melawan Bapak.

"Tapi, kalau orang-orang kampung kita tahu kamu hanya berbohong malah semakin malu bapakmu ini Lydia," protes Bapak, ingin tetap aku tinggal di rumah mereka.

"Pak, tolong ngertiin perasaan Lydia, sudah tiga tahun Lydia tahan tetap tinggal di rumah ini, tetapi tidak sedikit pun yang mereka tahu akan perasaan Lydia. Gunjingan itu tidak akan pernah hilang. Terlebih Lydia dan Lyra masih tinggal dalam satu rumah. Belum Lydia dan Lyra juga selama tiga tahun ini tidak pernah saling tegor, Lysa, dan Lyka juga sama. Lydia capek loh Pak jalani hidup kayak gini. Lydia pengin pikirannya tenang meskipun itu jadi pembantu, tapi kalau pikiran tenang tidak akan bisa didapatkan dengan setumpuk harta."

Baru kali ini aku berani memohon dengan sangat pada Bapak. Selama ini aku adalah gadis yang sangat penurut. Apa yang dikatakan oleh Bapak tidak pernah aku bantah sekalipun, tetapi dalam hatiku semakin sesak. Awalnya yang aku pikir akan membaik seiring berjalanya waktu. Namun, angan tinggalah angan dan tidak menemukan harapan itu, justru hatiku semakin sakit, aku semakin tidak kerasan tinggal di kampung halamanku.

Ku yakini, keputusanku, dapat membasuh luka, dari segala cemooh dan hinaan. Membebat, dan mengobati lukaku, hingga sembuh. Sebelum aku mengambil keputusan ini, aku sudah beberapa kali meminta petunjuk dari Allah, dan atas petunjuk-Nya aku yakin ini adalah jalan terbaik untukku.

Bapak menghirup nafas dalam dan membuangnya perlahan, hal yang sama pun aku lakukan, aku tahu tindakanku terlalu bodoh, tetapi mengamankan kesehatan pikiran, dan perasaanku adalah hal yang paling utama. Kesehatan mental mahal harganya.

"Kalau kamu bicara seperti itu dan itu adalah sudah menjadi keputusan terbaik untuk kamu. Bapak hanya bisa mendoakan agar kamu betah di sama dan mendapatkan majikan yang baik. Bapak dengar kamu akan mendapatkan majikan laki-laki duda, bapak takut kamu terjadi apa-apa." Suara yang lirih, bisa aku rasakan kalau Bapak masih berat untuk merelakan aku merantau ke Jakarta, terlebih pekerjaan aku nantinya hanyalah pembantu. Yang sebagian orang nilai bahwa pembantu adalah pekerjaan paling rendah.

Bohong kalau hatiku tidak hancur, saking hancurnya aku sampai tidak bisa berbicara apa-apa. Sakitnya sudah sangat dalam. Hingga aku sendiri merasa hilang arah, bahkan aku seperti orang gila, hanya kerja dan kerja yang bisa mengalikan perasaanku yang bisa sedikit mengobati rasa sakit hatiku, terutama karena penghianatan adik bungsuku dengan calon suamiku.

"Bapak tenang saja. Aku bisa jaga diri, lagian di sana nanti kan satu rumah dengan Bi Lastri," ucapku, berusaha menyakinkan Bapak agar beliau tidak sedih.

"Terserah kamu ajah Mbak, kamu sudah gede sudah bisa pilih jalan hidup kamu. Pesan bapak ingat selalu bapakmu itu orang terpandang, jangan sampai membuat malu bapakmu di kampung." Bapak dengan suara tegas akhirnya mengizinkan aku untuk ikut kerja bersama tetangga yang memang sedang pulang kampung untuk cuti.

Aku sendiri memejamkan mata dengan kuat. Beginilah derita menjadi orang yang penting dengan kedudukannya, harus bisa membawa diri. Salah pergaulan yang malu keluarga, bahkan tidak jarang di luaran sana ada yang mengalami karir orang tua hancur hanya karena kelakukan anak-anaknya.

