Aurelia Aureta Jonson pemimpin sebuah organisasi mafia milik keluarga nya, Aurel gadis yang selalu tenang dalam kondisi apapun, seolah dirinya diciptakan tak memiliki emosi.
Dulu Aurel adalah gadis yang ceria, ramah dan baik hati, namun hingga akhirnya kejadian tragis menimpa keluarganya, kedua orang tuanya di bunuh tepat di depan matanya sendiri.
Setelah kejadian itu, Aurel berubah, tidak ada lagi wajah ceria dan senyum manis yang selalu ia tebar pada setiap orang, hidup nya seolah kosong dan hampa.
Aurel mati bunuh diri dengan meledakan bom di markasnya sendiri demi melindungi seluruh anggota nya, namun bukan nya pergi ke akhirat untuk bertemu kedua orang tuanya, Aurel malah terbangun di tubuh perempuan bernama Qiana Evelyn seorang gadis yang menyandang sebagai istri dari Duke tiran.
"Kalau dunia ini kejam, maka kita harus lebih kejam dari dunia"~ Qiana Evelyn (Aurel)
"Kau sangat menarik Dhuces, dan selama nya kau akan selalu menjadi milik ku" ~ Duke Arsenio De Atanius
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RENCANA MEMBENTUK KEKUATAN
Semua yang Jco ucapkan tadi, terus berputar-putar di otak nya, mambuat Duke Arsenio cukup terusik, diri nya tidak kenal dengan wanita yang menjadi istri nya itu, lalu bagaimana caranya dirinya bisa menerima status baru nya ini pikir Duke Arsenio menghela nafas nya kasar.
Selain tidak kenal dengan istri nya, Duke Arsenio termasuk pria yang nol besar dalam urusan perempuan, pria itu terlalu kaku.
"Apa yang harus lakukan..." ucap Duke Arsenio bergumam lirih.
Langit semakin gelap membuat suasana hutan semakin sunyi dan dingin, Duke Arsenio masih setia ada di luar tenda nya.
Rambut hitam, rahang yang keras serta bola mata berwarna hitam pekat seperti gelap malam membuat wibawa seorang Duke Arsenio De Atanius terasa semakin menguar, walaupun baju putih yang dikenakannya itu kotor, tidak membuat penampilan Duke Arsenio terlihat jelas, justru yang ada makin terlihat mempesona dengan pedang yang ada samping nya, yang masih berlumuran darah.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Pagi ini Qiana terbangun dari tidur nya lumayan siang, karena memang di kehidupan pertama nya Qiana jarang bangun pagi, kalau tidak ada sesuatu yang mendesak.
Mungkin nanti Qiana akan mulai pelan-pelan mengubah kebiasaan buruk nya ini, karena bagaimanapun dunia nya yang sekarang ini jauh beda berbeda dengan dunia pertama nya.
"Rere apa yang harus aku lakukan hari ini? hoam...? tanya Qiana menguap.
Qiana baru saja mandi dan sekarang Rere sedang mengeringkan rambut panjang nya menggunakan kain tebal yang terasa sangat lembut dan halus.
"Bagaimana kalau Anda berkeliling kediaman ini? Bukan kah kemarin Anda belum sempat untuk melihat-lihat tempat tinggal Anda yang baru," jawab Rere memberikan usulan.
"Hem berkeliling kediaman ini ya? Seperti nya menarik, baik kamu temani saya berkeliling nanti," ucap Qiana menyetujui ide Rere.
"Tapi Anda harus sarapan dulu Yang Mulia," ucap Rere.
"Aku tahu," jawab Qiana menganggukkan kepalanya.
Qiana semalem juga sudah memikirkan apa yang akan diri nya lakukan di kehidupan kedua nya ini nanti, membentuk aliansi di bawah kekuasaan nya sendiri, memiliki orang-orang yang hanya patuh di bawah perintah nya tanpa harus terikat dengan peraturan kerajaan, mungkin setelah ini Qiana akan pelan-pelan membentuk kelompok nya sendiri.
Satu yang Qiana sadari, baik di kehidupan pertama nya dan kehidupan ke-dua nya ini, dirinya tidak memiliki siapa-siapa untuk di jadikan pijakan, tapi hal itu bukan masalah besar, karena Qiana akan membuat dirinya kuat dan tidak akan pernah ada orang yang berani merendah kan nya.
"Rere apa di kerajaan Horse ini masih ada yang jual beli budak?" tanya Qiana melirik Rere yang sedang mengeringkan rambut nya.
Seharusnya ada, pikir Qiana.
"Budak? Saya pernah mendengar bahwa di sudut kota kerajaan Horse di sana ada teman perdagangan budak," jawab Rere.
"Bagus! Kamu tahu tempat nya kan?" tanya Qiana terlihat puas dengan jawaban Rere.
