Bagaimana rasanya kalau kamu mencintai seseorang yang tidak pernah menganggapmu ada, padahal kamu mencintainya dengan sangat tulus. Kecantikan Ara tidak bisa membuat hati Revan luluh.
Ara Anastasia selama beberapa bulan ini tanpa lelah mengejar cinta seorang Most Wanted sekaligus ketua OSIS di sekolahnya SMA Negeri Harapan 1 bernama Revan Prayoga. Tetapi sayangnya Revan sudah mempunyai gadis yang ia sukai bernama Angel.
Usaha Ara untuk bisa mendapatkan cinta Revan sia-sia ketika pria itu menyuruhnya berhenti mengejarnya. Ara yang merasa kalah dengan perasaannya sendiri akhirnya mengabulkan permintaan Revan dan mulai menjauh.
Tetapi setelah Ara menjauhi Revan selama beberapa waktu membuat cowok itu uring-uringan tidak jelas. Angel sang kekasih turut menjadi korban kekesalannya hanya karena Revan melihat Ara berpelukan dengan salah satu cowok populer dan sahabat baiknya sendiri.
"Gue bisa gila Ra, kalau Lo terus bersikap kayak gini!"
"Emang sikap Gue kenapa Van? ada yang salah?" Tanya Ara menaikkan sebelah alisnya.
"Jangan jauhin Gue dan jangan deket sama cowok lain!" Ara tertawa sinis.
"Lo lupa Van, Bukannya Lo sendiri yang nyuruh Gue buat ngejauhin Lo?"
Skakmatt! Revan tidak bisa menjawab.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 ( Gue Janji )
Happy Reading 😊
Romi berencana memberikan buku yang tempo hari ingin di pinjam oleh Ara. Diapun sudah berada di depan rumah Adam dan melajukan mobilnya masuk ke halaman rumah Adam setelah pintu gerbangnya di buka oleh satpam.
Romi adalah salah satu cowok populer di sekolahnya yang dekat dengan Ara. Mereka semakin dekat ketika Ara sering menitipkan bekal makanan untuk Revan waktu itu. Dan yang sialnya selalu di tolak oleh Revan.
Hal itu membuat Romi menjadi semakin peduli pada Ara, diapun tidak pernah menceritakan kalau makanan yang di berikan Ara dialah yang menghabiskannya. Selain merasa kasian, Romi juga merasa bahwa Ara ini memiliki sifat yang baik dan tulus. Tidak ada alasan bahwa dia tidak menyukai Ara.
"Ra, gue mau lo jadi makin pinter dengan belajar buku ini," gumam Romi mengambil buku yang berisi rumus-rumus itu di atas dashboard mobilnya.
Romi memang menyayangi Ara, tapi tidak lebih sebagai seorang adik, karena menurut Romi, Ara seperti adiknya yang sudah lama meninggal. Sikap dan sifat Ara sangat mirip dengan adik perempuan satu-satunya yang telah tiada karena sebuah kecelakaan Empat tahun lalu itu.
Romi keluar dari dalam mobilnya sambil membawa buku di tangannya, dia melihat ada sebuah mobil yang sangat ia kenali terparkir di halaman itu. Romi mengernyit ketika melihat sosok Revan dan adiknya berada di ruang tamu sambil berdebat.
Entah kenapa perasaan Romi mengatakan bahwa Revan berniat buruk terhadap Ara. Sikap Revan yang selama ini selalu menghina Ara dan menolaknya mentah-mentah, membuatnya langsung berprasangka buruk.
Dengan langkah yang memburu, Romi masuk ke dalam rumah Adam tanpa mengetuk pintu karena saat itu pintunya memang sudah terbuka lebar.
Revan dan Raka terlihat masih saling berdebat, entah apa yang mereka debatkan, Romi tidak ingin tahu. Yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah menarik Revan pergi dari rumah itu untuk menjauhkannya dari Ara.
"Keluar lo, sekarang!" Romi menarik lengan Revan begitu kuat.
Revan yang tidak siap langsung ikut berdiri dan tertarik seketika.
"Rom, lo apaan sih, tiba-tiba dateng narik gue!" seru Revan menarik tangannya dari pegangan Romi.
Mereka saat ini sudah berada di halaman, Raka yang melihat hal itu hanya diam saja tanpa ingin ikut campur.
Romi dan Revan saling menatap satu sama lain dengan tatapan tajam.
"Apa mau lo, Van,, jangan usik Ara lagi!! Kali ini gue gak akan diem aja seperti dulu, gue yang akan di depan buat menjadi pelindung Ara dari sikap brengsek lo!!" Revan mengepalkan tangannya.
Dia merasa tidak suka jika ada pria lain yang ingin menjadi pelindung Ara seperti ini.
