Rania Anastasya, adalah anak yatim piatu yang diangkat menjadi anak perempuan keluarga konglomerat sejak remaja.
Farhan Ananta Putra, adalah anak laki-laki satu-satunya keluarga angkat Rania. Hubungan mereka cukup dekat semenjak Rania bergabung menjadi keluarga Ananta Putra.
Namun siapa sangka, ternyata saat dewasa, Rania malah dijodohkan dengan Farhan, kakak angkatnya sendiri.
Sejak saat itu, Farhan berubah menjadi laki-laki kejam yang tak lagi dikenal oleh Rania. Bahkan di malam pertama mereka, Rania harus menerima rasa sakit akibat kekejaman Farhan.
Mampukah Rania melepaskan diri dari Farhan?
Baca kisah lengkap nya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 Tidak akan Kembali Bersamanya
Randi membawa Rania pergi ke suatu tempat yang agak jauh dari rumah mama Laura. Ia ingin Rania melepaskan segala beban yang dirasakannya di tempat itu.
Ia merasa kasihan kepada wanita yang terenggut masa depannya hanya karena keadaan tak memihaknya.
Tempat itu berada di pinggir kota, sebuah taman pinggir danau yang tidak terlalu ramai. sangat pas untuk Rania yang membutuhkan waktu untuk menenangkan diri.
Rania duduk di kursi pinggir danau ditemani oleh Randi. Pandangan Rania kosong dengan air mata sesekali menetes di pipinya.
Randi pun hanya diam dan memperhatikan wanita di samping nya itu. Ia tak ingin terlalu banyak bicara agar Rania tak merasa terganggu akan kehadirannya.
Cukup lama keadaan mereka yang saling diam itu, sampai akhirnya Rania membuka suara.
"Aku hanyalah anak yatim piatu, yang diangkat oleh keluarga Farhan ketika aku remaja. Aku ingat saat itu aku masih berusia 15 tahun, mama Laura datang dan mengadopsi aku," cerita Rania.
Randi menoleh ke arah Rania. "Apakah sebelumnya kalian sudah pernah bertemu?"
"Ya, mama Laura dan papa Rangga sering mengunjungi panti, mereka begitu baik pada kami. Karena itu, saat mereka memilih aku untuk menjadi putri yang diadopsinya, aku merasa itu adalah suatu keberuntungan," ujar Rania.
"Memang beruntung, mama dan papa sangat baik, begitu pula dengan putra mereka. Saat itu Farhan sangat lembut kepadaku, ia mengatakan bahwa ia sudah lama ingin memiliki adik perempuan. Dan dia senang karena saat itu ada aku yang bisa menjadi adiknya," lanjut Rania.
Rania berhenti sejenak, Randi pun hanya menatap wanita itu dengan rasa ingin tahu. Menunggu Rania meneruskan ceritanya.
"Aku merasa menjadi orang paling beruntung karena memiliki keluarga seperti itu. Hal yang aku impikan bertahun-tahun selama aku tinggal di panti. Namun semua itu berubah ketika mama Laura ingin menikahkan aku dengan putranya, Farhan," sambung Rania.
"Rupanya mama mengangkat aku menjadi putri, karena ia memang ingin menjadikan aku menantunya, istri dari putranya. Namun sayangnya, hal itu justru membuatku masuk dalam jurang penderitaan," cerita Rania panjang lebar.
Terlihat buliran airmata jatuh membasahi pipinya. Randi pun mengeluarkan sapu tangan milikinya dan diberikan kepada wanita itu.
"Terima kasih," ucap Rania tersenyum singkat lalu mulai menghapus air matanya.
"Apa yang terjadi padamu ketika menjadi istrinya?" tanya Randi penasaran.
Ia memang telah diceritakan oleh mama Laura secara garis besar, namun ia ingin mendengarnya lagi secara langsung melalui mulut Rania.
Rania menoleh ke arah Randi lalu mencoba tersenyum. Kemudian pandangannya kembali dilemparkan pada danau yang berada di hadapannya.
"Setelah kami menikah, di hari pernikahan kami dia berubah menjadi laki-laki yang menakutkan. Pandangan nya terhadapku tak lagi penuh kasih sayang, melainkan penuh amarah dan kebencian."
"Ia mulai sering membentak ku ketika kami hanya berdua saja. Ia juga menarik tanganku dengan kasar. Tak ada lagi kasih sayang dari dalam dirinya untukku. Dia telah berubah menjadi laki-laki yang tidak aku kenali," jawab Rania dengan pandangan menerawang jauh.
"Apakah kau tahu yang menyebabkan Farhan seperti itu?" tanya Randi.
"Ya, aku tahu. Beberapa hari sebelum tanggal pernikahan, dia mendatangi ku dan meminta aku agar membatalkan pernikahan kami. Ia bilang, ia telah memiliki kekasih dan ingin menikah hanya dengan nya, bukan denganku."
"Lalu?" tanya Randi lagi semakin penasaran.
"Saat itu aku bingung, harus menuruti dirinya atau mama Laura dan papa Rangga. Jika aku membatalkan pernikahan, artinya aku mengecewakan mama Laura dan papa Rangga. Aku tak bisa mengecewakan mereka, karena merekalah yang telah membuatku hidup dengan layak seperti orang lain pada umumnya," jawab Rania.
"Akhirnya aku memilih tetap menerima pernikahan itu. Aku tahu ini akan mengecewakan Farhan, tapi aku tidak punya pilihan," sambungnya dengan sendu.
Perlahan airmata nya menetes kembali. "Aku tidak pernah menyangka bahwa dengan pernikahan ini membuat Farhan, laki-laki yang aku kenal baik berubah menjadi monster yang menyeramkan."
Rania menangis tersedu-sedu, mengingat kembali peristiwa kelam malam pertamanya itu.
Randi pun memeluk Rania di tempat duduknya. Tak habis pikir dengan Farhan, mengapa ia tega menyiksa wanita yang bahkan tidak tahu menahu ini?
"Sabar ya Rania, kau adalah wanita yang kuat bukan?" ucap Randi menenangkan Rania.
"Aku takut jika aku tidak bisa berpisah darinya kalau aku hamil. Aku tidak ingin meneruskan pernikahan ini Randi," sahut Rania.
"Kau tidak akan kembali bersamanya, aku akan membantu perceraian mu," ucap Randi meyakinkan Rania.
otw bucin
😀😀😀❤❤❤❤
kirain ..
malam harinya Rania menemani Farhan tidur..
😀😀😀❤❤❤