NovelToon NovelToon
Janda Miskin Menjadi CEO

Janda Miskin Menjadi CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / CEO / Janda / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sherly

"Heh, bocil? Nanti setelah ini aku minta di traktir ya." Goda adrian.

"Adrian!? Mulai deh kamu?." Ketus shely.

"Nggak mau!?, om adrian banyak makannya." Tebak aqilla membuat semua orang di sana tertawa.

"Ye? Mana ada aku makan banyak!? Lagian yang kamu pesankan, semua makanan nya hanya seumil. Gimana nggak makan banyak,." Jawabnya asal.

"Iss maruk, om adrian nya." Ujar aqilla namun tangan adrian mulai usil. Ia pun mulai menarik pelan hijab aqilla.

"Bundaaaaa!?." Teriak aqilla yang taj terima, jika hijab nya ditarik.

"Aduh sayang ampuuunn!!!!?." Pekik adrian yang merasakan nyeri di pinggang, akibat cubitan ulfa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sherly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 26 Merawat dan ingin membesarkannya seri 2

Keesokan hari bu mirna yang melihat anak tirinya, seperti berjalan terseok seok ia pun menghampirinya.

"Dinda!?." panggilan itu pun sontak menghentikan langkahnya, untuk masuk kedalam rumah.

"Eh, emmh, ibu? Ada apa ya bu? Tumben pagi-pagi kerumah." tanyanya bu mirna tersenyum.

"Kamu kenapa jalan nya seperti itu?." tanya bu mirna yang penasaran sekaligur khawatir.

"Oh, eh, t-tidak apa-apa buk, biasa semalam dihajar suami hehe?." jawabnya namun masih bisa bercanda pada bu mirna, takut jika ibu tirinya khawatir.

"Oh yasudah kiran diapain kamu, oh ya gimana kabar adik dan kakak mu din?." kata bu mirna sembari duduk di kursi, ia tahu jika minggu lalu kedua saudaranya datang.

"Ya masih sama bu, sejak pernikahan kami berlangsung, jasmin sama abiyan datang. Dan mereka meminta aku untuk menceraikan suamiku saja. Tapi kenapa coba aku harus menceraikan mas aji, kan dia juga nggak neko-neko. Mereka lalu memaki mas aji dan aku tidak terima, jadi biarlah bu aku lebih memilih keluargaku ketimbang harus bercerai." terangnya dan menceritakan pada bu mirna tentang kedua adiknya.

"Ya ibu tidak bisa berbuat apa-apa semoga saja suamimu bisa merasakam, apa yang kamu lakukan semua demi menjaga nama baik suamimu, dan juga keluarga kecilmu ibu hanya bisa berdoa saja, tidak bisa bantu apa-apa?." paparnya kini bu mirna terlihat menunduk, dinda pun tersenyum lalu memeluk bu mirna.

Tiba-tiba kini pelukan mereka terlepas, karna terdengar telepon adinda yang berbunyi, saat dilihat kini terpampang nomor baru, sehingga dengan hati ragu ia pun mengangkat telepon nya.

"Apa! T-tidak mungkin, tapi adik saya tidak apa-apa kan!?." jawab dinda yang terdengar begitu membuat bu mirna disebelah nya penasaran.

"Inalillahi, baik pak itu kedua adik saya. Kalau begitu saya kerumasakit ya pak." jawabnya dan seketika saat dinda berdiri kini tiba-tiba dinda tak sadarkan diri. Lalu bu mirna pun panik seketika berteriak meminta tolong.

"Tolongg!." teriaknya hingga beberapa ibu-ibu itu pun bergegas membantunya.

.

.

Tak berselang lama dinda pun tersadar dan menangis histeris, sehingga membuat aqilla ketakutan, lalu bu mirna yang melihat aqilla ketakutan ia pun isiatif menggendong nya. 

"Kamu kenapa nak!?." tanya bu mirna yang sedang panik.

"Ibu hiks hiks." ucapnya disela tangisnya, sehingga bu leni tetangganya mengambilkan air minum buat dinda.

"Kenapa sekarang ngomong!?." jawab bu mirna sehingga membuat dinda menceritakan tentang meninggalnya kedua adiknya, dan kini ia pun tak memiliki siapa-siapa dan rumah pun hanya mengontrak, dan tak memiliki barang apa-apa.

