Ini kisah seorang seorang gadis kaya raya mencari cinta sejati menyamar jadi karyawan sederhana. Sania kembali ke tanah air demi mencari kebenaran kematian ibunya. Selama di tanah air Sania jatuh cinta pada pengusaha kaya namun sayang ditinggal nikah. Demi melanjutkan rencana balas dendam pada keluarga penyebab kematian sang ibu juga pada mantan pacar Sania rela menikah dengan laki beristeri yang penyakitan. Mampukah Sania mencari fakta Kematian ibunya sekaligus tuntaskan dendam pada mantan pacar? Semua jawaban ada di kisah ini. Silahkan simak kisah Sania mencari cinta dan tuntaskan dendam!
Ini karya perdanaku. Mohon dukungan para pembaca. Tinggalkan jejak agar penulis makin semangat update. Terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei Sandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rangga Abangku
Sania melihat Rangga mengambil jatah makan dari anak remaja tadi lalu hilang. Sania mengikuti gerak Rangga dengan hati penasaran. Siapa sesungguhnya laki ini. Mengapa dia terlihat sedih setiap waktu. Beban apa tersandang di pundak. Sekedar patah hati atau alami kekerasan lebih dahsyat dari pada daya tubuh Rangga.
Sania menemukan Rangga duduk sendirian di balik mobil tua yang sedang turun mesin. Laki itu menikmati nasi pemberian anak remaja tadi tanpa gairah. Makanan di tangan seperti makanan tak cocok selera. Tak enak di mulut namun harus dimakan demi usir rasa lapar.
Perlahan Sania dekati Rangga lalu duduk di samping laki itu tanpa bersuara. Rangga agak kaget lihat kehadiran tanpa suara. Namun Rangga tak keluarkan kata mengusir Sania. Laki itu diam tekuni nasi dalam bungkusan kertas minyak pembungkus nasi.
"Mas..enak?"
"Hhhmmm..." sahut Rangga.
"Itu bukan jawaban mas tapi deheman." protes Sania sok akrab.
"Lagi makan tak boleh bicara."
Sania tersenyum dengar kata Rangga. Waktu dia kecil juga sering dengar mamanya bilang gitu. Sania sudah cerewet dari kecil. Di mana saja dia suka ngoceh. Kadang sang mama sampai jengkel asyik diberondong pertanyaan oleh Sania kecil.
"Persis kata mamaku! Dulu aku juga punya abang yang sangat sayang padaku. Dia suka beri aku buah ceri hasil kebun belakang rumah. Aku ingat dia pernah jatuh dari pohon waktu petik buah ceri. Abangku nangis seharian. Lucunya bukan nangis karena luka tapi kesal buah ceri untukku pada rusak."
Rangga hentikan tangan yang sudah hampir masuk mulut. Wajah laki ini berubah warna dengar celotehan Sania. Rangga menatap Sania lekat lekat dari samping. Ntah apa yang tersimpan di hati laki ini setelah dengar cerita Sania.
Mungkin Rangga punya kisah sendiri mirip kisah Sania? Bisa juga Rangga tersentuh oleh kisah masa kecil yang tentu penuh tawa canda.
"Siapa abangmu?"
"Mas ER...namanya Mas Erlangga. Aku sangat sayang padanya."
Nasi di tangan Rangga terjatuh ke lantai bengkel bikin lantai jadi kotor. Sania terbelalak kaget mengapa Rangga campakkan nasi tanpa sebab. Apa Sania melukai perasan Rangga hingga laki itu marah. Namun Sania tak merasa bersalah karena itu adalah kisahnya. Tak ada sangkut paut dengan orang lain terutama Rangga. Sania hanya tertarik pada sikap dingin Rangga maka coba cari tahu mengapa Rangga membungkus diri dalam kubah kesedihan.
"Maafkan aku mas kalau ada salah kata!"
Kini Rangga sudah berdiri di depan Sania lalu menarik Sania ke dalam pelukannya.
Sania kaget dipeluk Rangga secara tiba tiba. Apa kata Lisa bila tahu dia dan Rangga main backstreet. Bukan backstreet pula soalnya mereka tak pacaran. Ngobrol panjang juga hari ini. Kenapa Rangga demikian berani memeluk anak gadis orang.
"Santi..." desis Rangga pelan namun jelas di kuping Sania.
Kali ini Sania yang tertegun dengar ada orang memanggil nama kecilnya. Nama itu sudah lama terkubur seiring meninggalnya sang mama. Santi berubah Sania untuk hilangkan jejak lama.
