Orang Tua meninggal, Jatuh Miskin dan Dikhianati Orang terdekat, Apalagi hal lebih buruk yang akan menimpanya? Kematian?
Ya, Dia mati setelah ditikam Mantan Sahabat dan Pacarnya, benar benar hidup yang menyedihkan. Tapi tunggu...
Ah, Dia kembali bangun! Dunia yang penuh keajaiban dan Misteri, Dunia dimana Kekuatan menjadi kunci utama apakah di Dunia ini Ia akan kembali menjadi sampah?
Ya, Dia sampah sebelumnya, sampah yang kemudian berubah menjadi Berlian yang tak ternilai berharga, menjadi tokoh utama Dunia ini. Bersama Istri mungilnya, menaklukan segala rintangan, menggetarkan seluruh Dunia, membinasakan musuh yang menghadang dan mengubah takdir yang berjalan.
Semua itu berkat dirinya yang terlahir kembali dan berkat...
The System!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon T-Riq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melanjutkan Perjalanan
2 Hari berlalu...
Tak terasa sudah 1 Minggu sejak Feng dan Rara sampai di Desa Hijau Lumut, dan Hari ini Mereka akan melanjutkan perjalanan dengan tambahan 2 Anggota baru, yap, itu adalah Ran dan Fay.
Feng, Rara, Ran dan Fay berdiri di gerbang Desa Hijau Lumut dikelilingi banyak Warga Desa.
"Pahlawan, kembalilah nanti ke sini," ucap Warga Desa.
"Ya Pahlawan, Desa Hijau Lumut adalah Rumah Pahlawan juga sekarang," sahut yang lainnya.
Feng menggapi itu dengan senyuman, Ia tak mau berjanji karna Ia juga tak tau yang akan terjadi di Masa depan kelak.
Feng menoleh tersenyum melihat Ran dan Nenek Zi yang berpelukan sambil mengangis haru, selama 4 Tahun lebih bersama, baru kali ini Mereka berpisah dan itu sangat membuat Mereka berdua sedih.
"System, Apakah ada barang yang bisa Meminta bantuan lebih cepat selain Kertas Surat?" tanya Feng pada System, jika ada Ia berniat memberikan itu kepada Warga Desa dan Nenek Zi jika sewaktu waktu dalam bahaya, apalagi kini Ia mengetahui kalau Sekte Matahari telah mulai mencari tahu tentangnya.
[Ding! Ada Tuan]
[Bola Penjaga :
Teteskan Darah antara Si Penolong dan yang meminta Tolong, lemparkan Bola ke Tanah dan akan berubah menjadi Manusia Tanah pada tingkat Emas Lapis 1, dan akan memberi permintaan tolong pada Si Penolong dalam saat itu juga]
Wah... Feng terkagum kagum saat melihat itu.
"System, berapa harganya?"
[Bola Penjaga : 1000 Point]
Feng menahan nafasnya, astaga, Ia merasa sakit pada dadanya membayangkan betapa mahalnya harganya.
System yang Ia miliki benar benar berbeda dengan System yang dimiliki Mc Mc lain di Novel Novel dimana Point didapat semudah memakan daun.
Kini Ia hanya memiliki 1270 Point, namun demi keamanan Orang terdekatnya Ia mau tak mau harus membayarnya.
"System selain itu adakah yang harganya 200 point?" tanya Feng pada System, tentu saja tak cukup jika menggunakan 1 bantuan untuk menjaga jadi Ia juga harus berjaga jaga.
[Ding! Ada Tuan]
[Biji Jebakan :
Tanam Biji ini dan jika ada bahaya Ia akan tumbuh dan membuat Jebakan Akar yang menahan sang Penjahat serta mengirim sinyal bantuan dalam 10 Detik]
[Biji Jebakan : 180 Point]
Feng mengangguk melihat hal tersebut.
"Oh iya, apakah itu hanya bertahan sekali?" tanya Feng.
[Tidak Tuan, Ia memang digunakan Sekali namun jika tak rusak masih dapat bertahan tanpa batas waktu]
"Baiklah, kalau begitu Aku beli Bola Penjaga dan Biji Jebakan."
[Ding! Membeli Bola Penjaga dan Biji Jebakan : -1180 Point]
[Sisa Point : 100]
Feng menghela nafas berat, Ia rasa Ia harus sudah harus mulai memburu Hewan Buas demi menambah Pointnya tersebut.
"Oh, System adakah Cincin Ruang di System seharga 100 Poin," tanya Feng, Ia merasa Ia harus menggunakan Cincin Ruang agar tak menimbulkan masalah jika Orang lain melihatnya mengambil barang dari Ruang kosong padahal itu adalah Inventorynya.
[Cincin Ruang {Tanpa Batas} :
Dapat menyimpan semua selain Makhluk Hidup, dan memiliki Ruang tanpa batas]
[Cincin Ruang : 100 Point]
"System, Beli juga Cincin Ruang."
[Ding! Membeli Cincin Ruang : -100 Point]
[Sisa Point : 0]
Feng kemudian mengambil Cincin Ruang, Bola Penjaga dan Biji Jebakan dari Inventorynya.