Sehingga beberapa minggu kemudian, terjadilah kejadian di awal cerita tadi, yang kedua sepasang suami istri bertengkar, dan suaminya ntah menghilang kemana, sehingga mengharuskan aqilla berumur 2 tahun ikut bersama bu mirna, dan di jadikan cucu angkatnya. 

Namun beberapa tahun ini bu mirna mengalami sakit-sakitan, sehingga mengharuskan aqilla belajar mandiri sedari dini, agar tak menyusahkan orang lain. Dan begitupun dengan penyakit yang ia derita kini semakin parah, ia pun harus batuk dan mengeluarkan d4r4h kental dalam mulutnya.

Memang penyakit tak mengenal usia, jika tuhan sudah berkehendak maka tak ada lagi peluang buat menyelamatkannya, begitu pun penyakit yang diderita bu mirna kanker hati, yang kini sudah hampir diujung tanduk terakhir di kehidupan. Namun ia tetap terlihat kuat didepan aqillah.

Sehingga datanglah seorang wanita yang masih terlihat muda, dan cantik menawan dialah shely.

Flasback of

"Begitulah cerita awal dan akhir aqillah harus hidup bersamaku, dulu memang awalnya saya memiliki anak, namun anakku meninggal dunia, karna terjatuh dari kamar mandi dan ia tidak terselamatkan, karna dari saya membawa aqilla anak saya yang membiyayai semuanya, sempat aqilla masuk ke bangku sekolah, namun semua mendadak berhenti karna biaya. Karna tabungan anak saya kurang apa lagi rumah yang anak saya tempati itu adalah ngontrak, jadi saya memutuskan pulang ke gubuk ini, meskipun kecil kumuh tapi ini satu-satunya peninggalan almahrum ibu saya." terang bu mirna di sela-sela isak tangis, kini hati shely pun ikut tersentuh.

Ia tak menyangka semasa hidup adinda, sungguh ujian yang terberat baginya namun ia masih terlihat tegar, jika ia bertemu pada sosok aji ia akan memakinya. Karna bagai mana pun seorang adinda meninggal karna mengejar suaminya.

"Maaf bu saya sungguh tersentuh dengan kelembutan dan kebaikan ibu mirna. Dan mungkin ini cara tuhan untuk membalas kebaikan ibu mirna, saya datang kesini bermaksut untuk meminta hak asuh aqila kepada saya, itupun jika ibu mirna mengizinkan? Dan saya juga akan membawa ibu berobat agar ibu kembali sehat? Gimana tanggapan ibu apa ibu mirna bersedia?." tanya shely dan mengutarakan maksut kedatangannya.

"Ta-tapi apa boleh saya bertemu dengan aqilla jika saya sembuh nanti!?." ucapnya penuh harap.

"Saya tidak akan melarang ibu buat bertemu aqillah, tapi ibu akan saya ajak sekalian kerumah saya untuk tinggal disana? Jadi ibu nanti saya ajak untuk berobat dulu mungkin." jawabnya sambil menatap aqilla yang tertunduk.

"Aqillah ibu mirna pasti sembuh kok, jangan sedih ya kamu nanti ikut kakak kerumah, dan makan jajan enak disana, pasti aqilla ingin segera merasakan sekolah lagi kan?." tanya shely yang kini berjongkok menghadap aqilla, dan anak itu pun mendongak dengan tatapan bahagia, lalu menganggukkan kepalanya.

"Bu mirna ini aqilla mau jadi gimana dengan ibu sendiri?." kini shely kembali menatap seorang wanita yang tak jauh dari umur ibu kandungnya.

"Tapi saya tidak mau merepotkan kamu nak, biar aja ibu disini apa lagi dengan jasa mu mau merawat aqila saja, ibu sudah bahagia nak karna anak ini cita-cita nya ingin menjadi dokter, jadi saya tidak ada kemampuan apa-apa maka dari itu aqilla. Saya serahkan sama kamu nak." kini bu mirna yang tak enak pada lawan bicaranya, sehingga menolak ajakan nya dengan halus. Kini shely tak kehabisan ide buat membujuk bu mirna.

"Okeh, baik, kalau begitu ibu saya ajak berobat setelah itu ibu bisa membayarnya lagi gimana?." kata shely yang kini duduk disamping bu mirna yang nampak gugup.

