Pencarian nya untuk mendapatkan wanita idaman yang bisa menerima diri dan anak-anak nya, melalui proses panjang. Tidak heran hambatan dan ujian harus ia hadapi. Termasuk persaingan diantara wanita-wanita yang mengejar dirinya karena dia termasuk pria yang mapan, tampan dan punya banyak aset yang berharga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Diam-diam Erlina mencuri dengar saat Vievie menerima telepon dari seseorang melalui handphone nya. Tentu saja Erlina yang mendengar semua itu dibuat terkejut. Erlina tidak bakal menyangka jika kecelakaan yang terjadi bersama dengan Fauzan itu karena ulah sabotase Vievie. Vievie menyuruh seseorang untuk merusak rem mobil milik Fauzan hingga menyebabkan rem blong.
"Oh jadi kamu lah yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi? Hingga aku mengalami kelumpuhan dan melahirkan putriku sebelum waktu nya? Kamu ini benar-benar yah!" ucap Erlina yang memergoki Vievie berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon. Vievie benar-benar terkejut.
Dia tidak menyangka jika pembicaraan nya didengar oleh Erlina. Saat ini Vievie hendak merencanakan kejahatan lagi untuk menyingkirkan Erlina karena baginya Fauzan tidak adil dan selalu lebih perhatian dengan Erlina daripada dirinya. Vievie panik saat Erlina sudah mengetahui belangnya dan kelicikan nya.
"Awas saja, akan aku adukan pada bang Fauzan," ancam Erlina.
Vievie mendekati Erlina. Kedua matanya menatap tajam ke arah istri pertama Fauzan itu.
"Awas saja kalau kamu berani mengadukan masalah ini pada bang Fauzan. Aku tidak takut. Lagipula, kamu tidak bisa membuktikan nya," ucap Vievie menantang.
"Kamu tahu? Bahkan Sabrina telah aku singkirkan sebelum dia benar-benar akan menikah dengan bang Fauzan. Jika kamu mencari gara-gara denganku. Aku pastikan kamu juga akan tersingkir di rumah ini dan akan diceraikan oleh bang Fauzan," ucap Vievie penuh ancaman.
Erlina menjadi ciut nyalinya saat Vievie menodongkan pisau kecil yang entah dia dapat dari mana. Pisau kecil itu dia tempelkan ke leher Erlina. Erlina tiba-tiba menjadi sesak dan sulit bernafas.
"Hahaha, kamu takut? Apakah kamu takut jika aku membunuhmu?" ucap Vievie.
"Jangan macam-macam kamu Vie! Jika kamu membunuhku, aku pastikan aku akan membalas dendam ini walaupun aku telah menjadi hantu gentayangan," ucap Erlina berusaha menunjukkan keberanian nya. Walaupun di dalam hatinya sudah benar-benar panik.
"Hahaha tidak semudah itu aku menghabisi kamu. Aku akan membuat kamu menderita karena diceraikan dan diusir oleh bang Fauzan," ancam Vievie.
"Aku ingin menjadi istri satu-satunya bang Fauzan. Dan kamu akan tersingkir dari kehidupan bang Fauzan dan anak-anak," sambung Vievie penuh dengan rencana liciknya.
Bola mata Erlina melebar dengan sempurna. Setelah ini Erlina harus lebih waspada dengan segala rencana kelicikan dari Vievie.
Vievie meninggalkan Erlina yang masih diam berdiri mematung. Dia benar-benar telah salah menilai Vievie selama ini. Dia pikir Vievie mau menikah dan menjadi istri kedua dari Fauzan karena benar-benar tulus mencintai Fauzan. Ternyata tidak sesederhana itu. Dia ingin menguasai semuanya termasuk harta dan aset-aset yang berharga kepunyaan Fauzan.
"Seandainya saja mamak masih tinggal di rumah ini, pasti mereka akan melindungi aku dan anak-anak. Mamak Sarina dan Ruminah benar. Jika Vievie sangat jahat. Dia bisa menghancurkan ketenangan keluarga ini karena sifat iri dengki nya," pikir Erlina.
"Apa yang akan dilakukan Vievie kepada ku yah? Aku harus mulai waspada dengan gerak-gerik Vievie. Dia akan melakukan apapun untuk mewujudkan rencananya. Bahkan dia bisa menggagalkan pernikahan Sabrina dengan bang Fauzan. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Vievie iblis yang berwujud manusia," gumam Erlina.
Erlina segera ke kamar anak-anak nya. Dia harus memperhatikan delapan anak-anak nya. Walaupun di rumah itu sudah ada dua baby sitter yang mengurus Zulaikha dan Hamzah.
*****
Tiba-tiba saja Erlina berada di sebuah kamar hotel dalam keadaan tanpa sehelai benangpun. Apalagi di sebelah Erlina ada seorang pria asing yang tidak dikenal oleh Erlina.
"Kamu siapa? Kenapa aku ada di sini bersama dengan kamu?" tanya Erlina sambil melihat sekelilingnya. Apa yang Erlina lihat bukanlah kamar pribadinya.
