NovelToon NovelToon
Bisakah Aku Mendapat Cinta Mu

Bisakah Aku Mendapat Cinta Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Astri Reisya Utami

Hidup satu atap dengan pria yang berstatus sebagai suami namun sikapnya dingin dan mungkin tidak menganggap kita ada itu rasanya sakit.
Humaira seorang gadis yang setuju di jodohkan dengan pria pilihan orang tuanya. Humaira setuju di jodohkan agar semua orang yakin dan percaya lagi pada dirinya dengan apa yang telah dia lakukan pada istri sang om.
Namun nasib berkata lain, pria yang dia nikahi adalah pria yang sangat membencinya karena tau kelakuan Humaira.
Namun Humaira berusaha untuk menjadi istri baik hingga dirinya jatuh cinta pada sang pria namun sikapnya masih sama seperti pertama mereka menikah.
Apa Humaira sanggup bertahan atau memilih mundur?.
Yu baca ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Acara pertunangan.

Renaldi memberiku sebuah minuman dingin yang membuat aku bingung. Karena aku tidak langsung menerima minuman itu dia langsung menempelkannya di pipi dan menekan luka ku.

"Aw, sakit bang" ucapku sambil mengambil alih botol minuman itu.

Renaldi tidka bicara dia hanya langsung menjalankan mobilnya dan aku sibuk mengompres pipiku yang sakit agar tidka bengkak.

"Kenapa gak lo nikmati saja tadi" ucap Renaldi tiba-tiba membuat aku meliriknya karena tak habis pikir.

"Oh tau jangan-jangan lo gak mau di tempat seperti itu? " lanjutnya yang membuat aku semakin kesal.

"Berhenti" teriak ku dan Renaldi langsung meminggirkan mobilnya. Aku pun keluar lalu memutar ke arah pintu pengemudi lalu meminta pintunya di buka. Renaldi membukanya lalu aku menariknya keluar.

"Keluar" teriak ku lagi dan Renaldi langsung keluar.

"Kalau abang gak ikhlas nolongin aku, tolong jangan fitnah aku" ujar ku lalu masuk dan meninggalkan Renaldi di pinggir jalan.

Sakit ya itu yang aku rasakan sekarang di tuduh seenaknya oleh orang yang sebentar lagi akan menjadi suamiku. Aku pun menghentikan mobilnya dan aku menangis sepuasnya di dalam mobil. Aku lelah harus seperti ini karena tak ada seorang pun yang percaya pada ku.

"Aku capek" gumam ku.

Aku pun menjalankan mobil dan tujuan ku saat ini rumah om Faiz. Setibanya di rumah om Faiz aku turun dan langsung masuk.

"Neng Maira, cari siapa neng? " tanya sistem rumah ini.

"Naira ada bi? " tanya ku menanyakan Naira.

"Oh neng Naira di atas neng, mau bibi panggilkan? " jawab sang asisten.

"Tolong ya bu, aku tunggu di belakang" pinta ku dan bibi langsung naik aku pun langung ke belakang rumah menunggu Naira.

Tak lama dia datang dan menghampiri ku. Aku pun berdiri lalu berlutut di hadapannya.

"Mia lo ngapain? " tanya Naira sambil menyuruhku berdiri.

"Gue gak akan berdiri sebelum lo maafin gue" ucap ku.

"Lo ngapain minta maaf, lagian lo gak salah" ucap Naira.

"Gue banyak salah sama lo dan bahkan gue sempat berniat mencelakai lo" ujar ku namun Naira di memaksa ku untuk berdiri hingga akhirnya aku pun berdiri.

"Maira, gue udah maafin lo dan bahkan gue gak ada niat jelek sama lo" balas Naira.

"Gue capek Naira, semua orang gak percaya gue dan mungkin setelah gue minta maaf semua orang akan percaya sama gue" ujar ku.

"Lo jangan menyerah tapi lo buktikan sama semua orang jika lo gak salah" ucap Naira.

"Makasih Naira" ucapku lalu memeluknya.

"Gue balik dulu" pamit ku dan aku pun hendak pergi namun tiba-tiba kepalaku pusing dan pandangan ku mulai buram lalu tubuhku lemas dan entah apa yang terjadi karena yang terakhir aku dengar Naira berteriak memanggil nama ku.

Entah berapa lama aku tidak sadar karena saat aku bangun aku melihat semua orang mengelilingi ku dan aku melihat tanganku di pasang infus.

"Mama" panggilku pada mama.

"Iya sayang" jawab mama.

"Haus ma" beritahu ku dan mama langsung memberiku minum.