"Apa nak, tapi ibu tidak mempunyai uang. Pasti pengobatan juga oprasinya mahal. Jadi biar saja ibu seperti ini?." jawab nya dengan pasrah, justru bukan ini yang dimau shely, justru ia ingin jika bu marni kembali memiliki semangat untuk sehat.

"Emm ibu bisa kok membayarnya." jawab shely santai dan bu mirna seketika mendongak.

"Apa kalau boleh tau?." tanyanya yang perasaan nya bercampur aduk.

"Ibu bisa membayarnya? Tapi setelah ibu sehat pastinya. Dan kebetulan adik ipar saya hamil dia butuh seseorang buat merawat anaknya nanti, dan sementara ibu bisa menginap dirumah adik saya gimana?." tanyanya dan berharap semoga bu mirna mau di bujuk.

"Baik, saya mau nak?." ucapnya seketika shely terkejut dengan ucapan bersyukurnya sampai bu mirna mencium tanah, begitu juga di susul oleh aqilla.

Memang anak itu masih kecil namun pikirannya, sudah dipaksa untuk dewasa sehingga membuat air mata shely keluar dari bola matanya.

Sunggu padangan dihadapannya seolah-olah membuat nya tertegun, juga terharu kepada kedua orang dihadapannya.

Aqlila bangkit dari tempat berjongkok nya, ia pun lantas berjalan mengahampiri shely, lalu menggenggam kedua tangan shely yang terlihat putih yang sudah terawat.

"Kakak. Aqilla tidak tau harus berbicara seperti apa, hanya saja mulutku ingin mengatakan terimakasih, terimakasih banyak kak. Kakak memang baik berhati lembut. Sekali lagi terimakasih?." ujar aqilla sembari mencium tangan shely, ia pun hendak berlutut shely pun menolah hingga memeluk aqilla.

"Iya sama-sama anak manis, yasudah ayo kita lest'go karna keburu nanti malam loh." kata shely yang memcah kesedihan.

Kini bu mirna diminta untuk membawa peralatan yang terpenting saja, juga membawa berkas-berkas aqila.

Karna shely berniat ingin memesankan baju dan kepeluan lainnya melalui asistennya. Dan ingin memberikan semua terbaik untuk kedua orang yang baru ditemuinya, shely pun mengotak atik ponselnya, untuk menghubungkan seseorang.

"Hallo, tolong berikan semua pakaian yang terbagus di toko, juga peralatan sekolah juga perlengkapan anak yang usia sekitar 8 tahun, saya minta diantar kerumah adik saya, trimakasih." kini shely pun memutuskan hubungan, sehingga mereka pun hampir sampai dirumah adrian, ya jarak kantor dan rumah adrian lumayan jauh. Butuh waktu sekitar 1 jam saja.

Setelah itu shely pun tiba di depan gerbang rumah adrian, yang nampak begitu begah bak istana namun tak beda jauh dari rumah shely yang terlihat menawan dan kesan yang mewah.

Sesampainya di garasi mobil kini bu mirna dan aqilla pun nampak termenung, dan tertegun dengan rumah yang begitu besar ia berfikir, rumah segede itu hanya di huni 2 orang saja?.

Shely yang menangkap kegugupan bu mirna, ia pun tersenyum lalu menggandeng bu mirna dan tangan kanan menggandeng tangan aqilla.

Ting tong.

"Iya sebentar." jawab dari dalam setelah pintu dibukak, terlihat seorang ibu-ibu yang rambutnya di kucir dan mengenakan daster, lalu pundak nya terlihat ada kain lap.

"Assalamu'alaikum bik, nyonya ada nggak?." tanya shely pada pembantu adiknya.

"Oh, eh, Wa'allaikumsalam ada kok nyonya, beliau sedang rebahan di dekat taman belakang ada tuan juga." jawab nya sopan dan mempersilahkan kakak majikanya masuk.

"Assalamu'alaikum hay, ulfa hay adrian." sapa shely saat sampai di taman belakang. Kini adrian pun ikut menyapa juga manyalami bu mirna, disusul juga ulfa yang sedang hamil sekitar 5 bulanan, namun nampak tak terlihat karna badan ulfa kurusan.

"Wa'allaikumsalam, mbak mereka_" belum sempat adrian berbicara kini shely pun berkedip seakan memberikan kode, adrian pun paham lalu meminta ulfa untuk mengajaknya membersihkan padan bu mirna dan aqillah.

Bersambung..

1
Sulfia Nuriawati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!