Dinda, 24 tahun, baru saja mengalami patah hati karena gagal menikah. Kehadiran seorang murid yang bernama Chika, sedikit menguras pikirannya hingga dia bertemu dengan Papa Chika yang ternyata adalah seorang duda yang tidak percaya akan cinta, karena kepahitan kisah masa lalunya.
Akankah cinta hadir di antara dua hati yang pernah kecewa karena cinta? Mampukah Chika memberikan seorang pendamping untuk Papanya yang sangat dia sayangi itu?
Bila hujan tak mampu menghanyutkan cinta, bisakah derasnya menyampaikan rasa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi tan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejadian Memalukan
Suasana pesta ulang tahun di rumah kediaman dokter Dicky berlangsung begitu meriah.
Banyak anak-anak dan orangtua berdatangan, ada juga anak-anak dari beberapa Panti Asuhan yang sengaja mereka undang.
Chika terlihat sangat gembira, karena dia bisa bermain dan berlari-lari sepuasnya dengan anak-anak yang lain, walaupun seringkali dia usil dan jahil, namun kini sikapnya tidak searogan dulu, apalagi di situ ada Dinda gurunya.
Beberapa orang dewasa mulai menikmati sajian makan prasmanan yang sudah disediakan oleh tuan rumah.
Sementara anak-anak masih terlihat duduk melingkar di taman, menonton atraksi badut dan sulap yang sengaja diundang untuk memeriahkan acara ulang tahun tersebut.
Sang tuan rumah, Dokter Dicky beserta istrinya masih duduk mendampingi Alena, putri mereka yang berulang tahun. Sejak tadi mereka tidak beranjak dari tempat itu.
Dio dan Dinda kemudian beringsut mendekati mereka untuk mengucapkan selamat ulang tahun pada Putri mereka.
"Selamat ulang tahun Alena!" ucap Dinda sambil memberikan kado untuk Alena, Alena menyambutnya dengan gembira.
"Terimakasih tante Dinda!" ucap Alena sambil menerima kado pemberian dari Dinda.
"Dinda? Kau datang dengan siapa? Sepertinya aku mengenalnya! Ya ampun, itu kan Dio Papanya Chika!" seru Fitri.
Dinda hanya tersenyum menanggapi Fitri yang nampak sedikit shock melihat kedatangan Dinda dan Dio, sementara Dio nampak sedang mengobrol dengan dokter Dicky.
"Pa! Sini deh pa!" Panggil Fitri pada suaminya sambil Melambaikan tangannya.
Dokter Dicky dan Dio kemudian melangkah mendekati mereka.
"Ada apa Ma? Kau pasti ingin bilang kan kalau Dinda datang bersama Dio? Baru saja ku tanyakan itu pada Dio dan dia mengakuinya!" kata dokter Dicky.
"Wah, aku sangat senang melihat ini! Dinda pasti gurunya Chika kan? Tidak heran kalau kalian saling mengenal! Dan aku harap kalian bukan hanya mengenal antara guru dan orang tua murid, tapi bisa lebih dari itu!" ucap Fitri.
"Benar Dio! Ini adalah permulaan yang bagus, dan aku harap kalian cepat-cepat meresmikan hubungan kalian, aku orang nomor satu yang akan datang ke pesta kalian nanti!" timpal dokter Dicky.
"Ah, kau berlebihan Dokter! Aku bahkan belum menyatakan apapun pada Ibu guru ini!" Kata Dio malu-malu, wajahnya terlihat sedikit memerah.
Tiba-tiba dokter Dicky menarik bahu Dio mendekat ke arahnya.
"Lupakan masa lalu, Kau berhak Bahagia, Dia gadis yang baik, lakukan demi kebahagiaanmu dan Chika!" ucap dokter Dicky setengah berbisik.
"Terima kasih Dokter atas semua support mu! Aku juga bingung mau mulai dari mana, aku sangat tidak berpengalaman menghadapi wanita!" sahut Dio.
"Kau sama denganku! Tapi kau harus menentukan sikap, jangan terlalu lama memendam! Nanti kau akan menyesal!" ujar dokter Dicky.
Dio hanya menganggukkan kepalanya, tanpa bisa berkata apapun lagi pada Dokter Dicky.
Tiba-tiba Chika berlari menghampiri Dio, lalu dia menarik tangan Dio.
"Papa! Di sana ada Om jahat! Tadi aku melihatnya dan aku melemparkan wajah Om jahat itu dengan es krim, karena aku ingat waktu itu dia pernah kasar dengan Bu Dinda!" seru Chika.
Dinda dan Fitri kemudian langsung melangkah mendekati Chika, setelah mendengar apa yang Chika katakan pada Papanya Itu.
"Ya ampun Chika! Kenapa kau melakukan itu Nak!?" tanya Dinda dengan wajah yang terlihat cemas.
