berkali-kali tertipu, sehingga membuat mereka terbiasa dengan hal tersebut,
karena sering kali kena tipu,Aya dan Jaka pun memulai bisnis mereka hingga akhirnya mereka pun bisa membedakan mana penipu dan mana orang yang benar-benar tulus,
mari baca novel pertama aku,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
awal mula
Di suatu tempat yang tergolong ramai.
Hidup dikota besar tanpa ada perencanaan, membuat keluarga kecil ini, semakin susah untuk sekedar mencari pekerjaan.
Biasa hidup kecukupan, membuat nya kembali ketitik nol lagi, membuat mereka harus berdamai dengan keadaan.
Ternyata, hidup dikota besar kelahiran suami nya, membuat mereka sadar, ternyata dunia bisa langsung terbalik, disaat memang sudah pada waktunya.
Terpaksa mereka pindah, karena bangkrut dalam usaha, yang telah lama dijalani oleh istrinya, bahkan sudah bertahun tahun lama nya.
perkenalkan, namaku Aya.
Aya adalah seorang karyawan, disebuah pabrik besar, memiliki jabatan yang cukup tinggi dan gaji yang cukup lumayan besar.
Masalah gaji para anak buahnya, sudah pasti Aya pun yang memegang nya.
Singkat cerita, jaka suami Aya, mempunyai seorang kenalan yang memiliki cukup banyak modal, hingga jaka mendapatkan kepercayaan untuk mengelola uangnya.
Tentu saja, ditawarkan bekerja sama, Jaka pun akhirnya, memutuskan untuk memilih istri nya.
Aya untuk membuat usaha, dengan modal yang diberikan oleh kenalan jaka, tentu saja tanpa harus berhenti bekerja, justru dengan bekerja.
Aya bisa lebih mudah untuk mengelola usaha sampingan nya, Jaka percaya, jika Aya bisa mendapatkan luang lingkup yang besar.
Karena Aya ada dikalangan orang banyak, bahkan sudah banyak yang kenal dengan Aya, hingga jaka pun berpikir, usahanya lebih baik dikelola oleh Aya, istri nya sendiri.
Dengan jabatan yang dimiliki Aya, tentu mudah untuk dirinya untuk memulai merintis awal mula usaha kecil mereka.
Di perusahaan, Aya pun memulai usaha nya, menawarkan kepada teman terdekat nya, hingga dari mulut ke mulut, akhirnya mulai banyak yang tahu tentang usaha baru Aya.
Aya pun mulai mengenal kan usaha nya, karyawan yang lain boleh memesan apa pun keperluan mereka.
Dengan syarat bayar satu bulan, setelah bayar baru boleh memesan kembali pada Aya.
*****Hari gajian*****
"Nina, gaji kamu aku langsung potong yah, kemarin.
Kamu ambil barang seharga dua ratus lima puluh ribu, ambilah kembaliannya."
Ucap Aya saat mulai memotong gaji Nina dan teman temannya.
"Baik aya, nanti aku akan kirim catatan keperluan aku, dan bisa kamu potong nanti bulan depan."
Ucap Nina pada Aya, yang sedang memberikan uang kembali pada Nina.
"Oke, aku tunggu, ingat Nina, tidak boleh lebih dari Tiga ratus ribu."
Ucap Aya yang memberi persyaratan pada Nina.
Persyaratan ini pun, berlaku untuk teman temannya yang lain, sebagai seorang admin, sudah pasti Aya sudah banyak yang kenal.
Apa lagi ditambah dengan usaha yang bisa menbantu keperluan, teman temannya di perusahaan.
Sudah pasti banyak yang ingin mengajukan nya pada Aya, karena bekerja di pabrik jauh dari kata cukup bagi mereka yang sudah berumah tangga.
Singkat cerita, dua tahun sudah kini telah berlalu.
Aya menggeluti dunia bisnis nya sambil tetap bekerja.
hingga akhirnya teman Aya pun meminta modal pada Aya.
dengan keuntungan yang akan dibagi dua,
Rena yang termasuk teman dekat Aya.
hanya saja Rena, berbeda pabrik dengan Aya.
"Aya, kita kan sudah kenal lama, aku juga mau usaha seperti kamu."