Sekarang ada orang memanggilnya dengan nama itu. Sania benar benar kaget sampai gemetar. Rangga masih memeluk Sania seakan tak ingin berpisah.
"Siapa Santi mas?" Sania cepat kuasai diri tak mau ngaku itu nama kecilnya.
"Kamu dek! Santi adekku yang hilang lima belas tahun lalu. Lupakah kau pada mas ER yang selalu antar kamu sekolah pakai sepeda balap?"
"Aku tak tahu itu mas. Aku sudah lupa." Sania makin gugup karena sadar laki di depannya adalah abang kandungnya walau lain ibu.
Sania tak boleh ngaku saat ini. Kalau tidak semua rencananya akan jadi berantakan. Pantas Rangga sedih kehilangan adik yang paling dia kasihi. Mengapa Rangga tak tinggal bersama keluarga yang termasuk punya nama besar. Rangga malah mirip gelandangan ditampung Pak Bur.
"Santi..kau lupa padaku ya? Tak apa yang penting mas sudah temukan kamu. Beban mas sudah hilang. Mas akan bantu kamu ingat masa lalumu. Kau adikku..adikku yang cerewet." Rangga membelai pipi Sania pakai tangan kotornya. Rangga tak dapat sembunyikan rasa bahagia yang telah sirna bertahun.
Sania ingin sekali memanggil nama Rangga sekuat tenaga untuk salurkan rasa rindu namun saat ini masih ada tembok memisah antara mereka. Sania harus pandai menahan diri dulu.
"Iya mas...aku ini adik mas atau bukan itu tak penting. Yang penting mas harus semangat lanjutkan hidup. Jangan patah semangat! Anggap saja aku ini adik mas. Warnai hidup mas dengan kehadiranku."
Rangga mengangguk pasti. Wajah dinginnya mulai cair. Kini laki itu mulai senyum perlihatkan wajah ganteng yang tergusur gara kehilangan adik tercinta. Nyatanya Rangga begini karena kehilangan adiknya selama lima belas tahun. Sania tak bisa ngelak dia adalah orang yang dicari Rangga.
Kata orang dunia tak selebar daun kelor bagi Sania itu salah. Justru dunia memang selebar daun kelor. Sania telah beberapa kali alami hal ini. Putar putar jumpa lagi orang tak diharap.
Dalam hati Sania minta maaf pada Rangga tak bisa akui siapa dirinya saat ini. Sania butuh waktu untuk menata kembali waktu terbuang gara masa lalu penuh duka. Sania harus tuntaskan misi cari penyebab kematian ibunya dulu. Sania janji akan mengaku pada Rangga bila semua telah ketemu puncak masalah.
"Panggil aku mas ER! Aku rindu panggilan itu!" pinta Rangga menatap Sania penuh harapan.
Sania tersenyum manis, "Mas ER..."
Rangga kembali memeluk Sania seolah menemukan bongkahan berlian. Tak terasa air mata Rangga meleleh. Janggal rasanya lihat cowok macho macam Rangga menetes air mata. Apalagi selama ini Rangga di kenal Mr Cool. Dingin tak berperasaan.
"Mas tak enak dilihat orang. Nanti dipikir aku cewek nakal goda montir bengkel."
"Oh maaf..mas lupa adik mas sudah gede! Biarkan mas lihat kamu! Cantik...sudah punya pacar?"
Sania mengangguk, "Minggu depan aku mau nikah sama Pak Bara."
"Siapa dia?"
"Bosku mas...isterinya sakit jadi dia minta aku jadi isterinya."
"What? Kau jadi bini muda? Tak boleh...adikku gadis mulia mana oleh jadi wanita kedua. Mas akan lindungi kamu. Kalau perlu undur diri. Tak usah kerja lagi. Mas yang akan biayai hidupmu. Mas akan sewa rumah dekat sini. Kau harus tinggal sama mas." ujar Rangga tak rela adiknya jadi bini muda orang. Posisi isteri muda sangat rendah di mata orang. Sania cantik dan pinter mana boleh jadi barang mainan bos besar.
"Mas..tak seperti bayangan mas. Kami menikah karena beberapa hal. Diceritakan juga mas takkan ngerti. Percayalah aku akan baik baik saja! Mas doakan aku saja. Kita menikah resmi bukan nikah siri."
"Kau hidup dengan baik selama ini?"
"Sangat baik. Aku punya segalanya."
"Syukurlah! Kau tinggal di mana? Mas mau lihat bagaimana hidupmu?"
"Aku baik saja mas...tak usah kuatir. Kalau aku ini adik mas artinya hidup adik mas layak. Anggap saja aku ini adik mas kalau mas merasa bahagia bersamaku!"
