NovelToon NovelToon
Kami Yang Tak Dianggap

Kami Yang Tak Dianggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Balas dendam pengganti
Popularitas:13.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

Arabella seorang anak perempuan yang menyimpan dendam terhadap sang Ayah, hal itu diawali sejak sang Ayah ketahuan selingkuh di tempat umum, Ara kecil berharap ayahnya akan memilih dirinya, namun ternyata sang ayah malah memilih wanita lain dan sempat memaki istrinya karena menjambak rambut selingkuhannya itu.

Kejadian pahit ini disaksikan langsung oleh anak berusia 8 tahun, sejak saat itu rasa sayang Ara terhadap ayahnya berubah menjadi dendam.

Mampukah Arabella membalaskan semua rasa sakit yang di derita oleh ibunya??
Nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Dirga menatap layar ponselnya lama. Pesan singkat dari Amel seperti bara kecil yang menyalakan kembali nafsu di dadanya. Ia menelan ludah, lalu dengan cepat mengetik balasan.

“Kamu nakal banget, Mel. Tapi Om suka.”

Tak lama kemudian, pesan balasan masuk.

“Amel kangen Om, malam ini ketemu lagi ya. Apartemen yang sama.”

Dirga menghela napas panjang, menatap pintu kamar yang tertutup. Dari balik sana, terdengar langkah Ika sedang menyiapkan sarapan. Ia tahu, apa yang ia lakukan sudah di luar batas. Tapi entah kenapa, godaan dari gadis muda itu terlalu kuat.

“Cuma sekali lagi…” gumamnya, meski dalam hati tahu itu bohong besar.

  ☘️☘️☘️☘️☘️

  Sementara itu di dalam kontrakannya Amel tersenyum licik, tak lupa gadis itu melapor kepada temannya melalui pesan singkatnya.

  "Ara, tugas tadi malam berjalan lancar, sepertinya bokapmu sudah mulai terperangkap di dalam jebakan kita," tulis Amel.

  Tak lama kemudian pesan dibalas." Kerja bagus buatlah mereka hancur sehancur-hancurnya, tapi ingat ya! Kau jangan sampai kelewat batas, jaga dirimu baik-baik ya," balas Ara.

  "Ok Bos, makasih ya sudah peduli denganku," balas Amel kembali.

  ☘️☘️☘️☘️

  Kemudian di dalam rumah Sena setelah acara kecil-kecilan itu suasana menjadi canggung bagi dua orang dewasa itu, setelah sepuluh tahun ini mereka dekat tanpa ada ikatan apapun. Meskipun keduanya saling ada rasa namun Rafli seolah membiarkan Sena selesai dengan masa lalunya.

  Saat ini Rafli duduk di sofa ruang tamu sementara Sena sibuk membereskan piring-piring di dapur, melihat Rafli yang duduk sendiri Ara pun mulai memberi kata-kata sindiran keras.

  "Om, kalau memang cinta yakinkan, sepuluh tahun bukan waktu yang lama loh, masak iya hanya mau jadi penunggu saja," ujar Ara.

  Rafli tertegun, apa yang dikatakan gadis itu ada benarnya juga, namun bukannya dia tidak pernah berusaha dia sudah dua kali ditolak oleh Sena, karena memang kehancuran rumah tangganya benar-benar membuat wanita cantik itu menutup hati.

  "Heeemb, Om sudah berusaha Ra, tapi gak tahu ibumu memang sulit untuk ditaklukkan," sahut Rafli.

  "Terus usaha dan yakinkan Mama, sesungguhnya wanita itu senang kalau di kejar," nasehat Ara.

  "Makasih ya Ra, kau benar, selama ini Om terlalu lama membiarkan mamamu, tenggelam dengan masa lalunya," sahut Rafli.

  "Nah maka dari itu yakinkan, kalau tidak semua pria itu seperti Dirga," ucap Ara dengan nada ketusnya.

  "Nak tidak boleh begitu, biar bagaimanapun dia itu ayahmu," tegur Rafli.