"Iya saya tahu Yang Mulia," jawab Rere mengangguk kan kepala nya.
"Nanti kamu temani saya kesana," ucap Qiana.
Qiana berpikir untuk membeli beberapa budak untuk dirinya latih dan bentuk menjadi orang-orang hebat yang akan ada di bawah kekuasaan nya sendiri, bukan seorang prajurit, tapi orang yang akan membuat Qiana memperkuat posisi nya di dunia ini.
"Baik Yang Mulia," jawab Rere sedikit bingung.
"Tapi kalau boleh saya tahu, untuk apa Anda ingin pergi ke tempat itu Yang Mulia?" tanya Rere penasaran.
Qiana sudah menduga bahwa pelayanan pribadi nya ini akan menanyakan hal ini, karena kalau Qiana yang asli tidak akan pernah mau menginjak kaki nya ketempat seperti itu, gadis itu terlalu penakut.
"Rere dengarkan saya," ucap Qiana memutar badannya melihat ke arah Rere.
"Kamu tahu kan selama ini aku hidup sendiri di dunia yang sangat kejam ini, aku hanya punya kamu, satu-satunya orang yang mau melihat dan menganggap saya Anda," ucap Qiana menatap mata Rere dalam.
"Aku sangat berterima kasih untuk itu, karena kamu selalu ada di samping aku, di saat semua orang memandang ku dengan tatapan menghina, kamu dengan setia selalu menemaniku, " lanjut Qiana tersenyum getir.
Entah kenapa Qiana tiba-tiba merasa perasaan nya menjadi sesak, mungkin ini adalah perasaan Qiana asli.
"Yang Mulia, jangan berbicara seperti itu, saya janji, saya akan selalu setia dan menemani Anda sampai kapan pun," ucap Rere dengan mata berkaca-kaca.
"Aku tahu," jawab Qiana.
"Mulai sekarang aku tidak mau menjadi orang yang selalu di rendahkan dan di tindas lagi, sudah cukup mereka selama ini menyiksa ku," ucap Qiana dingin.
"Rere saya butuh bantuan kamu untuk mencari orang-orang yang nantinya akan melindungi kita, makanya aku minta kamu untuk temani saya ke tempat perdagangan budak," lanjut Qiana membuat Rere akhir paham.
"Jadi Anda ingin membeli budak?" tanya Rere mulai paham.
"Iya"
Jawab Qiana mengangguk kan kepala nya.
"Baik saya akan menemani Anda ke tempat perdagangan budak," ucap Rere tersenyum kecil.
"Saya senang akhirnya Anda ingin bangkit, Saya akan selalu mendampingi Anda yang Mulia," ucap Rere senang dan juga haru.
"Tapi apa saya memiliki uang yang cukup untuk membeli mereka? Kamu tahu berapa harga budak itu?" tanya Qiana baru ingat dengan hal yang paling penting ini.
Uang! Selain dia membutuhkan orang-orang kuat untuk membentuk kekuasaan nya, dia juga butuh uang yang banyak untuk membangun kekuatan nya.
Tapi gadis malang seperti Qiana ini apa mungkin memiliki uang, pikir nya menghela nafasnya kasar.
"Uang? Apa yang Anda maksud itu adalah Koin emas Yang Mulia?" tanya Rere memastikan.
"Iya semacam itu, yang bisa membeli sesuatu," jawab Qiana belum tahu bahwa di dunia ini transaksi masih menggunakan koin.
"Sebentar," ucap Rere beranjak dari sana.
Rere berjalan ke arah lemari milik Qiana, dan Qiana hanya diam tidak berkomentar apa-apa, melihat apa yang akan di lakukan oleh pelayan pribadi nya itu.
Tidak lama Rere kembali berjalan ke arah nya dengan sebuah kota kayu yang berukuran sedang di tangan nya.
"Mungkin ini yang sedang Anda butuhkan Yang Mulia," ucap Rere meletakkan kotak itu di atas meja rias.
"Ada apa dengan kontak kayu ini?" tanya Qiana penasaran.
"Ini adalah satu-satunya peninggalan Ayah Anda yang selamat dari keserakahan bibi dan paman Anda, selama ini saya sengaja menyimpan nya takut sewaktu-waktu, Anda membutuhkan nya," jawab Rere tersenyum kecil.
"Bukalah, ini barang milik Anda Yang Mulia," lanjut Rere sopan.
Rere selama ini berusaha dengan keras untuk menyembunyikan barang itu, takut di ketahui oleh paman dan bibi Qiana, kalau mereka tahu, pasti mereka akan merebut nya.
Duches tiba tiba bangun tidur di tempat yang
berbeda..... wkwkwkwk 😁
kasian banget..... sampai ada yang
berkosplai seperti uget uget.....😁