"Bapak tenang saja. Lydia tahu kok, konsekuensinya kalau jadi anak orang penting," jawabku dengan tegas. Aku lebih menuruni sifat Bapak tegas, tetapi aku juga menuruni sifat Ibu yang sabar dan tidak tegaan. Mungkin itu yang membuat aku selama tiga tahu ini bertahan, padahal aku sudah tidak kerasan di rumah ini, itu karena aku tidak tega melihat Bapak dan Ibu sedih

"Memang seperti itu, terlebih kamu adalah anak pertama, adik-adik kamu mencontoh kelakukan kakaknya." Bapak mengingatkan kembali akan hal itu.

Deg!!

Jantungku semakin sesak ketika Bapak selalu mengucapkan itu sebagai jurus andalannya. Semua kesalahan adikku, aku harus bisa memaafkannya, termasuk Lyra yang hamil di luar nikah dengan calon suamiku membuat aku juga harus mengalah.

Aku harus bersikap semuanya baik-baik saja, dan tidak jarang juga aku yang harus menegur adikku lebih dulu. Meskipun aku tahu kalau Lyra itu juga cemburu denganku. Padahal aku sendiri tidak pernah terlibat obrolan dengan suami adik-adikku.

Bagiku hubunganku dengan mantan calon suami sudah selesai, semenjak ia mengakui bahwa laki-laki itu memang menghamili adikku sendiri. Bahkan untuk sekedar papasan di rumah pun aku selalu berusaha menghindar.

Sebelumnya hubunganku dengan ketiga adikku baik-baik saja, tetapi sejak kejadian pernikahan yang gagal, tepatnya tiga tahun lalu, aku seperti dimusuhi oleh ketiga adik kandungku. Mereka sering menuduh aku akan merebut suami mereka.

Ya Tuhan, sangat menyakitkan hati, ketika aku merasa wanita baik-baik, secara tidak langsung dituduh menggoda suami orang, terlebih adikku sendiri. Lamaran dari pria beristri saja aku tolak, tetapi kenapa ketiga adikku malah menuduhku ingin merebut suaminya? Siapa yang akan betah dengan lingkungan rumah seperti ini?

...****************...

#Selamat datang calon pembaca setia, sebelumnya salam kenal dari Author, semoga kalian suka dengan novel ini. Apabila ada kritikan dan saran, silakan tinggalkan di kolom komentar. Dengan senang hati othor akan perbaik untuk lebih baik lagi. Masukan dari kalian adalah ilmu yang berharga. 🙏

Jangan lupa tinggalkan dukungan dengan Like, komen, Favorit, beri vote biar makin semangat, tabur mawar, kopi atau tonton iklan boleh banget di tebar yang banyak yah. 🙏

Yang mau kenalan dengan others boleh follow yuk ig-nya.

