JANDA BUKAN, SEORANG ISTRI PUN BUKAN!
Ayubi mengira ia adalah seorang Janda ditinggal mati selama 6 tahun ini, ternyata ia bukan lah seorang janda karena suaminya masih hidup.
Sayangnya, suami Ayubi menggunakan identitas dari kembaran suaminya. Suami dari Ayubi menjadi pengganti suami untuk wanita lain selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Obsesi Gila Zainal.
Pandangan Fenita mengarah pada Azka, anak kecil itu gegas memeluk ibunya karena ditatap tajam.
"Oh, ini anak Bang Bram. Lihat! Kau dan kekasihku itu sangat mirip, Nak! Siapa nama mu?" Fenita tersenyum memperlihatkan giginya, namun bagi Azka Fenita sangat menyeramkan.
Fenita mendekati Azka, namun Abimanyu sigap menghalangi adiknya. "Kau boleh membenciku Fen... meskipun aku tetap akan selalu menyayangimu. Kau tetap akan menjadi adikku, dan aku tetap kakakmu. Tak ada yang bisa merubah kenyataan itu! Tapi, jangan coba-coba mengganggu anak-anakku! Azka adalah putraku, sejak dia berada dalam kandungan ibunya dan sampai ia dilahirkan... aku selalu bersama anak itu! Jangan macam-macam kamu dengan anak ini!"
"Kalau aku mau macam-macam, emangnya kau mau apa? Hah? Menyingkirkan ku seperti kau menyingkirkan kak Abidzar untuk menguasai harta Papa!" Fenita semakin berani.
Ayubi tak ingin Azka semakin ketakutan, ia menggendong putranya meninggalkan ruang tengah dan membawa ke dalam kamar dimana Azkia dan Keysa sedang bermain.
Plak!
Sebuah tamparan mendarat di wajah Fenita, perempuan itu memegang pipinya yang terasa panas seraya memandang tak percaya pada orang yang berani menamparnya.
"M-mama..."
"Jangan kurang ajjaar kamu sama kakakmu, Feni! Dia mungkin menggantikan posisi Abidzar selama 6 tahun ini, tapi dia tetap kakakmu! Dia selalu menyayangi mu, memperhatikan mu! Kau tidak ingat saat kau tersesat di gunung bersama teman-teman mu 3 tahun lalu?! Siapa yang sampai patah tulang kaki karena menolong mu, membawamu turun dari gunung? Dia... Abimanyu! Kakak mu! Kalau kakakmu nggak kekeh naik saat itu, kau mungkin sudah mati!" Istri Tuan Darma berteriak marah pada putrinya.
Itu lah kenapa dia tidak marah saat mendengar Abimanyu menyamar menjadi Abidzar, karena kedua anak tirinya itu sama-sama orang baik. Semasa hidup, Abidzar adalah anak yang baik hingga ia menganggap Abidzar anak kandungnya sendiri. Sekarang perasannya pada Abimanyu pun sama, dia menganggap Abimanyu putranya.
"Hiksss... Mama membela dia! Sudah sepantasnya dia menolong aku, Mah! Dia bisa menikmati kekayaan Papa, dulu dia hanya seorang polisi! Dia hanya orang miskin yang__"
Plak!
Kali ini Tuan Darma yang menampar putrinya, "Mulutmu semakin lancang! Mulai hari ini... kau yang sudah memilih tidak ingin menggugurkan kandungan mu, maka kau harus tangung sendiri akibatnya! Kau juga harus merubah sikapmu pada kakakmu dan keluarganya, atau Papa akan mengirim mu ke rumah kakek nenekmu di pedesaan! Menjauh dari sini!"
Ancaman Tuan Darma ternyata berdampak, Fenita tiba-tiba saja diam. "Aku akan menurut, tapi aku ingin menikah dengan Bang Bram. Papa harus setuju!"
"Kau ingin menikah dengan dia? Kau nggak tau dimana dia sekarang? Dia sudah ditangkap dan akan dipenjara untuk kejahatan penculik4n Azka! Bahkan, kau juga terlibat dengan penculik4n pada putraku... apa kau ingin aku masukkan ke dalam penjara juga, adik!?" geram Abimanyu yang sejak tadi diam saja membiarkan adiknya menghina dan merendahkan dirinya.
Mata Fenita terbelalak, dia lupa jika Azka ada di rumah itu berarti Bram telah tertangkap.
Sial! Kenapa Bang Bram harus tertangkap sih?!
