Meidina ayana putri, gadis kelas 2 SMA yang selalu membuat kedua orang tuanya pusing karena kenakalannya.
Namun sebuah insiden membuat hidup gadis badung itu berubah total
Bagaimana perjuangan gadis badung itu dalam menjalani takdir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bibit bandel
Hari sabtu, rumah orang tua Nana terlihat lebih ramai dari biasanya.Hari ini Andini, Yuda dan Raka datang.
Adit langsung menghujani pipi Raka dengan ciuman
"Papi kangen banget sama Raka " ucap Adit
"Dedek Aaran mana pih? " tanya Raka
"Dikamar baru selesai dimandiin sama aunty Nana " jawab Adit. Raka pun langsung menaiki tangga menuju kamar aunty nya.
"Aaran, kakak datang " Nana yang baru selesai memakaikan baju pada Aaran kaget ketika Raka tiba-tiba masuk ke kamarnya.
"Hai ganteng, sama sapa kesini? " tanya Nana
"Sama mami, sama papa Yuda " jawab Raka, bocah itu naik ke atas ranjang Nana kemudian memainkan tangan Aaran.
"Aunty, dedek Aaran wangi " Raka menciumi pipi Aaran dengan gemas. Aaran menggerakan tangan dan kakinya lincah sambil memainkan ludah.
Kamar Nana semakin ramai manakala Andini datang, wanita itu langsung mengambil Aaran dan menciumi pipinya yang bulat.
"Bisa juga kamu dek ngurus bayi, Aaran sehat begini cantik lagi. Buat kakak saja ya " ujar Andini
" Enak saja,emang nya Aaran anak ayam " jawab Nana
"Abis lucu sih kamu, mami jadi pengen gigit "
"Mami.. dedek Aaran jangan digigit " Raka menangis sambil mengguncang-guncang tangan Andini
"tidak sayang, mami cuma becanda " Nana menenangkan Raka, tangis Raka pun berhenti
Andini membawa Aaran turun disusul Nana dan Raka. Didapur bunda sedang memotong kue yang dibawa Andini.
"Na antar kopi dan kue ini ke teras belakang " titah bunda sambil menyodorkan dua gelas kopi dan sepiring kue.
"ogah ah.. kakak saja " Nana menolak
"NA..!! " suara bunda naik satu oktaf
Dengan terpaksa Nana mengambil nampan berisi dua cangkir kopi dan sepiring brownis ke belakang dimana Yuda dan Adit duduk.
Dengan mulut masam Nana meletakannya di meja kayu didepan dua lelaki itu.
"kalau penjual kopinya manyun begini bisa-bisa pelanggannya kabur neng " goda Yuda
"apaan sih mas Yuda ga lucu " cibir Nana sambil ngeloyor pergi. Yuda dan Adit tertawa melihat tingkah Nana.
"Sudah punya anak juga masih judes tu anak " ucap Yuda
Yuda memang lebih mengenal Nana dibanding Adit. Sewaktu SMA ia dan Andini pacaran Nana masih SD, namun bibit judes dan bandelnya sudah keliatan.
Seringkali setiap pulang mengantarkan Andini Yuda harus mendorong motornya karena ban motornya kempes,siapa lagi kalau bukan kerjaan Nana.
Jika ingin ban motornya aman, Yuda harus memberikan coklat untuk Nana terlebih dahulu.
Mungkin Yuda lebih pandai mengambil hati Nana dibanding Adit. Dengan karakter Adit yang dingin bahkan terkesan sombong itulah yang membuat Nana susah untuk didekati.Obrolan kedua menantu itu terhenti ketika Raka datang.
"Papa.. papi dipanggil bunda disuruh makan " Raka memanggil kedua pria yang keduanya berstatus ayahnya.
Adit dan Yuda bangkit kemudian keduanya berjalan menuju meja makan. Disana sudah menunggu ayah, bunda, Andini dan Nana yang menggendong Aaran.
"Bunda sengaja masak banyak karena bunda yakin kalian pasti kesini " ucap bunda
"Mami raka mau pahanya " Raka menunjuk piring berisi ayam goreng. Yuda mengambilkan satu paha ayam untuk Raka karena ia yang paling dekat untuk menjangkaunya.
Suasana terasa hangat meski Nana terlihat sedikit kerepotan karena makan dengan Aaran dalam pangkuannya.
"Loh nak Adit kok sudah selesai makannya? " tanya bunda ketika Adit telah menyelesaikan makannya dengan cepat.
"biar gantian megang Aaran " jawab Adit seraya mengambil Aaran dari pangkuan Nana
"Aaran sama papi ya biar ibunya makan dulu " ujar Adit membawa Aaran keluar.
Setelah Adit membawa Aaran, barulah Nana bisa makan dengan benar.
"lapar neng? " Yuda menggoda Nana yang sedang makan dengan lahap.
Nana tidak menjawab, ia hanya mencebikan bibirnya. Sama sekali tidak terpengaruh
"Iseng kamu mas godain Nana, nanti lakinya marah loh " ujar Andini
"Apaan sih kak.. ga lucu " Nana tidak senang
"Marah nya sama kamu yang, bukan sama aku " Yuda membela diri
"Kalian berdua nyebelin " Nana langsung manyun
"Sudah jangan godain adik kamu " Ayah melerai
"Habisnya lucu sih " Andini bangkit sambil mencomot bibir Nana gemas
"KAKAAA... "
*
*
*
Setelah selesai acara makan, semua berkumpul diruang keluarga. Raka terus nempel pada Aaran, bahkan ia merengek pada Andini agar membawa Aaran pulang.
"minta ijin sama papi sana " Yuda menunjuk ke arah Adit
"Pih.. boleh ya dedek Aaran ikut Raka pulang? " Raka merengek pada Adit
"Ga bisa dong sayang, dedek Aaran kan masih bayi. Raka saja yang tidur disini sama dedek Aaran " jawab Adit
"Boleh mih? " tanya Raka kepada Andini
"Boleh " jawab Andini.
"Horee aku mau bobo sama dedek Aaran " Raka terlihat girang
"Emang ga nginep kak? " tanya bunda
"nginep lah bun " Yuda yang menjawab
Malam tiba, Raka sudah memakai piyamanya kemudian masuk ke kamar Nana.
"Sini.. bobo disebelah dedek Aaran " Nana mengangkat Raka naik ke atas ranjang
Raka merebahkan tubuhnya disebelah Aaran. Tangannya memeluk tubuh Aaran yang sudah lebih dulu tidur. Nana mengusap-usap punggung Raka hingga tak lama kemudian Raka pun terlelap.
"Anak-anak sudah tidur? " tanya Adit yang baru masuk ke kamar setelah ngobrol dengan Yuda dibawah
"sudah " jawab Nana
Adit mendekatkan kepalanya kepada Raka dan Aaran, diciumnya kedua pipi bocah itu secara bergantian sebelum ia membaringkan tubuhnya disisi kanan sedangkan Nana tidur disisi kiri ranjang mereka.