Cincin Ruang yang Ia gunakan bewarna hitam polos, Bola Penjaga berwarna abu abu dengan corak corak yang Ia tak pahami terukir didindingnya, dan Biji Penjaga berbentuk seperti Biji Jagung hanya saja berwarna hijau.
Feng kemudian berjalan mendekati Nenek Zi dan Ran yang sudah berhenti menangis namun masib terlihat guratan kesedihan di wajah Mereka berdua.
"Nek," panggil Feng, Nenek Zi menoleh pada Feng lalu tersenyum.
"Nenek, teteskan darahmu pada Bola Ini," ucap Feng, Nenek Zi menurut lalu meneteskan darahnya pada Bola Penjaga, Feng juga ikut menetsekan darahnya, lalu Bola Penjaga itu bersinar terang.
Bahkan Warga juga terkagum kagum melihat sinar tersebut, beberapa detik kemudian sinar menghilang dan memperlihatkan Bola Penjaga yang berubah menjadi warna hitam Dengan corak putih bersinar.
"Nek, simpan Bola ini dan saat ada bahaya lemparkan Bola ini ketanah," ucap Feng singkat, Ia tak mau memberi tau bahwa Bola ini akan memberi peringatan padanya mengingat sifat Nenek Zi yang tak mau merepotkan Orang lain.
"Tapi-" Nenek Zi ingin menolak, walau Ia tak tau apa kegunaan Bola ini yang pasti Ia yakin bahwa Bola ini adalah barang berharga.
"Tak ada penolakan!" ucap Feng tegas, Nenek Zi akhirnya pasrah dan menerima Bola itu walau tak tau kegunaannya.
"Baklah, Terima Kasih Tuan Muda Feng," ucap Nenek Zi tulus, Feng mengangguk tersenyum kemudian Ia berjalan ke dekat Gerbang Desa.
Para Warga yang melihat itu bertanya tanya apa yang akan dilakukan Feng.
Feng kemudian dengan Element Tanahnya membuat lubang kecil dan memasukkan Biji Jebakan lalu menutupnya.
"Kalian, Jaga baik baik Biji yang Aku tanam ini karna Ini akan membantu Desa ini sewaktu waktu jika ada yang menyerang," ucap Feng tegas, Para Warga yang semula bingung mengangguk paham.
"Baik Pahalawan!" jawab Mereka kompak.
"Baiklah, Kami akan berangkat," Ucap Feng tersenyum, Ran juga tersenyum pada Neneknya, tapi tunggu!
Dimana Rara dan Fay!
Tiba tiba Warga membuka jalan dan terbengong bengong melihat seorang Gadis kecil dan Rubah kecil membawa banyak kantung di badannya.
Feng dan Ran bahkan melongo dibuatnya.
"Kalian berdua membawa apa itu?" tanya Feng bingung melihat kantung kantung dari kain yang besar besar tersebut.
"Makanan dan Kue!"
...- - -...
Ruang Rapat Sekte Matahari
5 Hari yang lalu...
Para Tetua terdiam begitu juga Patriak Mereka, setelah laporan tentang Sekte Matahari Barat 2 Hari yang lalu, ini kali kedua Mereka berkumpul untuk mendiskusikan apa yang akan Mereka lakukan sebagai solusinya.
"Jadi apa pendapat Kalian? Kalian juga tau kan 3 Bulan lagi akan diadakan Acara Pemanggilan Pahlawan untuk memberantas Sekte Aliran Hitam," ucap Patriak Sekte Matahari menatap para Tetua.
"Patriak saranku lebih baik Kita mengirim Ahli Informasi untuk mecari Orang itu dan Identitasnya," saran salah satu Tetua, Tetua yang lain menganggukkan Kepalanya menyetujui saran Tetua tersebut.
Patriak Sekte Matahari juga mengangguk setuju atas saran Tetua tersebut.
"Baiklah kirim Si Angin kematian untuk mencari Identitasnya," putus Patriak Sekte Matahari.
Para Tetua langsung bergidik ngeri mendengar nama Si Angin kematian.
Si Angin kematian merupakan Psikopat yang tak terkendali, Ia memiliki Nafsu membunuh yang besar dan dengan cara kejam namun Ia tak membunuh seseorang tanpa alasan dan juga Ia sama sekali tak pernah memper_osa Perempuan jika Ia ingin membunuhnya.
Hanya, jika Si Angin kematian melihat kesalahan kecil yang dilakukan seseorang maka Ia tak segan segan membunuhnya dengan kejam.
Ia dulu Merupakan buronan Kekaisaran Matahari namun Sekte Matahari berhasil mengalahkannya dan menangkapnya lalu memberikan segel kepadanya.
Segel itu dimana Ia harus menuruti perintah Sang Pemberi Segel atau Ia akan tersiksa Jika Ia melawan perintah Sang Pemberi Segel.
"Baik Patriak!"
...- - -...
ha... ha... ha... Lebay amat....!!!