Kepergian wanitanya menyisakan luka yang teramat dalam bagi Agra. Dari sekian banyaknya waktu yang ia tunggu, hanya pertemuan yang ia harapkan,
Setelah pengingkaran janji yang sempat ia terima, pertemuan masih menjadi keinginannya dalam setiap tarikan nafasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Misshunter_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Impaskan?
"wah wangi sekali. Kamu masak apa sayang?"
"sudah pulang mas?" ujar Kiara tanpa menoleh, karna saat ini tangannya tengah sibuk memindahkan makanan yang baru saja ia hangatkan keatas piring
"baru saja dan kamu tidak menyambutku" protes Agra
ia hampiri sang istri, memeluknya dari belakang, menghindu aroma keringat diceruk leher sang istri "manis" pujinya
"tunggulah dimeja makan, aku hampir selesai"
"apa kamu tidak merindukan aku sayang?"
Kiara terkekeh "bukan begitu, tentu aku sangat merindukan suamiku ini, hanya saja aku takut bumbu panas ini mengenai tangan kamu mas"
"aku tidak perduli"
kalau sudah begini, Agra akan terus menempel dipunggungnya mengikutinya kemanapun
satu minggu setelah akad, Kiara dan Agra memilih menunda acara bulan madu mereka, sembari memikirkan kemana tempat yang ingin mereka kunjungi
"kamu memasak semua ini sayang?"
saat keduanya sudah duduk dimeja makan, dengan tiga jenis hidangan
"bukan aku. Tadi siang bunda kesini, dia membawakan banyak makanan, bunda mengatakan kalau semua ini ia masak khusus untuk meringankan pekerjaan ku, takut aku sakit karna kelelahan"
"apa semalam aku membuat mu lelah?" goda Agra
Kiara mengendikan kedua bahunya "yaa lumayan.. Setiap malam kamu selalu minta, dan membuat ku harus keramas setiap malam"
Agra terkekeh "tapi kamu menikmatinya sayang"
"ya kamu benar. Jadi kita impaskan?"
Agra mengangguk "jadi kamu gak lelahkan melayaniku?"
"Hei!" protes Kiara "aku tidak akan pernah lelah melayani suamiku, seumur hidupku. Itu janjiku" ucapnya jumawa
"benarkah? Kalau begitu sekarang layani aku dulu, aku sedang ingin"
"ini masih sore apa mas tidak lihat?"
"kamu baru saja berjanji sayang"
Agra berdiri, menggendong tubuh mungil istrinya dipundak kokohnya layaknya karung beras
"tapi mas.. Makanan nya.." teriak Kiara membujuk
"biarkan saja kucing tidak menyukai makanan berbumbu itu"
"aku baru saja menghangatkan nya, nanti keburu dingin..."
"tidak masalah dingin atau hangat sama saja"
"mas.. Mas..."
Kiara meronta dari gendongan suaminya namun Agra tetap pada pendiriannya, Agra pulang cepat karna memang ia ingin makan bersama istrinya, tapi lebih tepatnya memakan istrinya
sekelebat bayangan tubuh erotis Kiara berkelebatan dalam ingatannya, saat Agra tengah berkutat dengan pekerjaan yang bejibun
pantas saja Kiara sebelum menikah dengan nya selalu mamakai pakaian longgar, ternyata ia menyembunyikan sesuatu yang besar dibalik sana
keduanya keluar dengan keadaan rambut basah, karna Agra memilih untuk mandi bersama saja,
"aku harus menghangatkan nya lagi, semuanya sudah dingin mas"
"tidak usah, Duduklah. Kita makan, mas sudah sangat lapar sayang"
Kiara menyendokan nasi panas keatas piring suaminya yang beruntung nasi itu tak ia angkat dari rice cooker
"sudah cukup sayang"
Kiara ambilkan beberapa lauk pauk yang terhidang dihadapan mereka
"bunda membuat rendang? Tumben"
"bunda bilang, ini salah satu makanan kesukaan kamu. Bunda membuatnya agak banyak supaya bisa dihangatkan lagi kalau kamu mau"
"untuk kamu? Bunda bawakan apa? Apa bunda tidak ingat pada menantunya?" protes Agra
Kiara terkekeh "aku bisa makan apapun"
"gak ada! kamu harus makan makanan apapun yang ingin kamu makan! kalau mas tidak membelikannya beli sendiri"
"kamu tidak perlu menghemat, uang mas masih banyak. dan kamu boleh menghambur hamburkannya" sambung Agra
Kiara malah tertawa "kebalik gak sih mas, biasanya kan para suami nyuruh istrinya hemat, Bukan malah disuruh boros"
"uangku banyak sayang" ujar Agra jumawa
keduanya pun makan sembari sesekali tertawa bersama, bercerita tentang Agra yang lelah bekerja dan Kiara yang bosan hanya dirumah saja.