Ucap Rena yang ingin ikut jejak Aya yang terbilang sukses di perusahaan nya.
Aya dan Rena dulu pernah satu perusahaan, Hanya karena perusahaan itu bangkrut, Akhirnya mereka pun harus berpisah.
Mencari pekerjaan lain,yang tidak mereka sangka masih saling berdekatan.
perusahaan Rena ada didepan perusahaan Aya.
"Baiklah, aku akan bilang dulu dengan jaka," Ucap Aya yang akan meminta izin terlebih dahulu pada suami nya.
Hingga suatu malam.
Aya pun mulai berbicara pada suaminya jaka.
"Ayah, ucap Aya memanggil suaminya.
Aku punya teman yah, sepertinya kamu juga sudah kenal dengan dia, soalnya dia teman ku dipabrik yang pertama kali kita bertemu, namanya Rena yah."
Ucap Aya yang berbicara pada jaka suami nya.
"Yang mana Aya,teman kamu kan banyak, bahkan aku lupa kalau harus mengingat nya satu persatu."
Jawab Jaka yang mencoba mengingat nama Rena dalam ingatan nya.
"Ya sudah lah, nanti juga kamu tahu," Ucap Aya yang tidak mau berlama lama.
"Memang nya kenapa dengan Rena teman kamu."
Tanya Jaka yang sedang menggendong anak kedua nya , yang masih kecil.
"Dia ada di perusahaan depan yah, Rena ingin meminjam modal pada ku, lagi pula aku sudah lama kenal dengan dia.
Dia juga punya usaha yang sama seperti kita yah, hanya saja Rena kurang modal yah.
Ucap Aya yang akhirnya, memberi tahu maksud nya.
"Sebaiknya kamu pikirkan kembali, jangan sampai modal orang jadi tidak kembali, ingat Aya, kita harus berbagi hasil dengan bos besar, kalau tidak bisa habis gaji kamu, hanya untuk menutup modal yang harus kembali.
Jawab Jaka yang merasa keberatan pada Aya istrinya sendiri.
"Ayah itu gimana sih, kalau kita bisa nambah satu pabrik, untung kita juga bisa banyak, bahkan masih bisa untuk menutup modal dari bos besar kamu."
Ucap Aya yang ingin tetap memberi Rena pinjaman modal.
Tidak mau ambil pusing, akhirnya Jaka pun menyetujui nya, dengan catatan jangan terlalu, besar memberi kan modal untuk Rena.
"Nah gitu dong, tinggal bilang iya aja, susah banget."
Ucap Aya yang memang keras kepala.
"Mah, jangan terlalu sibuk lah,aku dan anak anak juga butuh kamu waktu kamu,"
Ucap Jaka yang merasa letih seharian mengurus ke dua anak nya.
"Memang nya aku ngga cape, aku kerja dari pagi hingga malam, ditambah aku harus mengerjakan laporan yang tak sempat aku kerjakan, apa itu tidak cape."
Ucap Aya dengan nada yang kesal pada jaka.
"Aku tahu Aya, kamu yang kerja,kamu juga yang mencari uang, tapi kamu harus tau, tugas kamu disini adalah seorang istri,"
Ucap jaka yang akhirnya, kesal dengan sikap Aya.
"Terserah kamu saja, lagian aku juga begini buat kalian,"
jawab Aya yang langsung menggendong anak nya yang masih berumur empat bulan.
Tak mau ambil pusing, jaka pun memilih untuk keluar dari rumah nya, Apa lagi, jaka bekerja sebagai supir panggilan yang bisa kapan saja diminta jasanya.
"Mau kemana kamu, selalu saja keluar saat aku pulang, bisa tidak kamu dirumah satu malam saja."
Tanya Aya yang sudah bisa menidurkan nunu anaknya yang kedua.
"Aku mau kerja mah, memang nya kamu saja yang bisa bekerja?."
jawab Jaka yang langsung pergi meninggalkan Aya yang masih melihat wajah nya.
"Jangan pulang malam, besok aku harus kerja,"
Ucap Aya yang masih berbicara dengan Jaka.
Tanpa menjawab, Jaka memilih untuk pergi meninggalkan Aya yang masih berdiri, didepan pintu rumah nya.