Sebelum Chika menjawab, terlihat Ken yang berjalan dengan wajah memerah menghampiri mereka, pakaiannya terlihat kotor bekas lemparan es krim dari Chika.
Wajah Ken terlihat sangat marah, kemudian dia menatap tajam ke arah Chika yang kini bersembunyi di balik punggung Papanya.
"Hai setan kecil! Akan ku buat perhitungan padamu!" sengit Ken.
"Sabar Ken! Chika hanya anak kecil! Kenapa kau menanggapinya terlalu serius?!" sergah Dokter Dicky.
"Kalau kau mau, hadapi saja aku! lawanmu bukan Chika!" seru Dio.
Sementara Fitri dan Dinda saling berpegangan tangan dengan wajah yang terlihat cemas.
Buuggghh!!
Tiba-tiba Ken memukul dengan keras wajah Dio dengan tangannya, sehingga Dio jatuh tersungkur.
"Papa!" teriak Chika sambil memeluk Papanya itu.
Sementara Dokter Dicky memegangi tangan Ken yang hendak kembali ingin memukul Dio.
Terjadi sedikit kericuhan di tempat itu.
Beberapa security nampak menenangkan orang-orang yang mulai berkerumun itu.
"Banci!!" umpat Dio saat berusaha bangun dari posisinya.
"Om jahat!! Kenapa sih Om kayak jalangkung?!! Datang tidak di undang pulang tidak di antar!" teriak Chika sambil menangis.
Dinda kemudian langsung memeluk Chika yang terlihat sangat emosional itu.
Tiba-tiba Ken mengambil mike dari seorang pembawa acara yang berdiri tidak jauh dari situ.
"bapak-bapak! Ibu-ibu! saudara-saudara semuanya! Wanita itu adalah seorang guru di salah satu sekolah bergengsi, tapi kelakuannya memalukan nama sekolahnya! Dia menginap di rumah seorang laki-laki! Bahkan dia juga pergi berlibur bersama pria itu! Bukan hanya itu saja, bahkan seorang guru yang harusnya menjadi teladan, tidur di hotel dengan seorang laki-laki dan melakukan perbuatan mesum!!" teriak Ken sambil menunjuk ke arah Dinda dan Dio.
Semua orang yang ada di tempat itu nampak terkejut, termasuk Dokter Dicky dan Fitri.
Beberapa wartawan yang kebetulan ada di tempat itu juga langsung meliput kejadian itu.
Dinda yang tidak tahan melihat perlakuan Ken yang sudah sangat keterlaluan itu, bahkan kembali mempermalukan harga dirinya, berlari sejauh mungkin, dia menangis sejadi jadinya, rasanya ingin dia menghilang ditelan Bumi.
"Dokter, aku titip Chika dulu sebentar, aku harus mengejar Dinda, kasihan dia dipermalukan didepan umum seperti ini!" kata Dio.
"Pergilah! Biar Ken menjadi urusanku!" sahut Dicky sambil menganggukan kepalanya.
Dio langsung berlari mengejar Dinda, yang berlari ke arah keluar gerbang rumah itu, tanpa memperdulikan bibirnya yang masih berdarah akibat di pukul oleh Ken.
Dio terus berlari mencari Dinda, hingga dia menemukan Dinda yang sedang duduk menangis di pinggir trotoar.
"Dinda!" panggil Dio.
Dinda mendongakan wajahnya, wajahnya basah penuh air mata.
"Pergilah Pak Dio! Untuk apa kau mengejarku ke sini?!" ujar Dinda sambil menyeka kasar wajahnya yang basah.
"Karena aku peduli padamu!" jawab Dio.
"Kembalilah Pak Dio! Chika membutuhkanmu, biarkan aku pulang sendiri!" ujar Dinda terisak.
Dinda kemudian mulai bangkit dari duduknya.
Tiba-tiba Dio menarik tangan Dinda, Dinda terjatuh dalam pelukan Dio.
Dinda berusaha untuk melepaskan pelukan Dio, namun tangan Dio begitu kokoh untuk Dinda lepaskan.
Dinda menangis di dada Dio, dalam dekapan hangatnya.
"Bulan depan Chika berulang tahun, aku akan memberikan hadiah sesuai dengan keinginan Chika!" bisik Dio.
"Apa yang Chika inginkan?" tanya Dinda.
"Menjadikanmu sebagai Mama Chika!" ucap Dio.
Seluruh tubuh Dinda meremang seketika, lidahnya kelu, mulutnya tercekat, tak mampu untuk mengungkapkan kata.
Bersambung....
****
Hai guys ... bagi yang bosan dengan cerita roman picisan, author buat novel horor nih, yuk bagi yang suka menegangkan bisa di tengok di novel baru author, dengan judul,
"Lelaki Bayangan"
Tapi masih slow update ya ... santai hehe
Trimakasih 😁