Menjadi perempuan yang selalu mengerti kesibukan pasangan, tidak banyak menuntut, mandiri, nyatanya tidak menjamin akan membuat laki-laki setia. Justru, laki-laki malah mencari perempuan lain yang dianggap lebih membutuhkan kehadirannya.
Eleanor Louisine —pemilik usaha dalam bidang fashion —owner Best4U.co —harus menerima kenyataan pahit bahwa kekasihnya sudah berselingkuh dengan sahabatnya.
Dalam keadaan kacau setelah mengetahui kekasihnya selingkuh, Eleanor pergi ke bar dan bertemu dengan Arkana Xavier —laki-laki berandalan yang sedang menikmati masa mudanya.
Paginya, Eleanor mendapati dirinya terbangun di dalam kamar bersama Arkana. Ia yang belum tahu siapa Arkana berpikir Arkana gigolo. Namun, ternyata Arkana adalah tuan muda kaya raya.
Dan gara-gara malam itu, Eleanor berakhir menjadi wanita tahanan sang tuan muda —Arkana Xavier.
Bagaimana kisahnya? ikuti terus ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Candylight_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Arka dan Eleanor sudah berada di dalam sebuah kamar. Masih di area bar, mereka tidak perlu jauh-jauh pergi ke hotel karena ada kamar yang tersedia di dalam bar.
"Eummph..."
Arka mencium bibir Eleanor dengan penuh gairah dengan posisi mereka diatas tempat tidur dan Arka menindih Eleanor. Kali ini Ia akan mengambil alih permainan yang sebelumnya dipimpin oleh Eleanor. Eleanor sendiri tidak menolak, bahkan membalas ciuman itu. Meski tahu laki-laki yang sedang bersamanya bukan Kai, melainkan Arka.
Akal sehat yang biasanya Eleanor gunakan saat menjalin hubungan dengan Kai tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ia belum pernah melakukan hal sejauh ini dengan Kai meski mereka sudah lima tahun pacaran, tapi sekarang Ia melakukannya dengan laki-laki asing.
"Hhhh... Arka..."
"Iya, gue Arka. Jangan salah manggil nama lagi."
Arka kembali mencium bibir Eleanor. Tangannya yang sebelumnya hanya diam sekarang mulai bermain pada gundukan yang ada di dada Eleanor sebagai pemanasan atas apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Ciuman mereka kembali memanas. Pakaian di tubuh mereka pun satu persatu mulai terlepas dan terlempar ke lantai.
Eleanor menjadi perempuan pertama yang membuat Arka melakukan hal seintim itu, biasanya wanita-wanita yang Arka bayar hanya mampu membuat Arka melepaskan pakaian atasannya. Ya, Arka tidak sampai bertelanjang saat memesan kamar dengan wanita lain. Arka anak laki-laki nakal, tapi Arka tidak sembarangan memasukkan miliknya pada wanita.
"Gue gak tahu siapa laki-laki bernama Kai dan Elang, tapi gue harap setelah ini lo gak berurusan lagi dengan mereka. Karena lo akan menjadi milik gue seutuhnya setelah ini."
Perlahan tapi pasti ciuman Arka turun ke bawah. Dari leher, dada, sampai ke perut rata Eleanor. Tidak ada satu inci pun yang dibiarkan terlewat. Arka terus bermain dengan tubuh Eleanor, sementara Eleanor hanya bisa pasrah dibawah tubuh Arka karena ini juga pertama kali untuknya.
"Gue sama kayak lo, gue gak suka milik gue disentuh orang lain."
Setelahnya, hal yang lebih intim pun terjadi. Arka dan Eleanor melakukan penyatuan malam itu. AC di kamar menyala, namun aktivitas yang mereka lalukan malam itu membuat ranjang mereka panas.
-
-
"Gue gak bisa terus-terusan disini, gue harus mencari El," Kai beranjak pergi dari apartemen Eleanor karena khawatir terjadi sesuatu dengan kekasihnya itu.
Eleanor sudah meminta putus, tapi Kai sama sekali tidak menganggap hubungan mereka berakhir. Kai harus mencari Eleanor karena Eleanor tidak memiliki siapapun selain mereka. Jika mereka terus berada disana, siapa yang akan menjaga dan melindungi Eleanor diluaran sana?
"Kai," Cantika berniat mencegah Kai pergi karena sudah tengah malam, tapi Elang menahannya.
"Udah, biarin aja," ucap Elang membiarkan Kai mencari Eleanor.
Lagipula, Kai bukan tipe orang yang mudah dicegah jika sudah menyangkut Eleanor.
"Tapi bahaya kalau Kai nyetir mobil malam-malam kayak gini, apalagi Kai lagi kacau sekarang."
"Kita kenal Kai dengan baik, dia akan baik-baik aja selama dia berhasil menemukan El."
"Kalau gak berhasil ketemu?"
"Kita juga tahu Kai pantang menyerah sebelum bertemu El."