Ig : Onasih_Aenta

Fb: Ci Osyih Onasih Aenta

Terima kasih, Happy Reading

Terpopuler

Comments

Nanda Lelo

Nanda Lelo

dari a jati n neng qara aku mampir kesini

2023-06-21

0

Mira Andani

Mira Andani

mampir Thor ...
👍

2023-06-05

1

Rahma Inayah

Rahma Inayah

mampir thor

2023-05-24

1

lihat semua
Episodes
1 Keputusan Lydia
2 Merantau
3 Bertemu Majikan Sungguhan
4 Kerja Sama, Tawaran Majikan
5 Kampungan?
6 Pekerjaan Yang Berat
7 Panggil Aku Mas!!
8 Suara Cacing Berdemo
9 Terjebak Omongan Sendiri
10 Tawaran dari Aarav
11 Sikap Ramah Aarav
12 Kesepakatan Bersama
13 Tekanan Darah Keluarga
14 Ketiduran....
15 OTW Merah Doa Restu
16 Calon Mertua Idaman
17 Hadiah Pernikahan yang Fantastis
18 Menyiapkan Mental
19 Teman Rasa Sodara
20 Ridho dari Bapak dan Ibu
21 Permintaan Bapak
22 Pulang Kampung
23 Nasar?
24 Keributan, Aku Melawan!
25 Mengabarkan Rindu
26 Dia Yang Memenangkan
27 Gugup
28 SAH?
29 Ada Yang Kelaparan
30 Perhatiannya Om Duda
31 Keisengan Mas Bojo.
32 Curahan Hati Mbak Lydi
33 Kabar Buruk
34 Ada Apa dengan Adiku?
35 Penuh teka-teki
36 Dukungan dari Mas Bojo
37 Melting (Baperin Anak Orang)
38 Seperti Berada Di tempat Asing
39 Fitnah Yang Mengerikan
40 Rayuan Cinta untuk Mas Bojo
41 Sambutan dari Mertua
42 Hanya Kuli?
43 Tamu dipagi Hari
44 Harta Gono Gini
45 Serangan Yang Gagal
46 Wajah Teduh Mas Suami
47 Masakan Spesial
48 Kisah Cinta Masa Lalu
49 Pangeran Hati
50 Aku yang Dapat Kado?
51 Menyiapkan Kejutan Untuk Mas Suami
52 Kejutan Salah Sasaran
53 Kado Selanjutnya
54 Menemui Jasmin
55 Amanah Dari Jasmin
56 Surat Perjanjian
57 Nama Dari Sang Idola
58 Keisengan Mas Suami
59 Tajir Melintir
60 Sesempit Inikah Dunia?
61 Jagoan Papah
62 Kado Untuk Jagoan
63 Bayi Gede
64 Harapan Untuk Sahabat
65 Jawaban Atas Doaku
66 Gombalan Baru
67 Kebiasaan Baru
68 Ada Yang Kangen Cucu Terus
69 Perwakilan Perasaan Galau
70 Pesta Orang Kaya
71 Dia yang memulai
72 Menjadi Lebih Baik
73 Menyambut Ramadhan
74 Sahur Hari Pertama
75 Saling Terhubung
76 Aku yang Terpancing
77 Keresahan Lydia
78 Kerja Sama yang Gagal
79 Calon Rekan Bisnis Baru
80 Kabar Gembira
81 Menyenangkan Hati Mas Bojo
82 Iko Alarm Untuk Sahur
83 Kabar Buruk
84 Hikmah Dari Setiap Kejadian
85 Semangat Untuk Sahabat
86 Mantan Tak dianggap
87 Kecemasan Lydia
88 Dokter Doni Mahendra
89 Semangat Baru
90 Membenci Hari Raya Tiba
91 Mamih Misel yang Aneh
92 Harapan Mamih Mertua
93 Buka Bersama Dengan Keluarga
94 Kode Cinta Perjuangan
95 Membuat Kue Lebaran
96 Supermarket Sehat
97 Ancaman David
98 Membatasi Hubungan
99 Rindu Yang Terobati
100 Menyusun kepingin kesedihan
101 Di ujung Ramadhan
102 Pertengkaran
103 Bonus Akhir Ramadhan
104 Hari Kemenangan Telah Tiba
105 Hadiah Hari Raya
106 Kelakuan calon Ayah Baru
107 Perkerjaan Baru
108 Menolong Berkedok Pekerjaan
109 Tengah Berjuang
110 Bahagia Yang Menyelimuti
111 Kecurigaan David
112 Keheranan Menantu dan Mertua
113 Duet Anak dan Ibu
114 Memanfaatkan Keadaan
115 Dua Chef Dadakan
116 Pepes Jahe
117 Tuduhan Tuan Wijaya
118 Garis Dua?
119 Diluar Prediksi BMKG