Malam itu pun, Aya langsung mengerjakan kembali pekerjaan nya, Yang mau tidak mau,harus beres saat pagi nanti.
Jam sudah menunjukkan pukul lima pagi, matanya masih merah, karena belum tidur semalaman.
Aya harus menjaga kedua anak nya, Nunu dan Nana, yang sering terbangun saat malam hari.
Tangisan Nunu yang meminta susu, membuat Aya semakin kesal, tentu saja Aya harus membuat susu formula untuk Nunu.
karena memang ada masalah dengan asi Aya, terlebih ditambah harus menggendong bayinya Nunu.
sementara Nana kakak Nunu masih bisa terlelap dalam tidur nya.
****
Sesaat setelah Nunu tertidur kembali.
****
Aya langsung mandi dan bersiap siap, untuk kembali beraktivitas, sementara jaka, masih belum juga pulang.
Hingga akhirnya, di jam enam kurang lima belas menit, Jaka suami Aya, baru kembali pulang dari semalaman berada diluar rumah.
karena bekerja sebagai supir panggilan, yang harus mengantar para penumpang, yang membutuhkan bantuan nya.
"Bukannya aku sudah bilang, jangan pulang terlalu malam Ayah, kenapa malah pagi baru datang."
Ucap Aya yang marah pada jaka.
"Salah kamu sendiri, kamu yang suruh aku jangan pulang malam, makan nya aku pilih pagi pagi, pulang malam salah, pulang pagi juga salah,
kapan sih kamu ngga marah."
Jawab Jaka yang marah pada Aya istrinya.
"Kamu itu yah, aku hampir kesiangan,gara gara ayah, coba ayah jadi aku, pusing tahu."
Ucap Aya yang sudah ditunggu mobil jemputan karyawan nya.
"Kamu yang salah, aku terus yang disalah kan."
Ucap Jaka yang kesal melihat Aya yang masih mondar mandir.
"Itu mobil kamu sudah berisik, apa kamu mau semuanya kesiangan gara gara kamu."
Ucap jaka dengan suaranya yang keras.
Mendengar suara ayahnya, Nunu dan dan Nana pun bangun dari tidurnya, Nunu langsung menangis kencang, membuat jaka langsung masuk kedalam rumah nya.
"Ini gara gara ayah, terus saja buat aku terlambat naik jemputan."
Ucap Aya, yang langsung pergi meninggalkan Jaka dan anak anaknya.
Aya pun langsung masuk kedalam mobil jemputan karyawan, yang sudah lama menunggu nya dari tadi.
Tentu saja, teman teman Aya pun langsung menegur Aya.
Hanya saja, Aya yang sedang marah dengan jaka suami nya, tidak mau ambil pusing, dengan ucapan teman temannya.
Hingga akhirnya mobil pun melaju, ke arah tempat bekerja Aya.
"Aya!, kebiasaan kamu itu tidak pernah hilang, selalu saja macet saat jemput kamu."
Ujar indah yang memang suka banyak bicara diantara semua teman teman nya.
"Sudah tahu kesiangan melulu, harus nya kamu siap siap lebih pagi lagi Aya, jadi kan kamu tidak terlambat terus."
Ujar Ami yang juga ikut memarahi Aya.
"Sudah lah, jangan terlalu diambil pusing indah, mungkin Aya sedang ada masalah."
Ucap Lisna, yang duduk disamping Aya.
Disepanjang jalan, Aya masih mengingat suami nya, kenapa harus selalu keluar saat dia ada dirumah.
Memang jaka bekerja, tapi di satu sisi.
Aya pun ingin berdua dan berkumpul dengan anak anak nya, apa lagi semenjak punya usaha.
Hari Sabtu dan minggu yang bisanya libur pun, berubah harus menyiapkan pesanan yang sudah dipesan oleh teman temannya dipabrik.
"Aku pusing Lisna, setiap hari aku kerja,dari pagi sampai malam hari, sudah begitu,aku juga harus mengerjakan laporan hasil pekerjaan ku setiap hari.
rasanya aku ingin menyerah, tapi, menyerah saja itu tidak akan mudah mis,"
Ucap Aya pada teman nya Lisna.
