My Sexy Old Man

"Dia adalah Jenita Putri" jawab Xander dengan tegas.

"WHAT !!!!" Pekik Raya karena sangat terkejut dengan pengakuan Daddynya tapi hanya sesaat setelahnya Raya tertawa terbahak.

"Ha ha ha ha ha,Daddy kalau ngehalu jangan ketinggian Dad" Raya tertawa sampai memegangi perutnya yang terasa kaku.

Xander menatap tajam Raya karena tidak percaya dengan pengakuannya,tapi Raya seolah tak memperdulikan Daddynya.

"Dad,Jeje itu wanita sangat sempurna dan juga sangat cantik,asalkan Daddy tahu ya ! Di kampus saja ada banyak pria tampan yang menaksir Jeje tapi di tolak mentah-mentah sama Jeje,lha ini Daddy tiba-tiba bilang mau menikah sama Jeje ? Aku tahu Daddy masih sangat mempesona tapi jangan seperti ini Dad" Ucap Raya,ia berpikir jika Daddy tengah menghayal.

Dan memang betul Jeje adalah wanita yang sangat cantik bahkan Raya saja terkadang iri dengan kecantikan Jeje,bukan berarti Raya tidak cantik,jika dibedakan keduanya sama-sama cantik dengan versinya masing-masing.

Bedanya jika Jeje memiliki kecantikan khas wanita Asia dan Raya memiliki Kecantikan khas wanita bule,kulit sawo matang seperti daddynya dan wajahnya terlihat lebih dewasa dari umurnya.

Raya masih tertawa dengan pengakuan Daddynya yang menurutnya konyol. Mana mungkin Jeje mau dengan pria tua seperti Daddy nya itu.

"Raya,Daddy serius ! Terserah jika kamu tidak percaya". Ucap Xander dengan nada tegas dan wajah yang terlihat serius.

Raya seketika menghentikan tawanya dan menatap wajah Daddynya. Raya tahu jika Xander berbicara tegas berarti sangat serius.

Xander mengagguk pasti sambil menatap wajah putrinya.

"Oh my god,Dad ! Jadi ? Ini tidak mungkin !" pekik Raya,masih tidak percaya.

"Daddy tidak pernah main-main dengan ucapan Daddy Ray" Ucap Xander. "Jadi bagaimana ? Apa kamu setuju ?" .

"Apa Jeje sudah setuju?" Bukannya menjawab,Raya malah melontarkan pertanyaan yang lain.

"Iya dia setuju dan dia juga mencintai Daddy" Ucapan Xander membuat Raya semakin Syok hingga ia reflek menutup mulutnya sendiri.

"Astaga,pasti Daddy pakai guna-guna kan? Agar Jeje terpikat sama Daddy. Astaga Jeje malang sekali nasib mu" Ucap Raya dengan tatapan penuh menyelidik,membuat Xander kesal dan menyentil kening Raya.

Cletak

"Daddy sakit" Rengek Raya,sambil mengusap keningnya yang terasa nyeri.

"Kau pikir Daddy mu ini sudah kehilangan pesonannya? Hah !" kesal Xander tak terima dengan ucapan putrinya. "Lagian kenapa harus kasian dengan Jeje? Dia pasti sangat bahagia hidup bersama Daddy".

"Aku hanya kasian Dad,Jeje harus mendapat lelaki tua seperti Daddy" ucapnya dengan nada memelas.

"Beraninya kamu,mengatai Daddy tua !"

"Lagian Raya berbicara yang sesungguhnya kan ? Daddy itu sudah Tua".

"Jika mengatai Daddy lagi,Uang jajanmu Dipotong 25 persen". Ancam Xander tapi tak di dengarkan Raya.

"Daddy memang sudah Tu-"

"Uang jajanmu dipotong 50 persen".

"Iya Dad Iya,daddy masih tampan,muda dan mempesona. Puas !" Aku Raya dengan terpaksa,dari pada uang jajannya di pangkas habis oleh daddy nya.

"Good. Jadi apa kamu setuju dengan hubungan Daddy dan Jeje?" Tanya Xander.

"Ya,itu sih tergantung" Ucap Raya,sambil meniupi kukunya tangannya.

"Tergantung?" Raya mengangguk dan tersenyum licik.

"Dasar rubah kecil yang licik". Xander paham dengan keinginan putrinya, kemudian ia memeluk putri kesayangannya itu dan tak lupa mengucapkan terimakasih.

🌷🌷🌷🌷🌷

Xander sangat bahagia karena putrinya setuju dengan pilihannya.

Hari semakin malam,tepatnya jam 1 malam. Xander mengendap-endap menuju kamar Jeje seperti pencuri.