120 Tuduhan Selingkuh
121 Kegaduhan Yang Aarav Buat
122 Firasat Sang Jagoan
123 Rahasia Bos
124 Merajut Kesengsaraan
125 Penjagaan yang Extra Ketat
126 Memutar Balikkan Fakta
127 Terror Berdatangan
128 Mencari Gara-Gara
129 Korban Peram'pok
130 Ghibah Berjama'ah
131 Trauma Itu Masih Ada
132 Saling Bersitegang
133 Keresahan Hati yang Melanda
134 Obrolan yang Tidak Ada Habisnya
135 Rasa Penasaran Yang Makin Mengusik
136 Pindahan
137 Hidayah itu Datang Tidak Mengenal Tempat
138 Penolakan Dari David
139 Usaha David
140 Surat dari David
141 Menemui Bestie
142 Maaf?
143 Pipi Gembil
144 Mandiin Ikan
145 Meeting Besar
146 Memenuhi Undangan
147 Curhatan Sahabat
148 Kena Mental
149 Obrolan Seriuz
150 Kado Istimewa
151 Salah Paham
152 Keterkejutan Lydia dan Aarav
153 Hukuman Untuk David
154 Pelukan Dari Iko
155 Perpisahan Untuk Sementara
156 Pertemuan Dengan Wijaya
157 Sang Sultan
158 Jatuh Sakit
159 Bayi Manja
160 Berita Membahagiakan
161 Ketakutan Wijaya
162 Musibah, Tapi Bikin Bahagia
163 Rencana Hadi dan Aarav
164 Kemenangan
165 Azab?
166 Dua Sultan Beraksi
167 Otw Pulang Kampung
168 Rindu Yang Terobati
169 Saling Maaf Memaafkan.
170 Dendam Mimin
171 Sogokan Buat Camer
172 Senyum-senyum Sendiri
173 Telpon di Jam kunti
174 Doa yang Terkabul
175 Mimin yang Mulai Perhatian
176 Obat Kangen
177 Sakit Tiba-tiba
178 Kecemasan Aarav
179 Nasihat Sahabat
180 Konsep Yang Terbalik.
181 Masakan Spesial
182 Mimin yang Baperan
183 Kegalauan Mimin
184 Ceramah Aarav
185 Kedatangan Ortu Hadi
186 Doa Untuk Hadi
187 Teguran Langsung
188 Sogokan Untuk Camer
189 Penyesalan Julio dan Lukman.
190 Ayang?
191 Ada Apa Dengan Adikku?
192 Nasihat Dokter Sera
193 Tak Segampang Itu .....
194 Aku Cape!
195 Dijenguk Camer
196 Meminta Restu
197 Laki-laki Tidak Tau Diri!
198 Saran Dari Sahabat.
199 Nasihat Arum
200 Mencoba Berdamai
201 Kembali Pulang
202 Maaf?
203 Kabar Bahagia
204 Bahagia'nya Arum
205 Berbagi Kabar Bahagia
206 Meraih Restu
207 Pesan dari Abang.
208 Menunggu Ajal.
209 Rezeki Dalam Pernikahan
210 Rahasia Keluarga Ahmad
211 Bukan Salah Tamu
212 Aarav yang Usil
213 Tidak Selugu penampilannya.
214 Surat dari Suami
215 Gosip Mulai Berhembus Syahdu
216 Kedatangan Cucu
217 Hukum Tabur Tuai
218 Impian Yang Terwujud
219 Kabar Duka
220 Hari Berkabung
221 Kenangan Masa Remaja
222 Ortu dan Anak yang Pengertian
223 Pemandangan Alam yang Indah
224 Merajuk Ikatan Cinta
225 Iko si Juara
226 Jalan-Jalan Keluarga Bahagia
227 Liburan Keluarga Iko
228 Keluarga Bahagia
229 Nasihat Suami
230 Masakan Mamah Mimin
231 Tanga Ajaib
232 Fakta Yang sesungguhnya
233 Permintaan Maaf Dari Keluarga Dude
234 Permintaan Maaf Dari Dude (Revisi)
235 Kekepoan Mimin.
236 Ilmu Baru
237 Sikap aneh Mimin
238 Hari Bahagia Untuk Aarav dan Lydia
239 Azzam dan Azzura
240 Kado dari Abang Iko untuk Baby Twins
241 Baby Kembar Punya Abang Iko
242 Puasa Lagi?
243 Pasangan Suami Istri Bahagia
244 Keinginan Iko
245 Makan Malam Spesial
246 Iko Suka Naik Pesawat
247 Keluarga Besar Yang Hangat
248 Kebahagiaan Abadi
249 Boncabe level 1
Episodes