Cantika menghela nafas. Ia mengerti betul apa yang Elang bicarakan. Kai akan baik-baik saja meski tubuhnya terluka setelah mencari Eleanor, asalkan Kai berhasil bertemu Eleanor dan Eleanor dalam keadaan baik-baik saja.
Eleanor bukan pertama kalinya menghilang seperti ini. Dulu Eleanor juga pernah hilang, tapi alasan Eleanor menghilang waktu itu berbeda dengan yang terjadi sekarang. Dulu, Eleanor hilang karena diculik musuh orang tuanya. Sekarang, Eleanor menghilang dengan sendirinya.
"Kita percayakan saja semuanya sama Kai," kata Elang meyakinkan supaya Cantika tidak terlalu mengkhawatirkan Kai.
Elang juga mengkhawatirkan Kai, tapi Ia percaya Kai bisa menjaga dirinya. Kai akan baik-baik saja untuk bisa menemukan cintanya.
"Oke, baiklah."
-
-
Eleanor terbangun dan menemukan dirinya berada diatas ranjang bersama seorang laki-laki tanpa memakai busana. Hanya ada selimut putih yang menutupi tubuh telanjang mereka. Umumnya, Ia seharusnya terkejut atau mungkin berteriak histeris menyadari dirinya di kamar bersama seorang laki-laki. Tapi Ia justru nampak tenang dalam situasinya sekarang.
Ia duduk dan memegangi kepalanya yang terasa berat dan pusing sambil mengingat-ingat apa yang terjadi tadi malam. Setelah seperkian detik akhirnya Ia mengingat semuanya. Termasuk siapa laki-laki yang masih tertidur di sampingnya.
"Gue harus pergi dari tempat ini sebelum Arka bangun," Eleanor dengan hati-hati turun dari ranjang dan memunguti satu persatu pakaiannya.
Ia tidak bisa menyalahkan siapapun atas apa yang terjadi padanya sekarang. Ia sendiri yang datang ke bar dan bahkan lebih dulu menggoda Arka dengan duluan menciumnya. Ia harus menanggung resiko atas tindakannya sendiri.
"Gue gak tahu siapa laki-laki bernama Kai dan Elang, tapi gue harap setelah ini lo gak berurusan lagi dengan mereka. Karena lo akan menjadi milik gue seutuhnya setelah ini."
Eleanor memejamkan mata saat perkataan Arka kembali terngiang di telinganya. Ia tidak mengerti apa yang Arka bicarakan, tapi Ia tahu dan ingat yang terjadi diantara mereka setelahnya.
"Kenapa gue mikirin itu?" Eleanor memukul kepalanya sendiri supaya bayangan yang terjadi tadi malam pergi dari pikirannya.
"Gue harus pergi dari sini sekarang, kayaknya tempat ini mengundang energi negatif," Eleanor berniat pergi setelah memakai pakaiannya, tapi sebuah suara terdengar dan menghentikannya.
"Mau kemana buru-buru banget?" tanya laki-laki di belakang tubuh Eleanor.
Eleanor membalikkan tubuh dan mendapati Arka berdiri di depannya dengan muka bantalnya. Entah sejak kapan laki-laki itu bangun.
"G-gue mau pulang," ucap Eleanor gugup.
Bagaimana tidak gugup jika pagi-pagi disuguhi oleh pemandangan indah, tubuh Arka. Sekarang, Arka hanya memakai handuk sebatas pinggang, sementara bagian tubuh lainnya terpampang jelas di depan wajah Eleanor.
"Bentar, gue ngumpulin nyawa dulu," kata Arka bertindak seperti seseorang yang mengetahui kekasihnya akan pulang.
"Oh ya, jangan lupa tas lo," Arka menunjuk kearah tas yang tersimpan diatas sofa di ruangan itu dengan dagunya.
Hampir saja tadi Eleanor pergi tanpa membawa tasnya. Beruntung Arka memberitahunya tentang tas itu. Tas yang semalam mereka tinggalkan di ruangan tempat Eleanor meminum wine sekarang sudah berada disana.
"Oh, iya. Makasih," Eleanor mengambil tasnya kemudian mengambil sesuatu dari sana dan memberikannya pada Arka.
"Apa ini?" tanya Arka bingung karena Eleanor memberinya sejumlah uang.
"Bayaran lo," Arka melotot mendengar apa yang baru saja Eleanor katakan.
Arka teringat tadi malam Eleanor mengira jika dirinya seorang gigolo.
"Jangan bilang lo beneran mikir gue gigolo?" tanya Arka.
"Bukan?" Eleanor dengan polos membalikan pertanyaan Arka.
"Bukan?" Arka mendengus pelan.
"Apa menurut lo cowok seganteng gue pantes jadi gigolo, hoh?"
"Gigolo emang harus ganteng, kan?" Eleanor kembali bertanya dengan polos. Ia benar-benar hanya mengatakan apa yang ada dipikirkannya.