  "Seorang ayah yang tidak pernah menjadi rumah untuk anak perempuannya," sahut Ara dengan nada kecewa.

  Rafli terdiam karena ia tahu bagaimana selama ini Ara berjuang, menekan egonya di saat anak-anak seumurnya bercanda ria dan mempunyai ruang dihati ayahnya. "Nak Om dokter tahu apa yang kamu rasakan, asal kamu tahu, sejak kamu kecil Om sudah menganggapmu seperti anak Om sendiri," ungkap Rafli.

  Ucapan mereka tiba-tiba berhenti karena suara hentakan kaki dari Arkan dan Naira yang saling berkejaran. "Ra, sudah ya, kalau gitu aku berangkat sekolah dulu ya, ini kan sudah jam sembilan," ucap Arkan yang menang dia masuk jam sembilan karena ada pembangunan di sekolahnya.

  Seketika Naira terdiam dan menundukkan wajahnya ke lantai, anak itu merasa ketakutan jika harus keluar rumah takut jika ibunya mencari dirinya. "Arkan aku boleh gak ijin sekolah dulu, soalnya aku takut di cariin Ibu," ucap Naira.

Arkan menatap Naira yang masih menunduk takut. Ia lalu menggenggam tangan gadis itu dengan lembut. “Naira, kamu jangan takut, ya. Kalau Ibu kamu datang, biar Mama Sena yang bicara.”

Sena yang mendengar itu langsung menatap Naira dengan tatapan lembut. “Benar, Nak. Kamu aman di sini. Tidak ada yang akan menyakitimu lagi, dengar?”

Naira mengangguk pelan. Meski bibirnya bergetar, ia berusaha tersenyum. “Terima kasih, Tante Sena.”

Arkan menepuk pundak temannya, lalu berpamitan. “Oke, kalau gitu aku berangkat ya, Ma!” serunya riang sambil mencium tangan Sena.

“Jalan hati-hati ya, Nak,” balas Sena.

Begitu Arkan dan Naira keluar, rumah itu mendadak hening. Ara memilih kembali ke kamarnya, meninggalkan Sena dan Rafli di ruang tengah.

Rafli masih duduk di sofa, menatap punggung Sena yang sedang mencuci piring. Ada rasa rindu yang sudah terlalu lama ia pendam, rasa ingin melindungi wanita itu dari bayang-bayang masa lalunya.

Ia berdiri perlahan, melangkah ke arah dapur. “Sen…” panggilnya pelan.

Sena menoleh sedikit. “Iya, kenapa?”

“Aku boleh bantu?” tanya Rafli dengan senyum tipis.

Sena menghela napas, menatap pria itu sekilas. “Gak usah, kamu tamu di sini.”

“Tamu yang sudah sepuluh tahun nongkrong di rumah ini,” jawab Rafli sambil tertawa kecil.

Sena ikut tersenyum tipis. “Kau gak pernah berubah ya, Raf. Masih saja suka bercanda.”

Rafli mendekat, jaraknya kini hanya sejengkal. “Tapi aku serius kali ini.”

Tatapan mereka bertemu. Ada jeda sunyi yang entah kenapa membuat udara di dapur itu terasa berat. Rafli menunduk sedikit, suaranya merendah. “Sen, aku tahu kamu masih takut jatuh cinta lagi. Tapi… izinkan aku di sini. Bukan buat gantiin siapa pun, cuma buat jagain kamu.”

Sena menunduk, jari-jarinya gemetar di bawah pancuran air. “Raf, aku udah terlalu rusak buat percaya sama cinta. Dirga udah cukup bikin aku mati rasa.”

Rafli menggeleng pelan. “Kamu gak rusak, Sen. Kamu cuma terluka. Dan luka itu… bisa sembuh kalau kamu mau kasih kesempatan.”