"Kenapa kau diam? Kau merencanakan sesuatu untuk menyakiti putraku lagi?!" Abimanyu mencek4l lengan Fenita dengan kuat.
Fenita meringis, matanya berkaca-kaca. Untuk kali ini ia harus menyerah, "Aku salah kak, maaf..."
Liat aja! Aku akan membuat kalian membayar perbuatan kalian padaku dan Bang Bram! Aku akan mengeluarkan dia dari penjara! Batin Fenita dengan tekad kuat.
Abimanyu melepaskan Fenita, "Aku akan percaya padamu, jangan berbuat hal yang dapat kau sesali akhirnya. Aku masih menganggap mu adikku, jadi aku akan melepaskan mu tentang andil mu dalam penculikan pada Azka."
Fenita pun berlalu pergi ke kamarnya sendiri tanpa bicara sepatah katapun lagi dengan perasaan marah.
Mama Vera menghela nafas, "Maafin putri Mama ya, Abi."
"Abi udah maafin Feni, Mah. Tapi, sebaiknya Mama sendiri yang harus memperhatikan gerak-gerik Fenita. Aku takut dia berhubungan lagi dengan Bram secara diam-diam di belakang kita."
"Jangan khawatir, Mama akan selalu memantau perilaku Feni. Mama juga nggak sudi mempunyai menantu penjahat seperti Bram!"
Abimanyu tersenyum penuh terimakasih pada Ibu tirinya.
.
.
Sementara Bram baru saja keluar dari kantor polisi, ada seseorang yang memberikan uang jaminan.
"Ah... Leganya!!!"
Bram menyeringai pada seseorang yang berada di dalam mobil, orang itu membuka pintu mobil agar Bram masuk.
.
.
Hari demi hari Ayubi lalui dengan bahagia, setiap malam ada suami yang memeluknya saat tertidur. Keluarga Abimanyu juga menerima Ayubi dan anak-anaknya dengan baik. Hanya saja sesekali Fenita akan menatap dingin padanya dan Ayubi tak menghiraukan adik iparnya itu.
"Sayang, Abang masih menyelidiki siapa yang mengeluarkan Bram dari penjara. Sudah ada titik temu, bahkan Papanya Kezia ikut membantu melalui koneksinya. Jangan cemas, ya. Tapi, kamu harus tetap diam di rumah, jangan pergi ke toko rotimu. Anak-anak juga kan sudah ada tutor pribadi di datangkan ke rumah jadi mereka aman karena nggak pergi ke sekolah."
Ayubi menepuk-nepuk jas yang terlampir di tubuh atletis suaminya, "Iya, Abang... kamu juga harus tetap hati-hati dimana pun kamu berada. Kita belum tahu pasti, siapa yang berada di belakang Bram dan membantu pria itu."
"Tentu saja, ayo sarapan."
Abimanyu dan Ayubi berjalan keluar kamar, mereka selalu sarapan bersama keluarga lain.
Di meja makan tampak Azkia sedang disuapi oleh Mama Vera, Ayubi menolak saat Abimanyu akan mencarikan baby sitter.
"Nenek, Kia kenyang..."
"Satu suap lagi, sayang... Aaaaa..."
Bocah itu pun membuka mulutnya, dan mengunyah kembali.
Fenita mendengus muak melihat ibu kandungnya malah terlihat menyayangi cucu tirinya.
"Cucu kandung Mama masih berada di dalam perutku, nggak usah lebay memanjakan bocah yang bukan cucu Mama!" celetuk Fenita.
"Diam!" Mama Vera dengan cepat menegur, "Bagi Mama, anak Abidzar maupun Abimanyu... adalah cucu Mama juga! Kau juga harus merubah cara pandang mu!"
Fenita meletakkan gelas su ssu hamilnya yang sudah ia minum dengan tandas, tak ingin diceramahi panjang lebar ia bangkit dari kursi dan pergi ke kamarnya.
Saat berjalan ke arah kamarnya, ia berpapasan dengan Abimanyu yang merangkul Ayubi. Perempuan hamil itu mendelik tajam, melewati sepasang suami istri dengan wajah masam.
.
.
Di suatu tempat, Bram berada di suatu ruangan dengan tubuh kurusnya dan juga banyak luka-luka di sekujur tubuh pria itu. Bram telah disekap oleh orang itu agar tidak diketahui jika orang itu yang membantu Bram dan berada di belakang layar.
Zainal tersenyum dingin, dia harus membalas Abimanyu dan mendapatkan Ayubi. Pembalasan dan cinta kini berubah menjadi sebuah obsesi gila.
sehat" authorku...🤗