CINTA SENDIRI

" jauhi putraku."

"jauhi putraku."

"jauhi putraku."

Bella menjambak rambutnya kuat , ia membanting setiap benda yang ada didepannya, perkataan ibunda Reza tadi siang di cafe terus saja menghantui pikirannya, ia berteriak seperti orang kesetanan.

"Akhhh, mengapa kalian tidak memahami aku!!!"

"Reza, aku sayang kamu, bisakah kita tetap bersama tanpa menikah?" Ia meraih photo Reza yang berada diatas meja kerja dikantornya. Mengusap dan menciumi photo pria berwajah tampan tersebut.

Ia larut dalam tangis sembari mendekap photo Reza, terduduk lesu dikursi, semenit kemudian bayangan perkataan ibunda Reza seolah kembali muncul dalam bingkai photo, ia meletakkan photo tersebut disudut meja .Dan menggeleng kuat dengan Isak tangis, ia berteriak dan menjerit.

PRAANGGG

Terdengar lagi untuk kesekian kalinya barang pecah dan berserakan tak beraturan, disusul dengan suara barang lainnya ikut berhamburan, mood Bella benar-benar tidak baik saat ini, ia tak pernah seperti ini sebelumnya, terakhir kali ia mengamuk seperti ini adalah beberapa tahun lalu ketika ia berumur 13 tahun.

Waktu itu keluarga sang ayah menyiksa batin ibunya dengan berbagai cacian dibelakang ayahnya, memaksa sang ibu untuk menceraikan ayahnya, Bella yang sudah menahan rasa sakit hatinya terhadap keluarga besar ayahnya mengamuk dan membanting semua perkakas rumah. Ia mencekik adik ayahnya, seolah membalas rasa sakit hati sang ibu.

Ya, beginilah sifat Bella yang tidak diketahui Reza, dibalik sosoknya yang lembut, mandiri dan dewasa ia adalah sosok yang emosional dan tempramen diwaktu tertentu jika ia merasa tertekan.

"Bella"

Seorang gadis berpakaian minim, memasuki ruangan kantor Bella, ini sudah larut malam . Ia mengkhawatirkan keadaan Bella karena berulang kali ia menelpon gadis itu namun tak kunjung dijawab, ia seolah sudah tau apa yang terjadi dan hanya dialah yang tau karakter tersembunyi gadis yang sudah ia anggap lebih dari sahabat itu.

Ia berjalan mendekati Bella secara perlahan, Bella menoleh ke asal suara, wajah gadis itu tampak sembab dan hidungnya memerah karena terlalu menangis.

" tenang oke, kamu harus tenang."

gadis bernama viona itu menarik tubuh Bella dan memeluknya erat.

"vio, mama nya Reza diaaa." lirih Bella sembari terisak dalam pelukan viona.

viona melepaskan pelukannya. menatap wajah Bella.

" ya, aku tau, kamu gak perlu jelaskan."

" aku cinta Reza vio."

" kamu harus menekan ego kamu sayang, Reza butuh kejelasan."

" tapi aku belum siap vio."

" kalau gitu tinggalkan pria itu, biarkan dia mencari kebahagiaannya sendiri."

Bella hanya terdiam mencerna setiap nasehat yang diberikan sahabatnya.

"come on, ayo kita pulang.Ini sudah larut malam." Tawar viona

Bella tampak menurut sesampai diparkiran.

" ikutlah dengan mobilku, aku takut kamu kenapa-kenapa jika menyetir dalam keadaan begini."

" no, aku sudah baikan." Bella menggeleng

" kamu serius?"

" ya"

" kalau gitu langsunglah pulang, jangan kemana-mana."

" baiklah." Angguk Bella

*****************

Bella sebenarnya belum benar-benar tenang, ia butuh hal lain untuk melepaskan amarahnya.

Dan disinilah ia berada, Bella menghentikan laju mobilnya. ia merasa bersalah pada sahabatnya karena telah mengingkari janjinya tadi.

" Vio, maafin gue."

ia pernah kesini beberapa kali tapi untuk acara kantor itupun ditemani viona sang sahabat, gadis muda itu meski selalu berpakaian minim tapi sifatnya tak seburuk penampilannya, viona selalu mengingatkan untuk tidak datang ketempat ini tanpa acara penting ataupun tanpa dirinya karena ia takut pria hidung belang didalam memanfaatkan kecantikan Bella. Viona bahkan tak segan menghajar pria manapun jika ada yang berniat buruk pada mereka itu semua berkat ilmu bela diri yang dimilikinya.

