Seorang gadis sederhana berusia 19 Tahun merupakan anak dari seorang petani yang menjadi mahasiswi kedokteran dan sudah menempuh semester 3. Mengejar cita-cita menjadi seorang Dokter, untuk menggapai cita-cita dengan membiayai pendidikannya ia harus bekerja di sela-sela kuliahnya. Namun, ada suatu hal yang sebenarnya ia sembunyikan dari semua orang!
Keinginannya menjadi seorang Dokter sirna ditelan ombak terjang oleh sebuah keterbelengguan dengan seorang pria. Yang di mana keluarga pihak pria datang meminta ia menikah dengan putranya dan sebelum hal itu terjadi ia sempat menolak.
Namun, Takdir tetap membawanya dalam perangkap itu sehingga harus menggugurkan cita-citanya yang tidak bisa dilanjutkan.
Dia terus terbelenggu dengan seorang laki-laki yang berprofesi sebagai CEO di perusahaan tempatnya bekerja yang memiliki penyakit aneh disembunyikan dari semua orang!
Dia menjadi salah satu seorang wanita di dunia ini yang tidak membuat seorang Tuan tidak bereaksi pada penyakitnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dnrfitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Terima Kasih
Sinar mentari pagi yang masuk melalui celah-celah gorden jendela, menyorot wajah Arya yang masih tertidur pulas.
Terganggu akan sinar matahari yang masuk begitu menyorot, perlahan Arya sadarkan diri dengan mengerjapkan matanya.
Arya terbangun dan mendudukkan dirinya masih di atas ranjang.
Suatu hal yang Arya rasakan berbeda saat bangun, tidak seperti sebelum-sebelumnya.entah karena pengaruh demamnya tadi malam yang membuat tubuhnya kurang fit atau ia dibangunkan dengan keadaan sekeliling yang berbeda.
"Apa yang terjadi semalam?" Ujar Arya kebingungan sambil memegang kepalanya kuat yang terasa sakit dan pusing dengan sela mengingat kejadian yang terjadi
"Aku tidak bisa mengingat apa-apa setelah aku pergi dari mansion (setelahnya muncul kilas balik jika ia dipertemukan dengan dengan dini yang tidak sengaja jika ujung pel mengenai dadanya) Wanita itu! Wanita itu.Arrrgghhh..." Arya kesakitan karena terus berusaha mengingat
"Apa dia yang menggantikan bajuku ini.atas dasar apa? atau jangan-jangan semalam dia menggodaku." buruk sangka Arya yang tidak tahu diri ia lontarkan begitu saja tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya langsung sibuk mencari tahu memeriksa tubuhnya
"Tapi, perban ini.dia mengobati lukaku.aku harus mencari wanita itu, untuk memberikan penjelasan padaku." Belum sampai memberdirikan dirinya, ia sudah kesakitan kembali karena kondisi tubuhnya yang masih lemas.Arya mengerang sekuat tenaga sampai erangannya terdengar sampai keluar
Dini yang kebetulan berada di depan pintu ruang kamar dengan niatan untuk memeriksa keadaan Arya, langsung masuk ke dalam setelah mendengar erangannya.
"Tuan, berbaringlah! kondisi anda belum pulih, anda istirahat saja jangan melakukan aktivitas sampai anda pulih kembali." Bicara Dini membantu membaringkan Arya
"Apa yang terjadi denganku?" Tanya Arya di sela-sela dini sedang menyelimutinya
"Tuan, kemarin malam anda demam." Jawab dini singkat dan to the point
"Dan kau??" Tanya Arya yang masih memiliki tatapan interogasi di saat ia masih demam
"Ah,,,emm, Tuan.saya tidak bermaksud untuk berniat buruk pada anda jadi tolong jangan berpikir negatif.saya hanya membantu demam anda kemarin malam." Jawab Dini
"Selain itu, apa ada yang kau sembunyikan dariku.jika kau menyembunyikan sesuatu dariku aku tidak akan membiarkan mu lolos dari genggamanku."