Aku melihat Naira, om Faiz dan mama di ruangan ini.

"Aku kenapa ma? " tanya ku.

"Dokter bilang kamu kecapean sayang" jawab mama namun aku merasa ada yang di sembunyikan mama.

"Ma" ucapku.

"Sudah kamu istirahat saja jangan punya pikiran macam-macam kamu hanya kelelahan" ujar mama dan aku hanya menurut saja.

"Kalau gitu kami pulang mbak, Maira sudah sadar jadi aku tenang" ucap om Faiz pamit pulang.

"Ya sudah kalian hati-hati ya" pesan mama.

"Maira, gue balik ya, jangan lupa apa yang gue bilang" ucap Naira sebelum pergi.

Aku pun tersenyum dan mengangguk. Sekarang tinggal aku dan mama jadi aku bisa istirahat dan tidak banyak bicara pada mama karena entah kenapa tubuhku terasa lelah sekali.

"Sayang, ini obat nya" ucap papa yang baru datang pada mama.

Aku pun melirik papa lalu papa mendekati ku dan dia memegang tangan ku yang bebas dari infus.

"Papa akan batalkan perjodohan kamu dengan Renaldi" ucap papa dan aku langsung menggelengkan kepala.

"Jangan pa, lanjutkan saja" balas ku karena aku gak mau jika perjodohan ini batal karena aku ingin buktikan pada Renaldi jika penilainya padaku selama ini salah.

"Kamu yakin sayang? " tanya papa.

"Aku yakin pa, karena aku suka sama dia" ucap ku berbohong agar papa percaya.

Namun aku gak tau jika mamanya Renaldi ada di depan pintu dan dia langsung senang saat aku berkata seperti itu.

"Tante senang lo karena akhirnya kamu jatuh cinta sama anak tante yang dingin itu" ucap mamanya Renaldi dan aku hanya tersenyum kikuk karena kaget juga.

Tak lama Renaldi masuk dan kami hanya menatap satu sama lain karena yang ada dalam pikiranku kejadian tadi siang.

"Sayang kamu harus sehat, biar saat lamaran kamu sudah sehat dan sembuh" ucap mamanya Renaldi.

"Iya tante" jawab ku.

Renaldi dia hanya diam saja dan bahkan dia sibuk dengan ponselnya.

Setelah dua hari aku di rawat akhirnya aku di perbolehkan pulang dan tak lama dari kepulangan ku dari rumah sakit di rumahku mulai sibuk menyiapkan untuk acara lamaran dan aku hanya tidak di perbolehkan membantu jadi aku hanya diam saja. Hingga tibanya acara lamaran sorenya aku sudah di make up oleh mami Erika karena mama minta aku memakai hijab dan hanya mami Erika yang bisa.

"Cie yah mau di lamar" olok-olok Dira pada ku yang sedang menemaniku.

"Lo curang melangkahi tante mu ini" ucap Dira.

"Salah sendiri gak punya pacar" balas Erika mamanya Dira.

"Dih mama malah belain Maira bukan aku anaknya" ucap Dira.

"Ya lagian kamu, gak mau papa jodohkan" balas Erika sang mama.

"Dih aku bisa cari sendiri" balas Dira.

"Kalian harus ingat, perempuan di keluarga Dirgantara pasti akhirnya di jodohkan dengan pria yang selevel sama kelurga kita" beritahu Erika yang tau silsilah keluarga Dirgantara.

"Iya juga ya mi" dari mulai oma Melda, tante Keyla semuanya di jodohkan sama pria yang satu level sama kelurga kita.

"Nah itu dia, jadi sekarang kamu juga seperti itu"ujar Erika.

"Sudah selesai" ucap Erika setelah selesai memakaikan hijab pada Meira.

"Cantik" puji Dira.

"Sorry gak ada uang receh" balas Maira.

Aku dan Dira lalu tertawa bareng dan aku senang karena akhirnya hubunganku dengan Dira tante ku sudah membaik.

"Sudah siap kan? " tanya Naira tiba-tiba masuk untuk. memberitahu jika acara sudah akan di mulai.

"Siap dong" jawab Dira dan aku hanya memukulnya karena dia yang lebih semangat dalam acara ini.

Aku pun berjalannya keluar dan semua orang melihat ke arahku dan itu membuat aku gak percaya diri.

1
Astrireynadiaz
masih banyak kurang nya... maaf.
Nita Kurniawati
banyak typo nama2 nya thor, jadi bingung bacanya..tolobg diperbaiki ya
Astrireynadiaz: makasih kak sudah mengingatkan.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!