Ceklek

"Untung tidak dikunci". Gumam Xander,saat berhasil membuka pintu kamar Jeje,kemudian ia menuju tempat tidur Jeje dan merebahkan diri di samping Jeje yang sudah terlelap.

"Baru berpisah sebentar,aku sudah sangat merindukanmu,Honey" Bisik Xander.

"Kamu benar-benar seksi,Honey" Bisiknya lagi,karena Jeje hanya memakai dress tali spageti berbahan satin. Xander memeluk Jeje dari belakang dan mengecupi leher jenjang Jeje.

Merasa tidurnya terusik Jeje pun membuka matanya,tubuhnya menegang dan mata terbuka lebar saat merasakan lehernya ada yang menjilati.

Jantung Jeje berdegup sangat cepat dengan keberanian dan tenaga yang ia punya,Jeje menendang orang tersebut dengan tumitnya, hingga terjerembab diatas lantai marmer.

"Aduhhhh,Jen" Keluhnya,Xander segera bangkit dan duduk ditepi tempat tidur,kemudian menatap tajam Jeje.

Suaranya begitu familiar ditelinga Jeje dan ternyata tebakannya benar jika orang tersebut adalah Xander.

"Kamu tega sekali Jen !" Seru Xander. Sambil mengelus kepalanya yang terbentur lantai.

"Salah sendiri Daddy,mengagetkan aku" Ucap Jeje tak mau disalahkan dan menatap tajam Xander. "Ini tuh sudah malam,harusnya Daddy tidur di kamar daddy sendiri bukannya disini".

"Sory honey. Mungkin karena aku sangat merindukanmu,membuatku tidur sambil berjalan" kilahnya.

"Benarkah ?" Tanya Jeje,melebarkan matanya.

"Tentu saja" Jawab Xander dengan yakin agar Jeje percaya padanya. " Ayo tidur sudah malam" Ucap Xander,kemudian menarik Jeje kedalam pelukannya.

"Lepas Dad" Jeje meronta. "Daddy tidur saja dikamar daddy sendiri" Gugup Jeje.

"Diamlah Jen,aku sangat ngantuk. Menghadaplah kebelakang" Pinta Xander,dan Jeje pun menurut kemudian Xander memeluk Jeje dari belakang dan menelusupkan keleher Jeje.

"Dad ?".

"Hem ?"

"Aku,aku tidak nyaman,bisakah Daddy menjauh sedikit" Pinta Jeje,karena hembusan nafas Xander menerpa kulit lehernya,membuat darahnya berdesir dan menyisakan geleyar aneh di dalam dirinya. Membuat Jeje sangat tidak nyaman.

"Tenanglah,aku tidak akan macam-macam,hanya peluk saja" Janji Xander.

Jika aku tidak khilaf. Lanjutnya dalam hati.

"Ta tapi itu ada sesuatu yang mengganjal di belakangku" Ucap Jeje terbata. Karena merasakan benda keras yang menempel di bokongnya.

"Tenang saja,dia sudah jinak kok" Jawab Xander,membuat otak polos Jeje bertanya-tanya 'dia' siapa ?

Jeje membalikan badannya dan seketika itu tatapan mata mereka bertemu.

"Kenapa balik badan,huh?" Tanya Xander,sambil mengelus pipi mulus Jeje.

"Dia,siapa Dad?" Tanya Jeje balik,dengan wajah yang penasaran.

Xander pun paham,kemudian menjawab "Belum waktunya kalian bertemu" Ucapan Xander membuat Jeje yang polos semakin penasaran.

"Kasih tahu dong. Aku penasaran". Membuat Xander semakin dibuat pusing,bagaimana menjelaskannya karena Jeje itu sangatlah polos.

"Ih,kok malah diam" Bibir Jeje mengerucut sebal,karena Xander tak kunjung menjawab.

Cup

Xander mengecup sekilas bibir Jeje yang mengerucut.

"Jangan memancing ku Jen" Ucap Xander dengan suara yang terdengar berat.

Xander menatap mata Jeje yang terlihat sayu,membuat Xander semakin terbakar gairah.

Cup

Xander ******* bibir pink alami itu dengan rakus. Jeje pun sama membalas ******* dan menyesap bibir tebal itu tak kalah rakusnya.

Keduanya sudah terbakar gairah dan posisi Xander pun sudah berada diatas tubuh Jeje yang sudah polos.

"Bolehkah,Honey ?"

🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈

Mohon maaf ya Author udah ngantuk banget, jadi dilanjut besok aja ya 😜😜😜.

Jangan lupa Like,komentar,vote dan juga Bunga🌹🌹🌹 Biar Author semakin semangat nulisnya.