Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25
Safi dan Martin telat kembali kekantor karena sempat mampir kebeberapa tempat,Martin harus memenuhi kemauan Mamanya hingga membuatnya harus berkeliling mencarinya,dengan bantuan Safi dia bisa langsung menuju tempat dimana barang yang diinginkan dijual.
Setelah masuk kedalam ruang,Safi siap dimaki oleh Celine karena telat namun Martin yang menanganinya.
"Safi,darimana aja sih?"tanya Celine
"Sudah,jangan marah dia tadi bantu aku nyari barang."jawab Martin
"Kok kalian bisa barengan sih?Zahira juga tahu-tahu ngilang?"tanya Celine
Safi dan Celine kembali kemeja mereka ,Martin masuk keruangan Jerri namun tidak menemukannya,bahkan pintu ruang kamarnya juga terbuka.Martin mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Jerri,beberapa kali nut baru terdengar suara Jerri,bahkan ada juga terdengar suara tawa dari Zahira.
"Halo."sapa Jerri
"Bos,kamu dimana?"tanya Martin
"Sorry,aku dirumah tadi pulang karena harus ngomong sama Mama,sepertinya aku harus menjual rumah untuk menutup hutang."jawab Jerri
"Hutang Tante berapa sampai kamu mau menjual rumah?"tanya Martin
"Ini masalah pribadi,aku tidak ingin menggunakan uang perusahaan,biar Mama juga belajar."jawab Jerri
Martin menutup panggilannya dan kembali keruangannya,dia merasa saat ini Jerri butuh ketenangan bersama dengan Zahira.
****
Malam hari menjelang,Jihan masih sibuk diwarung karena ada beberapa pelanggan yang masih betah nongkrong menayakan kakak iparnya,beberapa juga membeli dan langsung pulang.
Sebelum makan malam Arya datang karena ingin bicara terus terang kepada Jihan.Karena Jihan tidak bisa menutup warung dia memanggil Ayah karena Jihan harus menemui Arya.
"Ayah gantian jaga,aku mau menamui Mas Arya dulu."kata Jihan
"Ya sudah sana,bikinkan minum dulu."kata Ayah
"Kami mau makan diujung aja Yah."kata Jihan
"Nanti masakan Bunda gak ada yang makan."kata Ayah
Akhirnya Jihan mengikuti saran Ayah,dia membuat minum dan membawa cemilan,Arya sendiri tidak kebaratan selama bisa bicara berdua dengan Jihan
"Ada apa sih Mas kok tegang kali?"tanya Jihan
"Ada berita buruk."jawab Arya
"Iya apa,langsung saja."kata Jihan
Arya masih bertahan dengan diamnya,dia menghirup nafas dalam dan menghembuskan pelan,seolah sedang merangkai kata yang tepat,agar Jihan bisa paham dengan keadaannya saat ini.
"Mas kabur dari rumah karena memilih mempertahankan kamu."kata Arya
"Maksudnya?"tanya Jihan
"Sebenarnya orang tua Mas sudah tidak sabar dari beberapa tahun lalu,mereka ingin kita segera menikah tapi karena masih belum dapat restu dari Ayah makanya orang tuaku sengaja mengenalkan aku dengan gadis pilihannya."kata Arya
"Lalu?"tanya Jihan
"Kami sempat jalan,namun Jerri sudah lebih dulu menangkap keadaan."jawab arya
"Jadi Kak Jerri sudah tahu?"tanya Jihan
"Iya."jawab Arya
Jihan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi,tangannya masih memegang nampan dan dagunya dia sandarkan dinampan.Seakan sedang berfikir namun dia kembalikan lagi kepada Arya,Jihan harus siap memulai dari nol,dia juga tidak ingin berlarut-larut menyalahkan Kakaknya yang terlambat menikah.
"Jihan,aku harap kamu tidak menyalahkan Kakakmu."kata Arya
"Tidak Mas,jodoh Kakak baru bertemu belum lama ini,jika kita yang sudah lama menjalin hubungan terus harus pisah ya kita kembalikan lagi kepada Yang diatas."kata Jihan
Arya hanya tersenyum mendengar kata-kata dari Jihan,sejauh ini kedewasaannya menjadi matang karena keadaan juga didikan dari Ayah,tidak seperti sebelumnya yang selalu menyalahkan Zahira karena belum memiliki kekasih.
