Jia menemukan kembali arah hidupnya setelah dia bercerai dari Alex.
Namun siapa sangka, perceraian itu membuat Alex kehilangan pijakan kakinya.
Dan Rayden adalah bocah kecil berusia 4 tahun yang terus berharap mommy dan daddy nya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AD BAB 16 - Divorce
"Kalian pergilah, biar mama yang urus Rayden," ucap Sofia.
Jia berdiri tegap dan menghapus air matanya, berulang kali dia menarik dan membuang nafasnya pelan, mencoba tenang.
Jangan sedih Jia, Jangan, percayalah jika Rayden bisa merasakan apa yang kamu rasakan.
Masih menenangkan diri, tiba-tiba Alex menarik tangannya dan membawa Jia pergi dari sini.
Alex tidak ingin Jia kembali ragu untuk berpisah ketika melihat reaksi Rayden itu. Karena jujur, Alex pun merasa terluka melihat sang anak yang menangis dan kecewa.
Tapi Alex percaya bahwa kesedihan Rayden hanya sementara, sebelum akhirnya dia akan terbiasa tanpa kehadiran ibu kandungnya.
Terlebih nanti Rayden akan mendapatkan ibu pengganti yang lebih baik. Alex percaya semuanya akan baik-baik saja.
"Masuk!" ucap Alex saat mereka sudah sampai di halaman rumah. 2 mobil mewah sudah terparkir di sana.
Setelah Jia duduk dengan sempurna, Alex menutup pintu itu dan menuju mobilnya sendiri yang dikemudikan oleh Sean.
Mereka pergi dengan mobil yang terpisah.
Tapi Jia sungguh tidak peduli, dia masih menenangkan diri dan coba tidak menangis. Diantara mobil yang sudah melaju itu, Jia pun terus membatin seolah bicara dengan Rayden.
Jangan menangis sayang, semuanya akan baik-baik saja, percaya pada Mommy.
Ini demi kebahagiaan kita Rayden, Mommy pergi agar kamu tidak selalu melihat mommy yang menangis.
Daddy dan Oma akan menjaga mu dengan baik, ya aku harus percaya itu. Aku harus percaya agar tidak terus cemas.
Maafkan Mommy Rayden, maafkan mommy.
Sekuat tenaga menahan air mata, namun akhirnya air mata itu jatuh juga. Untunglah tidak ada Alex di dalam mobil ini.
"Nyonya, maaf kan saya jika saya lancang, tapi percayalah, kami semua akan selalu melindungi tuan muda Rayden di rumah itu," ucap sang supir, sebuah ucapan yang mampu sedikit mengobati luka hati Jia, meski rasanya masih tetap pedih.
"Terima kasih Pak," jawab Jia diantara sesenggukan tangisnya.
"Anda jangan menangis lagi, ini adalah hari kebebasan Anda, Anda harus tersenyum."
Jia benar-benar tersenyum, meski wajahnya masih basah dengan air mata.
Orang lain begitu peduli padanya dan Rayden, namun keluarganya sendiri tidak sama sekali.
Lagi, Jia menarik dan membuang nafasnya pelan. Terlebih saat mobil yang dia naiki nyaris sampai di pengadilan perceraian.
Benar kata pak supir, ini adalah hari kebebasannya, maka di harus tersenyum.
Jia pun yakin, apa yang dia rasakan saat Ini, Rayden pun merasakannya pula.
Mobil Jia dan Alex berhenti berdampingan di area parkir itu.
Jia turun setelah menghapus semua air matanya. Dan senyumnya makin lebar saat kedua kakinya mulai keluar.
Alex melihat senyum itu, senyum yang tidak pernah dia lihat selama ini.
Mereka berdua menaiki anak tangga, naik dan langsung menuju lantai 2 dari halaman gedung pengadilan.
Mereka masuk dan langsung duduk di hadapan seorang petugas yang mengurus perceraian mereka.
Beberapa pertanyaan diajukan kembali tentang keyakinan satu sama lain untuk berpisah.
Dan baik Alex atau pun Jia sama-sama mantap menjawab IYA.
"Silahkan tanda tangani Ini, setelahnya Tuan dan Nyonya resmi bercerai."
Tangan Jia sedikit gemetar, jadi semakin sulit memegang pena pula karena tangannya basah dengan keringat dingin.
Namun tekadnya yang kuat untuk berpisah, membuatnya berusaha keras untuk menggerakkan tangan itu, membentuk sebuah tanda tangan yang bergetar.
Syukurlah, kini aku dan Alex berpisah. Batin Jia.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa Vote ya, dukung terus Rayden dan Jia 🌹
Baru kali ini aku nulis novel tanpa nyebut Agama dan Kota, mohon di maklumi dan di mengerti ya 🙏
Terima kasih untuk semua dukungannya 🌹