Updated 249 Episodes

1
Keputusan Lydia
2
Merantau
3
Bertemu Majikan Sungguhan
4
Kerja Sama, Tawaran Majikan
5
Kampungan?
6
Pekerjaan Yang Berat
7
Panggil Aku Mas!!
8
Suara Cacing Berdemo
9
Terjebak Omongan Sendiri
10
Tawaran dari Aarav
11
Sikap Ramah Aarav
12
Kesepakatan Bersama
13
Tekanan Darah Keluarga
14
Ketiduran....
15
OTW Merah Doa Restu
16
Calon Mertua Idaman
17
Hadiah Pernikahan yang Fantastis
18
Menyiapkan Mental
19
Teman Rasa Sodara
20
Ridho dari Bapak dan Ibu
21
Permintaan Bapak
22
Pulang Kampung
23
Nasar?
24
Keributan, Aku Melawan!
25
Mengabarkan Rindu
26
Dia Yang Memenangkan
27
Gugup
28
SAH?
29
Ada Yang Kelaparan
30
Perhatiannya Om Duda
31
Keisengan Mas Bojo.
32
Curahan Hati Mbak Lydi
33
Kabar Buruk
34
Ada Apa dengan Adiku?
35
Penuh teka-teki
36
Dukungan dari Mas Bojo
37
Melting (Baperin Anak Orang)
38
Seperti Berada Di tempat Asing
39
Fitnah Yang Mengerikan
40
Rayuan Cinta untuk Mas Bojo
41
Sambutan dari Mertua
42
Hanya Kuli?
43
Tamu dipagi Hari
44
Harta Gono Gini
45
Serangan Yang Gagal
46
Wajah Teduh Mas Suami
47
Masakan Spesial
48
Kisah Cinta Masa Lalu
49
Pangeran Hati
50
Aku yang Dapat Kado?
51
Menyiapkan Kejutan Untuk Mas Suami
52
Kejutan Salah Sasaran
53
Kado Selanjutnya
54
Menemui Jasmin
55
Amanah Dari Jasmin
56
Surat Perjanjian
57
Nama Dari Sang Idola
58
Keisengan Mas Suami
59
Tajir Melintir
60
Sesempit Inikah Dunia?
61
Jagoan Papah
62
Kado Untuk Jagoan
63
Bayi Gede
64
Harapan Untuk Sahabat
65
Jawaban Atas Doaku
66
Gombalan Baru
67
Kebiasaan Baru
68
Ada Yang Kangen Cucu Terus
69
Perwakilan Perasaan Galau
70
Pesta Orang Kaya
71
Dia yang memulai
72
Menjadi Lebih Baik
73
Menyambut Ramadhan
74
Sahur Hari Pertama
75
Saling Terhubung
76
Aku yang Terpancing
77
Keresahan Lydia
78
Kerja Sama yang Gagal
79
Calon Rekan Bisnis Baru
80
Kabar Gembira
81
Menyenangkan Hati Mas Bojo
82
Iko Alarm Untuk Sahur
83
Kabar Buruk
84
Hikmah Dari Setiap Kejadian
85
Semangat Untuk Sahabat
86
Mantan Tak dianggap
87
Kecemasan Lydia
88
Dokter Doni Mahendra
89
Semangat Baru
90
Membenci Hari Raya Tiba
91
Mamih Misel yang Aneh
92
Harapan Mamih Mertua
93
Buka Bersama Dengan Keluarga
94
Kode Cinta Perjuangan
95
Membuat Kue Lebaran
96
Supermarket Sehat
97
Ancaman David
98
Membatasi Hubungan
99
Rindu Yang Terobati
100
Menyusun kepingin kesedihan
101
Di ujung Ramadhan
102
Pertengkaran
103
Bonus Akhir Ramadhan
104
Hari Kemenangan Telah Tiba
105
Hadiah Hari Raya
106
Kelakuan calon Ayah Baru
107
Perkerjaan Baru
108
Menolong Berkedok Pekerjaan
109
Tengah Berjuang
110
Bahagia Yang Menyelimuti
111
Kecurigaan David
112
Keheranan Menantu dan Mertua
113
Duet Anak dan Ibu
114
Memanfaatkan Keadaan
115
Dua Chef Dadakan
116
Pepes Jahe
117
Tuduhan Tuan Wijaya
118
Garis Dua?
119
Diluar Prediksi BMKG
120
Tuduhan Selingkuh
121
Kegaduhan Yang Aarav Buat
122
Firasat Sang Jagoan
123
Rahasia Bos
124
Merajut Kesengsaraan
125
Penjagaan yang Extra Ketat
126
Memutar Balikkan Fakta
