Samantha diusir oleh ayah nya karena menolak pria yang dijodohkan oleh ayah nya,dia pergi kesebuhan kota dan tinggal disana untuk menunjukan pada ayah nya jika dia bisa bertahan hidup tanpa bantuan ayahnya.pada suatu malam Samantha menemukan seorang bayi laki-laki didepan rumah nya.
Karena iba Samantha memungut bayi itu dan berjuang membesarkan nya.tiga tahun kemudian Samantha kembali memungut seseorang didepan rumah nya.
Kali ini bukan bayi laki-laki,tapi seorang pria tampan yang hilang ingatan.siapa kah laki-laki itu?
Dan bagaimana perjuangan Samantha mempertahan kan bayi itu saat kedua orang tua sang anak kembali untuk meminta anak nya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kecurigaan
Anne berlari dengan cepat melewati koridor rumah sakit untuk menuju ruangan Edward dirawat.
Setelah mendapat telephone dari Samantha wanita itu segera bergegas menuju rumah sakit yang telah diberi tahu oleh Samantha.
Samantha juga memintanya membawakan pakaian untuk Edward dan untuknya, tidak lupa dia juga meminta Anne membawakan alas kaki dan tasnya.
Anne terengah-engah saat tiba diruangan Edward dan dengan cepat dia masuk kedalam untuk melihat kondisi pria kecil asuhannya itu.
Tapi yang pertama kali tertangkap oleh pandangannya adalah Samantha, wanita itu hanya duduk melamun disisi Edward.
Tampangnya sangat berantakan, rambutnya acak-acakkan seperti orang gila bahkan dia masih menggunakan pakaian tidurnya.
Samantha masih menangis sambil memandangi Edward, wanita itu bahkan mengusap air matanya yang terkadang jatuh dari matanya.
Gumpalan tisu bertebaran disekitarnya dan hal itu menunjukkan jika wanita itu tidak berhenti menangis sedari tadi.
Anne merasa sangat iba padanya, dia segera menghampiri Samantha dan menyentuh bahu wanita itu dengan lembut.
"Sam, bagaimana dengan keadaan Edward?" tanyanya.
Samantha mendongakkan kepalanya dan melihat kearah Anne dan tanpa Anne duga, Samanyta langsung memeluknya dan menangis sesegukan.
Dia sedang butuh sandaran, dia sudah menangis sedari tadi tapi hatinya tidak juga tenang.
Seperti seorang ibu Anne memeluk tubuh Samantha dan mengusap-usap punggungnya dengan lembut.
Anne tidak berkata apa-apa, dia tahu Samantha hanya perlu tempat bersandar untuk menumpahkan air matanya.
Setelah Samantha mulai tenang, Anne mulai memberanikan diri untuk berbicara.
"Sam, tenanglah. Edward pasti tidak apa-apa." hiburnya.
Samantha melepaskan pelukannya dan kembali melihat kearah Edward, sungguh dia tidak sanggup melihat Keadaan Edward dan ini sudah kedua kalinya dia melihat Edward seperti itu.
"Aunty, sebenarnya apa yang terjadi tadi?" tanyanya.
Sungguh dia sangat penasaran, apa yang telah terjadi dan kenapa kedua pria itu memberi Edward obat bius.
Anne menghela nafasnya dan mendekat kearah Edward, dia sendiri juga tidak tahu Karena kejadian tadi begitu tiba-tiba.
"Aku juga kurang mengerti Sam, tiba-tiba saja dua orang datang dan menangkap kami. Aku pikir bahwa mereka penculik jadi aku berteriak tapi pria yang sudah mati itu malah menempelkan sesuatu kewajah Edward dan membuat pria malang ini pingsan." jelasnya.
"Bagaimana keadaan disana sekarang aunty?"tanyanya lagi.
"Yah, setelah kau pergi. Polisi datang karena ada warga yang melapor. Aku ditahan sebentar dan dimintai keterangan sedangkan tubuh pria yang telah mati itupun telah dibawa oleh para polisi." jelas Anne lagi.
Samantha termenung sejenak, kedua orang itu jangan-jangan adalah orang yang mengikutinya semalam yang dia sangka preman. Tapi dia tidak ada musuh,lalu siapa yang mau mencelakai Edward?
Wajah Samantha langsung pucat, dia langsung teringat dengan Stela. Wanita itu berkata akan mengambil Edward dengan caranya.
Apakah semua ini perbuatan Stela Lourent? Kecurigaannya hanya pada wanita itu saja dan dia rasa memang Stela yang melakukannya.