Bunda memanggil Arya dan Jihan karena sudah waktunya makan malam,mereka berdua langsung duduk ditempatnya menikmati masakan Bunda yang penuh dengan rasa.
"Ternyata makan dalam kondisi sangat lapar itu nikmat."kata Arya dalam hati
"Arya,kamu kenapa?apa ada masalah?"tanya Ayah
"Ah,tidak Yah."jawab Arya
Jihan tersenyum mendengarnya,matanya menatap kearah Arya,Ayah hanya merasa calon menantunya sedang berusaha menyimpan masalahnya sendiri.
"Arya,kita bicara setelah makan."kata Ayah
"Baik Yah."kata Arya
Setelah selesai makan Jihan membantu Bunda membereskan meja,sementara Ayah dan Arya bicara diteras depan.Ayah melihat dari sorot mata Arya langsung bertanya tanpa basa-basi.
"Cerita sama Ayah,kamu ada masalah apa?"tanya Ayah
"Sebenarnya sangat berat buatku Yah."jawab Arya
"Ya sudah,ceritakan mana tahu Ayah bisa bantu."kata Ayah
Arya hanya bisa menuruti permintaan Ayah,dia bercerita jika saat ini sudah tinggal dirumahnya tanpa memiliki apa-apa,mobil dan tabungan dia tinggalkan,dan dia juga berencana untuk resign.
"Ayah harap kamu pamit baik-baik dengan orang tuamu."kata Ayah
"Tentu saja Yah."kata Arya
Banyak obrolan antara mereka hingga malam semakin larut dan Arya pamit pulang,Ayah mengantar sampai Arya sampai dia menghilang ditelan malam,tidak banya warga yang berada diluar malam ini karena kemungkinan akan turun hujan,terasa dari udara yang lembab.
Ayah membantu Bunda menghitung uang,terlihat juga putri bungsunya sedang menemani.
"Jihan,bagaimana menurutmu?"tanya Ayah
"Maksud Ayah apa?"tanya Bunda
"Jihan,jawab pertanyaan Ayah."kata Ayah
"Iya Yah,aku juga tidak mau memaksa Mas Arya buru-buru melamarku lagi."jawab Jihan
"Bagus,kamu bisa menyelesaikan dulu kuliahmu,Ayah masih sanggup membiayainya."kata Ayah
Jihan memeluk Ayah dengan senyum meski sebenarnya dia juga menangis,Kak Jerri sangat peduli kepadanya,mungkin juga akan membantu Arya.
Ayah menepuk lengan anak bungsunya,sejauh ini Jihan sudah bisa berfikir matang tidak memikirkan diri sendiri lagi.
"Ayah senang,kamu bisa berfikir dewasa."kata Ayah
"Aku senang Yah meski juga sedih,semua ini karena peran Kak Jerri."kata Jihan
"Jerri tahu semua?"tanya Ayah
Jihan mengangguk,jika Jerri juga ikut andil dalam hal ini karena terlalu lama bersembunyi dari Zahira,padahal dari dulu mereka berdua sudah saling tertarik hanya saja terbentur keyakinan yang berbeda,hingga akhirnya Jerri kembali dengan berpindah keyakinan.
"Ayah ingin mengobrol dengan Jerri,tapi sudah malam."kata Ayah
"Ehm,Yah Kakak sedang online,apa boleh kita vc?"tanya Jihan
Ayah sangat antusias begitu juga dengan Bunda meski Bunda tidak tahu jalan ceritanya,namun melihat suami dan anak bungsunya ceria maka dia juga harus ceria.
Jihan menghubungi Zahira,butuh waktu untuk tersambung karena sudah lebih dari jam sepuluh malam.
"Ada apa?"tanya Zahira sambil membenarkan letak hijabnya
"Kak,apa Kak Jerri sudah tidur?"tanya Jihan
"Belum,apa ada perlu?"tanya Zahira turun dari ranjang,dia menghampiri Jerri yang sedang asyik bermain bersama Snowy.
"Mas,ada yang mau ngobrol sama kamu."kata Zahira
"Ah Ayah ada apa?"tanya Jerri kaget karen Jihan tiba-tiba menggeser ponselnya
"Apa besok bisa mampir kerumah?"tanya Ayah
"Tentu saja."jawab Jerri