Laki-laki asing itu tersenyum seringai. Dia mengunci tubuh Erlina dengan badannya yang kekar. Erlina ingin memberontak dan melepaskan diri. Namun Erlina tidak kuasa karena laki-laki asing itu dengan mudah mendominasi tubuh Erlina.
"Apakah kamu lupa? Aku dibayar untuk melayani kamu di sini. Jadi diam dan nikmati saja," ucap laki-laki asing itu. Erlina melebar bola matanya dengan sempurna.
"Siapa yang membayar kamu? Aku aku tidak mengerti," kata Erlina.
"Itu tidak penting. Yang terpenting sekarang adalah kamu diam dan nikmati pelayanan jasa dariku. Karena aku telah dibayar mahal untuk memberikan kepuasan padamu," kata laki-laki asing itu.
Di ruangan itu sudah ada alat untuk merekam kegiatan mesum itu. Tujuannya adalah sebagai barang bukti untuk menghancurkan Erlina. Tentu saja ini adalah kelicikan dari Vievie untuk menjalankan rencana jahatnya supaya Erlina bisa diusir dari rumah kediaman Fauzan dan akan diceraikan oleh Fauzan.
Laki-laki itu benar-benar beringas membuat Erlina tidak berkutik. Apalagi laki-laki itu sebelum melancarkan aksinya, dia mencekoki mulut Erlina dengan obat perangsang. Hingga beberapa menit kemudian laki-laki asing itu semakin mudah menjalankan misinya.
"Pelan-pelan saja manis! Jangan terburu-buru! Hahaha malam ini kita akan bersenang-senang, hahaha!" ucap laki-laki asing itu yang tidak lain adalah laki-laki yang berprofesi sebagai seorang gigolo yang dibayar untuk mengerjai Erlina oleh Vievie.
Erlina kini mulai liar mendominasi tubuh laki-laki itu. Dia hilang akal karena pikirannya dikuasai oleh hasrat yang meledak-ledak.Namun gigolo itu sudah tidak sabaran jika bukan dirinya yang menguasai permainan. Didorong nya Erlina hingga telentang menantang.
Laki-laki gigolo itu menjalankan tugasnya dengan baik dan sempurna seperti selayaknya aktor film dewasa yang sudah mumpuni. Dia memainkan perannya dengan cukup baik. Jangan lupakan Erlina yang sudah menikmati pergumulan panas di atas kasur. Seperti aktris dewasa yang memerankan aktingnya dengan cukup lihai. Kamera yang diletakkan tersembunyi itu masih terus berputar. Barang itu akan menjadi bukti bahwasanya Erlina sudah melakukan hubungan badan dengan seorang pria tanpa diketahui oleh suaminya.
⭐⭐⭐⭐⭐
Sementara itu di tempat lain, Vievie tersenyum puas. Bahwasanya orang suruhannya telah menjalankan perintahnya dengan baik. Bahkan sekarang Erlina sudah terjebak di. kamar hotel itu bersama dengan seorang gigolo yang juga telah disiapkan oleh Vievie untuk melanggar tubuh Erlina.
"Habis sudah riwayat kamu, Erlina! Hahaha," Suara tawa Vievie memenuhi ruangan di dalam kamarnya. Dia puas telah menjatuhkan harga diri Erlina.
"Sebentar lagi, bang Fauzan akan menceraikan Erlina karena melihat foto-foto vulgar dan video mesum yang dilakukan oleh Erlina bersama dengan gigolo itu. Hahaha," ucap Vievie. Dia benar-benar sangat senang karena rencananya telah berhasil dijalankan.
Vievie keluar dari dalam kamarnya. Tujuannya saat ini adalah mendatangi suaminya di ruang kerjanya.
Tok.
Tok.
Tok.
"Bang, aku boleh masuk kan?" ucap Vievie sambil membuka pintu ruangan kerja Fauzan.
"Ada apa?" tanya Fauzan. Vievie melingkarkan kedua tangannya ke leher Fauzan dengan manja.
"Malam ini aku yang menemani kamu kan mas? Soalnya Erlina tadi bilang kepada ku kalau malam ini dia tidak pulang ke rumah. Katanya dia akan menginap di rumah kawannya," ucap Vievie. Fauzan mengernyitkan dahinya.
"Menginap di tempat kawannya? Kawan yang mana? Tumben Erlina tidak minta ijin padaku kalau mau pergi," sahut Fauzan.
"Tadi Erlina buru-buru pergi nya. Jadi dia titip pesan ke aku untuk menyampaikan ke bang Fauzan," ucap Vievie.
"Oh," sahut Fauzan.
Di ruangan kerja itu Vievie berusaha menggoda suaminya. Padahal kerjaan Fauzan masih menumpuk di e-mail nya.
"Kenapa sekarang sih, sayang! Aku sedang sibuk ini. Nanti saja, aku akan mendatangi kamu di kamar," ucap Fauzan yang berusaha menolak secara halus pada Vievie.
"Enggak mau!" sahut Vievie dengan cemberut.
Akhirnya di ruang kerja itu, Fauzan membiarkan Vievie melakukan apapun yang dia mau. Beberapa menit Fauzan memberikan nafkah batin itu pada istri mudanya.