127
Terror Berdatangan
128
Mencari Gara-Gara
129
Korban Peram'pok
130
Ghibah Berjama'ah
131
Trauma Itu Masih Ada
132
Saling Bersitegang
133
Keresahan Hati yang Melanda
134
Obrolan yang Tidak Ada Habisnya
135
Rasa Penasaran Yang Makin Mengusik
136
Pindahan
137
Hidayah itu Datang Tidak Mengenal Tempat
138
Penolakan Dari David
139
Usaha David
140
Surat dari David
141
Menemui Bestie
142
Maaf?
143
Pipi Gembil
144
Mandiin Ikan
145
Meeting Besar
146
Memenuhi Undangan
147
Curhatan Sahabat
148
Kena Mental
149
Obrolan Seriuz
150
Kado Istimewa
151
Salah Paham
152
Keterkejutan Lydia dan Aarav
153
Hukuman Untuk David
154
Pelukan Dari Iko
155
Perpisahan Untuk Sementara
156
Pertemuan Dengan Wijaya
157
Sang Sultan
158
Jatuh Sakit
159
Bayi Manja
160
Berita Membahagiakan
161
Ketakutan Wijaya
162
Musibah, Tapi Bikin Bahagia
163
Rencana Hadi dan Aarav
164
Kemenangan
165
Azab?
166
Dua Sultan Beraksi
167
Otw Pulang Kampung
168
Rindu Yang Terobati
169
Saling Maaf Memaafkan.
170
Dendam Mimin
171
Sogokan Buat Camer
172
Senyum-senyum Sendiri
173
Telpon di Jam kunti
174
Doa yang Terkabul
175
Mimin yang Mulai Perhatian
176
Obat Kangen
177
Sakit Tiba-tiba
178
Kecemasan Aarav
179
Nasihat Sahabat
180
Konsep Yang Terbalik.
181
Masakan Spesial
182
Mimin yang Baperan
183
Kegalauan Mimin
184
Ceramah Aarav
185
Kedatangan Ortu Hadi
186
Doa Untuk Hadi
187
Teguran Langsung
188
Sogokan Untuk Camer
189
Penyesalan Julio dan Lukman.
190
Ayang?
191
Ada Apa Dengan Adikku?
192
Nasihat Dokter Sera
193
Tak Segampang Itu .....
194
Aku Cape!
195
Dijenguk Camer
196
Meminta Restu
197
Laki-laki Tidak Tau Diri!
198
Saran Dari Sahabat.
199
Nasihat Arum
200
Mencoba Berdamai
201
Kembali Pulang
202
Maaf?
203
Kabar Bahagia
204
Bahagia'nya Arum
205
Berbagi Kabar Bahagia
206
Meraih Restu
207
Pesan dari Abang.
208
Menunggu Ajal.
209
Rezeki Dalam Pernikahan
210
Rahasia Keluarga Ahmad
211
Bukan Salah Tamu
212
Aarav yang Usil
213
Tidak Selugu penampilannya.
214
Surat dari Suami
215
Gosip Mulai Berhembus Syahdu
216
Kedatangan Cucu
217
Hukum Tabur Tuai
218
Impian Yang Terwujud
219
Kabar Duka
220
Hari Berkabung
221
Kenangan Masa Remaja
222
Ortu dan Anak yang Pengertian
223
Pemandangan Alam yang Indah
224
Merajuk Ikatan Cinta
225
Iko si Juara
226
Jalan-Jalan Keluarga Bahagia
227
Liburan Keluarga Iko
228
Keluarga Bahagia
229
Nasihat Suami
230
Masakan Mamah Mimin
231
Tanga Ajaib
232
Fakta Yang sesungguhnya
233
Permintaan Maaf Dari Keluarga Dude
234
Permintaan Maaf Dari Dude (Revisi)
235
Kekepoan Mimin.
236
Ilmu Baru
237
Sikap aneh Mimin
238
Hari Bahagia Untuk Aarav dan Lydia
239
Azzam dan Azzura
240
Kado dari Abang Iko untuk Baby Twins
241
Baby Kembar Punya Abang Iko
242
Puasa Lagi?
243
Pasangan Suami Istri Bahagia
244
Keinginan Iko
245
Makan Malam Spesial
246
Iko Suka Naik Pesawat
247
Keluarga Besar Yang Hangat
248
Kebahagiaan Abadi
249
Boncabe level 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!