Samantha mengepalkan tangannya dengan erat, dia menunduk dan mengigiti bibirnya.
"Stela Lourent, dasar kau iblis! Kau tega mencelakai darah dagingmu sendiri! Aku harap kau tidak akan bisa punya anak lagi dimasa yang akan datang!" kutuknya dalam hati.
Anne menyentuh kepalanya dan mulai merapikan rambutnya, dia benar-benar iba melihat keadaan Samantha.
"Sam, apa kau punya musuh?" tanya Anne.
"Tidak ada aunty." jawab Samantha sambil menggeleng.
"Apa kau sudah meminta tuan Jhon untuk kembali?" tanya Anne lagi.
Samantha hanya diam saja, untuk apa meminta pria itu kembali? Pria itu tidak ada hubungan apapun dengannya dan Edward dan lagipula, dia tidak tahu dimana Jhon berada saat ini
Anne menghela nafasnya dan mengikat rambut Samantha kebelakang supaya rapi.
"Jangan memikul beban sendirian Sam, tempat itu sudah tidak aman jadi sebaiknya kau pindah rumah!" saran Anne.
"Apa aku tidak bisa tinggal disana lagi?" tanyanya dengan lirih.
Jujur saja, jika harus pindah dia harus mencari tempat yang nyaman dan murah sesuai dengan kemampuannya.
"Bukan begitu, coba kau pikirkan baik-baik, para pria yang keluar dari mobil dan menembakkan senjata api itu, mereka berasal dari mana? Tampang mereka terlihat berbahaya dan aku takut kau telah membuat seseorang tersinggung sehingga ada yang mengincarmu dan Edward jadi ada baiknya kau berhati-hati dan segera pindah rumah."
Samantha mulai berpikir, benar! Entah siapa yang mengutus para pria itu tapi berkat mereka Edward dapat selamat dari penculikan.
Entah kenapa hal yang tidak pernah dia bayangkan tiba-tiba datang begitu saja semenjak Stela datang untuk mencari Ewdard.
Tapi kenapa Stela bisa tahu anaknya masih hidup? Sepertinya hal ini tidak semudah yang dia bayangkanm Apakah hal ini ada hubungannya dengan Jhon?
Entah mengapa dia jadi mencurigai pria itu apalagi Jhon pergi dengan tiba-tiba tanpa mengatakan apapun dan tidak hanya itu, semenjak adanya pria itu tiba-tiba ibu Edward datang setelah sekian lama.
"Berarti selain Stela Lourent masih ada seseorang dibalik semua ini!" ini kesimpulan yang dia ambil.
Samantha memejamkan matanya dan kecurigaannya semakin kuat dengan Jhon.
"Sebenarnya siapa Jhon?" tanya dalam hati dan mungkin dia harus mendengarkan saran Anne karena ini menyangkut keselamatan Edward.
"Setelah Edward pulih aku akan segera pindah, aku juga akan mencari pekerjaan yang lebih baik dan tempat tinggal yang lebih baik." katanya.
Dia tidak ingin mengambil resiko lagi, yang pasti dia harus pergi dari tempat itu demi keselamatan Edward dan lagi dia tidak akan mau bertemu dengan pria sinting itu.
Dia harap mereka tidak pernah bertemu lagi untuk selamanya.
"Baguslah, itu keputusan yang bagus dan lakukanlah untuk Edward. Aku sangat iba melihat keadaannya."
Anne mendekati Edward dan mengelus rambut pria kecil itu dengan lembut.
"Apa yang terjadi dengan nya?" tanyanya.
Samantha menceritakan pada Anne jika Edward terkena obat bius yang berbahaya dan hampir saja gagal jantung.
Wajah Anne langsung pucat, kenapa ada orang yang begitu tega menyakiti seorang anak kecil?
"Mereka benar-benar iblis, tega menyakiti seorang anak kecil seperti ini dan menyakiti perasaan seorang ibu!" runtuk Anne marah!
"Ibu?"
Samantha tersenyum dengan getir, dia sangat yakin jika orang yang menyakiti Edward adalah ibu kandungnya sendiri.
Apakah Stela pantas mendapat sebutan "Ibu" setelah apa yang dia lakukan?
"Stela Lourent, suatu hari aku akan membuat perhitungan denganmu! Kau akan merasakan apa yang Edward rasakan saat ini bahkan kau akan mendapat balasan yang lebih dari ini!" ucapnya dalam hati.
Samantha bangkit berdiri dan mendekati Edward, dia segera menunduk untuk mencium dahi Edward. Dia berharap Edward baik-baik saja dan segera Sadar dari pengaruh obat bius.