"Apa sih sebenernya yang kamu cari Aya, kamu kerja, usaha juga lancar, gaji kamu juga tinggi, ditambah suami kamu juga kerja.
memang yah, Jadi manusia itu, susah untuk menerima;
Ucap Lisna sambil menggeleng kan, kepala nya, kepada Aya.
"Bukan begitu Lis, kamu tidak tahu perasaan aku, sebagai seorang istri, aku seperti tidak dianggap oleh suami ku sendiri."
Jawab Aya yang memegang kepalanya.
"Astaghfirullah, nyebut kamu Aya, jarang ada suami yang siang nya menjaga anak anak nya, sedangkan saat malam, dia juga harus bekerja untuk memberi kamu nafkah, kamu seharusnya bersyukur.
Ujar Lisna yang kesal dengan sikap Aya yang tidak pernah bisa bersyukur.
"Iya, aku ngerti dan paham Lis."
Jawab Aya yang juga kesal dengan ucapan Lisna.
Susah dapat suami seperti suami kamu, menurut aku, suami kamu itu, sudah termasuk suami idaman Aya."
Ucap Lisna sambil tersenyum pada Aya.
Mendengar saran dari teman nya, Aya pun sedikit demi sedikit mulai untuk berpikir, Aya pun mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Lisna.
Walaupun sebenarnya dia juga sudah tahu, jika suami nya, memang laki laki idaman para wanita, hanya saja Aya tidak mau mengakui nya.
Tak terasa, jemputan Aya pun, sudah sampai dipabrik garmen tempat nya bekerja.
Semua nya pun langsung turun dan masuk ke dalam pabrik, Mereka harus mulai bekerja kembali seperti biasanya, bekerja dari pagi, terkadang sampai tengah malam.
Mau bagaimana lagi, Aya hanya seorang karyawan, bukan pemilik perusahaan.
****
"Aya, aku mau pesan, aku masih boleh ambil lagi belanjaan kan?".
Tanya mila yang ternyata sudah menunggu Aya didepan gerbang pabrik;
"Iya, mana kertas pesanan nya, nanti hari sabtu ambil dirumah ku."
Ujar Aya sambil melihat catatan pesanan Mila.
Baru saja melangkah, lagi-lagi ada yang memanggil Aya.
Mau apa lagi coba, kalau bukan memesan barang pada Aya.
"Aya, aku mau pesan boleh."
Tanya Ana yang belum pernah memesan pada Aya, hanya saja karena Ana sedang banyak keperluan.
Ana pun akhirnya memilih untuk memesan pada Aya.
"Ana, kamu boleh pesan apapun, dan barang yang kamu pesan, tidak boleh lebih dari tiga ratus ribu, nanti akan aku potong dari gaji kamu yang cash.
Soalnya aku tidak mau kalau harus lebih dari tiga ratus ribu."
Ujar Aya yang memberi tahu pada Ana yang kini jadi pelanggan baru nya.
Seharian, Aya bisa mendapatkan kurang lebih tiga puluh orang yang memesan, sudah pasti Aya keteteran, jika harus mengepaknya sendiri.
Tentu saja, Aya memilih untuk minta bantuan pada suaminya jaka.
"Memang aku tidak pernah bersyukur, punya suami yang baik, masih juga disia-siakan, hanya karena ada permasalahan dipabrik, aku sampai lupa dengan tanggung jawab ku."
Ujar Aya yang berbicara di dalam hati nya.
Aku sendiri sebagai seorang ibu rumah tangga, jangan karena memiliki jabatan yang tinggi, dengan usaha yang sedang diatas, membuat Aku lupa.
Lelah apa pun Aku, aku masih tetap ibu rumah tangga, seberat apapun pekerjaan wanita, aku pun masih harus mengurus pekerjaan rumah nya.
"Ujar Aya yang masih berbicara sendiri di dalam hati nya.
Kata kata itu, kini terngiang selalu ditelinga Aya, selalu merasa paling benar, dan tidak mau disalahkan, selalu mencari pembenaran sendiri.
Setidaknya sudah berpikir seperti itu pun, sudah ada kemajuan.
tapi sayang, itu hanya sesaat, dilain waktu pasti terjadi lagi hingga berulang ulang, membuat rumah tangga Aya selalu penuh dengan drama pertengkaran.
Hal inilah, yang membuat kedua nya semakin sulit untuk menerima satu sama lain.