"Kau memang Santiku! Tak apa kau lupa siapa aku. Yang penting aku ingat kamu. Mas akan bantu kamu ingat kembali siapa laki ganteng di depanmu." Rangga mulai bisa bercanda setelah menemukan permata hati yang hilang bertahun tahun.
Sania bersyukur bisa kembalikan gairah hidup Rangga. Lampu yang nyaris padam kini mulai bersinar lagi menerangi sekeliling dengan cahaya terang. Rangga harus bangkit menata hari depan setelah bertahun karam di dasar putus asa. Sania akan mengorek cerita tentang kisah masa lalunya. Syukur jumpa Rangga. Dikit banyak Rangga buka menguak misteri kematian ibunya.
"Yok kita ke depan. Nanti Lisa mencariku." ajak Sania
"Aku ingin bersama lebih lama. Aku rindu seruan manjamu."
"Waktu kita masih panjang mas. Yok!"
"Janji kita akan ngobrol lagi?"
"Janji...oya mas! Aku mau bangun doorsmeer di samping bengkel ini. Apa pendapatmu?"
"Bagus tapi perlu biaya besar. Kau punya dana sebesar itu?"
"Soal dana tak usah kuatir. Tabunganku masih ada. Aku serahkan pada Mas saja soal pembangunan doorsmeer."
"Kau percaya padaku?"
"Bukankah mas anggap aku ini adik mas? Mengapa harus tak percaya pada abang sendiri?"
"Ya...ya...Mas akan berbuat yang terbaik untukmu. Soal nikah kamu mas harus jumpa laki itu. Mas mau tahu kamu berada di tangan laki baik."
"Besok mereka akan lamar aku pada Pak Bur."
"Kok sama Pak Bur? Bukan padaku?"
"Iya...sekalian sama Mas." Sania cepat sahut kata Rangga supaya laki itu tak merasa dikucilkan. Memang seharusnya Rangga yang jadi walinya namun kondisi saat ini tak memungkinkan Sania mengakui kalau dia memang Santi.
"Baguslah! Mas harus pergi beli baju bagus. Bertahun mas tak beli baju. Pakaian mas hanya pakaian bengkel ginian. Tak pantas menerima calon adik ipar toh!"
Sania merasa hatinya pedih dengar kata Rangga. Laki itu benaran putus asa kehilangan Sania. Hidupnya jadi berantakan gara gara Sania menghilang tanpa kabar. Sania janji akan buka semua cerita bila saatnya tiba.
"Kita pergi beli baju nanti mas. Kita ajak Lisa hang out bersama. Masku harus jadi cowok tertampan seluruh jagat. Cewek pasti pada histeris bila mas tanggalkan pakaian bau oli ini."
Rangga dengan pedenya menyisir rambut pakai tangan perlihatkan kalau dia memang ganteng. Pakaian lusuh tak mampu sembunyikan wajah tampan Rangga. Sania tertawa kecil melihat gaya narsis Rangga. Apapun adanya Sania bersyukur telah kembalikan cahaya hidup Rangga.
"Pergi sekarang?" tanya Rangga tak sabar ingin nikmati waktu bersama Sania. Rangga ingin membayar waktu terbuang masa lalu. Dia wajib lindungi Sania walau Sania belum akui dia sebagai abang kandung. Rangga yakin Sania adiknya. Hanya Sania yang tahu bagaimana ia suka petik buah ceri di kebun belakang rumah. Cerita Sania adalah fakta bahwa gadis di depannya adalah gadis yang telah merampas segala semangat hidupnya.
"Kita ijin dulu sama Pak Bur. Tak enak kabur gitu saja. Yok!"
"Ya sudah..biar mas yang minta ijin. Kita pinjam mobil Pak Bur."
"Aku punya mobil mas. Kecil sih!"
"Ngak masalah! Mas mandi dulu ya! Bau oli.."
"Yup...aku tunggu di depan." Sania bahagia lihat Rangga mengebu ngebu ingin cepat pergi jalan sama Sania. Wajah kutub selatan kontan cair kena hawa panas Sania.
Dalam hati Sania ingin nangis lihat penderitaan Rangga mencarinya. Sania heran mengapa Rangga tak tinggal bersama keluarga yang kaya raya. Kenapa terdampar di bengkel Pak Bur hidup tak tentu. Kusam tak ada gairah. Sania harus cari tahu semua ini.
Sania kembali ke depan bengkel menemukan Lisa mencak mencak Sania raib ntah ke mana. Gadis galak itu berkacak pinggang edarkan pandangan seputar bengkel. Matanya keluarkan sinar mampu bakar orang di panas terik ini.