"Lo salah, Rom. Gue ke sini dengan niat baik-baik, gue udah berubah ke Ara, gue juga udah minta maaf sama dia atas perilaku gue selama ini, gue tahu sikap gue udah sangat keterlaluan, tapi sebelum semuanya terlambat, gue mau nebus semua kesalahan yang udah gue buat!"
Romi melihat tatapan sahabatnya itu penuh dengan keseriusan. Meskipun begitu, Romi masih terlalu kesal dengan sikap Revan selama ini terhadap Ara. Sudah sering dia mengatakan pada Revan bahwa perhatian Ara itu tulus padanya, tetapi Revan selalu menanggapi nya dengan tatapan jijik.
Mengingat hal itu membuat Romi makin meradang.
"Lo lupa, dengan semua perbuatan lo ke Ara?"
"Gue gak pernah lupa, maka dari itu gue sekarang mau deketin Ara buat minta maaf ke dia," jawab Revan merendahkan suaranya.
"Lo emang gak punya malu, Van!" seru Romi menunjuk muka Revan.
Revan tersenyum miring. "Gue emang gak punya malu, demi mendapatkan maaf dari Ara, gue akan lakuin apapun!"
Romi terkesiap saat tiba-tiba Revan mendekat ke arahnya dan merangkul bahu Romi.
"Gue juga minta maaf sama elo, Rom. Makasih karena selama ini lo udah tenangin hati Ara, menghiburnya dan jagain dia dari semua sikap gue yang mungkin udah bikin hati dia sakit, tapi gue serius kali ini gue bener-bener ingin mendapatkan hatinya kembali, bantu gue Rom, bikin Ara percaya sama gue, buat dia percaya kalau gue udah berubah," Romi bisa merasakan getaran di setiap nada suara yang keluar dari mulut Revan.
"Romi! Revan!" kedua pria itu sedikit tersentak kala mendengar seruan dari seorang wanita yang baru saja mereka bicarakan.
Terlihat Ara berdiri di depan pintu bersama Sifa di samping kiri dan Raka di samping kanannya, memandang mereka berdua dengan tatapan aneh.
"Eh, Ra,, gue!" Romi dan Revan terlihat gelagapan.
"Kalian berdua, kenapa bisa ada di sini?" tanya Ara.
"Gue kemari mau kasih buku yang tempo hari mau lo pinjem," jawab Romi menunjukkan buku paket tebal di tangan kirinya.
Ara terlihat berbinar, gadis itu berlari mendekat ke arah Romi yang ternyata ingat akan hal itu.
"Wah, makasih ya, Rom. Lo baik banget sih!" seru Ara senang dan mengambil buku itu dari tangan Romi.
"Belajar yang rajin, ya?" Revan melihat Romi mengacak rambut Ara dengan tatapan tidak suka. Cemburu sudah pasti.
Apalagi melihat Ara yang terlihat semakin cantik saat rambutnya acak-acakan seperti itu.
"Ra, lo lupa kalau kita harus melakukan pemanasan terlebih dahulu?" ucap Revan membuat Ara dan Romi menoleh.
"Pemanasan!" gumam kedua orang itu bersamaan.
"Iya, pemanasan buat latihan belajar bersama," jawab Revan nyengir.
Ara menepuk jidatnya.
"Pasti lo mikir aneh-aneh, ya?" tanya Revan percaya diri.
"Elo kali yang mikir aneh-aneh," sela Romi.
"Eh, udah-udah,, mending kita masuk ke dalam aja, ngobrol berdiri di luar kan gak enak!" ucap Ara membalikkan badannya dan berjalan masuk ke dalam rumah.
Romi dan Revan mengekor di belakang.
Raka dan Sifa yang melihat hal itu memilih masuk ke dalam dan pergi menuju halaman belakang.
Padahal aslinya Raka sangat ingin sekali belajar dengan Ara, tapi semuanya tidak mungkin.
"Van, Rom,, duduk dulu, aku ambilkan minum untuk kalian," ucap Ara kemudian berjalan ke arah dapur.
"Awas lo ya, Van!! kalau setelah ini gue denger lo nyakitin hati Ara lagi!"
"Gue janji, gue bakal bikin Ara bahagia."
Bersambung.
Hai akak reader semuanya 🥰
makasih udah mau baca, like dan juga kasih bunga dan vote untuk othor. Maaf belum bisa bales komen kalian satu persatu 🙏🙏
Tapi semua komennya udah aku baca kok 🥰😉 Othor ada permintaan satu lagi ya, mana nih kopinya ☕☕☕☕
Parah kali Cere cuma Krena masalah yg sbenarnya gaada😭 rill miss komunikasi+salah paham ini sampe kandas prnikahaan🤦