"Apakah dia tidak ingat jika kemarin malam dia memelukku begitu erat, dan kejadian setelah tidak sengaja ujung pel mengenai dadanya itu.apakah dia sama sekali tidak mengingatnya?" Tanya Dini dalam hatinya
"Jawab pertanyaan ku kenapa kau diam saja?" Ungkap Arya yang berhasil membuat dini terperanjat dari renungan nya
"Ah,,,i-iya, Tuan.kemarin malam tidak ada yang terjadi sesuatu diantara kita selain saya mengobati luka dan membantu demam anda.saya berkata jujur dan apa adanya, Tuan.jika tuan masih tidak percaya, saya berani bersumpah." Jelas Dini
"Lalu, dengan pakaian yang ku kenakan saat ini.bagaimana dengan ini...kau berhutang penjelasan padaku." Kecam Arya
"I-iya, Tuan.saya memang mengganti pakaian anda dengan pakaian tipis, itu sendiri saya lakukan dengan terpaksa karena jika memakai baju atau selimut yang tebal justru akan memerangkap udara panas dalam tubuh, dan malah akan membuat demam tak kunjung turun." Jelas Dini
"Kau yakin tidak melakukan sesuatu." Ucap Arya terus meyakinkan
"Bukan aku, tapi malah kau yang melakukan sesuatu dengan memelukku." kesal Dini gumamnya
"Tidak, Tuan.saya berkata benar, lagipula untuk apa saya melakukan suatu hal yang tidak wajar dengan orang lain.dalam agama saya itu dilarang keras."
"Berapa usiamu?" Tiba-tiba Arya menanyakan usia, karena memang pada awalnya Arya tidak mengetahui informasi mengenai Dini lebih lengkap
"19 Tahun." Ungkap Dini singkat dan to the point
"Ckk,,,19 Tahun! apa kau tidak salah." Kejut Arya yang tidak menyangka jika usia Dini lebih muda darinya
"Tidak, tuan.memangnya ada yang salah."
"Aku pikir kau berusia 24 atau 23 tahun, dan ternyata kau masih 19 tahun.jika seperti itu, aku tidak heran lagi kenapa kau selalu gegabah karena kau adalah seorang anak kecil."
"Maafkan saya, Tuan.tapi umur bukanlah patokan dalam segala hal buktinya diusia tuan yang terbilang cukup muda mungkin sekitar 24 atau 25 anda bisa memimpin perusahaan besar ini."
"Ckk,,,kau hanya melihat dari wajahku.banyak orang yang mengatakan bahwa aku ini awet muda, tapi kau jangan salah mengira bahwa usiaku sekarang adalah 27 tahun."
"Apa 27 tahun!" Spontan Dini mengeluarkan suara cukup besar karena keterkejutan yang tidak terbendung lagi, dengan segera menutup mulutnya
"Kenapa, bukankah baru saja kau mengatakan usia bukanlah tolak ukur segalanya.tapi menurutku sebaliknya, jika usia bukan menjadi tolak ukur, anak yang baru berusia 4 tahun bisa saja memimpin perusahaan malah kebanyakan diusia mereka, mereka masih asyik bermain.membuktikan usia seseorang di masa injaknya apa yang ia lakukan, berjalan pada siklusnya.tapi memang ada kala di mana kita jangan melihat seseorang dari usianya.sedangkan kau, malah keluar dari siklus usia mu dan selalu gegabah membuat kesalahan."
"Hah,,,i-iya, pemikiran orang yang hebat dan jenius seperti anda pasti berbeda.apa daya saya yang memiliki IQ rata-rata☺️" Ucap dini dengan tersenyum-senyum kecil saat berbicara karena malu
Ada sedikit kesombongan dalam diri Arya, bukan sedikit namun, banyak! sehingga ia tersenyum smirk dan puas akan dirinya.