"Hai..nona..cari siapa?" tegur Sania dari belakang kegetkan Lia.
"Peri jelek..dari mana? Aku kira sudah raib digondol maling."
"Maling mana doyan peri jelek macam aku? Kamu kan?"
"Ogah nyulik kamu! Besar biaya hidup. Dari mana peri?"
"Ngobrol sama Mas Ranggamu. Kenapa? Cemburu?"
Lisa menatap tak percaya pada cerita Sania. Makhluk dari planet mana bisa ngobrol sama manusia kutub itu? Ditanya satu jawabnya satu. Siapa betah ngobrol sama orang itu?
"Bohong kegedean! Ayok pulang! Waktu bobok siang buat anak kecil!" Lisa menyeret Sania tinggalkan bengkel pulang ke rumah. Cuaca terik gini paling enak golekan di tempat tidur. Dibumbui musik lembut bisa antar kita ke mimpi indah di siang bolong.
"Tunggu mas Rangga. Kita akan pergi belanja."
"Rangga belanja sama kita? Ente masih belum bangun tidur atau terlalu ngntuk. Ngawur.." Lisa tak percaya Rangga mau buka cangkang kerasnya bergaul sama mereka. Bertahun Rangga menutup diri dari pergaulan. Dunianya hanya ada kunci inggris, tang, obeng atau perkakas bengkel lain.
Tumben Sania bilang dia akan ikut belanja. Sania lagi ngawur atau punya ilmu sihir bangkitkan pangeran katak dari tidur panjang.
"Yakin mas Rangga akan ikut." Sania tersenyum tak ragu Rangga akan ikut. Laki itu pasti penasaran ingin tahu bagaimana hidup Sania selama ini. Setiap menit terasa berharga untuk gali kondisi Sania saat ini. Rangga berharap Sania hidup layak sebagaimana gadis lain. Rangga janji akan kerja lebih keras untuk biayai Sania bila hidup susah.
Tak butuh waktu lama Rangga muncul berpakaian lebih rapi dari biasa. Wajah kumalnya berganti wajah berseri seri seakan ingin kasih tahu semua orang bahwa dia sedang bahagia.
Sania tersenyum penuh kemenangan melihat Rangga datang hampiri mereka. Sebaliknya Lisa melongo tak percaya pada pandangan matanya. Apa matanya tumbuh katarak tebal hingga salah lihat kondisi sebenarnya. Rangga beneran tampan tanpa baju seragam bengkel yang lusuh.
Sania goyang goyangkan tangan di depan mata sahabatnya halau pesona Rangga. Lisa tepis tangan Sania dengan kesal karena halangi pemandangan indah. Rangga terlalu tampan hari ini. Mirip dewa dalam mitos Yunani. Apalagi pantulan cahaya matahari kelilingi wajah tampan itu. Menambah pesona mengaduk perasaan Lisa makin tak karuan.
"Tampan..." desah Lisa kasmaran.
Sania tertawa geli saksikan sahabatnya tergila pada Rangga hari ini. Sania setuju kalau Rangga jadian sama Lisa. Sania mengenal Lisa sangat baik dan paham watak gadis itu. Lisa anak gadis baik. Cocok jadi iparnya.
karyawn tdk bisa up to day dgn hasil kerja pecattt.
awal porong gaji potong transoirt, potong yang makan 75 % klu melanggar etos kerja. ada urusan apa sama karyawan.!!
pecat satu yg melamar jutaan. yg tudak tahu diri kary..pada belagu demo demo dioecat jf gembellll.
males urus anak, anak bagi laki2 cuma buat kebanggaan bahwa dia bisa bikin perempuan hamil, artinya dia laki2 sejati.
hampir semua laki2 cuma senang bikinnya. jd anak dan hamil paling benci dan sebell klu belum nikah banyak suruh gugurin! males basnget suruh tanggung jawab. klu tdk taskut dosa dan hukum. pasangan zinahnya hamil klu mau suruh gugurin dia senang banget hamil lagi gugurin lsgi terus maunya begitu dan tak perlu nikah dgn perempuan model begini, krn apa! buat apa dinikahi! engga dinikahi bisa ditidurin setiap saat. tujuan nikah apa? mau ngesex tanpa zinah kan.
lah ini si Ranti dgn bangga mau di ajak tidur tanpa dinikahi.
yg bodoh tuh boby,,, perempuan murahan kok di taburin benihnya. laki2 bejad dunia biasa memandangnya. klu peremouan rusak dan murahan sdh jelas GEN LIAR gimana turunannya!!!