Sena terdiam. Kata-kata itu menghujam hatinya. Untuk sesaat, ia merasa ingin percaya lagi tapi bayangan masa lalunya terlalu menakutkan. Ia hanya menatap Rafli dengan mata berkaca. “Aku gak janji apa-apa, Raf.”

Rafli tersenyum lembut. “Aku gak butuh janji. Cukup izinkan aku bertahan di sini.”

Sena hanya terdiam, namun di dalam hatinya ada sedikit pancaran yang masuk, mungkinkah setelah sepuluh tahun ini hatinya terbuka.

☘️☘️☘️☘️☘️

Dirga duduk di dalam mobilnya, memandangi cermin spion dengan wajah yang sulit ditebak. Ia seharusnya berangkat ke kantor, tapi arah setirnya malah berbelok ke kontrakan Amel.

Begitu sampai di depan kontrakan Amel, ia sudah disambut Amel dengan senyum menggoda. Gadis itu mengenakan gaun sederhana, tapi cukup untuk membuat pria paruh baya itu kehilangan akal sehatnya.

“Om telat,” ucap Amel manja. “Amel udah nunggu lama.”

Dirga menelan ludah, melirik kanan-kiri. “Kamu ini nekad banget, Mel.”

Amel tersenyum sambil menarik pergelangan tangan pria itu masuk ke kamarnya. “Om yang ngajarin, kan? Jangan takut kalau pengin sesuatu.”

Begitu pintu tertutup, Dirga kehilangan pertahanan terakhirnya. Tangannya menggenggam pinggang gadis itu, sementara Amel menyandarkan kepala di dada Dirga dengan senyum puas.

Di kontrakan kecil itu, Amel sudah menyiapkan kopi dan beberapa makanan ringan di meja. Tapi keduanya tahu, bukan itu tujuan mereka.

Amel mendekat perlahan, suaranya lembut namun beracun. “Om, Amel seneng kalau Om cuma buat Amel.”

Dirga tersenyum tipis, tapi matanya mulai menyimpan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar nafsu obsesi. “Om janji, gak akan ada yang lain,” ucapnya.

Namun di balik senyum manisnya, Amel menatap ponselnya sekejap. Kamera kecil di pojok ruangan merekam semuanya sesuai rencana Ara. Ia mengelus pipi Dirga sambil berbisik dalam hati. 'Permainan baru aja dimulai, Om…'

Bersambung ....

Jangan lupa kasih like dan komennya ya.

1
Lilik Lailiyah
ayo Ara selidiki Ika secepatnya
Kasih Bonda
next Thor semangat
Suanti
ika tukar ank cowok demi hancurkan rmh tangga sena beri ika kena karma 🤭
Kasih Bonda
next Thor semangat
Lilik Lailiyah
Naira Ara Arkan saudarah se ayah
Siti Koyah
ini anak sidirga sama si ika trus d tuker
Rafkah: bodoh si ika..ank ny trsiksa..malah ank org di raja kn.
total 1 replies
Siti Dede
Typonya bertebaran thor
Ayumarhumah: Iya Kak nanti aku revisi. gak tahulah hp keyboard ku😇😇
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Bak Mis
apa mungkin ini anak nya wanita pelakor itu yg di tukar itu
Bak Mis
gak tau malu juga nih pelakor 😃😃😃
Kasih Bonda
next Thor semangat
Bak Mis
kenapa gak di tangkap aja tuh orang "jahat itu
Bak Mis
ini pria gak liat gadis itu seperti anak nya sendiri
Bak Mis
nih bocah masih kecil udah b
janji "aja tuh
Bak Mis
lanjut
Bak Mis
nah gitu dong bagus banget Ara,gak seperti mamanya yg masih nungguin
Bak Mis
makanya kalau di kasih rejeki dikit udah banyak gaya
Bak Mis
oh jadi gitu ya ibu mertuanya juga gak sayang sm menantu pertama nya
Bak Mis
akhirnya smg kedepan nya mereka ber3 slalu bahagia
Bak Mis
tuh anaknya aja punya otak, kenapa ibu nya oon
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!