"Emm...saya hanya salah mengira saja, Tuan.saya pikir anda masih muda, ternyata..." Lanjut bicara Dini
"ternyata apa? kau menganggap ku sudah tua."
"Tidak, tuan.mana mungkin, menurut saya di usia 27 tahun terbilang masih cukup muda.menurut saya seseorang bisa dikatakan sudah tua jika usianya sudah menginjak 50 tahun ke atas." Ucap Dini
"Dan sebelumnya tuan, maaf jika saya begitu lancang karena menanyakan kehidupan pribadi anda.emm...di usia saat ini pasti anda sudah menikah dan memiliki seorang anak lalu, mengapa saya tidak pernah melihat istri dan anak anda."
"Jika kau tidak melihat, apakah tidak terlintas sedikit pun dalam pikiranmu jika aku bisa saja belum menikah."
"Ah,,,i-iya, Tuan. maafkan saya.tapi apakah yang terjadi pada anda semalam ada hubungannya dengan tuan dan orang tua tuan mengenai masalah tuan yang tidak kunjung menikah.karena saat tuan demam, bukan bermaksud saya lancang anda mengigau mengenai ke traumaan yang terjadi di masa lalu dan tuan menolak untuk menikah."
Arya tahu apa yang membuat hubungan dengan orang tuanya renggang bukan disebabkan faktor menolak untuk menikah namun, mengenai makanan yang di masakan Dini yang ia bawa pulang dan mengharap akan ia makan kembali malah ternyata di makan oleh orang tuanya.sedikit ke kanak-kanakan memang, Masalah kecil dan hanya karena sebuah makanan menjadi masalah begitu besar sampai membuat ia pergi dari mansion namun, itulah sifat Arya dari dulu...dan bukan Arya jika ia begitu menjaga harga diri, martabat, kehormatan dan pengaruhnya.sehingga ia tidak bisa takluk pada orang yang dianggap hanya berada di bawahnya
"Kau tidak perlu mencampuri kehidupan ku. apa yang terjadi pada diriku, kau tidak pantas bertanya atau mengetahuinya karena kau bukanlah siapa-siapa diriku dan tidak berhak akan hal itu." Jawab Arya Dingin
Dini hanya terdiam mengakui kesalahannya, dan posisinya.
"Kau,,,,!" Ucap Arya Kelu setelah hening beberapa saat
"I-iya, Tuan." Jawab Dini gugup karena Arya memanggilnya
"Untuk apa yang terjadi semalam, kau yang sudah membantu merawat diriku dengan sepenuh hati. Terima Kasih." ujar Arya dingin, ini adalah pertama kalinya ia mengungkapkan kata terima kasih pada seseorang yang sudah membantunya
seperti yang diketahui Arya adalah orang yang minim berbicara sekali pun ia tidak pernah mengeluarkan kata terima kasih ataupun berbicara panjang lebar, selain kebutuhannya menginterogasi, dan membicarakan hal penting dengan seseorang.
Di rasakan sekujur tubuhnya panas saat Arya mengucapkan terima kasih.ia hanya mematung kan diri tidak bisa berkutik.suatu hal yang mustahil di dengar oleh orang lain, kata terima kasih keluar dari mulut Arya begitu saja dengan kondisi kepribadian Arya yang angkuh semua orang pun memahaminya.
Walaupun Dini baru beberapa Minggu mengenalnya, tapi ia sangat paham dan memahami bagaimana sifat presdirnya seperti orang lain yang sudah mengenalnya lama.
"Apa aku tidak salah dengar, kata terima kasih keluar dari mulut seseorang yang angkuh seperti tuan.Jangan senang dulu, aku yakin jika dia sudah pulih dia akan memaki dan mengganggu ku lagi, Jangan terbuai karena ucapannya yang sesaat." Ucap Dini sambil meletakkan tangannya di dada karena berdetak dengan kencang.entah Dini senang mendengar Arya mengucapkan terima kasih sehingga tidak bisa mengontrol diri atau ia syok