**
"Tuan, nona Kiara sudah melangsungkan pernikahannya dengan kekasihnya satu minggu yang lalu"
beritahu wily asisten Eren, sesaat setelah Eren sampai dibandara
"apa kau yakin wily?"
wily mengangguk yakin "selama tuan berada diluar negri saya sendiri yang turun tangan untuk mencari informasi nona Kiara"
keduanya berjalan beriringan untuk keluar dari bandara dengan langkah lebar
"suami nona Kiara benar benar pemilik perusahaan besar yang sempat bekerja sama dengan perusahaan Tuan"
"nona Kiara dan suaminya masih tinggal ditempat yang mereka huni sebelum menikah" sambung Wily
"ck! Apa kamu yakin suami Kiara pemilik perusahaan sebesar itu dan hanya mampu membelikan Kiara apartemen?"
"sepenglihatan saya, mengingat jarak dari kantor ke apartemen lumayan dekat, itu sebabnya suami nona Kiara memilih tempat tinggal yang mudah ia jangkau"
"pria pelit!" sungut Eren "seandainya saja waktu itu Kiara memilih saya jadi suaminya. Sudah saya buatkan istana"
"atur kerja sama antara saya dan perusahaan Agra. sebisa mungkin buat Agra yang harus turun tangan langsung!"
"cih! Menyebalkan. Dia tidak boleh terus terusan menempel pada Kiara!!"
bagaimanapun Eren sudah pernah meneguk manis madu bersama Kiara, ia sudah sering mencicipi setiap inci tubuh Kiara dan Kiara selalu berhasil membuatnya candu
"kalau aku tak bisa mendapatkannya. yang lain juga tidak ada yang boleh memilikinya!" batin Eren
Eren menarik dirinya untuk bertenang diluar negri sembari mengurus pekerjaan disana, ia banyak merenung tentang apa yang membuat Kiara tidak ingin kembali padanya
namun sesampainya ditanah air, berita yang ia terima sungguh memantik amarahnya
Eren menatap keluar jendela saat ia sudah duduk dikursi penumpang, memikirkan tentang hari hari lalu yang ia jalani bersama Kiara,
tak akan ada yang bisa mengalahkan Kiara dalam segi apapun bagi Eren,
"oh ya tuan, saya juga ada sedikit informasi. Entah penting atau tidak. Suami nona Kiara adalah pria dimasa lalunya nona" beritahu Wily dibalik kemudi
Eren terdiam menatap punggung Wily, menunggu kalimat apa yang akan asistennya lontarkan
"suami nona, mencari nona sedari lama. dan sayangnya saat mereka bertemu. Nona tengah menjalin hubungan dengan tuan"
"namun, karna kebaikan suami nona, nona Kiara memilih dia ketimbang tuan" tandasnya
"apa kau tengah memujinya dihadapanku Wily? Atau kau memang ingin mengejek ku?"
oh astaga wily keceplosan, "maaf tuan, saya tidak bermaksud seperti itu"
"Ck! Menyebalkan. Kau membuat hariku semakin buruk saja Wily"
Niat hati hanya ingin memberikan informasi yang Wily tahu malah berujung kekesalan yang Eren rasakan
"bagaimanapun caranya, Kiara harus kembali dalam genggaman ku, aku tidak akan pernah rela melepaskan dia untuk seonggok daging bernama Agra!" batin Eren