Hingar bingar dan dentuman musik terdengar lantang dan memekakkan telinga.

Bella memesan minuman dan menenggak sampai habis, entah sudah berapa gelas yang ia habiskan.

"Reza, aku mencintaimu."

Ia terus meracau dan sepertinya ia sudah benar-benar mabuk.

" aku sayang kamu Reza."

"Tante aku sayang Reza."

Larut dalam minumannya membuat Bella semakin meracau tak jelas.

" hei Bella."

seorang pria berwajah tampan, bertubuh kekar menghampiri Bella.

"Reza, aku sayang kamu ." ia meraih wajah pria itu dan memeluknya erat.

"aku sudah memutuskan untuk menerima lamaranmu sayang, mari kita menikah."

" aku cinta kamu."

" iya iya, kamu sudah mabuk banget, mari aku antar pulang."

"aku gak mau pulang, kamu tau dari tadi mama dan papa terus saja menelponku, mereka pasti marah aku telat pulang."

" aku antar kehotel dekat sini aja ya."

" hotel, kita nginep hotel?" Bella menatap wajah pria itu, membelai nya dengan mesra, mendekatkan wajah nya dan semakin dekat. Ia mencumbu bibir pria itu dengan mesra.

mereka larut dalam ciuman panas tanpa memperdulikan orang lain.

SHITTT

Pria itu mendecih kesal ketika Bella melepaskan ciuman mereka

" kenapa sayang? kamu suka kan? " Bella semakin meracau

" maafkan aku Bella, kita harus ke hotel."

" ayo ke hotel." Bella tertawa dan mendekap kuat tubuh pria itu.

*************

Sesampai di hotel, Bella yang mabuk mengira pria dihadapannya adalah sang kekasih, ia terus mengecup leher pria itu sementara sebagai pria normal ia tentu saja tak bisa menahan gejolak yang timbul dalam hati dan tubuhnya.

"ayo sayang kemarilah." Bella menarik krah kemeja pria dihadapannya.

" Reza, kamu sangat tampan malam ini."

Pria itu mencium dan ******* habis bibir Bella, menyentuh setiap inci tubuh indah gadis itu, tanpa mereka sadari kini dua insan itu tak berpakaian sama sekali.

ini yang pertama untuk Bella, dan pria itu seakan tau karena gadis yang lama ia cintai itu masih benar-benar virgin

, dan terjadilah apa yang tak akan pernah Bella harapkan ketika dalam kesadaran.

"kali ini kau benar-benar milikku sayang, setelah ini tak ada yang bisa merebutmu dariku lagi, selamanya kau akan jadi milikku, aku berjanji

Ia mencium lembut kening Bella setelah percintaan panas mereka, gadis itu tampak terlelap.

*****************

Dipagi hari Bella tersadar dan ia telah berada dipelukan pria lain dan bukan Reza, seingatnya semalam ia bersama Reza tapi ternyata bukan. Dan inilah awal dari kerenganggan hubungannya dengan Reza, ia terpaksa menjauhi pria itu akhirnya karena merasa bersalah meski beberapa kali ia tetap datang ke kampus seolah tak terjadi penghianatan yang terjadi, berkenalan dengan gadis manis yang sudah ia anggap adik, Bella berada dititik hancur, pria yang memperkosanya itu tetap bertanggung jawab.

Alexander Matthew namanya, seorang pengusaha asal Amerika, pria itu telah lama menyukai Bella, ia bertemu Bella ketika perusahaan mereka bekerja sama 8 tahun yang lalu, waktu itu Bella belum memegang andil perusahaan ayahnya. ia bertemu Bella dirumah gadis tersebut.

Bella hancur dan ia merasa bersalah pada Reza, ia memutuskan untuk melepaskan Reza dan bercerita pada putri atau Meta tentang semua masalah tapi gak sedetail sesungguhnya.

hingga akhirnya ia menikah dengan allexander karena telah terlanjur hamil, Bella tak sepenuhnya mengingat kejadian malam itu tapi ia terpaksa menikahi pria itu, jika tidak pria itu mengancam akan memberitahu orang tuanya dan mungkin jantung sang ibu akan kumat.

Dan disinilah ia berada , tak ingin menikah namun takdir telah memberi karma pada dirinya.

"maafkan aku sayang." ucapnya ketika mengingat Reza.

Minggu depan setelah cukup lama berada di luar negeri ia dan suaminya akan kembali ke Indonesia.

Flashback end.

****************

mohon koreksi 🙏